HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Senin, 2024/03/27 12:43 WIB
Kata Windy Idol soal Kode "Short Time" yang Diungkap Jaksa KPK
-
Rabu, 2024/03/28 11:49 WIB
Jengkel! Jadi Alasan Sopir Truk Ugal-ugalan di Halim
-
Senin, 2024/03/27 17:26 WIB
Ganjar Tolak Jadi Menteri Prabowo, Gibran: Yang Nawari Siapa?
-
Rabu, 2024/03/28 13:39 WIB
Anwar Usman Diminta Mundur dari MK Usai 2 Kali Langgar Etik
-
Sabtu, 2024/03/25 12:45 WIB
AHY Merasa Beruntung Tinggalkan Koalisi Anies, Tak Jadi Hancur Lebur
-
Rabu, 2024/03/28 14:45 WIB
Puan Maharani: Partai Pemenang Pileg Berhak Jadi Ketua DPR RI
|
Thread Tools |
24th July 2017, 14:19 |
#1
|
Mania Member
|
Blunder polisi lagi kah?.. Mensos: Beras PT IBU Bukan Untuk Rastra..
Mensos: Beras PT IBU Bukan Untuk Rastra
23 Jul 2017, 22:55 WIB - Oleh: Newswire Mensos: Beras PT IBU Bukan Untuk Rastra ANTARA/Risky Andrianto Polisi menyegel gudang penyimpanan beras yang dipalsukan kandungan karbohidratnya dari berbagai merk di gudang beras PT Indo Beras Unggul, di kawasan Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (20/7) malam. Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan penggerebekan gudang beras oleh Satgas Pangan terhadap gudang milik PT Indo Beras Unggul (IBU) di Bekasi, Jawa Barat, yang diduga mengoplos beras bersubsidi bukan beras untuk rakyat sejahtera (rastra). "Saya sudah tanya ke direksi Bulog, itu bukan rastra," kata Mensos yang dihubungi dari Jakarta pada Minggu (23/7/2017). Rastra merupakan beras subsidi pemerintah bagi warga miskin dengan penerima rastra mendapatkan 15 kg beras kualitas premium setiap bulan dan hanya membayar Rp1.600 per kg sebagai harga tebus. PT Tiga Pilar Sejahtera Food selaku induk usaha PT IBU dalam penjelasannya melalui surat ke Bursa Efek Indonesia tertanggal 21 Juli 2017 mengklarifikasi bahwa beras tersebut bukan beras yang ditujukan untuk Program Rastra atau juga beras bantuan bencana. Disebutkan bahwa PT IBU membeli gabah dari petani dan beras dari mitra penggilingan lokal dan tidak membeli atau menggunakan beras bersubsidi. Dalam surat yang ditandatangani Direktur PT TPS Food Jo Tjong Seng tersebut juga antara lain menyebutkan PT IBU memproduksi beras kemasan berlabel untuk konsumen menengah atas sesuai dengan deskripsi mutu Standar Nasional Indonesia (SNI). Satgas Pangan yang terdiri dari Mabes Polri, Kementerian Pertanian (Kementan), dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menggerebek pabrik beras PT Info Beras Unggul di Jalan Rengasbandung Km 60, Kedungwaringin, Bekasi pada Kamis (20/7/2017). Dalam penggerebekan itu, Satgas Pangan mengamankan beras 1.162 ton jenis IR 64 yang akan dijadikan beras premium dan dijual dengan harga tiga kali lipat di pasaran. Turut dalam penggerebekan itu, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Ketua KPPU Syarkawi Rauf, Ketua Satgas Pangan Irjen Setyo Wasisto, dan Sekjen Kementerian Perdagangan Karyanto Suprih. Menurut Kapolri, dalam label kemasan tertulis kandungan karbohidrat dalam beras itu 25 persen, sementara berdasarkan hasil pengecekan laboratorium kandungan karbohidratnya 81,45 persen. "Jadi, ini bukan jenis premium, tapi dijual dengan harga premium. Masyarakat berarti tertipu," kata Kapolri pula. Polisi pun menyegel dan memasang garis polisi di pabrik dan gudang beras untuk keperluan penyelidikan dan penyidikan. Polisi masih mengejar para pelaku dan mengidentifikasi tersangka utama, pembantu, serta unsur lain yang terkait kasus ini. Sementara itu, Mentan Amran Sulaiman menyatakan temuan ini merupakan yang terbesar jika dilihat dari kuantitas beras yang ditimbun. Dalam kasus ini, kerugian Pemerintah Indonesia diperkirakan lebih dari Rp15 triliun karena beras yang ditemukan itu jenis IR 64 yang disubsidi pemerintah dengan harga Rp6.000 hingga Rp7.000 per kilogram. Jika dijadikan beras premium dengan harga jual tiga kali lipat lebih mahal menjadi Rp20.400 per kilogram, akan menghasilkan selisih harga yang saat ini beredar di pasar-pasar tradisional Rp14.000. https://www.google.co.id/amp/m.bisnis.com/amp/read/20170723/12/674183/mensos-beras-pt-ibu-bukan-untuk-rastra Keren nih beras premium kandungan karbo nya cuman 25 %.. kalo kagak 25% berarti boong.. ini beras apa sayuran ya.. Semoga ane bikin trit eni kagak dituduh pendulum pks.. |
24th July 2017, 14:23 |
#2
|
Groupie Member
|
Jadi PT IBU itu tidak merugikan pemerintah, rakyat miskin atau pembayar pajak.
Tapi PT IBU itu merugikan konsumen karena memalsukan kualitas produk. Ini sama dengan misalnya orang beli sayuran hasil pertanian non organik kemudian dipackaging sebagai sayuran hasil pertanian organik. Atau orang bikin botol minum untuk anak yang non BPA free tapi dilabelin BPA free. Atau orang yang jual makanan non halal tapi pakai logo halal MUI. |
King of Losers |
24th July 2017, 14:30 |
#3
|
|
Mania Member
|
Quote:
|
|
24th July 2017, 14:36 |
#4
|
|
Registered Member
|
Quote:
|
|
24th July 2017, 14:39 |
#5
|
|
Registered Member
|
Quote:
ehehehe |
|
24th July 2017, 14:39 |
#6
|
||
Mania Member
|
Quote:
Padahal jelas tertulis: Quote:
|
||
24th July 2017, 14:45 |
#7
|
|
Addict Member
|
Quote:
Kok ga ada angin ga ada hujan tetiba gudang orang di geruduk? ada apa? Pencampuran/racikan ditujukan utamanya untuk mendapatkan tdk "tingkat kepulenan" yg sesuai dengan selera konsumen. Testimoni IBU2 yang beli beras Makyus... Kalau benih padi sudah ditanam pake bismillah InsyaAllah berkah dan jauh dari fitnah..harga murah kualitas premium. Kalo emak2 berdaster sudah bersuara... Kelar hidup lo... |
|
24th July 2017, 15:09 |
#9
|
Addict Member
|
Tito kalo mau ngacak2 gudang beras alangkah baiknya jangan tanya sesama pengusaha yg terancam dgn PT IBU.. sebaiknya tanya ama emak2 aje..
Loe tito tanya dong gue nanti gue kasih contoh gudang beras yang mana yang kudu loe pada acak2 : Neh gue beli beras di warung harga Rp.75 rebu katanya beras panda wangi.. emang wangi hanya pake campuran pewangi.. Gue masih simpen kok bungkusnya ini Sempet penjualnya kena damprat gue karna ga jujur bilang asli panda wangi ternyata palsu hanya di campur pake pewangi maka ketika di masak wangi pandannya sudah engga wangi lagi. |
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer