HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Senin, 2024/04/24 11:29 WIB
KPU Tetapkan Prabowo Jadi Presiden dan Gibran Wakil Presiden Baru RI
-
Senin, 2024/04/24 11:43 WIB
Mooryati Soedibyo, Pendiri Mustika Ratu, Meninggal Dunia Dalam Usia 96 Tahun
-
Senin, 2024/04/24 11:47 WIB
Ganjar Mengaku Tak Diundang ke Penetapan Prabowo-Gibran
-
Senin, 2024/04/24 12:17 WIB
25 Makam Nabi dan Rasul Allah SWT
-
Senin, 2024/04/24 16:41 WIB
2 Bule Nyasar ke Halalbilahal, Kesengsem Magelang Sampai Batalkan ke Bromo
-
Senin, 2024/04/24 16:20 WIB
Disebut Prabowo Tersenyum Berat, Anies: Biasa Saja
|
Thread Tools |
10th November 2018, 15:48 |
#1
|
|
Mania Member
|
Simbol Agama
baru-baru ini dihebohkan pro kontra kasus pembakaran bendera bertuliskan kalimat Tauhid, baik yang pro maupun kontra sama-sama memhami secara "Teks" semata bukan konteks dari kalimat Tauhid. belum lagi disusul heboh cawapres melangkahi kuburan seorang ulama, yang kontra juga melihat secara "Teks" semata bukan "Konteks" seorang kiyai yang almarhum.
karena bendera bertulis kalimat Tauhid maupun sosok Kiyai adalah "SIMBOL AGAMA" ane dapat artikel about simbol agama yang ane kutip sedikit saja : Quote:
begitu pula dengan salib, patung budha ketika berbentuk salib digereja, ketika patung budha dibuat dari batu maka disakralkan, namun ketika salib berbentuk layang-layang, patung budha mainan atau roti tak disakralkan. ini bukti kebanyaka umat beragama di Indonesia masih terbelenggu oleh "Simbol-simbol Agama" secara Tekstual bukan Kontekstual... silahken dibahas |
|
Ketika rembulan emas tenggelam di cakrawala angin mati dan laut pun terdiam. Hening di sekeliling bumi sunyi, sepi, mencekam menunggu keputusan sakral, arif, dan bijaksana
|
10th November 2018, 21:51 |
#2
|
Addict Member
|
.Bablas... jadi kuburan keramat, padahal kuburan itu adalah statis gabisa ngapa2in lagi lalu dikramatkan yg bisa jadi genderuwo sosial, bukankah ziarah itu konteksnya napak tilas perjuangan almarhum dulu? kan ga perlu datang kekuburan? simbol? spt dilarang stop, dilarang parkir disesuaikan dgn sikonnya dan tepat guna peruntukkannya, susah kalo sontoloyo, pembenaran padahal picik, jahiliyyah
|
10th November 2018, 23:18 |
#3
|
Banned
|
Gereja Katolik mengenal 7 sakramen. Sakramen adalah "simbol" kehadiran Allah kepada umat-Nya.
Salah satu sakramen, yang juga disebut "Sakramen Mahakudus" dan menjadi mukjizat paling agung dalam Gereja Katolik, adalah ekaristi. Dalam sakramen ekaristi, Tuhan Yesus menyerahkan tubuh dan darah-Nya dalam rupa roti dan anggur. Setelah imam mengatakan formula ekaristi, yaitu "Inilah tubuh-Ku..." dan "Inilah darah-Ku..." maka roti dan anggur yang ada di altar menjadi Tubuh dan Darah Kristus. Bukan hanya sekadar simbol, tetapi benar2 Tubuh dan Darah-Nya. Maka Gereja melakukan sedaya upaya agar Sakramen Mahakudus ini aman. Tubuh dan Darah-Nya disimpan di tempat yang disebut "tabernakel" yang biasanya terletak di belakang altar, dan selalu dikunci rapat. Selain itu, pada saat pembagian komuni, imam, pembagi komuni, dan misdinar harus mengawasi agar umat memperlakukan Sakramen Mahakudus dengan hormat, tidak sembarangan. Di Flores, sudah beberapa kali orang2 yang dituduh memperlakukan Sakramen Mahakudus secara tidak hormat, dikeroyok dihajar massa. Memang Gereja melarang orang2 main hakim sendiri, tapi ini contoh bagaimana orang2 Flores dengan ke-Katolik-annya yang kuat tidak akan membiarkan Tubuh Tuhan dihina dan dilecehkan. Sakramen Mahakudus bukan sekadar simbol, tapi benar2 Tubuh Tuhan. Lalu Gereja juga mengenal "sakramentali", yaitu benda2 yang dapat menjadi sarana Tuhan menyampaikan kuasa-Nya kepada umat. Contoh benda fisik adalah salib, patung Yesus, Bunda Maria, dan Para Kudus, kemudian air suci yang dipakai untuk baptisan dan selalu ada di depan gereja agar umat mencelupkan jarinya ke air suci lalu membuat tanda salib sebelum masuk gereja. Sedangkan contoh benda2 non-fisik adalah berkat imam/uskup/paus. Benda2 sah menjadi sakramentali setelah diberkati oleh pastor. Jika sudah diberkati, maka sakramentali harus diperlakukan dengan hormat dan tidak sembarangan. Jika sakramentali ini rusak, lapuk, dan perlu diganti, maka barang2 ini harus dibakar atau dikubur. Jangan dibuang ke tempat sampah. Di thread lain saya sudah pernah cerita bahwa orang Katolik biasa membakar salib yang lapuk. Tindakan membakar salib yang lapuk tidak salah jika niatnya baik, yaitu mengganti dengan yang baru. Tindakan ini jadi salah jika tujuannya untuk melecehkan. Akan halnya dengan rosario, patung, dan benda2 sakramentali lainnya. Itu contoh bagaimana perlakuan orang2 Katolik terhadap benda2 yang dianggap sebagai simbol. |
10th November 2018, 23:29 |
#4
|
|
Registered Member
|
Quote:
|
|
11th November 2018, 12:57 |
#6
|
|
Mania Member
|
Quote:
|
|
Ketika rembulan emas tenggelam di cakrawala angin mati dan laut pun terdiam. Hening di sekeliling bumi sunyi, sepi, mencekam menunggu keputusan sakral, arif, dan bijaksana
|
11th November 2018, 13:00 |
#7
|
|
Mania Member
|
Quote:
kalau memahami secara kontesktual bukan terletak pada "rotinya" namun ajaran Yesus hingga mengorbankan dirinya. sederhana saja... |
|
Ketika rembulan emas tenggelam di cakrawala angin mati dan laut pun terdiam. Hening di sekeliling bumi sunyi, sepi, mencekam menunggu keputusan sakral, arif, dan bijaksana
|
11th November 2018, 13:21 |
#8
|
||||
Banned
|
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Bagaimana memahami apakah perintah Tuhan itu harus diartikan secara literal atau kontekstual? Itulah gunanya Gereja Katolik, yang didirikan Tuhan sebagai "tiang penopang dan dasar kebenaran" (1 Timotius 3:15). Dalam Gereja terdapat Para Rasul dan penerusnya (Paus & Para Uskup) yang diberi kuasa oleh Tuhan untuk menjelaskan ajaran-Nya (Matius 28:20). Maka untuk memahami ajaran Yesus, tidak bisa mengandalkan pemikiran diri sendiri, selain kita juga tidak menerima mandat dari Tuhan untuk melakukan itu, pengetahuan kita yang terbatas dan ego dalam diri membuat kita bisa mengartikan ayat2 Kitab Suci "sakarepe dewe". Dan ini yang membuat beberapa orang berpisah dari Gereja Katolik, Gereja yang didirikan Yesus, lalu mendirikan "gereja" sendiri dengan ajaran yang bertentangan satu sama lain. Ada aliran2 Protestan yang mulai melegalkan perceraian, homoseksual, kontrasepsi, aborsi. Ini akibat kebingungan mereka memahami mana ajaran yang "literal" dan mana yang "kontekstual". Jadi "roti" bukan hanya sekadar simbol. "Roti" benar2 menjelma menjadi tubuh dan darah-Nya dalam sakramen ekaristi. Dan sudah beberapa penelitian medis membuktikan kebenaran ini (http://www.katolisitas.org/tentang-p...jizat-ekaristi). |
||||
11th November 2018, 14:04 |
#9
|
Banned
|
Biar relevan dengan topik, saya kasih contoh begini aja ya.
Salib, khususnya salib yang ada "corpus Christi" (tubuh Yesus)-nya, itu adalah sakramentali. Mungkin bisa dianggap sebagai salah satu "simbol" ke-Katolik-an. Tapi salib baru bisa disebut sakramentali jika sudah diberkati oleh imam/uskup/paus. Kalau belum diberkati, maka benda itu ya belum bisa disebut sakramentali dan perlakuannya sama saja seperti barang biasa. Misalnya dalam proses produksi salib ini ternyata corpus Christi-nya cacat, tidak sesuai ekspektasi dan harus dibuang, ya sudah. (Sekadar info: pengrajin salib di Gereja Katolik banyak yang non-Katolik, contohnya di Gereja Kristus Raja Pejompongan, Jakarta, salibnya dibuat oleh orang Bali yang beragama Hindu) Kalau misalnya ada koran atau majalah, di dalamnya ada foto salib, atau foto interior gereja yang ada salibnya, maka kalau majalah ini harus dibuang atau dibakar, ya sudah gak masalah. Koran atau majalah itu tidak bisa diperlakukan secara sakral, karena bukan sakramentali. Kalau nantinya koran ini diambil tukang loak, terus diserahkan ke tangan lain sampai akhirnya jadi bungkus gorengan, ya sudah. Umat Katolik tidak perlu marah karena ada salib di bungkus gorengan. Beda lagi jika memang ada motif pelecehan di dalamnya. Contoh ketika sebuah koran bahasa Tamil di Malaysia menampilkan gambar Yesus sedang merokok. Ini memang pelecehan, dan jika umat Katolik marah (asal tidak anarkis dan menyulut kebencian) ya wajar saja. Saya juga agak "jengah" ketika saya bergabung di beberapa grup "Once" (fans Twice) di FB, terutama di luar negeri. Ada yang mengedit foto Tuhan Yesus dan Bunda Maria, mengganti mukanya jadi muka Jihyo (leader Twice). Saya juga fans Twice, tapi saya pasti akan menegur orang2 yang melakukan ini. Apalagi jika itu sampai di Indonesia, yang orang2nya terlihat "religius". Artinya, simbol-simbol yang disebutkan TS memang ada. Tetapi perlakuan terhadap simbol2 ini tidak bisa disamakan. Selain itu, niat orang2 memperlakukan simbol2 ini juga penting. Mana yang tujuannya baik dan mana yang buruk. |
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer