HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Sabtu, 2024/04/23 12:57 WIB
Pacari Putri Nikita Mirzani, Vadel Badjideh Akui Banyak Hujatan
-
Sabtu, 2024/04/23 13:02 WIB
Reaksi Nassar Diminta Jadian dengan Irish Bella Saat Hadir di Acara Ultah
-
Sabtu, 2024/04/23 13:07 WIB
Kabar Calonkan Diri Jadi Bupati Bantul Soimah Beri Klarifikasi
-
Sabtu, 2024/04/23 14:26 WIB
Rumah Via Vallen Digeruduk Massa Aliansi Arek Sidoarjo
-
Sabtu, 2024/04/23 13:13 WIB
CSB Divonis 2,5 Tahun Atas Penipuan Terhadap Jessica Iskandar
-
Sabtu, 2024/04/23 14:49 WIB
PAN Siapkan Eko Patrio-Zita Anjani Pilkada Jakarta, Desy Ratnasari di Jabar
|
Thread Tools |
10th December 2008, 14:26 |
#11
|
|
Banned
|
Quote:
gak salah tuh ????? bukannya di jaman die birokrasi tuh carut marut karna memberlakukan mayor - minor ???? Untung ada Rizal Nurdin, kalo gak .... SUMUT pasti jadi propinsi Angkola ... |
|
10th December 2008, 15:15 |
#12
|
Addict Member
|
Lebih tepatnya kemajuan lebih dirasakan pada era kepemimpinan Bp. Rudolf Pardede, sayang beliau terkena efek dari praktik kotor internal partai pdip jadi tidak bisa melanjutkan kepemimpinannya, semoga saja dibawah gubsu sekarang bp. syamsul arifin kemajuan itu bisa ditingkatkan
|
Do your best, Let GOD do the rest |
11th December 2008, 09:11 |
#13
|
Addict Member
|
Jenderal Besar Abdul Haris Nasution
A.H. Nasution tercatat sebagai peletak dasar sistem gerilya Indonesia melawan Belanda. Ia juga otak aksi militer terhadap pemberontakan PKI di Madiun, 1948, dan nyaris terbunuh bersama putrinya, Ade Irma, dalam Peristiwa G-30-S/PKI, 1965. Berhenti sebagai ketua MPRS, 1972, jenderal purnawirawan yang 13 tahun memimpin TNI-AD dan ABRI ini seperti ''tersisih''. Ia lalu menyibukkan diri dengan menulis memoar di akhir hayatnya.
Ia dibesarkan dalam keluarga tani yang taat beribadat. Ayahnya anggota pergerakan Sarekat Islam di kampung halaman mereka di Kotanopan, Tapanuli Selatan. ''Sejak remaja, saya suka membaca cerita sejarah,'' tutur Ris, panggilan akrab Nas di masa kanaknya. Anak kedua dari tujuh bersaudara ini melahap dari sejarah Nabi Muhammad sampai tentang perang kemerdekaan Belanda dan Prancis. Selepas AMS-B (SMA Paspal), 1938, Ris sempat menjadi guru di Bengkulu dan Palembang. Tetapi kemudian ia tertarik masuk Akademi Militer di zaman Belanda, yang terhenti karena invasi Jepang, 1942. Sebagai taruna, ia mengaku langsung menarik pengalaman berharga dari kekalahan Tentara Kerajaan Belanda yang memalukan itu. Ini melahirkan keyakinannya, ''Tentara yang tidak mendapat dukungan rakyat pasti kalah.'' Dalam Revolusi Kemerdekaan I, 1946-1948, dan saat itu Pak Nas menjabat Panglima Divisi Siliwangi, ia menarik pengalaman kedua. Dari sinilah lahir gagasannya tentang perang wilayah sebagai bentuk perang rakyat dalam kondisi Indonesia. Sistem ini dengan leluasa dikembangkannya setelah ia menjadi Panglima Komando Jawa dalam masa Revolusi Kemerdekaan II, 1948-1949. Orang yang di masa mudanya mengagumi Soekarno ini mengaku ''selama bertugas dulu ada kalanya saya dalam keadaan akur dan tidak akur dengan Bung Karno.'' Karena merasa BK ''ikut campur dengan memihak dalam pergolakan Angkatan Darat'', 1952, ia menggerakkan apa yang kemudian terkenal dengan ''Peristiwa 17 Oktober'', yang menuntut pembubaran DPRS dan pembentukan DPR baru. Ini membuatnya diberhentikan sebagai KSAD. Diangkat kembali sebagai KSAD pada 1955, masa berikutnya, terutama setelah meletusnya pemberontakan PRRI/Permesta, Nas berada dalam ''keadaan akur'' dengan BK. ''Bahkan KSAD jadi co- formateur dalam pembentukan Kabinet Karya dan Kabinet Kerja,'' tuturnya. Setelah keamanan dapat dipulihkan dan Irian Barat (kini Irian Jaya) direbut, perbedaan pendapat kemudian berporos pada sikap BK yang ''memberi angin'' kepada PKI. Namun, dalam keadaan berselisih paham pun, Nasution tampak berusaha jujur kepada sejarah dan hati nuraninya. Soekarno tetap diakuinya sebagai pemimpin besar. Ketika pada 1960 ditanya oleh seorang wartawan Amerika, Pak Nas berkata, ''Beliau sudah dalam penjara untuk kemerdekaan Indonesia, sebelum saya sadar akan perjuangan kemerdekaan.'' Ini diceritakannya kembali pada 1979. Tokoh politik yang menjadi salah seorang pendiri Yayasan Lembaga Kesadaran Berkonstitusi dan penanda tangan Petisi 50 ini secara tidak langsung juga memperteguh pernyataan Presiden Soeharto bahwa dialah (Pak Harto) yang menjadi pengambil inisiatif Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta ketika menjadi komandan Wehrkreise/komandan Brigade TNI di wilayah itu. ''Pelaksanaan operasional wilayah terutama di tangan komandan wehrkreise, tetapi dalam keadaan belum terkonsolidasi bisa juga di tangan komandan sub-wehrkreise yang lebih rendah,'' katanya menjawab Pikiran Rakyat, 7 November 1985. Sejak muda, Nasution gemar bermain tenis. Di lapangan tenis pula, di Bandung, ia berkenalan dengan Johana Sunarti, putri kedua R.P. Gondokusumo, aktivis Partai Indonesia Raya (Parindra) sebelum Perang. Nas, ayah dua anak dan pemegang beberapa gelar doktor honoris causa dari sejumlah perguruan tinggi ini, karena kesehatannya, kini dilarang dokter bermain tenis. Kakek empat cucu dari satu-satu anaknya kini, Yanti, mangkat pada usia 82 tahun pada 6 September 2000 di Rumah Sakit Angkatan Darat Gatot Subroto, Jakarta. Selamat jalan Jenderal. |
http://www.soundclick.com/bands/default.cfm?bandID=474204&content=music |
11th December 2008, 14:08 |
#14
|
Banned
|
|
13th December 2008, 17:46 |
#15
|
|
Addict Member
|
Quote:
|
|
16th December 2008, 08:06 |
#16
|
Mania Member
|
justru konsep raja inal dicontoh pemerintah pusat...membentuk kementerian daerah tertinggal...
|
"JOngosWI patut diduga akan ngibulin majikan parte kalo terpilih jadi Presiden, sudah tradisi...!" |
16th December 2008, 11:47 |
#17
|
Banned
|
|
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer