|
|
3rd January 2017, 13:24
|
|
Addict Member
Join Date: Sep 2016
Posts: 573
|
[Stereotype and Prejudice] Jane Elliott Experiment
Saya kesulitan mencari sumber artikel dalam bahasa Indonesia mengenai eksperimen ini.
Percobaan sosial psikologis yang dilakukan oleh Jane Elliott pada muridnya sangat menarik dalam memberikan gambaran langsung pada murid-muridnya bagaimana rasanya menjadi pelaku diskriminasi (superior group) dan korban diskriminasi (inferior group) secara bergantian.
Quote:
Jane Elliot (1983) adalah seorang guru dan juga seorang aktivis anti-rasis di Amerika Serikat. Dian menciptakan sebuah eksperimen yang kemudian dikenal dengan nama Blue Eyes Brown Eyes Exercise yang bertujuan mendidik masyarakat untuk tidak melakukan rasisme (Elliott, 2003). Permainan ini pertama kali dilakukan pada anak didiknya di SD dengan menerapkan aturan permainan dimana pada hari pertama mereka yang bermata biru mendapatkan perlakukan khusus dan superioritas dan mereka yang bermata coklat mendapat diskriminasi. Kemudian hari berikutnya aturan menjadi sebaliknya.
Permainan ini sendiri telah banyak diadaptasi dalam berbagai bentuk permainan lainnya misalnya saja Alpha Victoria yang biasa digunakan dalam pembelajaran antar kelompok. Inti dari permainan ini adalah bagaimana peserta bisa memahami tidak hanya secara kognitif tetapi juga secara emosi tentang adanya diskriminasi dan memahami apa yang terjadi pada kelompok lain agar tercipta saling pengertian akan perbedaaan. Dalam bahasa singkat adalah untuk menghapus prasangka (judgement) negatif terhadap orang di luar kelompok kita (outgroup).
Stereotype ini sendiri berfungsi untuk membantu kita mendapatkan gambaran tentang seseorang yang belum kita kenal. Misalnya kita telah memiliki stereotype tertentu tentang orang dari suku Sunda, maka ketika kita bertemu orang sunda kita akan langsung menempatkan stereotype tersebut pada dirinya untuk membantu mengenali orang tersebut. Stereotype ini sendiri tidak sepenuhnya salah, bahkan kemungkinan benarnya sangat besar (Kanazawa, 2011).
Stereotype ini sendiri sebenarnya bersifat netral. Namun selain memiliki mekanisme ini, sistem kognisi kita juga memiliki defense mechanism yang membuat diri kita selalu merasa benar. Salah satu caranya adalah adanya kecenderungan untuk menilai secara negatif orang-orang yang berada di luar kelompok kita (outgroup).
Dalam permainan Alpha Victoria misalnya ada kecenderungan untuk selalu menilai perbedaan dari kelompok lain secara negatif. Sehingga stereotype kita terhadap kelompok lain biasanya juga bernilai secara negatif. Padahal tiap sifat sebenarnya memiliki dua sisi positif dan negatif. Perilaku menyimpan uang misalnya, dalam bahasa positif kita menyebutnya sebagai hemat sedangkan dalam bahasa negatif kita menyebutnya pelit.
Inilah yang menyebabkan munculnya prasangka negatif yang kemudian berujung pada rasisme. Misalnya suku Jawa yang lelet dan malas dalam bekerja, suku Sunda yang suka materi, suku Batak yang kasar, dan sebagainya. Padahal kita bisa menilainya secara positif dengan mengatakan suku Jawa yang sabar dan tenang, suku Sunda yang pandai berdandan dan berpenampilan menarik, suku Batak yang tegas dan beraani, dsb.
Lalu apa yang harus kita lakukan? Kita tidak bisa begitu saja menghapus stereotype yang kita miliki karena sistem kognisi kita memang membutuhkannya. Yang sebaiknya kita lakukan adalah bagaimana memahami perbedaan yang ada tersebut. Kita seharusnya bisa memandang setiap permasalahan dalam dua sisi yang berbeda.
Bentuk pelatihan seperti permainan Alpha Victoria atau Blue Eyes Brown Eyes Exercise termasuk cukup efektif dalam membantu kita memahami perbedaan. Karena program semacam ini tidak hanya menggunakan sistem kognisi dalam menciptakan suatu pemahaman tetapi juga emosi. Dengan mengalami sendiri apa yang terjadi akan membantu kita dalam memahami perbedaan.
Sumber : dikutip dari blogsp0t oleh Khusni Mustaqim
Link : http://berpikirberbeda.blogsp0t.com.au/2011/03/jane-elliotts-experiment-stereotype.html?m=1
|
|
|
|
3rd January 2017, 13:42
|
|
Addict Member
Join Date: Sep 2016
Posts: 573
|
Jane Elliott, seorang guru di Amerika yang saat itu mengajar murid kelas 3 SD, berfikir bagaimana cara menjelaskan pada muridnya mengenai penembakan pada Martin Luther King Jr.
Untuk menjelaskan tentang diskriminasi, Mrs. Elliott membagi murid di kelasnya menjadi dua grup berdasarkan warna mata mereka.
Maka terbentuklah dua grup, grup murid bermata biru dan grup bermata cokelat.
Pada hari pertama, grup bermata biru berperan sebagai superior
Quote:
She told the blue-eyed children that they were superior to their brown-eyed classmates, and she told the brown-eyed, who had to wear identifying collars, that they were less intelligent and poorly behaved.
The result, according to her, was that blue-eyed children began to behave arrogantly and, after a short while, the brown-eyed children began to accept their lower position.
|
Pada hari berikutnya, peran diganti.
Quote:
The next day she reversed the experiment, and the results reversed, although this time the brown-eyed children, having already experienced discrimination, were more sensitive to the suffering of their blue-eyed peers. The idea was simple and effective. Something as genetically incidental as eye colour became an analogue for the genetic superficiality of skin colour, and it was shown that when one group was favoured over the other, both groups quickly assumed their designated roles as oppressed and oppressor.
Source https://www.google.com.au/amp/s/amp....droid-optus-au
|
|
|
|
3rd January 2017, 13:45
|
|
Addict Member
Join Date: Sep 2016
Posts: 573
|
Pertanyaannya untuk didiskusikan (Question 1 dan 3) :
|
|
|
3rd January 2017, 13:59
|
|
Banned
Join Date: Dec 2016
Posts: 380
|
|
|
|
3rd January 2017, 14:00
|
|
Addict Member
Join Date: Sep 2016
Posts: 573
|
Untuk mendapat gambaran lebih jelas mengenai eksperimen diskrimasi pembagian kelas :
Quote:
Stereotyping Experiment: "A Class Divided" Summary and Analysis.
Experiment:
On the first day of the experiment, the students were told that blued-eyed people are better than brown-eyed people. They were told by the authoritative figure of the classroom (Mrs. Elliot), that brown-eyed people are lesser than blue-eyed and that they must wear collars so people could tell who had brown eyes. She told her students that brown-eyed people are slower, dumber, worse listeners, didnât know how to behave. The students were told that brown-eyed people cannot drink out of the water fountain and must drink out of paper cups (as to not infect the blue-eyed children with whatever they have) and that they get five minutes less of recess and canât be played with by the superior, blue-eyed children.
Elliot was surprised at how fast her third-graders turned. "I watched wonderful, thoughtful children, turn into nasty, vicious, discriminating little third-graders." There was bullying from the blue-eyed children, along with a violent punch to the gut of a brown-eyed boy to a blue-eyed boy after being teased about his eyes. The next day, a blue-eyed boy "forgot his glasses" (perhaps, liking the feeling of feeling superior to his brown-eyed peers, he wanted to show off his blue-eyes), only to find out that the roles were going to be reversed. On the second day of the experiment, brown-eyed people were declared superior to the blue-eyed people.
What they learned:
At the end of the day, the kids could take their collars off and shared what they learned in a class discussion. That you can't judge people based on their skin color, or eye color or whatever physical feature. It doesn't matter what's on the outside. Also, the children took away that they canât understand what it's like to be somebody else until they've walked in their shoes. Jane Elliot found that after the experiment was performed, the children's performance academically improved.
Source : https://soapboxie.com/social-issues/Stereotypng
|
|
|
|
4th January 2017, 22:00
|
|
Addict Member
Join Date: Dec 2016
Posts: 101
|
siapa nya mary jane itu tuh
|
|
|
4th January 2017, 23:31
|
|
Mania Member
Join Date: Sep 2016
Posts: 1,670
|
keren juga eksperimen nya, apa sudah ada ekperimen dengan jenggot atau kumis tebal dengan kemampuan berbicara.
|
|
|
5th January 2017, 00:00
|
|
Silver Member
Join Date: May 2010
Location: in vino veritas
Posts: 59,376
|
ts lagi ngerjain tugas akhir ya?
|
|
When you are down, women can make you up (Qory Sandioriva)
|
5th January 2017, 08:59
|
|
Addict Member
Join Date: Sep 2016
Posts: 573
|
Quote:
Originally Posted by kururuai
siapa nya mary jane itu tuh
|
oot
Quote:
Originally Posted by zekago
keren juga eksperimen nya, apa sudah ada ekperimen dengan jenggot atau kumis tebal dengan kemampuan berbicara.
|
belom ada sepertinya.. Bang Zek mau bikin kah?
Quote:
Originally Posted by lumache
ts lagi ngerjain tugas akhir ya?
|
Enggak, Lu.
Ts nya udah gak kuliah/menempuh program pendidikan lnjtan.
|
|
|
5th January 2017, 22:09
|
|
Addict Member
Join Date: Sep 2016
Posts: 573
|
Edited. .
|
|
Last edited by tukang.dokumen; 27th September 2017 at 07:59..
|
detikNews
........
|