HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Senin, 2024/04/24 11:43 WIB
Mooryati Soedibyo, Pendiri Mustika Ratu, Meninggal Dunia Dalam Usia 96 Tahun
-
Senin, 2024/04/24 11:29 WIB
KPU Tetapkan Prabowo Jadi Presiden dan Gibran Wakil Presiden Baru RI
-
Senin, 2024/04/24 11:47 WIB
Ganjar Mengaku Tak Diundang ke Penetapan Prabowo-Gibran
-
Senin, 2024/04/24 12:17 WIB
25 Makam Nabi dan Rasul Allah SWT
-
Kamis, 2024/04/21 10:11 WIB
Cak Imin Balas Wasekjen PBNU soal Bela Gus Ipul: Nggak Nanggepi Pengangguran
-
Sabtu, 2024/04/23 14:49 WIB
PAN Siapkan Eko Patrio-Zita Anjani Pilkada Jakarta, Desy Ratnasari di Jabar
|
Thread Tools |
22nd April 2008, 07:29 |
#41
|
Mania Member
|
Kerajaan Jenggala dan Kerajaan Panjalu (Kediri) (part 2)
Raja-Raja Panjalu (Kediri)
Selanjutnya Kameswara (1115-1130), bergelar sri maharaja rake sirikan sri Kameswara Sakalabhuwanatustikarana Sarwwaniwaryyawiryya Parakrama Digjayottunggadewa, lencana kerajaan berbentuk tengkorak bertaring yang disebut candrakapala, dan adanya mpu Dharmaja yang telah menggubah kitab Smaradahana yang berisi pujian yang mengatakan raja adalah titisan dewa Kama, ibukota kerajaan bernama Dahana yang dikagumi keindahannya oleh seluruh dunia, permaisuri yang sangat cantik bernama sri Kirana dari Jenggala. Hal ini diyakini sebagai perkawinanpolitik yang diterapkan oleh kedua belah pihak. Mereka dalam kesusasteraan Jawa terkenal dalam cerita Panji (Panji Semirang, Panji Asmarabangun, Ande-Ande Lumut...yang mengisahkan kisah cinta pangeran Inu Kertapati dari Panjalu dan Galuh Candra Kirana dari Jenggala) Pengganti Kameswara yaitu Jayabhaya (1130-1160), bergelar sri maharaja sri Dharmmeswara Madhusudanawataranindita Suhrtsingha Parakrama Digjayotunggadewa, lencananya adalah Narasingha (setengah manusia setengah singa), dikekalkan namanya dalam kitab Bharatayuddha, sebuah kakawin yang digubah Mpu Sedah di tahun 1157 dan diselesaikan oleh Mpu Panuluh yang juga terkenal dengan kitab Hariwangsa dan Gatotkacasraya. Kakawin Bharatayudha ini secara simbolis menceritakan kemenangan Panjalu atas Jenggala dalam perang saudara. Jayabhaya Jayabhaya adalah raja terbesar Panjalu (Kediri). Selain kemampuannya menyatukan kerajaan yang terpecah, Jayabhaya juga dikenala akan kemampuannya dalam olah bathin. Beberapa ramalannya (seperti dituliskan oleh Ronggowarsito) menjadi kenyataan di masa-masa sesudah wafatnya, bahkan masih relevan dengan masa kini. Pada masa pemerintahan Sri Jayabhaya inilah, Kerajaan Panjalu mengalami masa kejayaannya. Wilayah kerajaan ini meliputi seluruh Jawa dan beberapa pulau di Nusantara, bahkan sampai mengalahkan pengaruh Kerajaan Sriwijaya di Sumatra. Hal ini diperkuat kronik Cina berjudul Ling wai *** ta karya Chou Ku-fei tahun 1178, bahwa pada masa itu negeri paling kaya selain Cina secara berurutan adalah Arab, Jawa, dan Sumatra. Saat itu yang berkuasa di Arab adalah Bani Abbasiyah, di Jawa ada Kerajaan Panjalu, sedangkan Sumatra dikuasai Kerajaan Sriwijaya. Diantara isi kronik Cina tentang Kediri tersebut antara lain :
Perkembangan kesusasteraan di jaman Kediri sangat bagus, yang selain kitab-kitab tersebut diatas, beberapa hasil lainnya adalah: * kitab Lubdhaka dan Wrtasancaya karangan mpu Tanakung; * kitab Krsnayana karangan mpu Triguna; * kitab Sumanasantaka karangan mpu Monaguna. Runtuhnya Kediri Kerajaan Panjalu (Kediri) runtuh pada masa pemerintahan Kertajaya (1200-1222), berlencana Garudamukha....dikisahkan dalam Pararaton dan Nagarakretagama. Pada tahun 1222 Kertajaya sedang berselisih melawan kaum brahmana yang kemudian meminta perlindungan Ken Arok akuwu Tumapel. Kebetulan Ken Arok juga bercita-cita memerdekakan Tumapel yang merupakan daerah bawahan Kediri. Perang antara Kediri dan Tumapel terjadi dekat desa Ganter. Pasukan Ken Arok berhasil menghancurkan pasukan Kertajaya. Dengan demikian berakhirlah masa Kerajaan Kediri, yang sejak saat itu kemudian menjadi bawahan Tumapel atau Singhasari. |
where is our yesterday...?
Last edited by M. Van Basten; 23rd April 2008 at 00:52.. |
23rd April 2008, 21:44 |
#45
|
Mania Member
|
|
BRRRRRAVO ROSONERI...
|
23rd April 2008, 21:47 |
#46
|
|
Mania Member
|
Quote:
|
|
BRRRRRAVO ROSONERI...
|
24th April 2008, 06:50 |
#48
|
Mania Member
|
Kerajaan di Jawa Barat
Sob semua...
sebelum melanjutkan ke era Singhasari, aku ingin mengangkat tema Kerajaan di jawa Barat (Tarumanegara, Sunda, Galuh, dan Pajajaran).....kisah tentang kerajaan-kerajaan ini meskipun tidak terlibat langsung dalam intrik perluasan wilayah ke daerah luar Jawa Barat cukup menarik untuk disimak, terutama keberhasilannya untuk survive di tengah perseteruan yang terjadi berabad-abad antara kerajaan Jawa (Jawa Tengah yang kemudian berpindah ke Jawa Timur) dengan kerajaan Sriwijaya di Sumatera.... Tarumanegara, Sunda, Galuh, dan Pajajaran (part 1) Tarumanagara Seperti diketahui, kerajaan Tarumanegara merupakan salah satu kerajaan tertua di Jawa, bahkan di Nusantara (selain Kutai dan Pasai). Kerajaan Tarumanegara didirikan Rajadirajaguru Jayasingawarman dalam tahun 358 M. Ia wafat tahun 382 dan dipusarakan di tepi kali Gomati (Bekasi). Ia digantikan oleh puteranya, Dharmayawarman (382 - 395 M) yang setelah wafat dipusarakan di tepi kali Candrabaga. Purnawarman adalah raja Tarumanagara yang ketiga (395 - 434 M). Ia membangun ibukota kerajaan baru dalam tahun 397 yang terletak lebih dekat ke pantai dan dinamainya "Sundapura". Dalam prasasti batu peninggalan Tarumanegara yang terletak di puncak Bukit Koleangkak, Desa Pasir Gintung, Kecamatan Leuwiliang, Bogor dituliskan "Yang termashur serta setia kepada tugasnya ialah raja yang tiada taranya bernama Sri Purnawarman yang memerintah Taruma serta baju perisainya tidak dapat ditembus oleh panah musuh-musuhnya; kepunyaannyalah kedua jejak telapak kaki ini, yang selalu berhasil menghancurkan benteng musuh, yang selalu menghadiahkan jamuan kehormatan (kepada mereka yang setia kepadanya), tetapi merupakan duri bagi musuh-musuhnya". Nama Sunda mulai digunakan oleh Maharaja Purnawarman dalam tahun 397 M untuk menyebut ibukota kerajaan yang didirikannya. Baik sumber-sumber prasasti maupun sumber-sumber Cirebon memberikan keterangan bahwa Purnawarman berhasil menundukkan musuh-musuhnya. Prasasti Munjul di Pandeglang menunjukkan bahwa wilayah kekuasaannya mencakup pula pantai Selat Sunda. Pustaka Nusantara, parwa II sarga 3 (halaman 159 - 162) menyebutkan bahwa di bawah kekuasaan Purnawarman terdapat 48 raja daerah yang membentang dari Salakanagara atau Rajatapura (di daerah Teluk Lada Pandeglang) sampai ke Purwalingga (sekarang Purbolinggo) di Jawa Tengah. Secara tradisional Cipamali (Kali Brebes) memang dianggap batas kekuasaan raja-raja penguasa Jawa Barat pada masa silam. Dalam masa pemerintahan Candrawarman yang merupakan Raja ke-6 (515-535 M), banyak penguasa daerah yang menerima kembali kekuasaan pemerintahan atas daerahnya sebagai hadiah atas kesetiaannya terhadap Tarumanagara. Suryawarman (535 - 561 M) Raja Tarumanegara ke-7 melakukan hal yang sama sebagai lanjutan politik ayahnya. Kerajaan Sunda dan kaitannya dengan Sriwijaya Tarumanagara sendiri hanya mengalami masa pemerintahan 12 orang raja. Tahun 669, Linggawarman, raja Tarumanegara terakhir, digantikan menantunya, Tarusbawa. Linggawarman sendiri mempunyai dua orang puteri, yang sulung bernama Manasih menjadi istri Tarusbawa dan yang kedua bernama Sobakancana menjadi isteri Dapuntahyang Sri Jayanasa pendiri Kerajaan Sriwijaya. Tarusbawa yang berasal dari Kerajaan Sunda Sambawa menggantikan mertuanya menjadi penguasa Tarumanegara yang ke-13. Karena pamor Tarumanagara pada zamannya sudah sangat menurun, ia ingin mengembalikan keharuman jaman Purnawarman yang berkedudukan di purasaba (ibukota) Sundapura. Pada tahun 670 M, ia mengganti nama Tarumanegara menjadi Kerajaan Sunda. Peristiwa ini dijadikan alasan oleh Wretikandayun, pendiri Kerajaan Galuh, untuk memisahkan negaranya dari kekuasaan Tarusbawa. Kerajaan Sunda, Galuh, dan Mataram Kuna Karena Putera Mahkota Galuh berjodoh dengan Parwati puteri Maharani Sima dari Kerajaan Mataram Kuna (Kalingga) di Jawa Tengah, maka dengan dukungan Mataram Kuna, Wretikandayun menuntut kepada Tarusbawa supaya bekas kawasan Tarumanegara dipecah dua. Dalam posisi lemah dan ingin menghindarkan perang saudara, Tarusbawa menerima tuntutan Galuh. Dalam tahun 670 M Kawasan Tarumanegara dipecah menjadi dua kerajaan, yaitu Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh dengan Citarum sebagai batas. Tarusbawa adalah sahabat baik Bratasenawa alis Sanna (709 - 716 M), Raja Galuh ketiga. Tokoh ini adalah ayah Sanjaya dalam Prasasti Canggal (732 M). Persahabatan ini pula yang mendorong Tarusbawa mengambil Sanjaya menjadi menantunya. Bratasenawa alias Sanna atau Sena digulingkan dari tahta Galuh oleh Purbasora pada tahun 716 M. Dengan bantuan pasukan dari mertuanya, Raja Indraprahasta (sebuah kerajaan di daerah Cirebon), Purbasora melancarkan kudeta terhadap tahta Galuh. Sanna melarikan diri ke Mataram, kerajaan nenek isterinya, Maharani Simma. Sanjaya, anak Sanna, berniat menuntut balas terhadap keluarga Pubasora. Untuk itu ia meminta bantuan Tarusbawa, raja Sunda yang merupakan mertua dan sahabat ayahnya. Namun cita-cita menuntut balas tersebut baru terwujud ketika akhirnya Sanjaya sebagai menantu Tarusbawa naik tahta menggantikan mertuanya sebagai Raja Sunda. masih bersambung agak panjang ini.... |
where is our yesterday...?
Last edited by M. Van Basten; 24th April 2008 at 08:55.. |
24th April 2008, 07:25 |
#49
|
Mania Member
|
|
where is our yesterday...?
|
24th April 2008, 08:29 |
#50
|
Mania Member
|
Tarumanegara, Sunda, Galuh, dan Pajajaran (part 2)
Intrik 3 Kerajaan (Sunda, Mataram Kuna (Kalingga), dan Sriwijaya) Seperti dijelaskan sebelumnya, permaisuri Tarusbawa adalah Manasih puteri sulung Linggawarman, raja Tarumanagara terakhir. Adik Manasih yang bernama Sobakancana menjadi isteri Sri Jayanasa pendiri Kerajaan Sriwijaya. Dengan demikian, Tarusbawa dengan Sri Jayanasa terikat oleh tali kelcerabatan melalui perkawinan. Secara kebetulan kedua orang itu pun naik tahta kerajaan dalam tahun yang sama (669 M). Sejak tahun 500 M kawasan Sumatera dikuasai oleh dua kerajaan besar yaitu Kerajaan Pali di sebelah utara dan Kerajaan Melayu Sribuja di sebelah selatan yang ibukotanya terletak di Palembang. Sriwijaya mula-mula hanyalah sebuah negara kecil bawahan Melayu dan terletak di daerah Jambi. Berbeda dengan Tarusbawa yang dalam tahun 670 M harus berbagi kekuasaan dengan Wretikandayun dari kerajaan Galuh, dalam tahun yang sama kekuasaan Sri Jayanasa justeru mulai berkembang. la bergerak ke arah utara dan dalam jangka waktu 5 tahun dapat menguasai separuh wilayah Kerajaan Melayu yang kekuasaannya sedang menurun. Dalam tahun 676 Sri Jayanasa berhasil meruntuhkan Pali. Sebahagian keluarga keraton Pali menyingkir ke Pulau Bali. Dalam dalam perluasan kekuasaan yang berlangsung selama 6 tahun itu Sri Jayanasa berhasil pula menundukkan Keraiaan Mahasin (Singapura sekarang). Dari Mahasin ia kemudian menundukkan raja-raja di Ujung Mendini (Semenanjung) sampai di daerah Ligor. Pada tahun 682 M ia bersama pasukannya kembali ke daerah Minangkabau untuk mempersiapkan serangan baru ke daerah selatan. Setahun kemudian ia berhasil menundukkan Kerajaan Melayu dan merebut daerah-daerah kekuasaannya di bagian selatan. Raja Melayu adalah kakak ibunda Prabu Kartikeyasinga suami Maharani Sima, yang menjadi penguasa Mataram Kuna di Jawa Tengah pada tahun 674 M menggantikan suaminya. Tindakan Sri Jayanasa terhadap kakak dari mertua-perempuannya itu sangat menyakitkan hati maharani yang terkenal bijaksana dan sangat cantik ini. Sri Jayanasa pun menyadari kemungkinan ini karena ia mengetahui benar hubungan kekerabatan antara penguasa Melayu dengan penguasa Mataram Kuna ini. Untuk memperkuat posisi tindakannya ia melakukan beberapa tindakan :
Melihat gejala ini Maharaja Tarusbawa turun tangan. Sebagai saudara dan sahabat ia berkirim surat kepada Sri Jayanasa. Isinya pesan bahwa ia tidak menyetujui rencana Sriwijaya menyerang Mataram karena alasan "susila". Mungkin karena Sima seorang janda dan Tarusbawa hawatir Sri Jayanasa akan dituduh oleh negara-negara lain telah melakukan serangan gara-gara pinangannya telah ditolak oleh Maharani Sima. Surat dari Maharaja Tarusbawa ini mungkin sangat diperhatikan dan cukup besar pengaruhnya kepada Sri Jayanasa karena pada akhirnya ia mengurungkan niatnya. Kapal-kapal dagang Mataram yang ditahan di pelabuhan-pelabuhan Sriwijaya diperbolehkan pulang setelah muatannya dirampas. Tindakan Sriwijaya terhadap Mataram akhirnya hanya berupa gangguan terhadap pelayaran kapal-kapalnya di perairan terbuka. Itu pun dengan cara terselubung karena yang dikerahkan bukan pasukan angkatan laut melainkan kelompok-kelompok bajak laut yang "direstui". Raja-raja Sriwijaya yang se-zaman dengan Tarusbawa (669 - 723) - Sri Jayanasa (669 - 692 M) - Darmaputra (692 - 704), - Darmapara (704 - 711) - Lokitawarman (711 - 718) - Indrawarman (718 - 730). |
where is our yesterday...?
Last edited by M. Van Basten; 24th April 2008 at 13:00.. |
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer