HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Sabtu, 2024/04/17 15:35 WIB
Media Asing Soroti Ledakan Turis: Tak Seperti Bali yang Dulu
-
Sabtu, 2024/04/17 15:40 WIB
Kota Wisata Sekelas Dubai Dilanda Banjir Bandang, Kok Bisa?
-
Minggu, 2024/04/18 16:32 WIB
Bikin Mual, Pria Ini Makan Nasi dengan Kuah Cappuccino
-
Minggu, 2024/04/18 16:29 WIB
Bahlil: Jangan Samakan Jokowi-Megawati dengan Pikiran Hasto PDIP
-
Minggu, 2024/04/18 14:48 WIB
Kisah Pasangan 13 Jam Terjebak Banjir Dubai, Tak Ada Makanan Cuma Minum Air
-
Jumat, 2024/04/16 14:03 WIB
Megawati Kirim Amicus Curiae ke MK: Habis Gelap Terbitlah Terang
|
Thread Tools |
12th January 2008, 17:47 |
#11
|
Registered Member
|
di manakah bentuk peralihan itu?
Maaf jika kurang berkenan...
Saya ingin mengutarakan pendapat saya tanpa berprasangka buruk. Bukankah tidak adanya fosil X membuktikan teori evolusi keliru? Ada satu fakta yang perlu saya luruskan di sini : evolusi tidak pernah menyebabkan suatu spesies memfosil. Kelangkaan fosil bukanlah masalah bagi teori evolusi. Intinya : tidak ada yang mengharuskan setiap spesies harus punya fosil. Ada jutaan mahkluk purba yang hanya ditemukan secuil saja peninggalannya, maka tentu banyak yang bahkan tidak punya peninggalan apapun. Untuk meruntuhkan teori evolusi, anda perlu mencari fosil yang tidak tepat usianya. Misalnya anda berhasil menemukan fosil kambing atau sapi berusia 100 juta tahun maka teori evolusi pastilah akan runtuh. Namun sayangnya sejauh ini fosil-fosil semacam itu tidak pernah berhasil ditemukan. Kelangkaan fosil tidak bisa menyanggah teori evolusi. Yang bisa menyanggah teori evolusi hanyalah fosil yang "tidak pada tempatnya". Apa yang dibuktikan oleh fosil tentang teori evolusi? Selama ini fosil-fosil yang ditemukan telah membuktikan bahwa semakin modern maka organisme yang ada relatif semakin kompleks. Sedangkan semakin purba, organisme yang ada semakin sederhana. Teori evolusi dianggap sebagai teori yang paling mampu menjelaskan fenomena tersebut dibanding hipotesa-hipotesa lainnya. Itulah salah satu alasan mengapa teori evolusi diterima dan bertahan selama 1.5 abad. Sebaliknya bagaimana teori Penciptaan menjelaskan semua fenomena itu? Suatu teori sains diterima berdasarkan kemampuannya untuk menjelaskan suatu fenomena. Mengapa klaim "tidak ada peralihan" adalah tidak masuk akal? Bukan saya bermaksud melecehkan penentang teori evolusi. Namun sampai kapan pun argumentasi fosil peralihan itu tidak akan pernah tuntas. Contoh berikut ini mungkin sekedar anekdot saja untuk kita semua... Sebut saja ada spesies 1 yang merupakan nenek moyang dari spesies 2. Para penentang teori evolusi akan bertanya "Mana spesies 1.5?" Misalnya kita berhasil menemukan spesies 1.5 setelah melalui penggalian fosil selama puluhan tahun. Mereka akan bertanya lagi, "Mana spesies 1.25 dan 1.75?" dan seterusnya. Maka sampai kapan pun argumen peralihan tersebut tidak akan pernah usai. Tapi bentuk peralihan itu sebenarnya ada kan? Ada. Dan, faktanya, mereka telah ditemukan. Ada Euglena, hewan setengah tanaman. Ada Gryphaea. Ada Australopithecus. Ada Ambulocetus, dan banyak yang lain. Mereka itu adalah mahkluk-mahkluk hidup yang membawa sifat-sifat dari beberapa famili/kelas/spesies yang kita kenal saat ini. Bukti lain dari evolusi adalah cacat desain pada banyak mahkluk hidup yang ada di dunia ini, misalnya bintik buta pada mata manusia yang (secara logika desain) sebenarnya tidak perlu ada jika syaraf mata melewati belakang retina, bukan depan. Teori evolusi mampu menjelaskan dari mana sistem syaraf tersebut evolved dan mengapa ada bintik buta. Sementara itu secara teori desain (teori penciptaan) bintik buta adalah sebuah cacat (kekeliruan) desain. Tidak ada penjelasan lain. Itu berarti jika kita menganggap evolusi itu tidak ada. Itu justru merupakan pelecehan terhadap Tuhan, sebab secara tidak langsung kita telah mengatakan bahwa penciptaan yang dilakukan oleh Tuhan tidak sempurna. Paleontolog UGM, almarhum Profesor Teuku Jacob, mengatakan bahwa dengan percaya teori evolusi itu justru akan menguatkan iman kita. Saya setuju. Karena dengan demikian kita justru merasakan proses penciptaan oleh Tuhan terjadi secara berkesinambungan dan dinamis. Tentunya Tuhan bukan tukang sihir yang mengucap mantra kemudian segalanya tercipta begitu saja dan selesai. Apakah teori evolusi itu atheistik? Bukan hanya evolusi. Melainkan seluruh sains itu atheistik. Ketika kita melihat planet-planet berputar pada orbitnya, maka seorang ilmuwan haruslah dapat menarik kesimpulan secara ilmiah. Seorang ilmuwan tidak boleh berkata "Planet berputar karena ada malaikat invisible yang mendorongnya..." Tapi apakah kalau menerima teori evolusi, kita harus atheis? Tidak. Teori Evolusi memang tidak menyebut-nyebut Tuhan, demikian pula Teori Gravitasi. Namun Teori Evolusi juga tidak "menyingkirkan" Tuhan dari kehidupan kita. Sebut saja Keith Ward, Teilhard de Cardin, atau Jimmy Carter yang sangat religius namun menerima teori evolusi. Yang jadi masalah dengan kita saat ini adalah bagaimana kita mengintepretasikan proses penciptaan oleh Tuhan. Apakah proses penciptaan itu "terjadi secara seketika dan langsung selesai" atau melalui "sebuah proses menakjubkan selama milyaran tahun dan hingga kini masih berlangsung". Saya tidak menyalahkan anda yang tidak menerima teori evolusi. sebab teori evolusi memang bukan masalah sederhana dan itu membutuhkan pemahaman yang mendalam. Saya hanya kebetulan lewat forum ini di sela-sela kesibukan di kampus. Mungkin lain kali saya bisa posting lagi. Semoga mencerahkan. Terima kasih. |
12th January 2008, 17:47 |
#12
|
|
Addict Member
|
mutasi tak pernah berakibat positif
Quote:
Misal semua mutasi yg pernah terjadi pada manusia mengakibatkan kelainan mental maupun fisik seperti mongolisme (Down's Syndrome), albinisme (albino), dwarfisme(tubuh pendek), atau penyakit lain seperti kanke Ahli ilmu penyakit asal Amerika David A. Demick menulis sebagai berikut dalam sebuah tulisan ilmiah tentang mutasi: Ribuan penyakit manusia yang berhubungan dengan mutasi genetik telah dicatat pada beberapa tahun terakhir, dan lebih banyak lagi yang sedang dikaji. Sebuah buku rujukan terbaru genetika kedokteran mendaftar sekitar 4.500 penyakit genetik yang berbeda. Sejumlah gejala penyakit menurun yang diketahui berdasarkan ilmu pengobatan di masa sebelum penelitian secara genetika molekuler (seperti sindroma Marfan[q]) ternyata sekarang diketahui heterogen; yaitu berhubungan dengan banyak mutasi yang berbeda… Dengan sederetan penyakit manusia yang disebabkan oleh mutasi ini, apakah dampak baiknya? Dengan ribuan contoh mutasi berbahaya yang sudah ada, tentunya dimungkinkan memperlihatkan beberapa mutasi berguna jika evolusi makro memang benar terjadi. Hal ini diperlukan bukan hanya untuk evolusi ke bentuk lebih kompleks, tapi juga untuk mengurangi dampak buruk dari banyak mutasi berbahaya. Tetapi, ketika tiba saatnya untuk menunjukkan mutasi yang berguna, ilmuwan-ilmuwan evolusionis anehnya bungkam. para evousionis melakukan percobaan mutasi pada lalat buah karena hewan ini berkembang biak sangat cepat dan dapat dimutasikan dengan mudah. Makhluk ini telah dimutasikan jutaan kali dalam seluruh cara yang mungkin. Kenyataannya, tidak ada satu pun mutasi menguntungkan yang teramati. Peneliti lainnya, Michael Pitman, bertutur tentang kegagalan percobaan-percobaan yang dilakukan pada lalat buah: Morgan, Goldschmidt, Muller, dan para ahli genetika lain telah memperlakukan keturunan demi keturunan lalat buah dalam pengaruh panas, dingin, terang, gelap yang berlebihan, dan perlakuan dengan zat kimia serta radiasi. Segala bentuk mutasi, yang semuanya hampir tak berdampak atau benar-benar merusak, telah dihasilkan. Inikah evolusi buatan manusia? Tidak juga: Sejumlah kecil dari binatang mengerikan buatan para ahli genetika tersebut mampu bertahan hidup di luar botol tempat mereka dikembangbiakkan. Pada kenyataannya mutan-mutan tersebut mati, mandul, atau cenderung kembali ke jenis asalnya. info: http://www.harunyahya.com/indo/buku/...ggah03.htm#22a www.darwinism-watch.com |
|
13th January 2008, 00:28 |
#15
|
Registered Member
|
Teori Evolusi Harus di hapuskan???
Bleh, namanya juga teori.. rak yo bebas to??
Lagian baca bukunya jangan cuma sepotong, baca kabeh... Oya, perlu diingat lagi, evolusi berjalan selama kurun waktu ribuan taon, ga kaya mi instan cuma 3 menit jadi. |
13th January 2008, 10:32 |
#16
|
|||
Addict Member
|
Quote:
Quote:
Quote:
Jejak kaki Laetoli milik manusia modern, tetapi berusia 3,6 juta tahun Sejumlah ahli paleoantropologi seperti Don Johanson dan Tim White. Hasilnya sama. White menulis mengenai jejak kaki berusia 3,6 juta tahun tsb: Tidak disangsikan lagi…. Jejak-jejak itu serupa dengan jejak kaki manusia modern. Jika jejak itu ditinggalkan di pasir pantai California sekarang, dan seorang anak berusia empat tahun ditanya tentangnya, ia akan langsung menjawab bahwa seseorang telah berjalan di sana. Ia tidak akan dapat membedakannya dengan seratus jejak kaki lain di pantai, begitu pula Anda.Louis Robbins dari Universitas North California berkomentar sebagai berikut mengenai jejak tsb: Lengkungannya agak tinggi - manusia yang lebih kecil memiliki lengkungan lebih tinggi daripada yang saya miliki - dan jempol kakinya besar dan sejajar dengan jari kaki sebelahnya.… Jari-jari kaki menekan tanah seperti jari-jari kaki manusia. Anda tidak akan mendapati ini pada hewan. Temuan pondok batu berusia 1,7 juta tahun. Konstruksi pondok ini tampak seperti pondok yang digunakan orang-orang Afrika sekarang Penemuan Louis Leakey di awal tahun 1970-an di Celah Olduvai. Leakey menemukan sisa-sisa pondok batu. Menurut temuan Leakey, Australopithecus, Homo habilis, Homo erectus dan manusia modern tentu hidup pada masa yang sama sekitar 1,7 juta tahun lalu. (A. J. Kelso, Physical Anthropology, 1.b., 1970, S. 221; M. D. Leakey, Olduvai Gorge, Bd. 3, Cambridge: Cambridge University Press, 1971, S. 27) .. wow bukankah menurut evolusionis manusia modern berevolusi dari spesies mirip kera seperti Australopithecus????? Sesuai asumsi Anda dr bukti diatas saja teori evolusi harusnya telah terkubur dalam2 berkat penemuan ilmiah pada "fosil yg tidak pada tempatnya" tapi hal ini tidak terjadi, ratusan bahkan ribuan fosil tidak pada tempatnya ini seperti bagan dibawah ini hanya membuat mereka terdiam dan mengalihkan pokok bahasan lainnya melalui propaganda media. Teori evolusi menyebutkan makhluk hidup mempunyai nenek moyang yg sama kemudian tumbuh menyebar susuai perjalanan waktu, dari tingkat sederhana hingga yg lebih kompleks. Akan tetapi dapat dilihat di bawah ini.. Catatan fosil menunjukkan sebaliknya.. aneka "fosil tdk pada tempatnya" dr kelompok makhluk hidup muncul secara tiba2 dg struktur yg berbeda2 dan telah lengkap. sumber: www.arn.org bersambung ke posting berikutnya.... |
|||
13th January 2008, 22:06 |
#17
|
Mania Member
|
zildjidan !
anda menolak teori Darwin di ajarkan di sekolah terus ttg asal muasal mahluk hidup anak sekolah di kasi teori apa ??? |
"It doesn't matter how beautiful your theory is, it doesn't matter how smart you are. If it doesn't agree with experiment, it's wrong." Richard P. Feynman |
15th January 2008, 23:05 |
#18
|
|||||
Addict Member
|
Quote:
Suatu teori sains diterima berdasarkan kemampuan utk menjelaskan fakta ilmiah yang ada... "fosil semakin purba menunjukkan organisme yang ada semakin sederhana"..?? Ini penemuan fosil pada masa paling purba Trilobita, salah satu spesies zaman Kambrium, mata trilobita memiliki rancangan yang luar biasa. Mata ini tersusun atas ratusan mata kecil. Setiap mata kecil ini memiliki dua lensa yg berbeda. Diperkirakan bahwa mata kecil yang disebut "struktur doublet" memungkinkan trilobita untuk melihat secara sempurna dalam air tnpa kesalahan. Professor geologi University of Harvard, David Raup: "Trilobita menggunakan rancangan optimal yang untuk membuatnya saat ini membutuhkan seorang insinyur optik yang terlatih dan imajinatif"Fosil yang ditemukan dalam lapisan paling purba yaitu masa Kambrium termasuk dalam jenis binatang yang sangat berbeda, seperti siput, trilobita, bunga karang, ubur-ubur, bintang laut, kerang, dan lain-lain. Kebanyakan dari makhluk-makhluk ini dalam lapisan ini memiliki sistem kompleks dan struktur maju, seperti mata, insang, dan sistem peredaran, sama persis dengan binatang modern. Struktur seperti ini pada satu waktu yang sama telah sangat maju, dan sangat berbeda dan bahkan sebagian masih hidup hingga saat ini. Dimanakah organisme sederhana itu? Quote:
Bagaimana evolusionis membuktikan klaim mereka yg secara logika harusnya fosil peralihannya lebih banyak dr pada fosil "binatang yg sdh komplit/jadi" yg pernah ditemukan dan ini diakui pendiri evolusi charles darwin. Quote:
Semua spesies Australopithecus adalah kera yang sudah punah dan menyerupai kera masa kini. SELAMAT TINGGAL LUCY! Jurnal ilmu pengetahuan Perancis, Science et Vie edisi Februari 1999, mengakui fakta ini dengan judul utamanya "Selamat Tinggal Lucy" (Adieu Lucy) dan menyatakan bahwa Australopithecus tidak dapat dianggap sebagai nenek moyang manusia Analisis antropolog Amerika Holly Smith pada tahun 1994 tentang gigi-gigi Australopithecus menunjukkan bahwa Australopithecus adalah sejenis kera. (Holly Smith, American Journal of Physical Antropology, Vol 94, 1994, hal. 307-325) Fred Spoor, Bernard Wood dan Frans Zonneveld, seluruhnya ahli anatomi, mencapai kesimpulan yang sama melalui metoda yang sama sekali berbeda. Metoda ini berdasarkan pada analisis perbandingan rongga semi-sirkular pada telinga bagian dalam manusia dan kera yang berfungsi menjaga keseimbangan. Rongga telinga bagian dalam dari semua spesimen Australopithecus yang diteliti oleh Spoor, Wood dan Zonneveld ternyata sama seperti yang terdapat pada kera modern. (Fred Spoor, Bernard Wood, Frans Zonneveld, "Implication of Early Hominid Labryntine Morphology for Evolution of Human Bipedal Locomotion", Nature, Vol 369, 23 June 1994, hal. 645-648) Seputar khayalan "sirip" Ambulocetus Ambulocetus: tungkainya benar-benar tungkai, bukan "sirip," dan tiada selaput khayalan di antara jari-jari kakinya sebagaimana telah ditambahkan National Geographic. (Gambar dari buku Carroll: Patterns and Processes of Vertebrate Evolution, h. 335). Seorang pakar di dunia ikan paus Russia, G. A. Mchedlidze, tidak mendukung penggambaran Pakicetus, Ambulocetus natans, dan binatang berkaki empat yang serupa sebagai "nenek moyang paus yang mungkin," dan [sebaliknya] menggambarkan mereka sebagai kelompok yang sama sekali berbeda. (A. Mchedlidze, General Features of the Paleobiological Evolution of Cetacea, trans. from Russian (Rotterdam: A. A. Balkema, 1986), h. 91) Quote:
Ahli anatomi Jerman, R. Wiedersheim pada tahun 1895 memuat sekitar 100 struktur daftar organ-organ sisa. Organ-organ yang diduga tidak memiliki fungsi tersebut, satu demi satu diketahui ternyata merupakan organ-organ dengan fungsi yang belum ditemukan. Penelitian ilmiah tentang dongeng organ sisa (vestigial): "Vestigial Organs" Are Fully Functional (Organ-organ Sisa Berfungsi Penuh) Misal usus buntu yg dahulu dinyatakan sbg "organ sisa", kenyataannya merupakan bagian dari sistem limfatik. Sebuah publikasi kedokteran pada tahun 1997 menyebutkan bahwa, "organ dan jaringan tubuh lainnya – thymus, hati, limpa, usus buntu, sumsum tulang, dan sejumlah kecil jaringan limfatik seperti amandel di tenggorokan dan bintik-bintik Peyer di dalam usus halus – juga merupakan bagian dari sistem limfatik. Sistem ini juga membantu tubuh melawan infeksi. (The Merck Manual of Medical Information, Home edition, Merck & Co., Inc. The Merck Publishing Group, Rahway, New Jersey, 1997) Tulang ekor pun dahlu jg dianggap sebagai organ sisa yg dianggap cacat ternyata bermanfaat.. tulang ekor pada bagian bawah dari ruas tulang belakang menyangga tulang-tulang di sekitar panggul dan merupakan titik pertemuan dari beberapa otot kecil dan karenal alasan ini tidaklah mungkin untuk duduk nyaman tanpa tulang ekor. Kelopak mata, yang dianggap sebagai organ sisa diketahui ternyata bertugas membersihkan dan meminyaki mata. Amandel juga pernah dianggap organ sisa ternyata memiliki tugas penting dalam melindungi tenggorokan melawan infeksi, terutama hingga usia remaja. Sejarah ilmu pengetahuan mencatat adanya penyusutan terus-menerus dalam jumlah organ-organ yang dianggap sisa ini (organ vestigial). Quote:
|
|||||
15th January 2008, 23:12 |
#19
|
||||||
Addict Member
|
Quote:
Pertanyaannya adalah apakah fakta dan bukti2 yang ada mengarah ke arah evolusi atau sebaliknya. Sepatutnya kita meyakini berdasar apa yg kita pahami sesuai akal dan bukti yg ditemukan sesuai kaidah ilmu pengetahuan bukan pada prasangka belaka.. ini lah logika dalam ilmu pengetahuan. Menurut saya jikalau memang Tuhan adalah pencipta agama, pencipta alam semesta beserta makhluknya di bumi ini dan juga pencipta otak beserta akal kita pastilah agama, akal dan bukti yg ada dialam tidak akan bertolak belakang satu sama lainnya. Tidak perlu dengan memaksakan apabila suatu teori tak memilki bukti dan landasan ilmiah ke dataran ilmiah. Quote:
Saya harap sdr tidak menganggap Tuhan tukang sihir ketika Dia membuat burung yg dibuat dr tanah liat oleh nabi Isa (Yesus) menjadi burung yg asli. Saya harap sdr tidak mengatakan Tuhan tukang sihir ketika Dia mengubah tongkat nabi Musa jadi ular ataupun ketika membelahkan laut buat Musa. Semua adalah kekuasaan Tuhan.. apa yg kita lakukan adalah meneliti secara bijak dan benar apa yg Dia ciptakan di bumi bagaimana Dia menciptakan ini semua sesuai realita dg bukti2 yg ada... Quote:
Quote:
Ini bukanlah masalah bagi orang yg meyakini Tuhan apakah Tuhan menciptakan makhluknya dengan evolusi ataupun dengan telah sempurna. Itu semua adalah hak Tuhan.. Apa yg kita junjung adalah kejujuran menyatakan sesuai realita yg ada. Bukti2 bertebaran baik molekuler maupun fosil mengarah pada bagaimana semua ini dicipta, apakah secara evolusi ataupun secara sengaja dan sempurna.. inilah yg harus dikemukakan di masyarakat. Teori evolusi hanya akan menjadi masalah kaum atheis jika disingkirkan. Penciptaan secara sempurna tak mempunyai celah sedikitpun bagi peristiwa dan kehidupan terjadi scr kebetulan, dg sendirinya atau coba-coba.. ini yg diagung-agungkan kaum atheis selama ini krn hal tsb dpt meniadakan fungsi Tuhan. Maka itu mereka mempertahankan teori ini dengan cara apapun bahkan walaupun mereka harus menutup akal dan logika mereka sekalipun. Quote:
Seperti yg diungkapkan seorang Profesor Turki, Ali Demirsoy ketika mengamati pembentukan susunan protein Sitokrom C, bahwa menganggap protein tersusun secara kebetulan, acak atau coba2 seperti dlm pemahaman evolusi adalah seperti mempercayai"seekor monyet menulis sejarah kemanusiaan dengan mesin ketik tanpa kesalahan sedikitpun". (Ali Demirsoy, Kalýtým ve Evrim (Inheritance and Evolution), Ankara: Meteksan Yayýnlarý, 1984, hal. 64) Mempercayai teori evolusi sama halnya akal kita bisa menerima dan mempercayai bahwa seekor monyet dapat menulis sejarah dunia tanpa kesalahan sedikitpun...!! Quote:
|
||||||
16th January 2008, 02:20 |
#20
|
|
Mania Member
|
Quote:
gw dikacangin yak ?? kok ga dijawab2 ? anda minta pengapusan teori Darwin, trus ttg asal muasal mahluk hidup, mau nya anda kasi teori apa ?? |
|
"It doesn't matter how beautiful your theory is, it doesn't matter how smart you are. If it doesn't agree with experiment, it's wrong." Richard P. Feynman |
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer