HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Rabu, 2024/03/28 12:03 WIB
Harvey Moeis Suami Sandra Dewi Tersangka Korupsi Timah, Pakai Rompi Pink
-
Senin, 2024/03/27 13:00 WIB
Klarifikasi Pihak Teuku Ryan soal Minta Nafkah Anak pada Ria Ricis
-
Selasa, 2024/03/22 11:14 WIB
Stevie Agnecya Meninggal Dunia, Selebritas Berduka dan Tak Percaya
-
Senin, 2024/03/27 11:39 WIB
Raffi Ahmad Rela Nggak Dibayar untuk Jadi MC Pernikahan Rizky Febian dan Mahalini
-
Rabu, 2024/03/28 12:33 WIB
Penampilan Ammar Zoni Berjenggot Saat Tiba di Kejari Jakarta Barat
-
Rabu, 2024/03/28 12:52 WIB
Lolly Pulang ke Indonesia, Nikita Mirzani: Dia Dideportasi dari Inggris
|
Thread Tools |
11th September 2008, 12:18 |
#1
|
Mania Member
|
Istana / Puri Yg Ada Dibali===share Disini
Istana Raja Ubud di Puri Saren
Salah satu obyek menarik untuk dikunjungi di Ubud adalah PURI SAREN UBUD. Puri dalam bahasa Bali berarti rumah raja. Puri Saren Ubud adalah rumah tempat tinggal Raja Ubud dan kerabatnya. Puri Ubud berlokasi pas ditengah-tengah kota Ubud, yaitu depan Pasar Ubud atau Warung **** Guling Ibu Oka yg mak nyuss itu. Puri membuka diri untuk dikunjungi oleh wisatawan mulai th 1930-an saat Raja Cokorda Sukawati masih menjadi raja. Sampai dengan hari ini, para penerus “darah biru†tetap memperbolehkan para turis melihat2 lingkungan puri. **padahal puri-puri lain tertutup loh untuk umum**. Memasuki areal puri, kita melihat ada 2 buah pintu utama berupa candi bentar diarah barat dan selatan halaman depan puri. Ada 3 buah Bale Bali yg biasa dipakai untuk duduk-duduk dan menaruh perangkat gambelan. Disini juga terdapat sebuah kori agung (pintu utama) yg merupakan ciri khas sebuah rumah raja di Bali. Nah dihalaman depan ini, para turis bisa menikmati sajian berupa tari2an Bali yg dipentaskan setiap malam mulai pukul 19.00 WITA. Rumah Raja Ubud terletak dibelakang areal ini. Kita bisa melihat bagaimana rumah2 khas Bali dihiasi ukiran Bali dengan cat keemasan (prada). Agar tidak mengotori lantai, pengunjung tidak diperbolehkan naik ke lantai. “Don’t climb up please†terpampang disetiap bangunan yang ada. Bangunan utama puri disini adalah yg paling besar dan penuh dgn ukiran Bali yg terletak diarah utara (seperti yg ada diphoto). Disinilah Raja Ubud biasanya menerima tamu2 beliau. Disisi timur terdapat Balai Dangin yg difungsikan untuk kegiatan2 yg bersifat kemanusiaan seperti wedding, potong gigi dan tempat me-nyemayamkan jenazah sebelum ngaben. Aturan disini adalah jangan naik ke lantai, no smoking dan jangan berisik. Tapi feel free to take picture here. Jangan khawatir, pihak puri tidak memungut biaya tiket kok untuk lihat2 (raja Ubud termasuk golongan the haves di Bali). Satu hal lagi, pihak puri juga memberikan kesempatan bagi mereka yg ingin merasakan menjadi bagian dari royal family dengan menyewa kamar2 yg ada disitu. Jika berminat, kita bisa tanya ama receptionis yg jaga diareal depan puri. |
Last edited by kinoensoe; 11th September 2008 at 12:40.. |
11th September 2008, 12:21 |
#2
|
Mania Member
|
PURA PENEGIL DHARMA BERAWAL DARI KERAJAAN KAWISTA
Pura Penegil Dharma berada di wilayah Desa Kubutambahan Kecamatan Kubutambahan, Buleleng. Pura yang tergolong Kahyangan Jagat Nusantara ini sering pula disebut Pura Puseh Penegil Dharma atau Penyusu Dharma. Berdasarkan penuturan Ulu Krama Pura Penegil Dharma Prof. Putu Armaya, pura ini merupakan pura tertua di Bali dan menjadi cikal-bakal Bali. Sebagai pusat kesucian bhuwana agung. Sejarah pendirian pura ini dimulai pada 915 Masehi. ================================================== ====== Menurut Prof. Armaya, keberadaan Pura Penegil Dharma tidak bisa dilepaskan dari sejarah panjang Ugrasena, pendiri Dinasti Warmadewa dan Maha Rsi Markania atau yang disebut masyarakat Bali sebagai Rsi Markandea. Pura Penegil Dharma sudah ada sebelum Majapahit datang ke Bali. Saat itu Bali masih menyatu dengan Pulau Jawa dan berada di ujung timur pulau itu. Dahulu Bali bernama Prawali. "Itu berdasarkan prasasti Mataram I," ucap ahli sejarah yang pernah jadi Ketua DPRD Buleleng pada 1977 ini. Dalam prasasti itu juga tertulis bahwa Gunung Merapi meletus hebat pada 914 Masehi. Letusannya menghancurkan ibu kota Kerajaan Mataram I yang berpusat di Candi Boko, Jawa Tengah, di mana penduduknya menganut agama Siwa. Raja Mataram I Sri Sanjaya meninggal karena bencana itu. Kemudian masyarakat setempat yang selamat dipimpin Mpu Sindok mencari tempat baru untuk mendirikan kerajaan. Mereka menyusuri perbukitan selatan Pulau Jawa. Di lereng Gunung Semeru rombongan itu menemukan aliran sungai bernama Berantas. Akhirnya di tepi sungai itu, Mpu Sindok yang begelar Rakai Hino membangun kerajaan yang diberi nama Kahuripan. Sementara Ugrasena, salah seorang anggota keluarga Raja Mataram I tidak ingin turut membangun Kahuripan. Hal tersebut karena dalam meditasinya di Candi Boko, Ugrasena yang seorang spiritualis tinggi itu melihat pralingga Ida Sang Hyang Widhi di ujung timur Pulau Jawa yaitu Prawali bersinar berkilauan. Ugrasena lalu berniat membangun pusat kerajaan baru di Prawali. Di Kahuripan, Ugrasena mendengar bahwa ada parekan Ida Sang Hyang Widhi sedang bertapa di Puncak Gunung Semeru. Namanya Maha Rsi Markania. Nama "Markania" berasal dari kata "parekan". Ugrasena lalu menghubungi Maha Rsi itu dan bersama-sama mencari pralingga di Prawali. Bersama sebagian rakyat Mataram I mereka akhirnya menemukan pralingga tersebut di tepi danau yang kemudian diberi nama Kawista yang artinya buah bila. Kawista ini juga singkatan dari "Kawi Prayascita", bermakna wilayah Kawista sebagai ibu kota yang sudah suci karena titah (takdir) sebelum campur tangan manusia yang mengupacarai kesuciannya. Maha Rsi Markania mengatakan tempat itu Gigir Manuk yang berada di wilayah Desa Kubutambahan hingga Air Lutung (Ponjok Batu). Kawista dibangun menjadi pusat kerajaan, istana, agama dan petirtaan karena di dalam danau itu ada 118 mata air suci. Ugrasena menjadi Raja Kawista dengan gelar Kesari Warmadewa. Sementara Senapati Kuturan atau Menteri Agama dijabat Rsi Markania yang merangkap sebagai penasihat raja. Kawista inilah nantinya menjadi Pura Penegil Dharma. Batas wilayah Kawista di arah utara adalah laut yang ada hutan bakau sepanjang 200 meter. Di dalamnya terdapat laguna yaitu danau air tawar yang tembus ke laut. Timur: Ponjok Batu (Air Lutung). Selatan: Paradayan Air Tabar (sekarang jadi Desa Bayad, Tajun, Tunjung, Depeha). Barat daya: Bila (sekarang jadi Bila Tua, Bila Bajang, Bengkala, Tamblang) dan di arah barat: Air Raya (Tukad Aya). Di Istana Kawista inilah lahir keturunan Dinasti Warmadewa yaitu putra-putra Kesari Warmadewa. Pertama Janasadhu Warmadewa dengan permaisurinya Sri Wijaya Mahadewi yang menurunkan Udayana. Udayana memiliki permaisuri Mahendradatta, yaitu mindon-nya dari Kerajaan Kahuripan. Keturunan selanjutnya dari Dinasti Warmadewa yaitu Marakata Pangkaja dan Anak Wungsu tidak menghasilkan keturunan (ceput) sehingga tidak ada penerus Kerajaan Kawista yang masih menyatu dengan Pulau Jawa itu. Kawista akhirnya jadi hutan rimba yang ditempati para bromocorah. Sementara pada 1248, di Singosari dinobatkan dua pangeran muda menjadi raja kembar, setelah perebutan kekuasaan di Daha. Kedua pangeran bersepupu itu masing-masing Ranggawuni dan Mahesa Cempaka. Ranggawuni dinobatkan sebagai raja Jawa bergelar Jaya Wisnu Wardana, sedangkan Mahesa Cempaka menjadi Raja Mancanegara Nusa Atepan yang terdiri tujuh gugusan kepulauan selain Jawa. Dia juga disebut Nara Jaya atau Jaya Pangus. Sebagai raja dia bergelar Narasinga Murti. Sementara Nusa Atepan diberi nama Narasinga Negara dengan lambang singa bersayap. Selanjutnya, Wisnu Wardana memperistri adik Narasinga Murti bernama Waninghiun. Mereka memiliki putra Kertanegara. Sejak itulah terjadi keretakan antara keluarga Wisnu Wardana dengan Narasinga Murti. Muncul isu Narasinga Murti tidak dikehendaki berada di Jawa karena dia raja mancanegara. Maka pada 1250, Narasinga Murti melacak jejak istana leluhurnya di Prawali. Tujuannya untuk dijadikan pusat kerajaan Narasinga Negara. Saat itu Prawali sudah terputus dengan Pulau Jawa dan menjadi pulau tersendiri bernama Bali. Kedua pulau itu terpisah laut sempit yang lebarnya kurang dari 100 meter sehingga diberi nama "Segara Rupet". Akhirnya Narasinga Murti yang saat itu bernama Suradipa atau Ksatria tanah leluhur menemukan Kawista. Lahirlah istilah Pakraman I Bulian dari kata "muloyo iki pusering jagat prawali". I Bulian juga berarti tanah yang lain. Pada 1260 sesuai permintaan Pakraman Paradayan Bulian, Narasinga Murti menjadi Pasek di tempat tersebut karena sudah lama terjadi kekosongan kekuasaan di Bali. Kawista juga sudah ditempati para bromocorah yang merampok pedagang yang melewati tempat itu. Dengan menyandang nama Jayasakti, dia lalu menumpas para penjahat itu. Pura Penegil Dharma Setelah menumpas para penjahat, Kawista dibangun kembali menjadi areal pura. Di Pura Puseh Panegil Dharma dibangun lima pura yaitu Pura Pucaking Giri (selatan), Pura Patih Patengen Agung (utara), Pura Kertapura yang berfungsi sebagai pesamuan para raja dan patih di Narasinga Nagara (tengah), dalam telaga, Pura Taman Sari Mutering Jagat Istana Dharmadyaksa (timur) dan Pura Kerta Negara Mas sebagai istana raja. Sementara pusat itu dikelilingi delapan pura lainnya masing-masing Pura Negara Gambuh Anglayang, Dalem Puri, Maduwe Karang, Patih, Pandita, Candri Manik, Gede dan Pura Sang Cempaka. Menurut Prof. Armaya, di Pura Penegil Dharma semua umat harus mohon kesadaran terhadap fungsi panumadian supaya perjuangan hidup berhasil dengan baik. Orang yang bersembahyang ke pura ini harus dalam keadaan bersih lahir batin seperti balita. "Jangan meminta hal-hal aneh seperti kekayaan berlebihan karena tidak akan berhasil. Begitupun niat-niat buruk, tidak akan mempan dilakukan di Pura Penegil Dharma," ucapnya. Sementara itu, salah seorang pemangku di Pura Penegil Dharma Jro Mangku Gede Nyoman Sara mengatakan pura ini berada di lahan seluas sekitar 1,5 hektar. Piodalan di pura ini berlangsung setiap enam bulan, yaitu saat Buda Manis Julungwangi. Pura ini disungsung seluruh masyarakat Buleleng dan Bali. Pangemongnya dari Desa Pakraman Kubutambahan yang terdiri atas Pasaren, Teruna dan Pemaksan. Jumlahnya lebih dari 500 orang. Para pangemong ini yang menyiapkan segala upacara yang berlangsung di Pura Penegil Dharma. |
Last edited by kinoensoe; 11th September 2008 at 12:45.. |
11th September 2008, 12:39 |
#3
|
Mania Member
|
ISTANA TAMPAK SIRING
Berbeda dengan bangunan-bangunan Istana Kepresidenan yang didirikan pada masa penjajahan Belanda, Istana Tampaksiring menonjolkan ciri keindonesiaan yang sangat kental. Tidak ada pilar-pilar besar yang menampilkan kesan agung dan kemewahan seperti Istana Kepresidenan Jakarta atau Istana Bogor. Rancang bangun Istana Tampaksiring juga sangat fungsional, menonjolkan kesederhanaan dan fungsinya sebagai wisma peristirahatan. Batu-batu alam dan batubata halus khas Bali sengaja ditonjolkan untuk menciptakan corak kedaerahan. Ukiran batu paras dan tiang-tiang kayu gaya Bali terasa padu dalam konsep arsitekturnya, bukan sebagai elemen tambahan yang ditempelkan. Konstruksi beton digunakan untuk menerjemahkan rancang-bangun yang menuntut bentangan-bentangan lebar. Semua bahan kayu jati serta bahan-bahan bangunan lainnya, kecuali pasir dan batubata, didatangkan dari Jawa. Adapun elemen artistiknya, ukiran kayu dan batu, dikerjakan oleh para seniman Bali. Paduan warna oranye muda, versi lembut dari warna natural batubata, dan abu-abu yang dipilih juga merupakan elemen kesamaan yang seakan tidak lekang dimakan zaman. Salah satu ciri arsitektur dari bangunan-bangunan Istana karya R.M. Soedarsono ini adalah penggunaan pipa-pipa sebagai susuran di beberapa teras. Sekilas tampak seperti susuran kapal, namun sebetulnya pipa-pipa itu juga berfungsi sebagai saluran air. Pembangunan Istana Tampaksiring juga mempertimbangkan kondisi sosial lingkungan sekitar. Sebelum bangunan didirikan, dibuatlah sebuah pusat kesehatan masyarakat dan pos polisi di Desa Manukaya. Unit pembangkit listrik yang dibangun khusus untuk Istana pun ikut dinikmati masyarakat sekitar. Wisma Merdeka dan Wisma Negara merupakan dua bangunan di kompleks Istana Tampaksiring yang paling banyak menampilkan ciri arsitektur Bali. Beberapa bagian kedua wisma itu memakai dinding teterawangan, yaitu tembok dengan ukiran timbul dan berlubang khas Bali. Juga banyak dijumpai elemen arsitektur dari ukiran kayu yang dicat dengan nuansa warna biru dan emas. Sedangkan atapnya terbuat dari sirip dengan pasangan biasa seperti pada perumahan kota. Wisma Merdeka memiliki pintu ukir khas Bali. Berdinding pigura hias bunga kayu khas Bali sepanjang dinding, dengan dominasi warna kuning emas yang megah. Sementara semua patung dan lukisan Bali di Wisma Negara adalah patung dan lukisan yang terpilih. Balai Wantilan atau pendapa yang difungsikan sebagai tempat untuk pergelaran kesenian, sepenuhnya dibangun mengikuti arsitektur tradisional Bali. Bangunan ini beratap ilalang dan tiang-tiangnya dari batang kelapa. Sesuai perkembangan zaman dan pertimbangan keamanan, tiang-tiang dari batang kelapa ini kemudian diganti dengan tiang beton yang mirip dengan bentuk batang kelapa. Di bagian depan balai ini tampak panggung pertunjukan seni yang berlatarkan pintu gapura Candi Bentar. Di kiri dan kanan depan panggung terdapat patung burung garuda dan di bagian belakang ruangan berdiri patung kayu yang melukiskan raksasa Kumbakarna yang dikerubuti kera. Semuanya itu dipahat dari satu pokok kayu. Dinding bagian belakangnya dihiasi relief batu paras, yang menggambarkan kisah Ramayana. Renovasi interior yang dilakukan pada tahun 2003 telah meningkatkan kenyamanan Istana Tampaksiring sesuai dengan gaya hidup modern tanpa meninggalkan konsep desain aslinya. Semua kamar mandi di Wisma Merdeka dan Wisma Negara, misalnya, diubah agar sesuai dengan standar kamar mandi hotel berbintang lima. |
11th September 2008, 13:30 |
#5
|
Mania Member
|
PURI PEMECUTAN
Puri ini terletak kurang lebih 200 meter dari Taman Puputan Badung, tepatnya di jalan Thamrin dan jugasangat dekat dengan pasar Badung/Kumbasari. Keunikan dari Puri Pemecutan ini terletak pada arsitekturnya yang bergaya traditional Bali yang dibangun pada abad ke 16. Hingga sekarang Puri ini menjadi tempat tinggal Sang Raja Ida Cokorda Pemecutan beserta keluarga dan kerabatnya. Yang menjadi daya tarik dari tempat ini ada pada satu set gamelan tradisional dan 'Pemerajan' sebagai tempat persembahyangan keluarga membuat istana ini banyak dikunjungi oleh wisatawan asing dan domestic. |
Spoiler
|
11th September 2008, 13:51 |
#6
|
|
Mania Member
|
Quote:
|
|
12th September 2008, 10:05 |
#7
|
Mania Member
|
|
NO MASTER NO LEADER,THERE ONLY ME & MY SOULwww.new7wonders.com |
12th September 2008, 11:49 |
#9
|
Mania Member
|
|
Spoiler
|
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer