HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Rabu, 2024/03/28 13:39 WIB
Anwar Usman Diminta Mundur dari MK Usai 2 Kali Langgar Etik
-
Rabu, 2024/03/28 11:49 WIB
Jengkel! Jadi Alasan Sopir Truk Ugal-ugalan di Halim
-
Rabu, 2024/03/28 14:45 WIB
Puan Maharani: Partai Pemenang Pileg Berhak Jadi Ketua DPR RI
-
Rabu, 2024/03/28 16:41 WIB
Meninjau Etika Pendidikan: Jasa Beli Ijazah dan Implikasinya
-
Senin, 2024/03/27 12:43 WIB
Kata Windy Idol soal Kode "Short Time" yang Diungkap Jaksa KPK
-
Senin, 2024/03/27 17:26 WIB
Ganjar Tolak Jadi Menteri Prabowo, Gibran: Yang Nawari Siapa?
|
Thread Tools |
21st September 2018, 09:33 |
#1
|
Groupie Member
|
Ketoprak ludruk stok beras memanas, DPR siapkan panggung buat para pelawaknya
Jakarta - Kisruh impor beras antara Kementerian Perdagangan dengan Perum Bulog berbuntut panjang. Komisi IV DPR bersama Komisi VI DPR akan memanggil Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita dan Dirut Bulog Budi Waseso (Buwas) untuk dimintai penjelasan.
"Pimpinan Komisi IV DPR sudah melakukan koordinasi dan komunikasi dengan pimpinan Komisi VI DPR dan pimpinan DPR dalam rangka persiapan untuk melaksanakan rapat komisi gabungan, Komisi IV dan Komisi VI DPR dalam beberapa pekan ke depan," kata Wakil Ketua Komisi IV DPR Viva Yoga Mauladi dalam keterangan tertulisnya, Jumat (21/9/2018) "Tujuan rapat komisi gabungan, pertama, mengundang Menteri Perdagangan, Menteri Pertanian dan Dirut Bulog untuk menjelaskan pencapaian kinerjanya atas tugas pokoknya. Kementan menjelaskan tentang data produksi pangan (beras), Kemendag melaporkan tentang kebutuhan konsumsi pangan, dan Bulog menjelaskan jumlah penyerapan gabah dan beras petani lokal," lanjutnya. Baca juga: Awal Mula Impor Beras hingga Buwas Bilang 'Matamu!' Viva menilai rapat ini penting untuk perbaikan pengendalian kebijakan pangan. Sebab, kata dia, konflik kebijakan antar kementerian sering terjadi. Akibatnya, data produksi dan konsumsi pangan, amburadul. "Polemik importasi beras di internal pemerintahan antara Kemendag dan Bulog adalah bukan yang pertama kalinya. Sering konflik kebijakan antarkementerian dan menimbulkan kecurigaan negatif dari publik ada potensi moral hazzard atas importasi beras. Sampai saat ini, pemerintah belum dapat mengendalikan kebijakan pangan. Akibatnya terjadi konflik antar kementerian, amburadulnya data produksi dan konsumsi pangan dan harga pangan di pasar sering kali fluktuatif," ujar Viva. Rapat ini juga akan menjadi pintu mediasi agar polemik kebijakan antara Mendag dengan Dirut Bulog segera selesai. Selain itu, DPR juga ingin mengingatkan pemerintah untuk membentuk lembaga pangan nasional untuk memonitor kemandirian dan kedaulatan pangan. "Jika lembaga pangan nasional terbentuk melalui Peraturan Presiden, akan dapat memberi manfaat. Pertama, kelembagaan birokrasi pemerintahan yang berkaitan dengan pangan akan terkoordinasi, terintegrasi, dan sinkron sehingga lahir satu pintu kebijakan pangan nasional. Negara hadir untuk melindungi, memberdayakan, dan mensejahterakan petani. Negara mengendalikan harga dan pasokan pangan di pasar," jelas Viva. (idn/gbr) ------------- Berhubung Lembaga Pangan Nasional yang merupakan amanat undang-undang kagak juga dibentuk oleh si Mukidi karena beliau sibuk melawak ke seantero negeri, maka pentas ludruk "stok beras nasional" akan diisi oleh para pelawak pendamping yang difasilitasi DPR sebagai EO resmi pentas ludruk nasional. Kita nanti suguhan banyolan segar perang data stok beras, siapa yang paling kencang kibulnya bakal mengundang tawa para hadirin...kikikikikkk |
21st September 2018, 09:35 |
#2
|
Groupie Member
|
Surabaya - Gaduh Kepala Bulog Budi Waseso (Buwas) dengan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita soal impor beras mewarnai tahun politik pemerintahan Presiden Joko Widodo-Wapres Jusuf Kalla (JK). Kepala Staf Presiden Moeldoko menyarankan perdebatan ini tak lagi dibicarakan.
"Sudahlah, cukuplah itu. Ndak usah lagi dibicarakan perdebatan antara itu," ujar Moeldoko di Surabaya, Kamis (20/9/2018). --------- Sudah...sudah...mau pemilu ini...buhihihihihik.... |
21st September 2018, 09:37 |
#3
|
Groupie Member
|
Di titik itu, Mendag berkukuh belum mau mengizinkan impor beras.
Kemudian pada Agustus 2017, lanjutnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla kembali berbicara dengannya, mengatakan: 'Hei Enggar, kau tahu, saya ini mantan KaBulog, merangkap Menperindag. Kamu ini cuma Menteri Perdagangan, jadi kamu percaya sama saya.' Akhirnya, kemudian dalam satu rapat diputuskan parameter untuk impor. Enggar menuturkan di dalam rapat itu, selain dirinya, juga hadir Menteri Pertanian, Menko Perekonomian, dan Direktur Utama Bulog. |
21st September 2018, 09:37 |
#4
|
Groupie Member
|
Jakarta - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita didesak Wakil Ketua DPR Fadli Zon dan Rizal Ramli segera dicopot dari jabatannya terkait kebijakan impor beras. PDIP menilai hal itu tak perlu dilakukan.
"Untuk soal ini tidak usahlah main copot-mencopot. Cukup ada jubir yang lebih sabar dan argumentatif," kata Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno kepada wartawan, Kamis (20/9/2018). Baca juga: Penjelasan Lengkap soal Keputusan Impor Beras 2 Juta Ton Meski begitu, Hendrawan mengakui Enggar terlalu 'kelepasan' dalam menjawab kritik yang dilemparkan kepadanya. Ia juga menilai Enggar kurang rajin membangun relasi dengan lembaga atau pihak terkait. -------------- Ceplas-ceplos keceplosan ya pak ? |
21st September 2018, 09:40 |
#5
|
Groupie Member
|
"Banyak yang menyampaikan Bulog tetap impor dan mesti impor, sayang yang menyampaikan ini mantan Dirut Bulog," ujar dia saat konferensi pers di gedung Bulog, Rabu, 19 September 2018.
Menurut dia impor beras yang dilakukan harus melalui perhitungan yang benar. Ia meminta agar mantan bos Bulog tersebut tidak menjadi pengkhianat bangsa. "Jangan jadi pengkhianat bangsa ini. Dari mana hitungan dia, kayak orang yang paling pinter aja," ujarnya. |
21st September 2018, 09:47 |
#6
|
Groupie Member
|
Tanya (T) : Apakah Anda saat menjabat sebagai Direktur Utama Bulog menyarankan untuk tetap ada impor beras?
Jawab (J): Sejauh yang saya pahami, saat itu Bulog pada dasarnya adalah operator yang tugasnya adalah melaksanakan perintah regulator (rapat koordinasi terbatas bidang perekonomian). T : Bisa diceritakan mengenai keputusan saat itu, apa saja yang menjadi pertimbangan? J : Dalam setiap rapat pada prinsipnya kami hanya mendengarkan argumen-argumen atau pertimbangan pertimbangan yang disampaikan oleh regulator tanpa hak mencampuri apa yang diputuskan oleh regulator. T : Berarti Bulog menyetujui hasil Rakortas bidang perekonomian tersebut? J : Saya kira bukan menyetujui, namun melaksanakan hasil keputusan. T : Melaksanakan hasil keputusan Rakortas. Saat itu pertimbangannya apa? W: Kalau pertimbangan perlu atau tidaknya impor itu domain regulator. Sedang kami selaku operator tidak memiliki hal ke sana. |
21st September 2018, 09:55 |
#7
|
|
Registered Member
|
Quote:
|
|
21st September 2018, 10:15 |
#8
|
Groupie Member
|
Buwas itu seperti hati kecil yang berbicara, bagi orang yang sebenarnya diamanatkan punya kuasa untuk berbicara bahkan mengambil keputusan. Tapi dia sadar tak punya kuasa sungguhan, karena dia hanya penguasa boneka.....mpfffhhhh...
|
21st September 2018, 10:27 |
#9
|
Groupie Member
|
Dan hal itu bagi wandama hanya karena seorang yang bernama Enggar yang Mahathir pun ngakui yang lokal kurang berani nggak seperti yang asli menlen.
|
21st September 2018, 11:02 |
#10
|
Addict Member
|
Kalau harga beras melonjak maka yg di umpat umpat mendag.....mentan hanya ngeles, itu ulah mafia....kartel dll.
Bulog juga akan ngeles, sudah operasi pasar dimana mana....Kalau harga tinggi ini pasti ulah mafia. Kemarin harga telur ayam dan daging ayam mahal pada teriak semua....ketika mendag impor dan skg harga telur dan ayam anjlok sehingga menguntungkan konsumen dan peternak terancam bangkrut tdk ada yg puji mendag..... |
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer