HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Sabtu, 2024/04/17 15:35 WIB
Media Asing Soroti Ledakan Turis: Tak Seperti Bali yang Dulu
-
Sabtu, 2024/04/17 15:40 WIB
Kota Wisata Sekelas Dubai Dilanda Banjir Bandang, Kok Bisa?
-
Jumat, 2024/04/16 14:03 WIB
Megawati Kirim Amicus Curiae ke MK: Habis Gelap Terbitlah Terang
-
Sabtu, 2024/04/17 14:58 WIB
Hai Warga Depok, Setujukah Pakaian Adat Diterapka untuk Seragam SD hingga SMA?
-
Sabtu, 2024/04/17 15:25 WIB
Sederet Tokoh Ajukan Amicus Curiae ke MK Terkait Pilpres 2024
-
Minggu, 2024/04/18 14:48 WIB
Kisah Pasangan 13 Jam Terjebak Banjir Dubai, Tak Ada Makanan Cuma Minum Air
|
Thread Tools |
26th March 2018, 07:22 |
#1
|
Addict Member
|
Keamanan Indonesia dan Poros Maritim Dunia
Indonesia merupakan negara besar. Dimana Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari lebih dari 17 ribu pulau-pulau di Indonesia. Karena negara pulau dan mempunyai sejarah dalam menaklukkan lautan, maka dalam konsep Presiden Joko Widodo mengedepankan kekuatan maritim.
Hal yang penting adalah Indonesia merupakan negara besar, dan akan mengedepankan konsep negara maritim. Ini merupakan konsep yang besar. Indonesia dan Australia sepakat menandatangani perjanjian kerjasama bidang maritim. Perjanjian tersebut tertuang dalam Plan of Action on Maritime Cooperation itu ditandatangani wakil delegasi dari kedua negara usai pertemuan 2+2 Indonesia-Australia di Commonwealth Parliamentary Offices, 1 Bligh Street, Sydney, Australia. Perjanjian itu ditandatangani saat kunjungan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu bersama Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengadakan pertemuan bilateral dialog 2+2 Minister Meeting dengan Menteri Pertahanan Australia Marise Payne dan Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop, ditengah rangkaian ASEAN-Australia Special Summit 2018, di Sydney, Australia, Jumat (17/3/18). Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, di Sidney, Australia, mengatakan, keamanan maritim bagi Indonesia merupakan implementasi dari agenda yang telah dicanangkan Presiden Joko Widodo untuk menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia. Dimana salah satu kerangka utamanya adalah pembangunan kekuatan pertahanan maritim. Hal itu, yang menyebabkan Indonesia saat ini memprioritaskan peningkatan alutsista untuk menambah jumlah alutsista yang akan digunakan oleh TNI Angkatan Laut dan TNI Angkatan Udara. Dalam proses menjadi poros maritim dunia, maka kekuatan maritim mengharuskan kekuatan TNI Angkatan Laut yang dapat mengamankan jalur-jalur perdagangan, sebagai penopang kekuatan dan keamanan ekonomi. Tidak hanya jalur dalam negeri, namun juga jalur di luar yuridiksi Indonesia, sebagai bagian dari kepentingan nasional. Keamanan maritim di kawasan Asia Pasifik sangat penting, kerena perekonomian dunia saat ini masih bergantung pada jalur maritim, baik itu sebagai jalur perdagangan (Sea Lane of Trade/SLoT) maupun jalur komunikasi (Sea Lane of Communication/SLoC). Perdagangan internasional yang semakin berkembang masih bertumpu pada domain laut sehingga masalah jaminan keamanan maritim menjadi hal yang sangat krusial. Aksi pembajakan di Laut Sulu yang terjadi beberapa waktu yang lalu, secara langsung telah menghambat perekonomian dan menimbulkan keresahan bagi para pengguna jalur dimaksud. Maka, guna mengatasi ancaman tersebut, Indonesia bersama Filipina dan Malaysia telah mengambil langkah-langkah kerjasama yang kongkret melalui platform kerjasama Trilateral di Laut Sulu. Kegiatan yang telah dilakukan meliputi patroli bersama yang terkoordinasi, baik di laut maupun udara. Upaya-upaya yang dilakukan telah membuahkan hasil dengan ditandai dalam dua tahun terakhir angka kriminalitas di wilayah ini menurun.Meski begitu, masih terjadi peningkatan kerawanan dikarenakan terorisme telah masuk ke wilayah tersebut. Selain terorisme, kejahatan yang terjadi di wilayah ini meliputi illegal “Drug Trafficking’. Indonesia menilai, bahwa keamanan maritim di wilayah tersebut, berkaitan dengan perkembangan kelompok radikal ISIS, yang saat ini telah bergerak menuju ke wilayah Asia Tenggara. Menurut Menhan Ryamizard, kelompok Abu Sayyaf telah menjadi bagian dari ISIS dan menambah luasnya kelompok radikal yang juga telah berada di Indonesia dan Malaysia. Dinamika keamanan maritim, tidak terlepas dari perkembangan kelompok radikal atau teroris yang berafiliasi dengan ISIS, sehingga Indonesia menggangap bahwa kerjasama Trilateral bukan hanya semata-mata menghadapi perompakan atau kriminalitas di lautan saja, tapi juga terkait langkah-langkah menghadapi kelompok teroris/radikal tersebut. Maka, kedepan, kerjasama tersebut akan ditingkatkan dengan patroli bersama di darat. Untuk pengamanan di Selat Malaka atau Mallaca Strait Sea Patrol (MSSP) sampai saat ini masih dilaksanakan secara rutin, melalui Patroli Maritim terkoordinasi yang dilakukan empat negara yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura dan Thailand. Pengamanan ini telah lama dilaksanakan oleh keempat negara tersebut. Adapun kerjasama yang dilakukan adalah patroli terkoordinasi (Corpat) dan Eyes in the Sky yang dilakukan bersama-sama empat negara yakni Indonesia, Malaysia, Singapura dan Thailand. Disamping itu, Menhan Ryamizard, mengatakan, telah dilakukan kerjasama lainnya berupa “Corpat” yang bersifat sub regional di Teluk Thailand yang dilakukan tiga negara yaitu Kamboja, Thailand dan Vietnam. Menhan Ryamizard, telah menginisiasi pada beberapa pertemuan Sub-Regional dengan mengajak negara-negara tersebut untuk berpatroli hingga 200 Nautical Miles (ZEE atau Zona Ekonomi Eksklusif). Kegiatan tersebut telah mencakup sepertiga wilayah Laut China Selatan. Bukti konkret dari kerjasama tersebut adalah bahwa angka kriminalitas di perairan tersebut turun drastis bahkan hingga nol insiden. Gagasan Menhan Ryamizard Ryacudu pada 2016, yang dituangkan dalam pertemuan ADMM Plus (ASEAN – US Defence Minister’s Meeting di Hawai) mendapat respon positif dari US Pacom. Hal ini sejalan dengan konsep-konsep kerjasama negara-negara di kawasan yang saat ini dikaji dan disempurnakan oleh Kemlu RI. Menhan Ryamizard, berpandangan bahwa konsep Indopasifik yang pernah digagas oleh Indonesia beberapa tahun yang lalu, merupakan langkah tepat untuk turut menciptakan stabilitas keamanan di sepanjang Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Hal tersebut sepertinya mendapat respon cepat dari AS, dimana mereka mempertimbangakan perubahan nama dari US Pacom menjadi US Indo-Pacom. |
26th March 2018, 11:01 |
#2
|
|
Banned
|
Quote:
|
|
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer