HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Selasa, 2024/04/25 11:31 WIB
Pengacara Ungkap Ada Perjanjian Pisah Harta Harvey Moeis dan Sandra Dewi
-
Selasa, 2024/04/25 11:21 WIB
Komentar Baim Wong, Saat Paula Verhoeven Mulai Berhijab
-
Selasa, 2024/04/25 12:36 WIB
Brandon Salim Lamar Kekasih Hati di Jepang, She Said Yes!
-
Selasa, 2024/04/25 11:00 WIB
Respon Jessica Iskandar di Socmed usai CSB Divonis 2,5 Tahun
-
Selasa, 2024/04/25 14:51 WIB
Rayakan Anniversary & Ultah Maxime, Luna Maya Pamer Konten Bucin Bikin Baper
-
Selasa, 2024/04/25 11:09 WIB
Penjelasan Clara Shinta soal Kain Kafan dan Beli Tanah Kuburan
|
Thread Tools |
30th November 2010, 19:30 |
#22
|
Honorary Citizen
|
Karya anak Bangsa
0-9 M Madam X-ML P Pejantan Tanggung-what_tea, JT, MMLP Pelukan Janda Hantu Gerandong-JT, MMLP Pencarian Terakhir-HL Pengantin Sunat-JT Perempuan Punya Cerita-KL Pocong Ngesot-JT Pocong Rumah Angker-JT Poscards from the Zoo-BP Pulau Hantu 2-PM Pulau Hantu 3 - JW Pupus-JW Pocong Mandi Goyang Pinggul-JW, R2 Part 1, part 2, part 3 Pelet Kuntilanak-JW R Raid, The-RR ML ST Ratu Kostmopolitan-KKN Rindu Purnama-PKB Ruma Maida-MMLP S Sapiterbang-Cinta Pertama,Emak ingin naik haji, Ketika Cinta Bertasbih Sang Pencerah-IT Satu Jam Saja-ML, KKN Senggol Bacok-MMLP Serdadu Kumbang-BQ Skandal-JW Susah Jaga Keperawanan di Jakarta-JT, MMLP Suster Keramas 2-JW Sweetheart-ML T Tebus-lembayung_senja (LS) The God Babe-MMLP TIRAN: Mati di Ranjang-KKN, PM U Under the Tree-pamber_2 V Virgin 3-JW |
Last edited by TukangRekap261110; 26th March 2012 at 11:44.. |
30th November 2010, 19:52 |
#23
|
Honorary Citizen
|
Dokumenter
B Babies-HL, BP C Corman's World-SR E Exit Through the Gift Shop-NK H Hubble 3D-ML I In the Footsteps of Alexander the Great-PM K Kado untuk Ibu-KKN N Naked Ambition, The-SR National Geographic: Area 51 Disclassified-SR P People vs George Lucas-SR R Religulous-NK S Secret Origin: the Story of DC Comic-SR Sena-SR T Troll Hunter, The-SR Film Pendek F Father & Daughter-9benua L Life in a day-NK Logorama-HL Y Yours Truly (2011)-HL TV Series You're Beautiful a.k.a He is Beautiful-melao |
Last edited by TukangRekap261110; 11th May 2012 at 12:08.. |
30th November 2010, 19:55 |
#24
|
Honorary Citizen
|
PART 2
Salo (1975)-ML Samurai Avengers: The Blind Wolf-SR Saranae Hen Pe-Athzz Savages, The-ML Scream 4-JMC, CV, JW, ZB2,SM, ML Shame-TC ML SR Sherlock Holmes 2: Games of Shadow-BP RR SR Shoot-maskiko Silent House, The (La Casa Muda)-HL Sin City-MMS Sin Nombre-HP,NG Sinners & Saint-E007 Siren-KKN Sleeping Dictionary-ML Solomon Kane-RR Sophie's Revenge-KKN, JW Source Code-CV, JT, JW, MMS, SR, ST, ML, PB, JMC, SM Space Battleship Yamato-KKN ST Trinian's 2-ML Stake Land-ML Sucker Punch-CV, MMS,KKN,HL, ML,SR,ZB2 Suck Seed-JW Suicide Club/Suicide Circle/Jisatsu Sakuru-HL Summer of massacre, The-SR Super 8-CV, ML, RR Superhero Movie-MMS Superman/Batman Apocalypse-SR Surrogates-MMS Sword with no name, The-JW |
Last edited by TukangRekap261110; 23rd April 2012 at 10:52.. |
1st December 2010, 01:08 |
#25
|
Honorary Citizen
|
Tadpole-ML Taken-DR Takers-SR Tangled-HL, MB, truly189129, PKB, JT, ST, DK, BQ, IT, RJ, BP, KKN, bulbulbul, DR, ML, SR Tekken-BQ Tempest, The-ML Terms of Endearment-ML Texas Chainshaw Masacre-SR There's Something about Mary-MMS There will be blood-MF, ML Thing, The-JW Thirteen-SM Thirst (Bakjwi)-RR Thor-CV, MMS, PM Till my Heartaches End-ML To Kill a Mockingbird (1962)-ML Tommorow Never Dies-JW Tormented-ML Tourist, The-JW, HL, TR, ST, DR, JT, ML,RR Tournament, The-JW Town, The-HL, RR, M2, ML, JT,DR,RJ Toy Soldiers-ST Toy Story 3-IT, A2DL, RR Transformers-JW Triangle-B2, JW, ML Triple Tap-ZB2 Tron: Legacy (2010)-HL, TR, ML, MC, JT, IT, RR, SR, MMS Tropa de Elite 2-RR Troll Hunter, The/Trolljegeren-HL Troy-MMS True Grit-MC,ML,RR,DR Tsumugi-ML |
Last edited by TukangRekap261110; 1st February 2012 at 14:14.. |
1st December 2010, 01:59 |
#26
|
Mania Member
|
El espinazo del diablo / The Devil's Backbone (2001) Casares: "What is a ghost? A tragedy condemned to repeat itself time and again? An instant of pain, perhaps. Something dead which still seems to be alive. An emotion suspended in time. Like a blurred photograph. Like an insect trapped in amber" Story: Spanyol, 1939, 3 tahun setelah berakhirnya perang sipil berdarah antara pihak Nasionalis sayap kanan dan pihak Republik sayap kiri, seorang bocah 10 tahun bernama Carlos (Fernando Tielve), baru saja ditinggalkan oleh gurunya di sebuah panti asuhan yang letaknya sangat jauh dan terisolir dari kota. Di panti asuhan yang di kelola oleh seorang kepala sekolah wanita tua beranama Carmen dan professor baik hati , Casares (Federico Luppi), Carlos mendapatkan perlakuan kasar dari seorang anak lain, Jaime (Íńigo Garcés) yang sepertinya suka mencari gara-gara terhadapnya dan Jacinto (Eduardo Noriega) seorang pengurus panti asuhan yang kejam. Namun Jamie dan Jacinto tampaknya bukanlah masalah terbesar Carlos. Di panti asuhan ini Carlos merasakan penampakan sesosok hantu anak kecil yang semenjak dari hari pertama kedatangannya........ Review: Kehadiran The Devil's Backbone a.k.a El espinazo del diablo seakan-akan menjawab tantangan bahwa pada waktu itu Spanyol pun mampu menghasilkan horror berkualitas seperti yang ditampilkan Hollywood melalui The Sixth Sense maupun The Others-nya, meskipun tanpa adanya twist mengejutkan, horror garapan sineas kondang asal Meksiko, Guillermo del Toro ini tetap menawarkan sugguhan ghost story yang kuat di berbagai sisi. The Devil's Backbone sendiri sebenarnya kurang tepat jika disebut sebagai sebuah horror murni, alih-alih mengkeslpoitasi kengerian dan ketegangan melalui penampakan para mahluk halusnya, Del Toro malah lebih menekankan unsur drama coming-of-age dari masing-masing karakter ciliknya yang menjadi saksi permasalahan moral yang kompleks dari karakter-karakter dewasanya seperti keserakahan, cinta, nafsu, kebencian, kecemburan dan juga balas dendam sebagai sajian utama yang kemudian berhasil dipadukannya dalam sebuah plot yang cukup lambat dengan elemen-elemen lain seperti politik, thriller dan horror menjadi sebuah kesatuan yang solid sepanjang 106 menit. Ya, mungkin film ini tidak akan terasa menakutkan bagi beberapa penontonnya, namun harus diakui bahwa set, make-up, scoring dan sinematografi yang apik mampu menghasilkan suasana serta atmosfer dark dan gloomy di hampir semua adegan-adegannya. Dan semuanya tampak menjadi lebih meyakinkan dengan dukungan akting kuat dari para pemainnya, khususnya para pemain cilikinya yang bahkan beberapa dari mereka baru saja melakukan debutnya dalam film ini. Ya, Guillermo del Toro memang sutradara spesial, melalaui film yang juga diproduserinya bersama Pedro Almodóvar ini, Ia sukses menghadirkan sebuah kisah hantu berkualitas yang berbeda dari horror kebanyakan. Disajikan dengan pendekatan yang menyakinkan, realisitis, indah namun juga tragis secara bersamaan, El espinazo del diablo / The Devil's Backbone tidak hanya menjadi sebuah sajian yang menakutkan semata namun juga berisi sebuah pesan moral tentang perjuangan menuju dewasa melalui mata karakter-karakter ciliknya yang menjadi saksi kerasnya kehidupan pada waktu itu. Ah, tidak sabar rasanya menantikan Don't Be Afraid of the Dark tahun depan. 7,8/10 |
1st December 2010, 02:18 |
#27
|
Mania Member
|
V for Vendetta (2006) V: " Remember, remember, the fifth of November, gunpowder treason and plot. I see no reason why the gunpowder treason should ever be forgot " Alan Moore, nama komikus tua satu ini mungkin masih kalah tenar jika dibandingkan Stan Lee dengan Marvel Comics-nya, namun bukan berarti komik-komik yang ditulisnya kalah dalam hal kualitas. Sebagai seorang penulis komik, pria nyentrik asal Inggris ini telah menghasilkan beberapa karya hebat, yang meskipun jumlahnya tidak banyak namun hampir semuanya berhasil mendapatkan pengakuan dunia, sebut saja From Hell, The League of Extraordinary Gentlemen dan Watchmen yang kesemuanya berhasil dibuat versi live actionnya oleh Hollywood dalam media film, termasuk salah satunya yang paling fenomenal, V for Vendetta. Film ini sendiri sebenarnya tidak mendapat restu dari Alan Moore karena sang empunya cerita terlajur kecewa dengan buruknya kualitas From Hell dan The League of Extraordinary Gentlemen yang dibuat versi filmnya, tidak membuat dua bersaudara Wachowski, Lary dan Andy yang sebelumnya sukses dengan trilogi The Matrix-nya bergeming untuk mengangkat kisah Vicious Valiant Vigalante bertopeng dengan rupa Guy Fawkes ini. Lary dan Andy sendiri adalah penggemar berat komiknya, walaupun tidak terjun langsung menyutradarai film yang didistribusikan oleh Warner Bros. ini dan menunjuk James McTeigue yang sebelumnya pernah bekerja sama dalam trilogi The Matrix, namun mereka jelas tidak mau ketinggalan untuk ambil bagian dengan menulis skrip film ini. Naskahnya sudah mereka tulis jauh sebelum The Matrix dibuat, dan mendapatkan dukungan dari David Lloyd sang ilustrator komiknya. V for Vendetta buat saya pribadi adalah sebuah adaptasi komik terbaik yang pernah saya tonton. Duo Wachowski dan James McTeigue jelas telah melakukan pekerjaan mereka dengan sangat-sangat baik, ketiganya berhasil mentransfer semangat dan pesan yang ingin disampaikan Alan Moore dalam komik aslinya. Sebuah semangat perjuangan, keadilan dan kebebasan totalitarian oleh sosok misterius V (Hugo Weaving), seorang vigalante, freedom fighter, atau juga bisa disebut seorang villiant dan teroris bagi rezim pemerintahan totalitarian Inggris dalam masa depan imajiner yang dipimpin dengan tangan besi oleh seorang konselor bernama Adam Sutler (Jhon Hurt). Kisah yang disajikan oleh V for Vendetta memang sangat apik dan menarik, layaknya yang menjadi ciri khas kisah-kisah komik milik Alan Moore, tema yang diangkat pun meyimpang dari yang adaptasi komik mainstream yang kebanyakan hanya bertema good vs evil yang kelewat jelas. Melalui V for Vendetta, penonton akan diajak masuk ke dalam setting dunia dystopia yang kelam, penuh dengan intrik-intrik politik, kekerasan, ambiguitas moral, dan tema balas dendam yang kental, jelas sebuah tema yang tidak kita temui dalam film-film adaptasi buatan Marvel. Temanya provokatif nya pun terasa pas jika dipararelkan dengan keadaan dunia saat ini, sebuah rezim fasis (ingat Patriot Act yang kontroversial di Amerika sana), serangan teroris ( ingat peristiwa 9 September, bom Madrid, bom London, bahkan bom Bali), pejabat kuat yang berkolusi (ingat mantan Wapres Dick Cheney dengan kontroversinya?) dan bendera merah dengan garis vertikal horizontal (ingat bendera Nazi?), warga negara yang dikekang dan ditahan dalam kamp konsentrasi (ingat skandal penjara Abu Ghraib atau Guantanmo?). Lebih menariknya lagi sosok kharismatik V pun terkesan digambarkan sebagai sosok 'abu-abu' yang menimbulkan banyak pertanyaan dalam benak penontonnya. Apakah tindakan 'terorisme' yang dilakukannya layak membuat sosok tanpa alter-ego ini pantas di sebut pahlawan? apakah kekerasan bisa dibenarkan untuk mencapai suatu keadilan dan tindakan mulia? seperti sebuah yang kalimat yang diucapkannya di saat karakter Evey Hammond yang diperankan oleh Natalie Portman bertanya kesugguhannya meledakan gedung parlemen Inggris, " A building is a symbol, as is the act of destroying it. Symbols are given power by people. A symbol, in and of itself is powerless, but with enough people behind it, blowing up a building can change the world " ya, sebuah kalimat menarik yang juga menjadi sebuah bahan perenungan bagi para penontonnya. Ya, V memang adalah karakter superhero yang spesial, penuh misteri, tanpa masa lalu, bahkan jika anda sudah membaca komiknya sekalipun. Yang diketahui hanyalah ia adalah seorang tahanan kamp konsentrasi Larkhill yang berhasil bertahan hidup dari kebakaran hebat. Ia mendapatakan kemampuannya dari sebuah eksperimen dimana akhirnya membuat tubuhnya lebih kuat dan intelegensianya lebih cerdas dari manusia normal, sebuah kemampuan yang harus dibayar mahal dengan dendam kesumat kepada orang-orang yang telah membuat hidupnya menderita. Namun siapapun V itu sebenarnya ia tidak hanya sekedar sebuah sosok dibalik topeng dan jubah Guy Fawkes-nya, V juga menjadi sebuah ide atau simbol, sebuah simbol perjuangan, simbol kebebasan, simbol keberanian yang jelas tidak akan mati, seperti yang dikatakan Evey Hammond pada awal film, " because a man can fail. He can be caught, he can be killed and forgotten, but an idea can still change the world. I've witnessed first hand the power of ideas, I've seen people kill in the name of them, and die defending them... " Karakter V yang kharismatik, jenius dan tangguh ini berhasi di suarakan dengan sempurna oleh aktor asal Australia, Hugo Weaving yang sebelumnya juga sukses membawakan karakter Agent Smith dalam The Matrix. Natalie Portman yang memainkan karakter Evey Hammond, love interst V mengingatkan saya akan perannya sebagai Mathilda dalam Leon, di kedua peran ini Portman sama-sama memberikan sebuah transformasi karakter yang kuat, walaupun harus diakui karakter Evey Hammond yang dibawaknnya masih terasa sebagai sebuah 'pajangan' jika dibandingkan karakter dalam komiknya yang memiliki peranan jauh lebih besar. Sebagai sebuah film, efek dahysat memanjakan mata mungkin tidak sebanyak trilogi The Matrix, namun tetap saja kemuculan adegan-adegan aksi pemacu adrenalin tersebut muncul disaat yang tepat dan tidak terlalu berlebihan sehingga membuat segalanya menjadi terasa pas. Dan akhir kisah perjuangan kebebasan ini berhasil ditutup oleh sebuah adegan dahysat yang menyisakan pesan moral bagi penontonnya. 8,5/10 |
1st December 2010, 02:19 |
#28
|
Mania Member
|
Agora (2009) Hypatia: "If I could just unravel this just a little bit more, and just get a little closer to the answer, then... Then I would go to my grave a happy woman" Seperti apakah bentuk bumi itu? apakah bulat seperti bola? atau sedatar permukaan meja?. Apakah bumi yang menjadi pusat tata surya? ataukah matahari? ah, pertanyaan-pertanyaan tetang hukum astronomi tersebut tampaknya sangat konyol jika ditanyakan pada jaman modern ini dimana kita sudah jelas-jelas mengetahui jawabannya, namun lain halnya 17 abad lalu, tepatnya pada abad 4 sesudah masehi dimana teori Geonsentris-bumi menjadi pusat alam semesta- diterima mentah-mentah oleh hampir seluruh manusia pada saat itu dan sedikit sekali yang mencoba untuk menguak lebih jauh untuk mencari kebenaran lain tentang misteri alam tersebut, dan salah satunya adalah seorang wanita yang juga ahli matematika, filsufuf dan ahli astronomi bernama Hypatia. Ya, Agora yang juga merupakan nama tempat berkumpul pada jaman Yunani kuno ini adalah sebuah film sejarah dan juga sebuah biopik seorang Hypatia di tahun-tahun terakhir hidupnya. Di garap oleh Alejandro Amenábar, sutradara Spanyol yang sebelumnya sukses menghadirkan The Sea Inside (Mar adentro) (2004) dan The Others (2001), Agora terbilang cukup berhasil menghadirkan sebuah kisah sejarah yang cukup menarik dimana tidak hanya mengisahkan kisah hidup tragis Hypatia yang disini diperankan dengan baik oleh ****** Weisz namun juga bagaimana pergolakan antara ilmu pengetahuan dan agama yang jika mau diandaikan seperti air dan api pada waktu itu. Agama memang menjadi tolak ukur segala hal, tidak hanya ilmu pengetahuan namun juga politik pada saat itu, hingga tak jarang agama sering disalah gunakan untuk memuaskan kepentingan pribadi para penguasanya, bahkan jika perlu agama juga bisa menjadi alasan manusia untuk saling membunuh. Semua konflik-konflik tersebut sukses dijabarkan oleh Amenábar dalam film yang berhasil menggondol tujuh Goya Awards ini, walaupun harus diakui plot yang dihadirkan masih terasa kurang dalam dan terkesan terburu-buru dalam penyajiannya, sepertinya Amenábar terlalu memfokuskan kisahnya kepada konflik-konflik agama saja tanpa terlalu banyak menggali kisah Hypatia. Untung saja kelemahan-kelemahan tersebut masih bisa ditutupi oleh bagaimana indahnya Amenábar manyajikan setting kota Alexandria dengan sinematografi yang apik dan detil-detil yang memukau dan juga tidak ketinggalan penampilan apik dari seorang ****** Weisz dalam memerankan sosok Hypatia. 7,7/10 |
1st December 2010, 02:20 |
#29
|
Mania Member
|
Dog Day Afternoon 1975 Sonny: " No, I don't want to be paid, I don't need to be paid. Look, I'm here with my partner and nine other people, see. And we're dying, man. You know? You're going to see our brains on the sidewalk, they're going to spill our guts out. Now are you going to show that on television? Have all your housewives look at that? Instead of As The World Turns? I mean what do you got for me? I want something for that " Dog Day Afternoon mungkin adalah sedikit dari banyak film-film bertema perampokan bank atau yang bahasa kerennya biasa disebut heist movie yang berhasil di garap dengan baik, sangat baik malahan oleh seorang Sidney Lumet, sutradara yang notabene memang jagonya menghasilkan film-film berkualitas tinggi, lihat saja bagaimana 12 Angry Men dan Serpico sukses menghipnotis para penontonnya dalam sajian drama kriminal pintar. Dalam Dog Day Afternoon ini Lumet kembali menggandeng Al Pacino untuk menghadirkan sebuah kisah yang terinspirasi dari artikel P.F. Kluge berjudul [I]"The Boys in the Bank"[/I, sebuah kisah nyata tetang kasus perampokan yang hampir sama yang pernah terjadi di Brooklyn Bank oleh John Wojtowicz and Salvatore Naturile pada tahun 1972. Tidak seperti heist movie kebanyakan, Dog Day Afternoon tidak melulu memfokuskan kisahnya pada perampokan semata, bahkan kalau mau jujur film ini juga tidak menawarkan adegan-adegan perampokan keren ala Heat atau The Dark Knight yang dilakukan oleh para penjahat profesional, di sini pelaku perampokan hanya seorang Sonny Wortzik (Al Pacino), amatiran, veteran perang Vietnam yang terpaksa sore itu harus merampok bank untuk sebuah keperluan yang mungkin terdengar konyol. Dalam melakukan aksinya ini, Sonny di bantu Sal ( Jhon Cazale), residifis kelas teri yang sepertinya terlalu gugup untuk memegang senjata dengan benar. Namun siapa sangka apa yang mereka rencanakan sebelumnya sebagai perampokan 10 menit malah menjadi sirkus media selama berjam-jam kemudian. Ya, selain perampokan inilah yang sebenarnya tema yang ingin diangkat Lumet, sebuah kisah perampokan bank tidak biasa yang kemudian berubah menjadi sebuah pertunjukan sirkus media dalam hitungan jam. Tema ini terasa sangat pas pada saat itu, saat dimana masyarakat Amerika Serikat sudah bosan dengan perang Vietnam, sudah muak dengan janji-janji palsu pemerintah yang kemudian berujung mencari alternatif lain untuk mengisi histeria masa. Maka hubungan yang rumit antara TV, polisi, sandera dan penjahat menjadi tontonan yang menarik. Dengan dukungan naskah pintar dari Frank Pierson, Lumet mampu membuat sajian selama 130 menit ini menjadi terasa cepat, sangat menarik dan jauh dari kata membosankan, apalagi mengingat film ini tidak menawarkan adegan-adegan aksi pemacu adrenalin layaknya film-film bertema sama kebanyakan. Yang ada hanya dialog-dialog cerdas yang kebanyakan keluar dari mulut seorang Sonny di saat ia harus berhadapan dengan para polisi yang sudah mengepungnya. Karakter Sonny sendiri memang bukanlah karakter jahat, walaupun ia melakukan tindakan yang salah dengan merampok sebuah bank, bukan untuk kepentingannya namun untuk sang kekasih tercinta yang juga jati dirinnya akan menjadi sebuah kejutan tersendiri di film ini. Untuk membawakan karakter seorang perampok simpatik yang juga memilki konflik internal, sosok Al Pacino memang sangat layak memerankan karakter Soony, mengingat kemampuan akting aktor watak satu ini sudah tidak lagi diragukan, terutama disaat membawakan karakter-karakter sulit. Bisa dibilang di sini Al Pacino nyaris mendominasi keseluruhan film dengan salah satu akting terbaiknya. Dog Day Afternoon sukses menguguhkan dirinya sebagai salah satu high tension crime thriller paling hebat sepanjang masa. Bukan hanya karena terinspirasi dari kisah nyata saja, namun juga bagaimana seorang Sidney Lumet menyajikannya dengan sangat luar biasa adegan demi adegan didalamnya, dan semuanya menjadi terasa semakin lengkap dengan dukungan akting kuat dari seorang Al Pacino. Classic!. 8/10 |
1st December 2010, 06:09 |
#30
|
|
Medal Winner
|
Quote:
sama bgt miss *duduk manis nungguin review tovic n budak |
|
detikHot
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer