HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Rabu, 2024/04/20 08:59 WIB
Sah! Putri DA Resmi Menikah dengan Anak Bos Batu Bara
-
Minggu, 2024/04/18 11:55 WIB
Klarifikasi Idham Masse Soal Mobil Untuk Ibu Catherine Wilson Mau Ditarik Leasing
-
Minggu, 2024/04/18 11:48 WIB
Ogah Disebut Nganggur, Ferry Irawan Ngaku Ada Proyek Film dan Dicalonkan Jadi Bupati
-
Sabtu, 2024/04/17 14:39 WIB
Melody Prima Baru Ungkap Alasan Bercerai Setelah Setahun Berlalu
-
Selasa, 2024/04/14 11:47 WIB
Sandra Dewi Hilang di Instagram, Keluarga Lakukan Hal Ini
-
Jumat, 2024/04/16 14:20 WIB
Olivia Nathania, Anak Nia Daniaty Bebas dari Penjara Kasus CPNS Bodong
|
Thread Tools |
19th September 2007, 22:16 |
#1
|
Addict Member
|
[Wayang] Kresna: Tokoh Diplomat Titisan Dewa Wisnu
Apabila dalam dunia politik internasional dikenal sebutan "DIPLOMAT", di dunia pewayangan predikat itu layak disandang oleh seorang tokoh yang keahliannya setaraf dengan profesi tersebut. Dia adalah Kresna awatara (titisan) Dewa Wisnu pemelihara perdamaian pengendali keadilan dan kesejahteraan umat di Jagat Raya.
Anak Raja Basudewa dari Dewi Mairah itu mempunya keahlian berbicara fasih, taktis, diplomatis, disegani kawan maupun lawan. Kadang-kadang ia menggunakan bahasa sindir yang tajam tapi tidak terasa menusuk hingga orang yang kena sindir tidak menaruh dendam atau marah selain mengakui kebenarannya. Sebagai diplomat ia berpandangan luas mengenai hubungan dan kepentingan masalah mancanegara, terutama konflik antara Kurawa dan Pandawa mengenai hak pemikikan atas tahta kerajaan Astina yang dituntut kaum Pandawa. Keahlian lain ialah, mengatur taktik strategi perang merusak konsentrasi lawan dan mengantisipasi situasi kritis yang dihadapi. Sebagai titisan Wisnu tak heran bila ia memiliki segudang ilmu dan peralatan serba canggih antara lain Gampar Lopian, semacam komputer pencari data kelemahan lawan atau untuk menemukan barang yang hilang termasuk identitas seseorang. Peralatan lain yang dimiliki berupa sekuntum bunga disebut Sekar Wijaya Kusuma, berkhasiat menyembuhkan orang sakit, bahkan menghidupkan yang mati belum waktunya. Sedang senjata andalan berteknologi tinggi adalah Cakra, semacam peluru kendali antar benua yang mampu mencapai sasaran dimanapun tempatnya. Akhirnya peralatan tercanggih berupa ajian Triwikrama. Tri = Tiga; Wikrama = Langkah. Dengan ber Triwikrama tubuhnya menjadi besar dan tinggi bagai raksasa Kala Mercu bertangan seribu. Jagat yang besar dan luas dari ujung ke ujung ini hanya dicapai dengan Tiga Langkah saja. Jika melangkah jagat akan miring ke arah tempat kakinya berpijak sehingga betapa mudahnya jika ia ingin melumat jagat semudah membulak-balikkan telapak tangan. Tetapi karena pemiliknya terikat oleh konvensi hukum kemanusiaan sesuai tugasnya sebagai pemelihara perdamaian dan pengendali keadilan, senjata penghancur jagat itu tak boleh dipergunakan dengan sewenag-wenang, kecuali menghadapi kekuatan destruktif yang membahayakan keselamatan umat manusia. Tetapi berbeda menurut pustaka Kresnayana, penampilan anak Basudewa itu lebih nampak sifat "Kemanusiannya" daripada sifat "Kewisnuannya". Faktor penyebabnya, dalam kisah mahabarata jalan cerita lebih banyak didominasi oleh liku-liku kehidupan kaum Kurawa dan Pandawa. Pernah ciri Kewisnuannya ia perlihatkan ketika bertindak sebagai duta perdamaian ke negara Astina guna mencegah perang antara kaum Kurawa dan Pandawa mengenai tahta kerajaan Astina. Namun agaknya maksud baik sang duta dianggap merugikan kaum Kurawa sehingga timbul niat jahat untuk mencelakakannya. Di saat itulah Kresna bertriwikrama nyaris melumat hbis bangunan-bangunan mewah, jika saja rasa kesadaran tidak menggugahnya. Ia sadar bahwa neraca tulisan tuhan tidak akan mengubah apa yang telah ditentukan dari Lohmahfuznya, bahwa perang besar Baratayudha tidak dapat diubah lagi kepastiannya. Justru dalam perang itu Kresna akan berperan penting sebagai Sutradara pengatur laku pengendali keadilan dan walaupun ia berada di pihak Pandawa, tetapi tak boleh terlibat secara fisik melainkan sebatas hanya menjadi penasehat saja. Suatu ketika Kresna bertindak sebagai kusir kereta perang Arjuna di gelanggang payudan Kurusetera. Ketika satria andalan Pandawa itu telah mengincar mangsa, tiba-tiba ia berseru "Oh, tidak, tidak... kanda bawa aku segera keluar gelanggang." perintahnya. Sang kusir kaget, "eh, kok malah mengajak keluar ... ada apa si anak Pandu ini?", gumamnya keheran-heranan. Sekilas Kresna melihat tiga wajah yang tidak asing lagi yaitu Bisma, Dorna dan Salaya. Setiba di luar gelanggang Arjuna berdalih, "Kanda Batara, perang ini tidak lebih hanya untuk memperebutkan kekuasaan dan kemewahan lahiriah semata, hanya karena Pandawa sedang menderita. Untuk apa kekuasaan, apa guna kemewahan jika untuk itu hamba harus membunuh orang-orang yang pernah berbuat baik kepada Pandawa. Mereka eyang Bisma, Bapak guru Dorna dan Uwa Prabu Salya telah mendidik dan membina hamba untuk menjadi manusia berwatak ksatria. Lalu adilkah jika kebaikan mereka dibalas dengan senjata?" , ujarnya menyakinkan seolah merasa benar. Di saat itulah adegan yang dikenal dengan sebutan Bahgawat Gita, yaitu wejangan Kresna kepada Arjuna yang isinya meluruskan pendirian yang keliru serta membangkitkan semangat juangnya. Maka bersabdalah sang Kresna: "Wahai putra Pandu, engkau berkata benar jika engkau seorang Brahmana. Tetapi engkau bukan Brahmana, engkau seorang ksatria. Tanpa kau sadari pernyataanmu tadi telah menyimpang dari darmamu sebagai seorang ksatria. Oh anak Pandu, engkau telah tertipu oleh perasaanmu sendiri hingga enggan menghadapi orang-orang yang telah berjasa kepadamu. Itu tandanya jiwamu lemah dan kelemahan bukanlah sifat seorang ksatria. Ketahuilah jika mereka telah berbuat baik padamu, itu semata-mata adalah "Kewajiban" untuk berbuat baik tanpa mengharapkan imbalan. Lalu adilkah jika engkau membalasa kebaikan dengan acungan senjata kepada mereka? Masalahnya bukan soal adil atau tidak adil, tetapi terletak pada tanggu jawab untuk membela Hak dan Kewajiban. Lihat, untuk apa Bisma, Dorna dan Salya maju ke medan perang kalau bukan untuk membela hak dan Kewajiban sebagai seorang prajurit. Apakah engkau pikir mereka mempertimbangkan tega atau tak tega membunuhmu hanya karena bekas anak didiknya? Tidak adikku, mereka orang-orang yang telah matang luar dalamnya. Mereka mengerti bahwa dalam suasana perang tidak ada istilah sanak kandung atau anak didik; yang ada hanya satu tujuan, membunuh atau terbunuh dan memenangkan perjuanan, titik. Lalu bagaimana dengan engkau?" , ujarnya meyakinkan. Wejangan itu bagaikan seribu pelita menerangi kegelapan hati dan jiwa, memulihkan kepercayaan diri serta membangkitkan kembali daya juang Ki Arjuna. Seketika terdengar perintahnya, "Cambuk kudanya, bawa segera aku kembali ke medan perang," ujarnya bersemangat. Sejurus kemudian terdengar Sangkakala suaranya menembus angkasa dan menggelinding roda kereta melaju dengan cepatnya menuju medan juang. Kesadaran telah memulihkan kepercayaan diri sekaligus melenyapkan keragu-raguan.* |
Jadilah seperti pohon kayu yang lebat buahnya, tumbuh di tepi jalan. Dilempar buahnya dengan batu, tetapi tetap di balas dengan buah. |
27th June 2014, 08:08 |
#2
|
Addict Member
|
Sri Krishna merupakan sosok awatara yang maha sempurna dibandingkan awatara-awatara Tuhan sebelumnya. Disebut sempurna, karena Krishna memiliki sifat-sifat ketuhanan yang di dalam Bhagavad Gita disebut sebagai Kepribadian Tuhan yang Maha Esa.
Sosok Sri Krishna yang merupakan tokoh pewayangan dalam Mahabharata bukan cerita semata-mata. Sri Krishna adalah seorang sosok kebenaran Weda. Bagi yang yakin dengan Weda beserta ajarannya, maka Mahabharata adalah bagian dari Pancama Weda. Sehingga Sri Krishna tidak usah diragukan lagi. Ungkapan yang serius itu dilontarkan Premadharma Dana dari Asram Sri Sri Radha Rasesvara di Gerih, Abiansemal ketika MBA menghubungi di pesramannya. Tokoh Sri Krishna dalam tokoh ceritra pewayangan maupun dalam lakon-lakon film India tidak asing lagi, sehingga Sri Krishna adalah sosok atau tokoh panutan dalam kehidupan sehari-hari. Dijelaskan kehadiran Sri Krishna merupakan awatara Tuhan yang sangat sempurna. Diceritakan Premadhana yang bernama asli I Ketut Adi Perbawa mengatakan, seorang Krishna yang lahir di sebuah penjara karena ayah dan ibunya dibui oleh Kamsa lantaran dirinya mendapat pawisik yang isinya dirinya bakalan dibunuh oleh anak kedelapan dari istri adiknya Vasudeva. Ujung-ujungnya setiap istri Vasudeva, Devaki melahirkan anak itu selalu dibunuh Kamsa. Sampai lahirnya anak ke delapan pun tidak terlepas dari usaha pembunuhan. |
27th June 2014, 08:09 |
#3
|
Addict Member
|
Dari anak yang kedelapan ini lahirlah Sri Krishna, dia luput dari ancaman pembunuhan Kamsa. Singkat cerita akhirnya Kamsa-lah yang mati di tangan Krishna.
Krishna lahir disebuah kota yang bernama Mathura tepatnya Desa Gokul, Vrindavan. Kebesaran Sang Krishna tidak lepas dari asuhan Maharaja dan Ibu Yasuda. Semakin remaja penampilan Krishna semakin meyakinkan membesarkan hati umat karena mampu memberikan tuntunan rohani kepada rekan-rekannya. Ditanya mengapa Sri Krishna diyakini sebagai Awatara?. Dengan tegas dan meyakinkan Premadhana mengatakan. “didalam Kitab Mahabharata yang merupakan bagian dari Pancama Weda jelas dikatakan kelahiran sebelumnya adalah berwujud Sri Rama, dan Sri Rama pun mengatakan pada perjalanan jaman Dwapara Sri Rama akan muncul lagi dan lahir sebagai tokoh Sri Krishna,” katanya. Orang yang yakin dengan Weda dan memahami Weda dengan benar, seyogyanya menganut Weda harus menyemah Krishna karena Krishna adalah pribadi Tuhan, bukan pribadi Dewa. “Sebab Dewa dalam konsep Hindu adalah tenaganya Krishna,” imbuh Premadhana dengan hati-hati. |
27th June 2014, 08:10 |
#4
|
Addict Member
|
Kalau boleh dikatakan Sri Krishna merupakan awatara yang sempurna sehingga bukan dewa yang turun sebagai awatara melainkan dewa yang merupakan sumber dari kepribadian Krishna.
Sri Krishna juga sering disebut dengan Awatari yang artinya sumber dari segala awatara. Lebih tegas dikatakan Krishna adalah sumber awatara sehingga Tuhan itu adalah Krishna. Pernyataan ini sudah tersurat dalam Bhagavad Gita. Kalau dikaitkan dengan sekta Waisnawa juga memuja Sri Krishna tapi entah bagaimana di Bali konsep Krishna sudah tidak lumrah di puja, mungkin perwujudan itu sudah mengarah ke Dewata Nawa Sanga yang ada Dewa Wisnu, Brahma, Siwa, Mahadewa, Iswara dan dewa lainnya sebagai penjuru arah. Sehingga menurut Premadharma sangat tepat di jaman yang serba bergelimangan materi ini sosok Krishna sebagai penyelamat yang dititahkan Sri Rama di dalam jaman Dwapara akan menjelma lagi. Dan penjelmaan itu sudah terbukti dengan sosok tokoh pembela kebenaran yaitu Sri Krisna . Jika kita melihat kehidupan masa kecil Sri Krishna, jelas penyembah Krishna, Ida Ayu Warsika, dia itu terkenal sangat nakal. Kesehariannya di masa kanak-kanak dihabiskan dengan bermain-main, kemudian mencuri susu. Iya seperti layaknya anak-anak. Walaupun begitu Sri Krishna banyak menyelamatkan umat manusia, diantaranya dia berhasil membunuh Kamsa yang sangat jahat dan berperilaku kurang manusiawi terhadap sesamanya. |
27th June 2014, 08:11 |
#5
|
Addict Member
|
S R I K R I S H N A
Sri Krishna dilahirkan ketika negeri Mathura dipimpin seorang raja bernama Kamsa. Kamsa putra Ugrasena yang berasal dari keluarga besar Bhoja ini dikenal sangat sakti tetapi memiliki tabiat yang sangat jahat. Suatu hari pada saat dia mengemudikan kereta adiknya Vasudeva yang baru saja menikahi Devaki, tiba-tiba ia mendengar ramalan dari alam niskala yang isinya: “suatu hari Kamsa bakal dibunuh oleh anak kedelapan dari pasangan Vasudeva dan Devaki”. Mendengar lamaran itu Kamsa menjadi sangat gelisah. Mengapa anak adiknya justru yang bakal membunuh dirinya, mungkinkah semua ini karena perilakunya selama ini. Karena diganggu oleh pikiran-pikiran buruknya, akhirnya Kamsa meminta kepada Vasudeva, agar setiap anak yang lahir dari kansungan Devaki buah perkawinan mereka itu, harus diserahkan kepada dirinya. Vasudeva tidak bisa berbuat banyak. Sebagai seorang raja yang taat terhadap dharma, Vasudeva menyerahkan anak pertamanya kepada Kamsa. Kamsa sempat terketuk hatinya melihat tingkah adiknya yang berbudi luhur itu. Sampai ia tidak tega membunuh anak adiknya sendiri. Namun ketika dia mendapat bisikan dari Rsi Nerada bahwa kutukan yang didengarnya itu adalah benar, dan dirinya akan dibunuh oleh anak kedelapan dari Vasudeva yang merupakan titisan dari Wisnu yang menjelma sebagai Sri Krishna, sejak saat itu Kamsa menjadi marah besar. Vasudeva dan Devaki akhirnya dijebloskan ke penjara. begitu pasangan suami istrinya melahirkan, anaknya langsung dibunuh. Tidak sampai disini, pikiran Kamsa mulai rusak, ketika dia mendengar anak dalam bentuk titisan Wisnu itu bisa saja lahir di luar istana. Dengan dasar pikiran seperti itu, Kamsa akhirnya membunuh semua anak yang lahir di negeri yang dipimpinnya. Kejahatan menjadi tidak terkontrol. Dalam mimpi Kamsa terbongkar bahwa Krishna yang sebenarnya bakal lahir di keluarga Yadu, Bhoja dan Andhaka. Karena itu sasaran pemburuan Kamsa hanya di lingkungan ketiga keluarga tersebut. Akhirnya ketiga keluarga itu menjadi bingung. Mereka meminta perlindungan kepada kerajaan lain yang berada di sekitar Mathura. Setelah membunuh enam anak pasangan Devaki – Vasudeva, Kamsa melalui anak buahnya terus mengintai keadaan pasangan ini, untuk mencari-cari kelahiran anak mereka selanjutnya. Akhirnya Devaki mengandung anaknya yang kedelapan. Hal ini membuat Devaki sangat cemas. Pastilah anaknya ini bakal dibunuh oleh kakak iparnya. |
Last edited by cindils; 27th June 2014 at 08:14.. |
27th June 2014, 08:12 |
#6
|
Addict Member
|
Malam hari sebelum sang bayi lahir, Devaki dan Vasudeva mendapatkan bisikan dari niskala. Isi setelah bayi itu lahir, bayi itu harus ditukarkan kepada anak Yasoda, dan pada saat yang sama Yasoda juga melahirkan seorang bayi, bayi itulah yang harus diambil. Sesuai dengan pawisik itu, Vasudeva malam-malam mengarungi sungai gangga untuk menukarkan anaknya kepada Yasoda.
Perbuatan ini benar-benar nekad. Namun berkat perlindungan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, akhirnya usaha itu berhasil. Begitu pagi, seorang penjaga penjara mengabarkan kepada Kamsa, anak kedelapan adik iparnya sudah lahir. Pada saat itu Kamsa mencari adik iparnya untuk kemudian membunuh sang bayi. Lantas apa yang terjadi, ternyata sebelum dibunuh bayi itu sudah terbang. Sembari mengeluarkan peringatan, Sri Krishna sudah lahir kebumi dan siap membunuh Kamsa suatu hari. Kamsa menjadi semakin kalap, dia membunuh semua bayi yang baru lahir maupun yang sudah menginjak umur beberapa bulan. Dalam perjalanan kehidupan Kamsa memang akhirnya dibunuh oleh Sri Krishna. Pembunuhan ini dilakukan untuk membebaskan Kamsa dari dosa-dosa yang telah dibuatnya selama memerintah negeri Mathura. Sebenarnya dalam konteks Bhagavad Gita , setiap pembunuhan yang dilakukan Sri Krishna adalah untuk membebaskan dan membersihkan dunia dari keangkaramurkaan. Seperti dikatakan dalam Bhagavad Gita, kapan dan dimana terjadi kekacauan dan dharma tidak ditegakkan, maka pada saat itu dia sendiri yang akan lahir untuk melakukan “pembersihan”. Sri Krishna adalah seorang penumpas yang sekaligus membersihkan dunia ini dari kekotoran, kedurjanaan, dari keangkara murkaan dan dari kebathilan. Sri Krishna merupakan lambang pembebasan, lambang penegakkan dharma. |
28th June 2014, 16:41 |
#7
|
Addict Member
|
Krishna Dan Pandawa Dalam Mahabharata
Dalam kitab Mahabharata dikisahkan tentang beberapa kutukan dari orang yang merasa dianiaya, dan demikian pula dalam kitab Srimad Bhagavatam. Rupanya sang penulis, Bhagawan Abyasa memberikan peringatan agar manusia berhati-hati dalam menapaki kehidupan, karena bisa saja orang teraniaya oleh tindakan kita dan hukum sebab-akibat akan mengejar kita. Dikisahkan bahwa Dewi Gendari (ibu kurawa) mengutuk Sri Krishna, mengapa membiarkan perang Bharatayuda terjadi dan tidak membuat skenario agar para Kurawa sadar dan tidak semakin berlarut-larut berkubang dalam perbuatan adharma sehingga perang Bharatayuda tidak terjadi. Perang Bharatayuda tidak memberi keuntungan bagi Kurawa dan Pandawa. Kurawa punah, di pihak Pandawa juga tinggal Pandawa sendiri yang sudah tua-tua dan seorang cucu Pandawa yang selamat yaitu Parikesit. Konon Dewi Gendari yang kehilangan semua putranya, mengutuk agar kejadian serupa terjadi pada Dinasti Yadawa. Bagaimana pun ada banyak faktor yang mempengaruhi terlaksananya sebuah kutukan dan faktor utama adalah Hukum Alam dan Ridha Ilahi, Kehendak Hyang Widhi. Dan, perang Bharatayuda memang bukan merupakan kemenangan mutlak Pandawa, tetapi kemenangan mutlak dharma mengalahkan adharma. Setelah perang Bharatayuda, Dinasti Yadawa mengalami masa jaya selama 36 tahun dibawah kepemimpinan Sri Krishna, Sang Wisnu yang mewujud di dunia untuk menegakkan dharma dan mengalahkan adharma yang merajalela. Kala sebuah bangsa atau seorang manusia mengalami penderitaan, maka semangatnya bangkit untuk berjuang melepaskan diri dari kesengsaraan. Akan tetapi kala, sudah tidak ada tantangan, hidup terasa nyaman, sebuah bangsa atau seorang manusia sering lalai dan terbuai oleh kenyamanan dan kenikmatan pancaindera. Demikianlah, setelah perang Bharatayuda dinasti Yadawa menjadi sombong, arogan dan gemar berpesta pora. Ada perbedaan kehidupan Sri Krishna sewaktu kecil di Brindavan dan sesudah menjadi raja dinasti Yadawa di Dwaraka. Para Gopi dan Gopal, para penggembala di Brindavan merasa bahwa mereka adalah milik Sri Krishna, mereka tidak mempunyai kesenangan pribadi kecuali menyenangkan Sri Krishna. Sedangkan bagi dinasti Yadawa, Sri Krishna adalah milik mereka, mereka memuaskan kesenangan mereka sendiri, yang penting dilindungi Sri Krishna. Para Gopi dan Gopal sudah dapat mengendalikan sifat hewani mereka, sedangkan dinasti Yadawa tidak dapat mengendalikan sifat hewani mereka. Para Gopi dan Gopal yakin bahwa yang bisa membahagiakan manusia adalah kasih, sedangkan dinasti Yadawa masih yakin kenyamanan dunialah yang akan membahagiakan mereka. Dalam buku “Narada Bhakti Sutra, Menggapai Cinta Tak Bersyarat dan Tak Terbatas”, Anand Krishna, disampaikan…….. Manusia pun tak luput dari sifat-sifat hewani. Bahkan kebutuhan akan makan, minum, tidur, seks dan sebagainya masih merupakan sifat-sifat hewani. Sifat-sifat yang kita miliki bersama hewan. Berarti ada sifat-sifat hewani yang “masih dibutuhkan demi keberlangsungan hidup”. Hanya saja, perlu dijinakkan, dikendalikan. Dan yang menjinakkan adalah diri kita sendiri. Yang mengendalikan adalah kesadaran diri pula. Jadi sesungguhnya, setiap orang harus menjadi Gopal atau Gopi. Harus menjaga dan memelihara kejinakan “sapi”nya. Para Gopi disebut-sebut sebagai reinkarnasi para pertapa yang telah mencapai suatu tingkat kesadaran tertentu, tetapi belum mencicipi manisnya kasih. Mereka lahir kembali untuk menyelesaikan “skripsi”. Untuk mengikuti semester terakhir. Sungguh beruntung mereka, karena Krishna menjadi dosen pembimbing mereka……. Kita harus membedakan kenyamanan dari kebahagiaan. Sandang, pangan, papan, seks, dan sebagainya, sekadar untuk menyamankan kita, dan tidak bisa membahagiakan kita. Tetapi, kenyamanan pun penting. Karena itu, tidak perlu meninggalkan semua itu. Cukup menyadari bahwa apa yang bisa menyamankan belum tentu bisa membahagiakan. » Menurut Narada, yang bisa membahagiakan manusia hanya satu, KASIH, titik!. Karena sifat Kasih yang tak terbatas dan tak bersyarat itu, apa yang kita peroleh dari-Nya juga tidak terbatas dan tidak bersyarat. Kasih adalah “sebab”. “Akibat”-nya adalah kebahagiaan sejati. Akibat tidak bisa bersifat lain dari sebab « |
Last edited by cindils; 28th June 2014 at 16:44.. |
10th July 2014, 11:50 |
#9
|
Mania Member
|
beda jaman. mahabharata n ramayana dgubah tahun brapa?
dan sebenarny krishna ga beda jauh ama sengkuni. sama2 licik/pandai bersiasat. sementara duryudana itu orang paling modern pada masany. dmana kaumny masih memandang darah dan keturunan sebagai satu2ny syarat menjadi raja/pejabat negara, duryudana mengangkat karna menajdi raja (kalo d versi wayang jadi adipati) berdasarkan kemampuanny, meskipun tahu karna hanya anak seorang kusir kereta. |
maybe i’ll never be able to do what i hope to, but at least i have hope Last edited by bolananas; 10th July 2014 at 11:59.. |
26th September 2014, 01:14 |
#10
|
Mania Member
|
kresna tega mengorbankan gatotkaca untuk keselamatan arjuna dengan menyuruh gatotkaca perang lawan karna padahal dia tahu kalo karna punya panah kuntawijaya dan dia tahu panah itu hanya bisa digunakan 1 kali
padahal dia juga tahu kalo satu satunya senjata yg bisa melukai gatotkaca hanyalah kuntawijaya |
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer