HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Jumat, 2024/03/19 14:33 WIB
Kisah Cinta Tak Terduga, Dari Jadi Tamu Undangan Endingnya Nikahi Pengantin
-
Jumat, 2024/03/19 15:10 WIB
MUI ke Sandiaga: Semoga Coldplay Nggak Manggung Lagi di Indonesia!
-
Jumat, 2024/03/19 16:11 WIB
Licinnya Susanto, Hanya Lulusan SMA Berhasil Jadi Dokter Gadungan 2 Tahun
-
Jumat, 2024/03/19 13:40 WIB
Said Abdullah PDIP Jadi Caleg Suara Terbanyak, Tembus 500 Ribu
-
Jumat, 2024/03/19 15:59 WIB
Budi Arie Setiadi: 92% Kebisingan Ruang Digital Kita Diisi Buzzer
-
Kamis, 2024/03/18 12:43 WIB
Cinta Buta Pemuda Gresik Rela Dipenjara demi LC Warung Kopi Pangku
|
Thread Tools |
24th July 2017, 18:03 |
#1
|
Mania Member
|
Sita 1.161 Ton Beras, Kapolri: Negara Rugi Ratusan Triliun Rupiah
Jumat 21 Juli 2017, 10:17 WIB
Sita 1.161 Ton Beras, Kapolri: Negara Rugi Ratusan Triliun Rupiah Luthfiana Awaludin - detikNews Sita 1.161 Ton Beras, Kapolri: Negara Rugi Ratusan Triliun Rupiah Penggerebekan pabrik beras (Foto: Hisyam Luthfiana-detikcom) FOKUS BERITA:Gudang Beras Digerebek Bekasi - Sebanyak 1.161 ton beras milik PT Indo Beras Unggul (PT IBU) di Kabupaten Bekasi disita Satgas Pangan. Kapolri Jenderal Tito Karnavian menduga perusahaan tersebut telah rugikan negara ratusan triliun. "Ini nggak main-main. merugikan masyarakat dan negara, sampai nilainya ratusan triliun (rupiah)," kata Tito saat penggerebekan, Kamis (20/7/2017) malam. Pabrik tersebut berlokasi di Jalan Rengas KM 60 Kecamatan Kedung Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Tito tampak didampingi Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan Ketua KPPU Syarkawi Rauf saat mendatangi lokasi. Baca juga: Pabrik di Bekasi Digerebek, 1.161 Ton Beras Disita Tito menjelaskan, pihaknya akan memeriksa 15 orang terkait penggerebekan ini. Setelah itu baru ditentukan tersangka utamanya. "Kita akan periksa 15 orang itu, lalu kita tentukan mana tersangka utama dan tersangka pembantu. Kita kenakan Undang-undang konsumen dan pasal 382 bis KUHP," ujarnya. Produsen beras cap Ayam Jago itu memanipulasi label dalam kemasan. Mereka menjual beras subsidi dengan label beras premium. "Mereka menjual beras medium seharga beras premium. Beras subsidi dikemas seolah-olah barang premium supaya harganya tinggi sekali," ujar Tito. Modus operandi yang dilakukan perusahaan itu adalah mengemas beras subsidi jenis IR64 dengan label cap Ayam Jago dan Maknyuss. "Padahal beras IR64 adalah beras medium yang disubsidi pemerintah dengan harga Rp 9 ribu per kilogram. Setelah dibungkus dan dilabeli, mereka jual seharga Rp 20 ribu," tutur Tito. (rna/tor) https://m.detik.com/news/berita/d-35...triliun-rupiah ========= Bwhahahahaaa Ada yg tahu RATUSAN TRILIUN RUPIAH ngitung nya darimana? Bwhahahahaaa |
Last edited by craig.jessel; 24th July 2017 at 18:05.. |
24th July 2017, 18:13 |
#2
|
Mania Member
|
"Padahal beras IR64 adalah beras medium yang disubsidi pemerintah dengan harga Rp 9 ribu per kilogram. Setelah dibungkus dan dilabeli, mereka jual seharga Rp 20 ribu," tutur Tito.
Yang ini juga NGARANG Total. Di super market yg paling besar pun beras putih non organik tidak dijual sampai Rp 20.000/kg. Bwhahahahaaa |
24th July 2017, 18:18 |
#3
|
Groupie Member
|
Tito keselek apaan sih ?
Kok mau-maunya institusi yang dia pimpin dijadikan alat pemukul persaingan bisnis ?. Kalau urusan politis ya masuk akal lah, toh dia dapat jabatan karena keputusan politik..tapi ini "maknyuss" murni digebuk karena persaingan bisnis. |
24th July 2017, 18:22 |
#4
|
Mania Member
|
di belakangnya tito ntu siapa prof. Yg selama ini suplai beras premium sebelum maknyus siapa coba?
|
24th July 2017, 18:25 |
#5
|
Mania Member
|
Beras Maknyuss ini per 5 kg harganya berkisar rp 60.000 sd Rp 65.000.
Anggap saja Rp 65.000 per 5 kg. Jadi per kg Rp 13.000 Kata Tito dijual sampai Rp 20.400 per kg. Selisih Rp. 7.400 per kg. Grebekan beras saja luh korupsi harganya. Bwhahahahaaa |
Last edited by craig.jessel; 24th July 2017 at 18:31.. |
24th July 2017, 18:31 |
#6
|
|
Addict Member
|
Quote:
Tito keselek sandal jepit! Makanya pendapatan freeport aja liwat kl ikutan logika Tito. Apa Kapolri msh merasa hidup di jaman Soeharto yg bisa swasembada beras. Kalo skrg sih presiden yg swasembada hutang. |
|
24th July 2017, 18:32 |
#8
|
Groupie Member
|
|
24th July 2017, 18:32 |
#9
|
|
Mania Member
|
Quote:
Freeport kalah cing sama PT IBU. Udah gitu perusahaannya nggak disegel trus disita semuanya, tapi cuma dikasih POLICE Line. Bwhahahahaaa |
|
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer