HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Kamis, 2024/03/18 12:43 WIB
Cinta Buta Pemuda Gresik Rela Dipenjara demi LC Warung Kopi Pangku
-
Kamis, 2024/03/18 14:24 WIB
Golkar Minta Jatah 5 Menteri Agar Jadi Lokomotif Utama Kabinet Prabowo
-
Kamis, 2024/03/18 12:55 WIB
Respons Pencinta Reptil soal Viral Emak-emak Madura Banting Ular
-
Jumat, 2024/03/13 11:47 WIB
Detik-detik Satu Keluarga Bunuh Diri di Apartemen Jakut Terekam CCTV
-
Jumat, 2024/03/13 14:18 WIB
Anies Pegang Prinsip yang Tak Menang Pilpres Berada di Luar Pemerintahan
-
Jumat, 2024/03/13 14:09 WIB
Aktor Digerebek di Apartemen Diduga Selingkuh, Ogah Buka Pintu Sampai 3 Jam
|
Thread Tools |
21st July 2017, 06:25 |
#1
|
Banned
|
Survey : 87% KPK dan Presiden Paling Dipercaya dalam Pemberantasan Korupsi
PENELITI Polling Center, Heny Susilowati menyampaikan 87% masyarakat Indonesia pesimistis terhadap perbaikan tindakan korupsi dalam satu tahun terakhir. Hal itu terungkap dalam Survei Nasional Anti Korupsi yang dilakukan Polling Center bersama Indonesia Corruption Watch (ICW) dalam periode April - Mei 2017.
"Tahun ini, 55% masyarakat bahwa tren korupsi semakin meningkat dan 32% menyatakan tak ada perubahan dari tahun lalu dan 13% responden menyatakan menurun. Warga pesimistis terhadap tren korupsi akan menurun pada tahun ini," ujar Heny di Jakarta, Kamis (20/7). Data ini, kata Henny, tidak berbeda jauh dari tahun lalu. Di 2016, sebesar 88% masyarakat pesimistis terhadap perbaikan korupsi. Rincian detailnya, 70% menyatakan korupsi meningkat, 18% responden menilai tak mengalami perubahan, 11% menurun dan 1% tidak tahu. Lebih lanjut, berdasarkan survei ini, kepolisian dan pendaftaran CPNS dianggap menjadi sektor terkorup. Sehubungan dengan ini, sambung Henny, dapat disimpulkan bahwa masyarakat memandang tingkat korupsi Indonesia dalam satu tahun terakhir tidak berubah signifikan. Meski pesimistis terhadap tingkat korupsi, masyarakat memberi apresiasi terhadap keseriusan pemerintah dalam memberantas korupsi. KPK dan Presiden, lanjut Henny, merupakan lembaga paling dipercaya masyarakat dalam memberantas korupsi. Sebanyak 86% responden menyatakan percaya pada KPK dan Presiden. Tahun ini, jika dibandingkan 2016, hasil survei menunjukkan pemerintah dinilai kian serius memberantas korupsi. Sebanyak 20% masyarakat menyatakan pemerintah sangat serius. Sedangkan 2016, hanya 20% yang menyatakan hal itu. Hal ini kata Henny ditengarai karena figur Jokowi yang dinilai bersih dan tegas terhadap perilaku korupsi. Sedangkan untuk KPK, menurut Henny, tingginya kepercayaan masyarakat terhadap KPK disebabkan lembaga tersebut berhasil menjerat banyak pelaku korupsi. "KPK sebagai lembaga yang dipercaya masyarakat menjadi garda terdepan melawan korupsi. Masyarakat pun optimistis tentang keseriusan pemerintah untuk melawan korupsi," paparnya. http://www.mediaindonesia.com/news/r...psi/2017-07-20 Saya yakin jika mau jujur, masyarakat Indonesia lebih banyak yang percaya dengan Jokowi dan KPK daripada DPR. Mereka optimis jika Jokowi mampu membawa Indonesia menjadi lebih baik. |
21st July 2017, 06:46 |
#2
|
Banned
|
CSIS: Rakyat lebih percaya Ahok daripada DPRD DKI Ahok: Penghargaan dari Bappenas merupakan Hasil Kerja Keras PNS DKI. Elektabilitas Membaik, Tim Pemenangan Yakin Ahok-Djarot Menang LALU YANG TERJADI : Ehihihihiiiiiii Wakakakakaaaa |
Last edited by goeloengkoming; 21st July 2017 at 06:49.. |
21st July 2017, 07:00 |
#3
|
|
Banned
|
Quote:
eihihihiiii.... |
|
21st July 2017, 07:14 |
#4
|
||
Banned
|
Quote:
Sayangnya BPS suka bikin rame se. Quote:
Ehihihihiiiiiii |
||
21st July 2017, 07:15 |
#5
|
Banned
|
Jadinya begono :
Jumlah Orang Miskin Bertambah, Kinerja Kabinet Ekonomi Jokowi Dipertanyakan Lily Rusna Fajriah Rabu, 19 Juli 2017 - 16:00 WIB JAKARTA - Peneliti Senior Institute Development of Economics and Finance (Indef) Didik Rachbini mempertanyakan kinerja kabinet ekonomi pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (Jokowi-JK) yang masih belum mampu mengurangi jumlah orang miskin di Indonesia. Pasalnya, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa meskipun secara persentase menurun namun jumlah orang miskin di Indonesia meningkat. Dia mengungkapkan, angka yang dikeluarkan BPS tersebut menunjukkan bahwa program kemiskinan yang dikeluarkan pemerintah belum berdampak secara signifikan untuk mengurangi kemiskinan. Padahal, program yang dikeluarkan pemerintah untuk mengentaskan kesenjangan dan kemiskinan sudah banyak. "Sebenarnya program pengurangan kemiskinan sudah banyak. Pemerintah mengeluarkan ekspansi APBN, diberikan pekerjaan di desa itu namanya cash forward, kemudian swasta seperti Gojek, Grab dan pekerjaan ritel yang tradisional harus dibuka sebanyak mungkin. Sehingga pengurangan kemiskinan signifikan. Sekarang tidak signifikan itu. Indikasi bahwa kabinetnya tidak melakukan satu target yang signifikan dan bagus. Ini berarti gagal mengurangi kemiskinan," katanya di Jakarta, Rabu (19/7/2017). Politikus PAN ini menuturkan, pemerintah sejatinya telah menggelontorkan anggaran yang sangat besar untuk daerah. Sayangnya, anggaran yang tiap tahunnya naik berkali-kali lipat tersebut tidak diimbangi dengan kinerja pemerintah daerah yang semakin baik dan mampu mengentaskan kemiskinan di daerahnya. Seharusnya, kata dia, pemerintah pusat memberikan target kepada pemerintah daerah terkait pengentasan kemiskinan. Misalnya, jika angka kemiskinan tidak berkurang, maka anggaran untuk daerah tersebut akan dipotong. "Jadi tetap harus ada indikator QPA-nya. Kalau daerah itu kemiskinannya semakin banyak, anggarannya harus dipotong. Jangan dinaikkan begitu saja. DPR harus komit dengan itu juga. Jadi bekerja itu dengan ukuran, tidak serampangan seperti sekarang. Ini anggaran APBN banyak, kucuran ke desa banyak, tapi kemiskinan tidak berkurang banyak. Itu satu masalah, bahwa mesin kebijakan pemerintah tidak berjalan," tandasnya. Seperti diberitakan sebelumnya, pada Senin (17/7), BPS merilis jumlah masyarakat miskin di Indonesia mencapai 27,77 juta orang pada Maret 2017. Jumlah tersebut bertambah sekitar 10.000 orang dibanding kondisi September 2016 yang mencapai 27,76 juta orang. (ven) https://www.google.co.id/amp/s/ekbis...kan-1500452728 ============================ Ehihihihiiiiiiiiiii |
21st July 2017, 09:15 |
#6
|
Banned
|
Ngomong2 membantu orang miskin...cara perlakuannya begini
Kalau dulu perlakuan buat orang miskin dikasih begini... Kalau sekarang buat orang miskin dikasih begini... dan dulu dikasih makan kenyang langsung merasa kaya, sekarang dikasih bibit nunggu besar dulu....nanti selain dimakan ada yang bisa digoreng... tapi untuk sementara masih belum merasa kaya wakakakak.... |
21st July 2017, 09:24 |
#7
|
|
Banned
|
Quote:
Bukan hanya di Karawang saja. GIZI BURUK DI INDONESIA MEMBURUK Kinerja pemerintah dalam menangani gizi buruk ternyata juga buruk. Berdasar laporan Global Nutrition Report Independent, kondisi gizi 17,8 persen anak balita di Indonesia di bawah standar WHO. Kementerian Kesehatan mengaku kewalahan mengatasi malanutrisi itu. Co-Chair of the Global Nutrition Report Independent Lawrence Haddad menjelaskan, Indonesia dinilai sudah keluar jauh dari jalur untuk mencapai target world health assembly 2025. Indikasinya, prevalensi 14 persen kasus wasting (kurus) pada anak balita di Indonesia tercatat paling besar di kawasan ASEAN. Selanjutnya, dalam kasus stunting (cebol), Indonesia hanya lebih baik daripada Laos dan Timor Leste. Prevalensi Indonesia tercatat 36 persen, sedangkan Laos 44 persen. Indonesia kalah jauh dari negara-negara tetangga seperti Thailand dan Malaysia. Thailand mencatat prevalensi wasting 7 persen dan prevalensi stunting 16,3 persen. Sebagaimana diketahui, wasting dan stunting merupakan parameter utama dalam menentukan gizi buruk. ÃÂâÃÂÃÂÃÂÃÂà ÂâÃÂÃÂÃÂÃÂIndo nesia berada dalam kategori orange. Yakni, sudah ada progres, tapi kurang cepat,ÃÂâÃÂÃÂÃÂà ÂÃÂâÃÂÃÂÃÂàkata Haddad dalam peringatan Hari Gizi Nasional 2017 di Jakarta kemarin (25/1). Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Moeloek mengakui, pemberantasan gizi buruk belum sepenuhnya berhasil. Namun, dia menegaskan bahwa pihaknya sudah bekerja keras untuk mengatasinya. ÃÂâÃÂÃÂÃÂÃÂà ÂâÃÂÃÂÃÂÃÂHasi l mulai terlihat meski belum dalam jumlah besar,ÃÂâÃÂÃÂÃÂà ÂÃÂâÃÂÃÂÃÂàucapnya. Nila lantas menunjukkan data. Untuk parameter tinggi badan terhadap umur, prevalensinya turun dari 29 persen pada 2015 menjadi 27,5 persen pada 2016. Dia menjelaskan, ada multifaktor yang memengaruhi masalah gizi buruk di Indonesia. Misalnya, persoalan ekonomi dan kurangnya pengetahuan. Karena itu, Kementerian Kesehatan tengah menjalin kerja sama dengan kementerian/lembaga terkait untuk bersama-sama mengatasi gizi buruk tersebut. ÃÂâÃÂÃÂÃÂÃÂà ÂâÃÂÃÂÃÂÃÂSoal pangan, misalnya, tentu Kementerian Pertanian (Kementan) harus terlibat. Akses ke daerah-daerah terpencil tentu dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Kami juga sudah kerja sama dengan Kominfo untuk jaringan internet di daerah untuk edukasi puskesmas-puskesmas,ÃÂâÃÂÃÂàÃÂÃÂâÃÂÃÂÃÂà  bebernya. (mia/bil/JPG/sam/c5/ang/JPG) http://nasional.indopos.co.id/read/2...nesia-Memburuk Wuuusssssss!!! |
|
21st July 2017, 11:41 |
#10
|
|
Groupie Member
|
Quote:
sebagian pasti ada yg tetep milih miskin dan hidupnya diisi dengan tiduran di saat yg lain tengah asyik bekerja mengejar masa depan kek si kutul ini salah satu contohnya |
|
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer