|
|
5th March 2021, 16:24
|
|
Mania Member
Join Date: Nov 2018
Location: TWICE - JYP
Entertainment -
Korea
Posts: 5,441
|
Vaksinasi mulai salah sasaran...
Quote:
Vaksinasi di DPR, Keluarga Kandung Anggota DPR Turut Divaksinasi
KOMPAS.com - Keluarga kandung anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) turut mendapat jatah vaksinasi dalam kegiatan vaksinasi bagi anggota DPR yang tengah berlangsung. Hal itu diakui oleh anggota Komisi I DPR dari Fraksi PKB Abdul Kadir Karding yang mengatakan anggota keluarganya telah menjalani vaksinasi pada Kamis (25/2/2021). "Kemarin hari Kamis, itu saya bersama istri dan anak memang mengikuti proses vaksinasi yang dilakukan oleh teman-teman dari Kementerian Kesehatan," kata Karding saat dihubungi, Jumat (26/2/2021).
Karding mengatakan, dalam undangan yang ia dapat dari pihak Fraksi PKB maupun Sekretariat Jenderal DPR, ia bersama keluarga kandungnya memperoleh jatah vaksin. "Jadi kemarin kami mendapatkan undangan dari pihak kesekjenan dan lewat fraksi dan akan mendapatkan vaksin, akan divaksin maksud saya, beserta keluarga kandung anak dan istri," ujar Karding. Karding mengatakan, tidak ada gejala yang ia rasakan setelah divaksinasi dan ia kini tengah menunggu penyuntikan vaksin kedua.
Dihubungi terpisah, Sekretaris Fraksi PPP Achmad Baidowi mengaku tidak tahu-menahu terkait adanya jatah vaksin bagi keluarga anggota Dewan. Ia mengatakan, kebijakan soal vaksinasi itu dikoordinasikan oleh Sekretariat Jenderal DPR. Ia menambahkan, anggota Fraksi PPP pun tidak mengikuti vaksinasi karena saat ini masih masa reses. "Saya sendiri memilih tidak ikut vaksinasi, karena lebih mengutamakan yang membutuhkan. Apalagi saya penyintas Covid-19 dan tidak masuk prioritas dalam beberapa bulan," ujar Baidowi. "Selain itu keluarga saya tidak masuk kategori yang harus segera divaksin. Sebaiknya memang kesekjenan menjelaskan secara terbuka," kata dia.
Diketahui, kegiatan vaksinasi Covid-19 kini telah memasuki tahap kedua dengan sasaran antara lain tenaga pendidik, pedagang pasar, jurnalis, serta wakil rakyat yang meliputi anggota DPR, DPD, dan DPRD.
https://nasional.kompas.com/read/202...ut-divaksinasi
|
Kekhawatiran saya mulai terbukti kan. Vaksinasi mulai melenceng dari prioritas awal. Sedangkan tenaga medis pun belum semuanya dapat dosis pertama. Ini sudah mulai diberikan kepada kaum-kaum yang bukan frontliners dan masih bisa tinggal di rumah dengan tenang sambil mendapatkan uang.
Ditambah lagi laju vaksinasi Covid-19 di negara ini masih lambat.
Quote:
Vaksinasi Covid-19 Fase I Lambat, Hanya Bertambah 14.000 Orang Sehari
Bisnis.com, JAKARTA – Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19, sampai dengan Kamis (18/2/2021), jumlah orang yang divaksinasi mengalami perlambatan, untuk yang mendapat dosis pertama hanya 14.000-an. Sampai Kamis (18/2/2021), penerima vaksin dosis pertama totalnya mencapai 1.164.144 orang. Jumlahnya tersisa 304.620 dari total target untuk tenaga kesehatan. Jumlahnya hanya bertambah 14.205 dibandingkan dengan hari sebelumnya. Sementara itu, yang divaksin dosis kedua bertambah hanya 26.504 orang. Padahal, pada pekan sebelumnya jumlah yang divaksinasi per hari bisa sampai lebih dari 50.000 orang.
Dari angka tersebut, total yang divaksin dosis kedua totalnya mencapai 623.832 orang. Untuk vaksinasi tahap pertama kepada tenaga kesehatan, pemerintah menargetkan untuk melakukan vaksinasi pada 1.468.764 tenaga kesehatan. Jumlah kebutuhannya sudah tetap, dihitung dengan yang nakes lansia dan nakes yang bisa dan tidak bisa disuntikkan vaksin. B
Sementara itu, target secara keseluruhan, termasuk petugas pelayanan publik dan masyarakat umum, perinciannya mencapai 181.554.465 orang. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menargetkan vaksinasi Covid-19 dapat dilakukan kepada 900.000 sampai 1 juta orang per hari. Sampai saat ini, vaksinasi untuk 1 juta orang baru bisa tercapai dalam waktu sebulan. Adapun, saat ini pemerintah sudah mulai penyuntikan vaksin tahap kedua yang ditujukan kepada 17,4 juta petugas pelayanan publik, di antaranya pedagang pasar, guru, pekerja di sarana trasportasi umum, dan TNI/Polri. Sampai saat ini, vaksin yang ada masih menggunakan Coronavac dari Sinovac. Adapun, pemerintah sudah menambah kapasitas vaksin dari Sinovac berupa bahan dasar yang akan diolah lebih lanjut oleh PT Bio Farma sebanyak 10 juta dosis serta 1 juta dosis overfilled.
https://kabarduaempat.bisnis.com/rea...0-orang-sehari (ganti "duaempat" menjadi "24")
|
|
|
|
5th March 2021, 17:00
|
|
Groupie Member
Join Date: Feb 2016
Location: Kampung Keling
Posts: 24,386
|
Bukannya pada ribut tolak vaksin dan suruh anggota DPR atau para pejabat untuk divaksin duluan?
|
|
King of Losers
|
5th March 2021, 17:08
|
|
Mania Member
Join Date: Nov 2018
Location: TWICE - JYP
Entertainment -
Korea
Posts: 5,441
|
Quote:
Originally Posted by kumalraj
Bukannya pada ribut tolak vaksin dan suruh anggota DPR atau para pejabat untuk divaksin duluan?
|
Tapi keluarganya gak usah ikut-ikutan. Keluarganya harusnya masuk antrian fase ke-3 seperti saya dan anda.
|
|
|
5th March 2021, 17:20
|
|
Groupie Member
Join Date: Feb 2016
Location: Kampung Keling
Posts: 24,386
|
Quote:
Originally Posted by yoo.jeongyeon.380
Tapi keluarganya gak usah ikut-ikutan. Keluarganya harusnya masuk antrian fase ke-3 seperti saya dan anda.
|
Apa alasannya? Bukannya untuk membuktikan vaksin aman, jangan hanya anggota DPR atau pejabat saja tapi sekeluarga divaksin. Jadi kalau tidak apa-apa baru rakyat yang divaksin.
Kalau pendapat saya harusnya memang vaksin itu satu keluarga. Mau tenaga medis, mau anggota DPR, mau lansia atau mau kelompok prioritas apapun.
Soalnya vaksinnya jauh dari 100% kemampuan melindunginya. Jadi lebih aman kalau mau mencegah seseorang tertular, satu keluarganya juga pada divaksin.
|
|
King of Losers
|
5th March 2021, 18:01
|
|
Mania Member
Join Date: Nov 2018
Location: TWICE - JYP
Entertainment -
Korea
Posts: 5,441
|
Quote:
Originally Posted by kumalraj
Apa alasannya? Bukannya untuk membuktikan vaksin aman, jangan hanya anggota DPR atau pejabat saja tapi sekeluarga divaksin. Jadi kalau tidak apa-apa baru rakyat yang divaksin.
Kalau pendapat saya harusnya memang vaksin itu satu keluarga. Mau tenaga medis, mau anggota DPR, mau lansia atau mau kelompok prioritas apapun.
Soalnya vaksinnya jauh dari 100% kemampuan melindunginya. Jadi lebih aman kalau mau mencegah seseorang tertular, satu keluarganya juga pada divaksin.
|
Seharusnya. Tapi sayangnya stok vaksin kita masih dikit, dan vaksinasi di sini cukup lambat. Jadi mending keluarganya divaksin belakangan.
Kalau keluarganya harus divaksin serentak juga, kapan frontliners lainnya dapat vaksin???
Kalau keluarga juga harus divaksin, maka yang harusnya divaksin duluan adalah keluarga tenaga medis. Anggota DPR dan keluarganya mah gak usah divaksin dulu. Toh selama ini DPR nganggur kok. Kerjaannya cuma bikin UU gak jelas.
|
|
|
5th March 2021, 18:05
|
|
Mania Member
Join Date: Sep 2019
Posts: 2,277
|
Berarti emang beneran udah melenceng dari awal dong omm.. Karena tenaga medis yang dapet cuma tenaga medisnya doang, keluarganya nggak.. Btw keluarga presiden udah pada vaksin semua belum ya ? Atau cuma baru pak presidennya doang ?
Quote:
Originally Posted by kumalraj
Apa alasannya? Bukannya untuk membuktikan vaksin aman, jangan hanya anggota DPR atau pejabat saja tapi sekeluarga divaksin. Jadi kalau tidak apa-apa baru rakyat yang divaksin.
Kalau pendapat saya harusnya memang vaksin itu satu keluarga. Mau tenaga medis, mau anggota DPR, mau lansia atau mau kelompok prioritas apapun.
Soalnya vaksinnya jauh dari 100% kemampuan melindunginya. Jadi lebih aman kalau mau mencegah seseorang tertular, satu keluarganya juga pada divaksin.
|
|
|
|
5th March 2021, 21:21
|
|
Mania Member
Join Date: Jan 2015
Posts: 3,942
|
dari awal juga saya bilang, ribut vaksin melulu tapi prosedur vaksinasinya kaga dipikir.... makanya amburadul....
biasa di indonesia kejadian dulu baru teriak. bukannya dipikir dari tahun kemaren...
memang parah sih...
saya lebih setuju keluarga frontliner di vaksin duluan, karena para frontliner ini dapat membawa virus waktu pulang ke keluarganya, justru mereka ini paling beresiko di banding frontliner yg sdh dilindungi oleh apd....
|
|
|
5th March 2021, 21:55
|
|
Registered Member
Join Date: Mar 2021
Location: Jakarta
Posts: 28
|
ya udah iya, divaksin buat yg mau aja
|
|
|
6th March 2021, 18:43
|
|
Mania Member
Join Date: Nov 2018
Location: TWICE - JYP
Entertainment -
Korea
Posts: 5,441
|
Nah, mulai kan... khas Indonesia banget deh...
Quote:
Manfaatkan Celah, Pembantu hingga Kenalan Pedagang Ikut Vaksinasi di Pasar Tanah Abang
JAKARTA, KOMPAS.com - Adanya celah atau kelemahan dalam pendaftaran vaksinasi di Pasar Tanah Abang rupanya dimanfaatkan sejumlah pedagang nakal untuk turut mendaftarkan kerabat mereka agar bisa mendapat vaksin Covid-19. Padahal, vaksinasi di Pasar Tanah Abang yang digelar sejak pertengahan Februari ini hanya ditargetkan untuk menyasar pedagang pasar dan karyawannya. Seperti diberitakan Kompas.id, asisten rumah tangga hingga kenalan pedagang ditemukan mengikuti antrean vaksinasi Covid-19 di Pasar Tanah Abang, pada Senin (1/3/2021).
Mereka datang ke lokasi vaksinasi hanya dengan membawa kartu tanda penduduk (KTP). Sementara berkas lainnya yang menjadi persyaratan memperoleh vaksin dibawa oleh pedagang atau penyewa kios. Ami (50), asisten rumah tangga, misalnya sudah mengantre pengambilan kupon vaksin sejak pukul 09.00. Sambil mengantre, ia juga menanti kedatangan majikannya, penyewa salah satu kios di Pasar Tanah Abang, yang akan membawakannya berkas untuk pendaftaran ulang vaksinasi.
"Tidak tahu apa saja yang dibawa (untuk vaksinasi). Yang urusin (pendaftaran) bos. Bos belum datang. Saya pembantu rumah tangga," kata Ami. Hernowo (38), salah satu peserta antrean kupon vaksinasi ini mengaku mengikuti vaksinasi berkat salah satu kenalannya di Pasar Tanah Abang. Ia enggan merinci tempatnya bekerja, tetapi ia mengakui didaftarkan oleh salah satu pedagang di Blok A Pasar Tanah Abang yang merupakan kenalannya. "Lagi menunggu (pedagang kenalannya) datang untuk ambil kupon. Surat (persyarat pendaftaran), dia yang bawa. Saya cuma bawa KTP," ucap Herwono yang kemudian segera menghindari Kompas.
Manfaatkan celah
Penanggungjawab vaksinasi Covid-19 di Pasar Tanah Abang Siti Siti Nur Halimah mengaku belum mengetahui adanya kenalan pedagang yang ikut mendapat jatah vaksinasi. Namun, ia menilai hal tersebut bisa saja terjadi jika pedagang memanfaatkan celah kelemahan pendaftaran vaksin. Ia mengatakan, untuk pedagang atau pemilik dan penyewa kios, memang disyaratkan untuk melampirkan keterangan pembayaran iuran sebagai bukti verifikasi. Namun, verifikasi serupa sulit dilakukan untuk karyawan pedagang. "Kalau karyawan nah itu dia, dia didaftarkan sama bosnya. Sekian ribu orang mau dipelototi juga susah (membuktikan karyawan atau bukan)," kata Siti saat dihubungi Kompas.com, Jumat (5/3/2021). Lebih jauh Siti mengungkapkan bahwa masalah pendaftaran dan verifikasi ini sepenuhnya dikerjakan oleh PD Pasar Jaya selaku pengelola Pasar Tanah Abang. "Jadi silahkan ditanya ke Pasar Jaya. Kita sudah janjian di luar pintu, ruang verifikasi, itu tanggung jawab Pasar Jaya. Begitu masuk ruang vaksinasi baru tanggung jawab kami (Kementerian Kesehatan)," kata Siti. "Kami kan di sini bekerja prinsipnya saling percaya. Kalau mereka (Pasar Jaya) sudah menyatakan itu pedagang, ya kami layani," tambah dia. Siti menambahkan, saat ini sudah ada 21.600 pedagang di Pasar Tanah Abang terdaftar sebagai penerima vaksin. Jumlah itu terus bertambah dari data awal yang hanya 9700 orang. Menurut Siti, sejauh ini pihaknya sudah menyuntik vaksin 19.000 orang pedagang. Sebanyak 3.000 diantaranya bahkan telah menerima vaksin dosis kedua. Sementara itu, Humas PD Pasar Jaya Gatra Vaganza belum menjawab panggilan telpon dan pesan singkat dari Kompas.com mengenai kenalan pedagang yang ikut vaksinasi di Pasar Tanah Abang ini.
https://megapolitan.kompas.com/read/...pasar?page=all
|
|
|
|
6th March 2021, 18:58
|
|
Mania Member
Join Date: Feb 2020
Posts: 3,079
|
Seorang karyawan di Singapore National Eye Centre (SNEC) mendapat suntikan setara lima dosis vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech, karena kesalahan teknis. Kejadian itu diumumkan Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) pada Sabtu (6/2/2021), sebagaimana diwartakan Channel News Asia. Penyuntikan vaksin virus corona itu terjadi tanggal 14 Januari saat latihan vaksinasi di SNEC untuk para pegawainya.
"Kesalahan ditemukan beberapa menit setelah vaksinasi, ketika karyawan itu sedang beristirahat di area yang ditentukan setelah vaksinasi," kata SNEC dalam siaran pers. "Dokter senior langsung diberitahu dan karyawan itu langsung diperiksa, kondisinya sehat tanpa reaksi atau efek samping negatif."
|
|
|
detikNews
........
|