HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Sabtu, 2024/04/17 15:35 WIB
Media Asing Soroti Ledakan Turis: Tak Seperti Bali yang Dulu
-
Sabtu, 2024/04/17 15:40 WIB
Kota Wisata Sekelas Dubai Dilanda Banjir Bandang, Kok Bisa?
-
Sabtu, 2024/04/17 15:25 WIB
Sederet Tokoh Ajukan Amicus Curiae ke MK Terkait Pilpres 2024
-
Sabtu, 2024/04/17 14:58 WIB
Hai Warga Depok, Setujukah Pakaian Adat Diterapka untuk Seragam SD hingga SMA?
-
Minggu, 2024/04/18 16:29 WIB
Bahlil: Jangan Samakan Jokowi-Megawati dengan Pikiran Hasto PDIP
-
Jumat, 2024/04/16 14:03 WIB
Megawati Kirim Amicus Curiae ke MK: Habis Gelap Terbitlah Terang
|
Thread Tools |
3rd October 2017, 12:10 |
#1
|
Banned
|
Kesimpulan Cerdas Mengapa Mal Sepi Pengunjung
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banyaknya orang Indonesia berbelanja ke luar negeri seperti Hongkong dan Singapura, menjadi salah satu faktor pusat perbelanjaan di Tanah Air terlihat sepi dan bahkan memutuskan tutup. Demikian dikatakan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro, Jakarta, Selasa (26/9/2017). Sumber : http://www.tribunnews.com/bisnis/201...a-dan-hongkong Menurut ane, ini pendapat yang lebih cerdas dan otokritik bagi kebijakan pembangunan mal yang jor-joran tanpa ampun. INDUSTRY.co.id - Jakarta, Pengembang Apartemen Green Pramuka menilai tren menyedihkan sepinya sejumlah mal di Jakarta sebetulnya bukan karena turunnya daya beli masyarakat tetapi akibat strategi pengembang properti yang ketinggalan jaman. "Kami sudah melihat itu sejak delapan tahun yang lalu. Saat itu, pada tahun 2010 jumlah pusat perbelanjaan (mal) yang ada di Jakarta mencapai 170 lebih atau setara lahan seluas 4 juta meter persegi. Melebihi batas ideal mal dan jumlah penduduk," ujar Marketing Director Green Pramuka City, Jeffry Yamin melalui siaran persnya di jakarta, Selasa, (19/09/2017). Repotnya, lanjut Jeffry, kawan-kawan pengembang justru terus membangun mal padahal saat itu pemerintah DKI bahkan sampai mengeluarkan pembatasan pembangunan mal dengan mengeluarkan instruksi gubernur pada 12 Oktober 2011 namun pembangunan mal baru terus berjalan. Potensi pengembangan mal saat itu disebabkan karena kecenderungan masyarakat Jakarta yang kerap menjadikan pusat perbelanjaan (mal) sebagai obat depresi dan stres. Bahkan ada data rata-rata orang Jakarta, mayoritas perempuan, menghabiskan sekitar tiga jam setiap kali mengunjungi mall. Dengan kondisi tersebut, pembangunan pusat perbelanjaan terus berjalan. Sampai tahun 2013 terdapat 564 pusat perbelanjaan di Jakarta dengan jumlah terbanyak terdapat di area CBD (Central Business District). "Sayangnya, para pengembang mengabaikan tren yang sedang terjadi pada masyarakat yang tinggal di megapolitan di negara-negara lain. Itu kalau Anda buka data, di negara Amerika Serikat sejak tahun 2010 sejumlah mal raksasa mulai sepi, beberapa malah tutup," tuturnya. Mengutip data Green Street Advisors, lembaga pemantau industri pusat perbelanjaan, sejak tahun 2010 sedikitnya ada 30 mal di penjuru Amerika Serikat yang terpaksa ditutup dan 60 mal yang mulai sepi pengunjung. Menurut Jeffry saat itu di Amerika Serikat para pengembang mal ramai-ramai menuding belanja daring (online shopping) sebagai biang keladi sepinya mal. "Namun tidak disadari hal itu terjadi karena jumlah mal yang terlalu banyak dan perubahan gaya hidup masyarakat kota besar," tutupnya. Sumber : http://www.industry.co.id/read/16373...strategi-jadul Btw, kemarin ane ke salah satu pusat perbelanjaan di deket Taman Mini (pasti sudah tau yang ane maksud), banyak toko yang tak berpenghuni. Sepi dan cuma diramein sama sales apartemen yang lagi heboh dimana-mana itu. Secara tuh pusat perbelanjaan memang masih satu group sama tuh apartemen yang di Cikarang. |
3rd October 2017, 14:11 |
#6
|
Addict Member
|
Jakarta, 29 Agustus 2017 – PT Asuransi Cigna (Cigna Indonesia) hari ini mengumumkan hasil Survei Skor Kesejahteraan 360° di Indonesia. Survei ini menunjukkan turunnya skor kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia karena faktor finansial
Survei Skor Kesejahteraan 360° merupakan survei tahunan yang diadakan oleh Cigna untuk membantu masyarakat di negara tempat Cigna beroperasi memahami persepsi mereka sendiri mengenai kesehatan dan kesejahteraan. Skor ini dinilai berdasarkan 5 pilar utama, yakni fisik, finansial, pekerjaan, keluarga dan sosial. “Survei Skor Kesejahteraan 360° sudah dua kali dilakukan di Indonesia. Kami melakukannya sebagai upaya menjadi perusahaan yang berfokus kepada nasabah, serta untuk melihat persepsi masyarakat Indonesia secara keseluruhan mengenai kesehatan dan kesejahteraan,” ujar Herlin Sutanto, Presiden Direktur Cigna Indonesia dalam acara konferensi pers Survei Skor Kesejahteraan 360° di Jakarta. “Misi Cigna adalah membantu orang-orang yang kami layani meningkatkan kesehatan, kesejahteraan dan rasa aman mereka. Untuk mewujudkannya, kami merasa perlu untuk terus memperbaharui pengetahuan kami mengenai hal-hal yang bermakna bagi masyarakat Indonesia, dan apa yang menghalangi mereka dalam meraih impian hidup. Menurut survei ini, persepsi masyarakat Indonesia terhadap kesehatan dan kesejahteraan mereka turun cukup signifikan karena faktor finansial.” Dampak tantangan finansial terhadap kesehatan dan kesejahteraan keluarga Sejak survei ini dilakukan pertama kali di Indonesia pada tahun 2015, kondisi keuangan masih menjadi tantangan utama bagi masyarakat Indonesia. Skor finansial masih menempati urutan terbawah dibandingkan aspek kesejahteraan lainnya seperti pekerjaan dan kesejahteraan sosial. Tantangan inilah yang kemudian menjadi alasan utama mengapa mayoritas responden semakin tidak percaya diri dalam menjamin kesehatan dan kesejahteraan keluarga mereka. Survei ini menunjukkan bahwa hanya 24% responden yang bisa memenuhi kebutuhan kesehatan keluarga mereka, dan hanya 21% yang bisa membantu kondisi keuangan orang tua mereka. Selain itu, meskipun jumlah masyarakat usia produktif di Indonesia cukup besar, banyak di antara mereka yang terjebak dalam kondisi ‘generasi sandwich’. Mitos yang awam di kalangan masyarakat Indonesia adalah ‘banyak anak, banyak rejeki’, sebuah anggapan yang memberikan asumsi bahwa, begitu memasuki usia produktif, anak-anak harus menyokong hidup orang tua mereka secara finansial. Sayangnya, saat mereka melakukan hal tersebut, mereka juga tetap harus membiayai hidup keluarga mereka sendiri. Hal inilah yang menyebabkan mereka terjebak di antara dua generasi. “Masyarakat Indonesia khawatir terhadap kondisi keuangan mereka sendiri karena mereka mungkin tidak bisa menjamin kesehatan dan kesejahteraan keluarga mereka; dan ketika kita berbicara tentang keluarga, itu bisa berarti anak-anak mereka dan orang tua mereka,” ujar Ben Furneaux, Chief Marketing Officer Cigna Indonesia. “Tahun lalu, 49% responden merasa yakin mereka bisa menjamin kesehatan dan kesejahteraan orang tua mereka. Tahun ini, jumlahnya hanya 32%. Tahun lalu, ada 63% responden yang yakin bahwa mereka bisa menjamin kesehatan dan kesejahteraan anak-anak mereka. Tahun ini, jumlahnya turun hingga 44% responden.” Mungkin tingkat kepercayaan konsumen agak turun ya... jadi lebih hemat gitu.. soalnya sepinya Mall merata sampai kota kecil |
3rd October 2017, 20:15 |
#8
|
|
Banned
|
Quote:
|
|
5th October 2017, 14:09 |
#9
|
|
Addict Member
|
mall sudah over supply sejak 2005
Quote:
|
|
5th October 2017, 18:43 |
#10
|
Groupie Member
|
Saya rasa mal sepi pengunjung, karena mal tidak lagi ramai pengunjung ...
|
Moral certainty is always a sign of cultural inferiority. The more uncivilized the man, the surer he is that he knows precisely what is right and what is wrong. |
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer