HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Sabtu, 2024/04/17 15:35 WIB
Media Asing Soroti Ledakan Turis: Tak Seperti Bali yang Dulu
-
Sabtu, 2024/04/17 15:40 WIB
Kota Wisata Sekelas Dubai Dilanda Banjir Bandang, Kok Bisa?
-
Jumat, 2024/04/16 14:03 WIB
Megawati Kirim Amicus Curiae ke MK: Habis Gelap Terbitlah Terang
-
Sabtu, 2024/04/17 14:58 WIB
Hai Warga Depok, Setujukah Pakaian Adat Diterapka untuk Seragam SD hingga SMA?
-
Sabtu, 2024/04/17 15:25 WIB
Sederet Tokoh Ajukan Amicus Curiae ke MK Terkait Pilpres 2024
-
Minggu, 2024/04/18 14:48 WIB
Kisah Pasangan 13 Jam Terjebak Banjir Dubai, Tak Ada Makanan Cuma Minum Air
|
Thread Tools |
18th February 2019, 23:41 |
#1
|
Mania Member
|
Jokowi Sebut B100, Pengusaha Bus: Mesin Diesel Akan Kiamat
Jakarta - Calon Presiden (Capres) Joko Widodo nomor urut 01 menyampaikan visi misinya dalam debat capres jilid II di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019) semalam. Dalam kesempatan tersebut ia menyampaikan ingin mengurangi ketergantungan dengan penggunaan bahan bakar fosil.
"Biodiesel, biofuel sudah kita mulai melakukan produksi B20 kita teruskan sampai B100. Sehingga ketergantungan energi fosil akan dikurangi dari tahun ke tahun," ujar Jokowi di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019). Menanggapi hal tersebut, salah satu anggota Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kurnia Lesani Adnan yang juga memiliki bus Antar Kota Provinsi (AKAP) melihat hal tersebut akan sulit terwujud dalam waktu dekat. "Menurut saya, bukan sebagai anggota tim kampanye dari kubu mana pun, kalau sampai biodiesel sampai 100 persen dilakukan, mesin diesel pasti kiamat. Mau teknologi apa pun pasti teknologi tidak bisa," ujar Kurnia kepada detikOto melalui sambungan telepon, Senin (18/02/2019). Menurutnya B100 bisa lebih ke arah penggunaan tenaga terbarukan bioetanol. "Bisa dicek negara mana yang bio dieselnya sampai 20, sementara yang bionya tinggi itu bioetanol. Mungkin arahnya ke sana," kata Kurnia. Baca juga: Jokowi Bahas Biodiesel B100, Pabrikan Otomotif Butuh Waktu Kurnia mengungkapkan sebagai pemilik bus dirinya juga masih menemukan masalah soal penggunaan B20 terhadap armadanya, apalagi bila tidak apik soal perawatan. Ia menaruh perhatian dengan lebih sering mengganti filter BBM. "Karena dengan B20 saja sudah banyak konsekuensi yang kita tanggung. Bisa mempengaruhi umur sistem pembakaran," kata Kurnia. "Efek jangka panjangnya kalau hanya dicuci saja dan tidak diganti bisa mengakibatkan komponen ruang bakar cepat aus. Seperti injector, ring piston bahkan kemungkinan valve (katup) juga bisa terjadi kerusakan," urai Kurnia. https://m.detik.com/oto/berita/d-443...el-akan-kiamat Jika hal itu benar maka sia sia program B100? |
18th February 2019, 23:44 |
#2
|
Mania Member
|
Memang tidak mudah untuk mengaplikasikan penggunaan biodiesel. Pelaku dunia transportasi sebelumnya sudah mewanti-wanti soal penggunaan biodiesel. Ada dampak negatif dan dampak positifnya terkait pemakaian biodiesel di mesin armada bus. Secara bisnis, masuk di akal karena harganya murah.
Namun secara teknis, penggunaan biodiesel di mesin kendaraan bisa memperpendek usia filter solar. Jadi pengusaha harus mengeluarkan biaya lebih untuk penggantian filter. Menjawab kekhawatiran pengguna bus atau truk beberapa merek truk/bus sudah menggunakan double filter agar mengurangi jelaga di mesin kendaraan. Produsen juga sudah memberikan kepastian kalau penggunaan B20 tidak akan menggugurkan garansi. Produsen juga memberikan beberapa saran kepada pengguna bus dan truk untuk memeriksa ketinggian oli mesin dengan dipstick secara rutin sebelum memulai menghidupkan mesin, mengecek water sedimentor secara berkala, mengganti filter solar secara berkala sesuai dengan buku panduan pemilik kendaraan, mengecek kondisi tangki bahan bakar, membersihkan dan melakukan penirisan tangki bahan bakar jika diperlukan. https://m.detik.com/oto/berita/d-443...047.1550313029 |
18th February 2019, 23:46 |
#3
|
Mania Member
|
Ada tiga komponen mobil yang diketahui berpotensi rusak setelah menggunakan B20.
Pertama yaitu saringan bahan bakar. Saringan bahan bakar merupakan komponen paling rentan rusak lantaran kinerjanya bertambah berat akibat karakter B20 yang lebih kental dan kotor ketimbang solar. Komponen selanjutnya yang harus diperhatikan tangki bahan bakar. Kelapa sawit untuk B20 merupakan salah satu bahan yang juga digunakan untuk pembuatan sabun. Sebab itu B20 diketahui juga punya efek sabun. Pada tangki bahan bakar, efek sabun itu mampu menguras kotoran yang sudah mengendap sebelumnya. Dampaknya, kotoran bisa larut dalam bahan bakar dan membahayakan proses pembakaran di mesin. Sebelum menggunakan B20, konsumen direkomendasikan, jika perlu, menguras tangki lebih dulu. Komponen terakhir yang bisa kena imbas penggunaan B20 yaitu injektor. Komponen ini bisa rusak jika saringan dan tangki bahan bakar tidak diperhatikan, atau sudah rusak tapi tidak juga diganti. https://m.cnnindonesia.com/teknologi...-biodiesel-b20 |
19th February 2019, 00:19 |
#4
|
Groupie Member
|
Kalau dibandingkan emang lebih baik B20, karena B100 membutuhkan konversi mesin diesel sementara B20 tidak perlu. Dan konversi itu mahal, jika dibebankan ke subsidipun akan jauh lebih mahal jatuhnya dari subsidi solar biasa perliter. Karbon dioksida relatif lebih sedikit, tapi nitrogen oksida jauh lebih tinggi. Enggak terlalu ngebul, enggak begitu bolongin ozone tapi bikin bengek ama paru-paru bolong ?...enggak deh, semoga hanya jadi wacana sahaja.
|
19th February 2019, 00:51 |
#5
|
|
Banned
|
Quote:
|
|
19th February 2019, 09:16 |
#6
|
|
Mania Member
|
Quote:
Sungguh2 super dungu... B10 aja bermasalah.... brp barel sehari? Kecuali kalo mau pake obor sama lampu semprong buat penerangan... Dungu... lebih baik konfersi CH4 natural gas kaltim jadi methanol... yg methannya tinggi dibanding sumatra, bebas H2S krn gada gunung berapi super dungu |
|
19th February 2019, 09:19 |
#7
|
|
Banned
|
Quote:
Kaltim. Bentar lagi buffalo akan bilang : kalok tanah Prabowo diserahkan ke negara , baru bisa tuh melaksanakan ide itu. Xixiiixixiiii.. |
|
19th February 2019, 09:40 |
#9
|
Groupie Member
|
|
19th February 2019, 09:45 |
#10
|
Banned
|
|
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer