HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Minggu, 2024/04/18 11:55 WIB
Klarifikasi Idham Masse Soal Mobil Untuk Ibu Catherine Wilson Mau Ditarik Leasing
-
Minggu, 2024/04/18 11:48 WIB
Ogah Disebut Nganggur, Ferry Irawan Ngaku Ada Proyek Film dan Dicalonkan Jadi Bupati
-
Selasa, 2024/04/14 11:47 WIB
Sandra Dewi Hilang di Instagram, Keluarga Lakukan Hal Ini
-
Sabtu, 2024/04/17 14:39 WIB
Melody Prima Baru Ungkap Alasan Bercerai Setelah Setahun Berlalu
-
Jumat, 2024/04/16 14:20 WIB
Olivia Nathania, Anak Nia Daniaty Bebas dari Penjara Kasus CPNS Bodong
-
Selasa, 2024/04/14 11:42 WIB
Soal Kabar Adopsi Bayi Perempuan, Ini Kata Raffi Ahmad
|
Thread Tools |
11th February 2009, 08:22 |
#12
|
Mania Member
|
dulu orang utara ingin namanya Karasidenan Batak, tapi karena Tabagsel lebih luas dan maju, maka dicari titik temu, di tengah, mengambil nama Tapanuli, yaitu Tepian yang indah...adanya di pantai laut Sibolga...bukan di siborong2...
Posisi sumut sudah tepat, begitu juga sumtra...justru yg salah nama itu sumbar... |
"JOngosWI patut diduga akan ngibulin majikan parte kalo terpilih jadi Presiden, sudah tradisi...!" |
11th February 2009, 10:45 |
#13
|
Mania Member
|
Wednesday 23 January 2008
MENGAPA ANGKOLA TIDAK DIKENAL Oleh : Drs H Syamsul Bahri Ritonga MSi Glr Sutan Humala Muda Ini tidak terkait dengan pemekaran-pemekaran. Sampai sekarang, termasuk di Sumatera Utara masih banyak orang yang belum mengetahui apa itu Angkola dan bagaimana pula hubungannya dengan daerah atau etnik lainnya. Meskipun sebenarnya tidak sedikit yang telah memahami bahwa Sumatera Utara didiami oleh penduduk dari berbagai suku/etnik asli dan pendatang, apakah dalam jumlah besar atau dalam jumlah yang masih sedikit. Dalam sejarah Tapanuli Selatan, dijelaskan bahwa Angkola mengandung dua kandungan arti penting, Angkola bisa diartikan sebagai suatu wilayah, teritori atau daerah, sedangkan makna yang lain Angkola adalah sebuah etnik yang berdiri sendiri dan asli di Sumatera Utara ini. Sejarah mencatat bahwa sebelum Indonesia merdeka, Wilayah Pemerintahan di Tapanuli Selatan dahulunya bernama Afdeling dipimpin oleh sorang Residen dengan pusat Pemerintahan di Padangsidimpuan, membawahi 3 Onder Afdeling dan masing-masing dipimpin oleh Controlleur, seterusnya membawahi Onder Distrik yang dipimpin oleh Asisten Demang. Onder Afdeling di bawah Afdeling, antara lain Angkola dan Sipirok berpusat di Padangsidimpuan, Onder Afdeling Padang Lawas di Sibuhuan, dan Onder Afdeling Mandailing di Kota Nopan. Selanjutnya Onder Afdeling yang membawahi Onder Distrik. Angkola, membawahi 3 Distrik masing-masing Angkola dengan pusat Padangsidimpuan, Batang Toru di Batang Toru, dan Distrik Sipirok di Sipirok. Onder Distrik ini membawahi pula Luhat/Kuria yang dipimpin oleh Kepala Kuria. Sebelum kemerdekaan, ketiga Onder Afdeling yang ada sama kedudukannya dengan kabupaten yang dipimpin oleh Bupati, namun setelah pemulihan kekuasaan tahun 1949, seluruhnya digabung menjadi satu kabupaten dengan pusat pemerintahan di Padangsidimpuan. Dalam pemerintahan sekarang, Onder Afdeling Angkola yang sebelumnya terdiri dari tiga Onder Distrik dan beberapa Kekuriaan telah berkembang menjadi beberapa kecamatan. Seperti Kuria Sipirok telah dipecah/dimekarkan menjadi beberapa kecamatan, antara lain Sipirok, Arse (pemekaran dari Sipirok), Padangsidimpuan Timur, Saipar Dolok Hole, dan Aek Bilah (pemekaran dari Saipar Dolok Hole), Batang Angkola, Sayur Matinggi, Sigalangan hingga ke Batang Toru dengan beberapa pemekarannya, sampai Dolok/Sipiongot. Angkola sebagai Etnik Jauh sebelum penjajah Belanda menjejakkan kaki di bumi persada ini, telah ada penduduk yang mendiami Wilayah Angkola, yang diperkirakan 9000 tahun sebelum masehi, itulah yang dinamakan Etnik Angkola (asli Angkola, bukan pecahan atau yang memisahkan diri dari etnik lain). Terbukti dengan adanya kerajaan-kerajaan disekitar Sabungan/Padangsidimpuan, Batunadua, Sipirok/Parau Sorat, Siala Gundi, Muara Tais, Batang Toru sekitarnya, Batarawisnu, Mandalasena dan lain-lain. Etnik Angkola memiliki ciri tersendiri, seperti : -Falsafah dasar "Dalihan Na Tolu", sebagai tatanan/pandangan hidup sampai saat ini tetap dipedomani, -Adat Istiadat Budaya, -Pakaian Adat dengan Tenunan sendiri, -Bahasa dengan Aksara. Bahasa yang kaya dengan tingkatan penggunaannya Biasa, Andung, Bura atau yang lainnya dapat diperdalam melalui Impola Ni Hata. Sedangkan Aksara Angkola yang jika dibaca menurut ejaan Latin adalah A, HA, MA, NA, RA, TA, I, JA, PA, U, WA, SA, DA,BA, LA, NGA, KA, CA, NYA, GA, YA ( Konsonan Ina ni Surat). Dilengkapi dengan simbol yang menandakan perubahan bunyi Vokal E, I, O, dan U serta Simbol Pembatas disebut Pangolat menandakan huruf mati, misalnya NGA menjadi NG, dll. Bentuk huruf/abjadnya jelas ada tersendiri lain dari aksara etnik lainnya. -Mempunyai Kesenian dan Alatnya serta Ornamen khas. -Dalam pergaulan sehari-hari mempunyai tidak kurang dari 135 jenis Tutur/Sapaan. -dan lain-lain ciri khas kebudayaannya yang telah dianut secara turun temurun. Bahasa dan Aksara Angkola dahulu dipergunakan menjadi salah satu mata pelajaran di SD dan SMP/sederajat diseluruh Tapanuli Selatan, baik pelajaran Tata Bahasa (Impola Ni Hata), Bahan Bacaan (Turi-turian), dan lain-lain yang dipergunakan adalah versi Angkola. Dari segi garis keturunan yang menerapkan sistem Patrilineal, masyarakat Angkola ditandai dengan Marga/Clan yang dominan seperti Harahap, Siregar, Pane dengan rumpun marganya, seluruhnya mendiami ketiga onder distrik tersebut. Dilihat dari segi Falsafah Dalihan Na Tolu, hubungan kekeluargaan Etnik Angkola dibagi kepada: 1. Mora, yaitu pihak keluarga pemberi boru. Mora ini mendapat posisi didahulukan, karena pihak Mora dalam hubungan kekeluargaan memiliki posisi yang sangat dihormati, di samping raja-raja maupun Pemangku Adat; 2. Kahanggi, yaitu keluarga yang mempunyai hajatan atau Horja adat, termasuk di dalamnya Suhut selaku Tuan Rumah; 3. Anak Boru, yaitu pihak keluarga pemberian Boru (pangalehenan Boru). Di dalam pelaksanaan sesuatu pekerjaan adat, masing-masing unsur Dalihan Na Tolu tersebut masih mempunyai teman kelompok (sajuguan) seperti Mora dengan Mora ni Mora (biasa juga disebut Hula Dongan, Kahanggi/Suhut dengan Pareban (saudara/keluarga sepengambilan), dan Anak Boru bersama dengan Anak Borunya yaitu Pisang Raut yang sering juga disebut Piso Pangarit. Tidak Dikenal Banyak orang yang cukup mengenal kata Angkola, mengenal Sipirok, tetapi lebih banyak yang tidak mengenal Etnis Angkola. Hal ini antara lain disebabkan karena: 1. Kurangnya sosialisasi tentang Angkola, sebab terbatasnya penutur sejarah budaya Angkola. 2. Kurangnya minat generasi muda mempelajari sejarah asal-muasal. 3. Kurangnya kecintaan terhadap adat istiadat dan budaya. Tidaklah diragukan jika pada umumnya orang Tapanuli Selatan seluruhnya (etnik aslinya) dianggap orang Mandailing, padahal orang Mandailing sendiri tidak pernah menganggap atau menyamakan orang Angkola dengan orang Mandailing. Meskipun dalam adat istiadat budayanya ada persamaan, namun tetap ada perbedaan yang tak perlu dipertentangkan. Penutup Uraian ringkas di atas menggambarkan, bahwa Angkola jelas adalah merupakan sebuah Etnis Asli dan berdiri sendiri di Sumatera Utara, mempunyai adat istiadat dan budaya sendiri. Apabila masih ada yang meragukan tentang itu, boleh-boleh saja dan silakan untuk meneliti lebih mendalam. Namun bagi saudara-saudara yang berasal dari Angkola dengan marga seperti Harahap (selaku pendiri Padangsidimpuan = di Padang Na Dimpu) dengan saudaranya, juga marga Siregar dengan keturunannya, demikian pula marga Pane, Hutasuhut, Rambe dan lain-lain tidak perlu ragu akan keberadaan Angkola termasuk salah satu dari sekian banyak etnik yang ada di nusantara ini. Oleh karena itu, apabila kita berasal dari etnik Angkola, akuilah dan cintailah bahwa kita memang orang Angkola. Penulis adalah PNS Pemprovsu Sumber : http://www.harian-global.com/news.php?item.33537.10 |
"JOngosWI patut diduga akan ngibulin majikan parte kalo terpilih jadi Presiden, sudah tradisi...!" |
11th February 2009, 10:49 |
#14
|
|
Mania Member
|
Quote:
|
|
"JOngosWI patut diduga akan ngibulin majikan parte kalo terpilih jadi Presiden, sudah tradisi...!" |
11th February 2009, 11:37 |
#15
|
|
Registered Member
|
Quote:
|
|
11th February 2009, 13:06 |
#16
|
Banned
|
@thobinx, Sumber datamu-pun dari PNS Pemda... bukan dari sejarawan ... yang benar ah kalo cari data sumber ...
ini dari BPS Sumut http://sumut.bps.go.id/taput/gambar/Sejarah.pdf Ibukota Keresidenan adalah SIBOLGA dan bukan Padangsidimpuan. I. MASA HINDIA BELANDA DAN JEPANG Pada masa Hindia Belanda, Kabupaten Tapanuli Utara termasuk Kabupaten Dairi dan Toba Samosir yang sekarang termasuk dalam keresidenan Tapanuli yang dipimpin seorang Residen Bangsa Belanda yang berkedudukan di Sibolga. Keresidenan Tapanuli yang dulu disebut Residentie Tapanuli terdiri dari 4Afdeling (Kabupaten) yaitu Afdeling Batak Landen, Afdeling Padang idempuan, Afdeling Sibolga dan Afdeling Nias. ----------------------------- Afdeling itu setingkat kabupaten, jadi bukan setingkat keresidenan. Afdeling PSP itu benar menjadi Kabupaten Tapsel, tapi bedakan antara Keresidenan Tapanuli berpusat di Sibolga dengan Afdeling PSP berpusat di PSP. ========================== Perihal angkola merupakan etnis tersendiri, ini data sumbernya http://rajabatak2.wordpress.com/2008...ak-suku-batak/ 4. PUAK MANDAILING DAN ANGKOLA Wilayah Mandailing membentang dengan begitu luas sehingga pemerintah penjajah memberinya nama Groot Mandailing (Mandailing Godang), atau Mandailing Raya. Penduduk di sekitar wilayah ini menamakan diri sebagai orang (puak) Mandailing. Bersebelahan dengan daerah ini, di Sipirok bermukim penduduk yang menamakan diri sebagai puak Angkola. Tidak ada sesuatu yang dapat dijadikan sebagai pembeda antara puak Angkola dan puak Mandailing, karena umumnya mereka mempunyai marga yang sama seperti Siregar, Nasution, Lubis atau Harahap. Konon, penduduk di daerah ini menyebut dirinya sebagai orang Angkola karena keteguhannya pada aturan-aturan adat. Aturan-aturan adat dijalankan dengan begitu keras, misalnya dalam adat perkawinan. Perkawinan satu marga di Angkola dianggap tabu, berbeda dari wilayah tetangganya Mandailing. Di Mandailing, aturan-aturan seperti ini sudah banyak dilanggar. Di daerah ini, perkawinan lebih didasarkan menurut aturan agama, bukan menurut aturan adat, sehingga perkawinan satu marga, bukanlah sesuatu yang terlarang. ------------------ Kalau dibilang angkola berbeda dengan etnis lain dan berdiri sendiri, itu salah besar. Coba lihat dalam bahasanya, justru dengan bahasa asli Toba mereka lebih mendekati daripada Karo atau Simalungun. tatanan peradatannya juga lebih mirip dengan Toba. Dan yang pasti, andung2 atau onang2 (angk.) hanya ada di kedua puak (angkola/mandailing dan Toba). Lalu apa dasarnya bilang angkola adalah etnis tersendiri? Etnis tersendiri di SUmut hanya ada 3, Melayu, Barus dan Nias. Mungkin itu bisa membuka wawasan PNS Pemda itu. ============================= Sekarang coba kita lihat perbandingan antara Toba dan Angkola menurut data sumber anda : Data sumber anda : Etnik Angkola memiliki ciri tersendiri, seperti : -Falsafah dasar "Dalihan Na Tolu", sebagai tatanan/pandangan hidup sampai saat ini tetap dipedomani, (Dalihan Na Tolu adalah juga falsafah Mandailing dan Toba secara khusus, dan Karo SImalungun Pakpak secara umum, jadi itu bukan ciri Angkola, itu ciri BATAK) -Adat Istiadat Budaya, -Pakaian Adat dengan Tenunan sendiri, (Istilah Tenun dalam semua bahasa Batak disebut TONUN, ini menunjukkan bahwa Angkola juga adalah Batak) -Bahasa dengan Aksara. Bahasa yang kaya dengan tingkatan penggunaannya Biasa, Andung, Bura atau yang lainnya dapat diperdalam melalui Impola Ni Hata. Sedangkan Aksara Angkola yang jika dibaca menurut ejaan Latin adalah A, HA, MA, NA, RA, TA, I, JA, PA, U, WA, SA, DA,BA, LA, NGA, KA, CA, NYA, GA, YA ( Konsonan Ina ni Surat). Dilengkapi dengan simbol yang menandakan perubahan bunyi Vokal E, I, O, dan U serta Simbol Pembatas disebut Pangolat menandakan huruf mati, misalnya NGA menjadi NG, dll. Bentuk huruf/abjadnya jelas ada tersendiri lain dari aksara etnik lainnya. (Ini jelas salah fatal kalo bilang hanya ada di angkola. Mandailing dan Toba mengenal istilah Pangolat dan berabjad sama A Ha Ma Na Ra Ta .. dst. dan juga perubahan bunyi vokal dari konsonan, misal menulis RATAP ditulis RATAPA dengan pangolat pada PA sehingga menjadi RATAP.) -Mempunyai Kesenian dan Alatnya serta Ornamen khas. (Gondang Sambilan atau Gendang Sembilan dalam bahasa Batak disebut Garantung) -Dalam pergaulan sehari-hari mempunyai tidak kurang dari 135 jenis Tutur/Sapaan. -dan lain-lain ciri khas kebudayaannya yang telah dianut secara turun temurun. Jadi JElas Angkola adalah PUAK BATAK yang meungkin mengalami perubahan pandangan karena begitu ketatnya mereka menjalankan adatnya. Mengenai sejarah Tapsel : ini data sumber yang lebih dipercaya http://www.tapselkab.go.id/sejarah.php ------------------------------------- Disitu jelas tertulis bahwa PSP itu bukan ibukota Tapanuli, tapi ibukota afdeling PSP. |
11th February 2009, 14:01 |
#17
|
Addict Member
|
Aduh...cam mananya si Tobhinx ini, yang intelek dikit dong....
Kalau cari sejarah, cari yang dalam bukan yang dangkal...ntar cepat bangat tersapu banjir... Hidup Pak Gus Dur....he..he..he... (yang avatarnya Gus Dur Maksudnya..) |
11th February 2009, 14:39 |
#18
|
Mania Member
|
padangsidimpuan lah yg pertama dipimpin oleh Residen, makanya karasidenan Tapanuli itu bermula di tapsel....sedangkan taput itu disebut wilayah kerajaan batak...
|
"JOngosWI patut diduga akan ngibulin majikan parte kalo terpilih jadi Presiden, sudah tradisi...!" |
11th February 2009, 14:55 |
#19
|
|
Addict Member
|
Quote:
argumennya si binx ini serba melayang.... Keknya ngutip pendapat dari katanya..katanya..katanya doang Jangan turunkan citra Sumut dengan pendapat-pendapat yang tidak intelek...dong |
|
11th February 2009, 15:04 |
#20
|
|
Banned
|
Quote:
Tapanuli dibuat menjadi keresidenan untuk mempermudah penguasaan wilayah Batak. Baca sejarah SMRaja XII, bahwa mengetahui masih ada perlawanan dari orang Batak di bawah pimpinan SMRaja XII, maka dibentuklah keresidenan Tapanuli untuk mengkonsentrasikan penumpasan perjuangan SMRaja XII dan memperluas ekspansi dagang Belanda dari Sum Tim ke Sibolga yang selama ini terganggu oleh kenyataan bahwa tidak sepenuhnya Sumatera dikuasai Belanda. Jadi jelas keresidenan Tapanuli itu bermula dari Taput sekarang. Darimana pula ada kau tahu wilayah kerajaan Batak? Kerajaan Batak itu bukan nama wilayah, tapi nama komuni peradatan.. cem mana nya perbendaharaan sejarahmu.. na so halak Batak do ho? |
|
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer