........

detikForum
  • detikcom
  • Home
  • All Forum
  • Beranda Forum
    • Beranda
    • Events & Activities
    • Pictures & Videos
    • dFree Tickets
  • News & Ekonomi
    • Politik
    • Sosial Budaya
    • Peristiwa
    • Ekonomi
  • Entertainment
    • Selebriti
    • International Celeb
    • Musik
    • Film
    • J-Corner
  • Olahraga
    • Sepakbola
    • Olahraga Lain
  • Lifestyle
    • Friends & Relationship
    • Fashion
    • Family
    • Hidup Sehat
    • Hobi
    • Tekno
  • K-Pop
  • Pageant
  • Bursa Jual Beli
  • Indeks
Komunitas·Regional·Foto·Video·Social Group·Member List·FAQ·Kritik & Saran
  • Yuk, Berburu Poin di detikForum!
  • Beriklan di detikcom Mulai Rp 300 Ribu. Ayo Gabung di Adsmart
  • Forum K-Pop dan Pageant Kini Cuma Satu Klik dari WP detikForum!
  • Threads
    3,196,844
  • Post
    41,611,875
  • Member
    1,513,479
  • sign in
  • Daftar Sekarang
HOT TOPICS : Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
Go Back   DetikForum > Entertainment Online! > Televisi
Reload this Page Acara Televisi Jadul

Community Links
Social Groups
Pictures & Albums
Contacts & Friends
Members List
Quick Links
Today's Posts
Mark Forums Read
User Control Panel
Edit Options
Miscellaneous
Private Messages
Subscribed Threads
Go to Page...
Thread Terpopuler
 
  • Rabu, 2022/06/29 13:40 WIB
    Umbar Urusan Ranjang Bikin Heboh, Begini Pembelaan Venna Melinda
  • Selasa, 2022/06/28 11:40 WIB
    Angga Wijaya Heboh Soal Gaji, Dewi Perssik: Kerjanya Cuma Temani di Ranjang
  • Rabu, 2022/06/29 16:47 WIB
    Gaya Mewah Selvi Ananda yang Jarang Terekspos, Bawa Tas Hermes Seharga Rumah
  • Rabu, 2022/06/29 09:27 WIB
    Uya Kuya Dilaporkan Razman Arif Nasution ke Polda Sumut
  • Rabu, 2022/06/29 14:17 WIB
    Artis Cantik Amerika Tewas Tenggelam di Sungai
  • Minggu, 2022/06/27 09:13 WIB
    Ruben Onsu Dilarikan ke RS, Sawendah Ungkap Kondisi Terkini Sang Suami
 
Reply
Page 439 of 565 « First < 429437438 439 440441449 > Last »
Share 0 Share 0 Share 0
 
Thread Tools
Old 30th January 2017, 13:57
#4381  
MrRyanbandung
Mania Member
MrRyanbandung is offline

Join Date: Mar 2012
Send PMSend PM
Posts: 5,518
MrRyanbandung is a new comer

Default PERGESERAN ACARA PADA TELEVISI SWASTA

TELEVISI (TV) memang tontonan yang paling mudah dijangkau dan gratis. Orang tak perlu ke luar rumah, bisa memakai pakaian apa saja, tak harus repot-repot tampil prima, bisa langsung duduk atau tiduran seenaknya menonton hiburan maupun informasi yang disuguhkan di layar kaca. Kalau anda termasuk pemirsa setia TV, pasti anda tahu pada jam-jam tertentu program yang ditayangkan semua stasiun TV swasta itu sebenarnya nyaris seragam, meski dengan judul atau kemasan yang berbeda.

Coba pasang pesawat TV anda (waktu itu) pada sekitar pukul 09.00-12.00, anda pasti akan menjumpai program yang serupa di TV swasta, yaitu tayangan film India dan telenovela. Atau pada waktu sore hari, sekitar pukul 16.00-18.00, anda bisa mendapatkan acara-acara seputar gosip selebriti dalam berbagai judul acara. Bahkan untuk acara yang belakangan itu tampak marak, sebuah stasiun TV bisa memiliki lebih dari tiga acara dalam berbagai kemasan yang intinya tetaplah gosip selebriti. Sekitar pukul 19.00-21.00, nyaris semua stasiun TV swasta menyajikan acara sinetron produksi lokal.

Memang, tak ada yang salah dalam keseragaman penayangan program acara yang dilakukan pengelola stasiun TV swasta. Apalagi mereka umumnya beralasan keseragaman itu bukanlah suatu kesepakatan atau kesengajaan, tetapi melulu dengan pertimbangan karena itulah yang diinginkan mayoritas pemirsa. "Secara berkala kami melakukan survei pada pemirsa mengenai program-program apa yang mereka inginkan, dan memang inilah hasilnya," kata M. Risanggono Sumaryono, 'corporate affairs & communication senior manager' SCTV (Surya Citra Televisi).

Ini berbeda dengan kondisi awal sampai sekitar pertengahan 1990-an, ketika dari program yang disajikan stasiun TV swasta, orang bisa tahu karakter masing-masing stasiun TV. Misalnya, TPI (Televisi Pendidikan Indonesia) merupakan TV pendidikan yang juga banyak menyajikan acara dangdut dengan penggemar masyarakat menengah ke bawah, RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia) yang selektif dalam sinetron lokalnya dengan sasaran pemirsa menengah ke atas, SCTV (Surya Citra Televisi) menekankan pada program dengan sasaran perempuan, dan ANteve (Andalas Televisi) tampak kuat pada program olahraga dengan sinetron lokal bertema laga. Sementara Indosiar yang hadir tahun 1995 memilih gaya hiburan TVRI, misalnya dengan menampilkan kesenian tradisional dan memberi tempat pada pemirsa bernostalgia dengan lagu-lagu lama.

DENGAN berjalannya waktu, terjadi pula pergeseran pada stasiun TV TPI, yang semula menunjukkan diri sebagai TV pendidikan lalu menjadi TV keluarga, dengan sasaran pemirsa adalah semua orang dari segala usia dan lapisan masyarakat. Sementara Gufroni Sakaril, humas Indosiar mengatakan, dalam dua tahun pertama (1995-1996) Indosiar memang lebih banyak (sekitar 70%) menayangkan program film impor, tetapi sejak tahun 1998 seiring dengan krisis moneter, stasiun TV ini pun beralih ke produksi lokal yang lebih murah karena tak harus dibeli dalam bentuk dollar AS.

Kalau RCTI misalnya, mengarahkan pasarnya ke masyarakat menengah ke atas, Indosiar sejak awal tak memprioritaskan segmen khusus dalam masyarakat. Oleh karena itulah, kata Taufiq Arifin, 'corporate secretary' RCTI, kalau saat itu ada tayangan dangdut di stasiun TV ini bukan berarti mereka beralih pangsa pemirsa. "Kami menampung aspirasi pemirsa. Acara Joged misalnya, karena dangdut tak lagi terbatas penggemarnya pada masyarakat kalangan bawah saja. Makanya, biar sama-sama dangdut, tetapi kemasan dangdut RCTI memakai 'big band'," tuturnya.

Sementara TPI memilih melebarkan sasaran pemirsanya, bukan hanya kalangan menengah bawah. Tetapi juga menengah atas. Ini antara lain bisa dilihat dari adanya tayangan film seri impor setiap hari (misalnya Sleep Walker, Dawson's Creek, Police Academy), dan acara bincang-bincang dengan topik pilihan seperti dalam program Pro & Kontra dan Jaya Suprana Show. Meski porsi dangdut, film India atau film Indonesia seperti Nyi Blorong pun mendapat tempat.

Perubahan tersebut tak terelakkan sebagai salah satu cara untuk tetap diminati pemirsa. Pengelola stasiun TV umumnya mengatakan, mengikuti apa yang diharapkan pemirsa, meski untuk itu menjadikan nyaris semua program di stasiun TV jadi saling serupa. Contohnya, Gebyar BCA di Indosiar serupa dengan Semarak Bukopin di SCTV. Film lepas dari India yang semula populer lewat TPI, belakangan juga bisa dinikmati hampir setiap hari di RCTI, SCTV, dan Indosiar.

Demikian pula telenovela yang populer lewat SCTV dengan Maria Mercedes, langsung diikuti dengan pemutaran telenovela lainnya di Indosiar maupun TPI. Kalau SCTV mempunyai dua telenovela: Esmeralda dan La Mentira, TPI menayangkan Por Tu Amor dan Seputih Cinta Alicia, sementara Indosiar antara lain memutar Marimar. TPI yang baru-baru itu sukses mendatangkan pemain utama telenovela Cinta Paulina, Gabriela Spanic, ke Indonesia, mengingatkan kita pada acara serupa yang digelar SCTV dengan mendatangkan Thalia sekitar tahun 1996.

Hal serupa juga terjadi untuk musik dangdut yang awalnya banyak ditemukan di TPI (antara lain dalam acara In Dangdut, Balada Dangdut, Liga Dangdut, dan Kuis Dangdut). Lalu masuk pula dalam program acara SCTV antara lain lewat Sik Asik (hampir setiap hari), Indosiar memiliki Omo Kondang, Dangdut Mania, serta Dangdut Ria. Dan terakhir (waktu itu), RCTI pun menayangkannya lewat acara Joged.

Mengenai persamaan dalam pemilihan program tayangan tersebut, pengelola stasiun TV swasta umumnya mengatakan itu dilakukan bukan karena latah atau meniru program yang sukses di stasiun TV lain. Akan tetapi, hal itu dilakukan semata-mata sebagai upaya merebut perhatian pemirsa.

Dengan cara yang berbeda-beda, secara periodik hampir semua stasiun TV swasta mengadakan survei pemirsa. Hasil survei tersebut mempengaruhi perubahan jadwal dan jenis acara pada stasiun TV masing-masing. Kalaupun hasil survei masing-masing stasiun TV swasta itu ternyata sama, mau tak mau mempengaruhi pula program acaranya hingga tampak seragam.

MESKI tayangan stasiun TV swasta nyaris seragam, pengelola stasiun TV umumnya tak khawatir akan ditinggalkan pemirsa sepanjang program yang dipilih sesuai dengan selera pemirsa pada umumnya. Menurut Risanggono, ini justru bisa memacu pengelola stasiun TV swasta agar terus-menerus kreatif. "Film seri impor misalnya, meski ditayangkan di jam yang sama dengan stasiun TV lain, dan sama-sama film produksi Hollywood, tetapi pemilihan yang pas dengan selera pemirsa akan membedakannya," tuturnya.

Hal senada dinyatakan Taufiq, "Sekarang (2000) ini pemirsa bukan memilih atau fanatik pada stasiun TV, tetapi lebih pada isi program yang ditayangkan. Kalau memang programnya tidak bagus, biar diputar di stasiun TV manapun akan tetap ditinggalkan pemirsa."

Oleh karena itulah, adanya perpindahan program dari stasiun TV yang satu ke yang lain, bisa dianggap hal yang lumrah dalam bisnis pertelevisian. Sinetron Si Doel Anak Sekolahan (dari periode pertama hingga keempat) yang semula populer lewat RCTI, belakangan diputar di Indosiar. Program kuis Famili 100 yang dikenal pemirsa lewat ANteve, juga pindah ke Indosiar. Atau Project P yang semula di SCTV, belakangan di Indosiar.

"Perpindahan program itu hal yang biasa, sepanjang kerjasamanya saling menguntungkan. Kami menerima program yang telah ditayangkan stasiun TV lain tidak dengan begitu saja. Ini pun disesuaikan dengan standar yang ada di Indosiar. Kalau acara itu memang sesuai dengan pola program kami, materinya menarik dan secara bisnis relatif menguntungkan, baru diterima," ujar Gufroni.

Oleh karena itu, Indosiar pun tak mengeluh ketika beberapa acara yang ditayangkannya dan sukses, diikuti stasiun TV lain. Contohnya kesenian tradisional yang dulu (sebelum 1999) kurang diminati stasiun TV lain, belakangan dalam kemasan yang berbeda-beda ada di hampir di semua stasiun TV, seperti Ketoprak Humor (RCTI), Ludruk Glamor (SCTV), dan Ludruk Campur Sari (TPI). Sementara Indosiar mempunyai tayangan wayang dan Aneka Ria Srimulat.

Tentu saja, tak semua acara yang sukses di satu stasiun TV bisa langsung pindah ke stasiun TV lainnya. SCTV yang antara lain mengunggulkan film seri Melrose Place (yang saat itu memasuki periode ketujuh) dan The X Files, seperti disebutkan Risanggono, (waktu itu) akan berjuang keras untuk tetap dapat menayangkan film-film seri tersebut. "Karena film seri itu mempunyai pemirsa tersendiri yang juga relatif potensial mendatangkan pemasang iklan."

Taufiq menambahkan, perkembangan stasiun TV di Indonesia memang berbeda dengan di AS misalnya. Kalau di AS segmen pemirsanya menyempit sehingga setiap stasiun TV mempunyai kekhususan masing-masing, seperti CNN untuk berita, MTV untuk musik, di sini tayangan TV bak pasar swalayan yang harus bisa menyediakan apapun untuk siapapun. "Seragam itu tak terelakkan. Tetapi kalau diperhatikan betul, sebenarnya kemasan masing-masing stasiun TV itu berbeda. Kemasan inilah yang menjadi ciri stasiun TV tersebut," katanya.

Contohnya, sinetron Panji (RCTI), meski sama-sama untuk anak-anak, tetapi kemasannya dibuat berbeda dengan sinetron serupa seperti Saras 008 di Indosiar. Meski program tayangannya nyaris seragam, dengan sasaran pemirsa yang heterogen, pengelola TV swasta dituntut kejeliannya dalam memilih program, dan mempunyai cukup dana agar mampu bersaing mendapatkan yang terbaik.

Dok. Kompas, 23 April 2000, dengan sedikit perubahan
Reply With Quote
MrRyanbandung
View Public Profile
Send a private message to MrRyanbandung
Find all posts by MrRyanbandung
Old 30th January 2017, 13:58
#4382  
MrRyanbandung
Mania Member
MrRyanbandung is offline

Join Date: Mar 2012
Send PMSend PM
Posts: 5,518
MrRyanbandung is a new comer

Default TELENOVELA, ANTARA DIBENCI DAN DIRINDUKAN

CITRA yang berusaha dibentuk oleh tayangan-tayangan telenovela, tampaknya mencapai sukses di Indonesia (waktu itu). Nyaris semua tayangan telenovela memiliki penggemar. Ada beberapa yang begitu mencuat hingga menjadi pembicaraan yang "wajib" diketahui semua orang, terutama kalangan perempuan. Dulu (1993/1994), pernah populer antara lain Maria Mercedes (SCTV) yang dibintangi Thalia Ariadna Sodi Miranda, dan belakangan (2000) ada Cinta Paulina (TPI) yang dibintangi Gabriela Spanic.

Tahun 1996, ketika stasiun televisi SCTV (Surya Citra Televisi) mendatangkan Thalia ke Indonesia, sebagian orang Indonesia rela berdesak-desakkan untuk menyaksikan langsung wajah dan postur bintang pujaan mereka. Belakangan, setelah tahun 2000 pun orang-orang kembali meluangkan banyak waktunya untuk menyaksikan dengan mata kepala sendiri dan mengelu-elukan bintang telenovela yang ditontonnya hampir setiap hari, kecuali hari Sabtu dan Minggu.

Ketika Gabriela Spanic, pemeran utama telenovela Cinta Paulina yang ditayangkan stasiun televisi TPI (Televisi Pendidikan Indonesia) datang ke Indonesia, Jumat (31/3/00), sebenarnya di tanah air sedang ada masalah penting bagi rakyat, apakah bahan bakar minyak (BBM), tarif listrik dan pajak kendaraan bakal naik? Semua keputusan pemerintah itu akan mempengaruhi kehidupan sehari-hari para ibu rumah tangga - yang disebut-sebut menjadi pemirsa fanatik telenovela - dalam membelanjakan uang keluarga.

Akan tetapi, ratusan ibu rumah tangga tersebut seakan tak peduli dengan apa yang tengah dihadapi negara ini. Mereka lebih senang beramai-ramai ke Bandara Sukarno-Hatta menyambut kedatangan Gabriela "Paulina" Spanic. Hal yang sama juga berlangsung ketika Spanic berjumpa penggemar di Taman Ria Senayan, Jakarta.

Walaupun mereka harus membayar karcis masuk sekitar Rp 12.500 per orang, toh penonton penuh sampai-sampai panitia hanya memberi waktu sekitar satu jam dari rencana, semula tiga jam, karena khawatir penonton menyeruak ke panggung dan bisa membahayakan Spanic beserta artis lokal yang mendampinginya.

Usaha untuk mendekati bintang telenovela itu juga terjadi di Yogyakarta. Lobi hotel tempat Spanic menginap sampai ketika ia pawai naik andong keliling dari Alun-alun Utara, Jl. A Dachlan, Jl. W Hasyim, Jl. MT Haryono dan seterusnya, dipenuhi orang yang berusaha keras menjamahnya, kalau tak mungkin menjabat tangannya. Tidak sedikit orang, terutama para remaja (waktu itu), yang terpaksa menelan kekecewaan karena tak bisa mendapatkan tanda tangan Spanic. Soalnya, Spanic batal naik panggung di Alun-alun seperti jadwal semula, karena sakit.

TELENOVELA yang menjual mimpi memang mendapat tempatnya di Indonesia. Sejak sekitar 15 tahun sebelumnya (1985) hingga 2000, orang seakan tak pernah surut menggemari telenovela. Bahkan bisa dikatakan fanatik terhadap jenis tontonan di layar televisi tersebut. Mereka tak peduli kalau sebagian orang berpendapat bahwa telenovela adalah tontonan "sampah" karena menjual mimpi semata.

Hector Cardenas Saavedra dari Televisa, perusahaan film yang menghasilkan telenovela-telenovela di Meksiko, tak "menutup telinga" terhadap pendapat tersebut. Baginya, boleh-boleh saja orang mengatakan hal itu, tetapi kenyataannya lebih banyak orang yang merindukan telenovela daripada membencinya. "Telenovela adalah hiburan yang bisa ditonton dengan gratis. Ketika seseorang dalam kehidupan sehari-hari sudah sulit, ia akan malas menonton kepahitan di televisi. Telenovela memenuhi keinginan yang lain, entah itu mau dikatakan mimpi atau angan-angan," kata Cardenas, yang juga manajer Spanic kepada wartawan, Senin (3/4/00) di Yogyakarta.

Salah satu bukti ucapan Cardenas, telenovela tak hanya ditonton oleh mereka yang tinggal di negara berbahasa Spanyol, tetapi sampai juga ke benua Eropa dan Asia. Spanic, misalnya, sebelum ke Indonesia, dia berjumpa penggemar di Slovenia, Kroasia, dan beberapa negara Eropa lainnya. Bintang telenovela yang saat itu tengah naik daun di samping Gabriela Spanic, adalah Leticia Calderon yang di Indonesia dikenal lewat permainannya dalam Esmeralda di layar SCTV (Surya Citra Televisi).

Tema cerita telenovela nyaris selalu sama seperti kisah dalam cerita lama Cinderella atau Bawang Merah Bawang Putih. Mereka yang baik hati akan menemui kebahagiaan, sementara yang jahat pasti tersingkir. Kisah-kisah universal seperti dongeng pengantar tidur itu merupakan resep manjur telenovela. Menurut Gabriela Spanic dalam wawancara dengan wartawan di Yogyakarta, Senin (3/4/00), telenovela yang melambungkan namanya, Cinta Paulina (La Usurpadora), sudah keempat kalinya dibuat. "Ceritanya sudah dikenal banyak orang. Karena ini berdasarkan novel lama yang populer. Hanya saja versi keempatnya ini diubah sedikit-sedikit di sana sini," katanya.

Walau orang sudah tahu ceritanya, toh "mimpi" atau apapun namanya yang diberikan telenovela, kenyataannya bisa menghibur pemirsa setianya. Mereka bahkan fanatik terhadap bintang idolanya. Untuk mengikat pemirsa setianya, setelah Cinta Paulina selesai ditayangkan, mulai Senin (17/4/00) TPI kembali (waktu itu) akan menampilkan permainan Gabriela Spanic dalam telenovela barunya (kala itu), Por Tu Amor. Telenovela sepanjang 95 episode ini berkisah tentang perempuan muda dari kalangan menengah yang jatuh cinta pada pria tampan tetapi berusia jauh lebih tua darinya.

TELENOVELA telah menjadi sebuah industri hiburan. Untuk memenuhi kebutuhan pemirsa telenovela, Cardenas mengatakan, setiap tahun salah satu perusahaan film di Meksiko ini, Televisa, menghasilkan tak kurang dari 25 judul telenovela dengan durasi masing-masing sekitar 100 episode lebih.

"Kami terus berproduksi dan boleh dikatakan sistemnya sudah jalan dengan baik, dan kami berusah aterus menampilkan bintang-bintang baru yang cantik dan tampan agar orang tidak bosan. Kini (2000) bintang yang paling laris untuk telenovela Televisa adalah Gabriela Spanic dan Leticia Calderon," ujarnya.

Thalia yang semula menduduki peringkat tertinggi menurun popularitasnya. Hal itu menurut perkiraan Cardenas, terjadi karena Thalia justru pindah ke Amerika Serikat. "Dia banyak membagi waktunya di Miami, New York dan Los Angeles. Jadi, dia seperti terpisah dari publiknya. Padahal di dunia hiburan seperti telenovela ini, anda harus selalu ada setiap saat publik menginginkan anda. Kalau anda tak juga muncul, anda akan dilupakan," Cardenas menambahkan.

Televisa sendiri memberlakukan kontrak tahunan terhadap bintang telenovela, Spanic misalnya, dikontrak hingga tahun 2001, dan setiap tahun ia diwajibkan membintangi satu judul telenovela. Syuting untuk satu judul telenovela berlangsung selama enam bulan, dan enam bulan berikutnya, si bintang harus melakukan perjalanan promosi, mempersiapkan diri untuk telenovela tahun berikutnya dan istirahat.

Sebagai sebuah bisnis, telenovela juga menjanjikan. Untuk stasiun televisi swasta di Indonesia, telenovela berharga sekitar setengah dari harga film seri Hollywood (waktu itu), sementara slot iklannya hampir pasti selalu penuh.

Berhitung kasar, Cardenas mengatakan, untuk satu judul telenovela (sekitar 100 episode) diperlukan biaya produksi sekitar lima juta dollar AS (sekitar Rp 35 milyar), atau Rp 350 juta per episode berdurasi satu jam. Kalau dibandingkan dengan Indonesia, salah satu rumah produksi sinetron, Multivision setiap tahunnya (waktu itu) menghasilkan sekitar 20 judul dengan panjang bervariasi antara 26 episode dan 200 episode. Biaya pembuatannya berkisar Rp 120 juta - Rp 150 juta per episode.

Di atas kertas, biaya produksi telenovela jauh di atas biaya produksi sinetron. Akan tetapi, telenovela bisa dijual sampai ke luar Meksiko. Telenovela Cinta Paulina, misalnya, sampai saat itu sudah ditayangkan di 27 negara. Cinta Paulina juga sudah disulihsuarakan ke dalam 52 bahasa. Cardenas menolak menyebut berapa keuntungan bersih Cinta Paulina, yang pasti cukup menggiurkan," karena sekitar 60% dari telenovela produksi Televisa bisa dikatakan meledak."

Namun di sisi lain, tuntutan bagi pemain telenovela dan penulisan skenarionya juga bertambah. "Kami tahu tak mungkin berhenti di tempat. Tetpai kami juga tahu di mana pasar terbesar kami, sehingga kami tak harus seperti Hollywood," ucap Cardenas. Ia misalnya, menganjurkan Spanic untuk belajar menyanyi, agar ia bisa memerankan karakter yang lebih komplit.

Namun sekali lagi ditekankannya, walau ada keinginan membuat formula lain, ia yakin kebanyakan pencinta telenovela menghendaki tema cinta yang telah baku. "Film-film drama produksi Hollywood umumnya bukan film-film cengeng seperti telenovela ini. Di sinilah kami peduli, dan di sinilah kekuatan kami, karena inilah akar kami," kata Cardenas.

Dok. Kompas, 9 April 2000, dengan sedikit perubahan
Reply With Quote
MrRyanbandung
View Public Profile
Send a private message to MrRyanbandung
Find all posts by MrRyanbandung
Old 30th January 2017, 13:59
#4383  
MrRyanbandung
Mania Member
MrRyanbandung is offline

Join Date: Mar 2012
Send PMSend PM
Posts: 5,518
MrRyanbandung is a new comer

Default KULDESAK RAIH MTV AWARDS 2000

VIDEO klip Kuldesak dari Ahmad Dhani dan Andra R (produksi Rexinema) menyabet penghargaan 'Best Video of The Year' pada MTV Indonesia Video Music Awards 2000 yang diumumkan di Kafe Bengkel Jakarta, Sabtu (3/6/00) malam. Sutradara video klip Kuldesak, Dimas Djayadiningrat, juga meraih predikat 'Best Director'. Semenjak keberadaannya di Indonesia, lima tahun sebelumnya (1995), tepatnya 5 Mei 1995, baru kali inilah (3 Juni 2000) meluncurkan 'Awards Show'-nya sendiri di Indonesia.

Penyanyi kawakan Chrisye dengan lagu Cintaku berhasil meraih predikat 'Best Male' mengalahkan nominator lainnya, yakni Anang, Dian Pramana Putra, Nugie, dan Sujiwo Tejo. Sementara pendatang baru (waktu itu), Rossa, meraih predikat 'Best Female' lewat lagu Tegar. Rossa menyisihkan penyanyi-penyanyi yang lebih senior, seperti Nicky Astria, Ruth Sahanaya, Titi Dwijayati (Titi DJ), dan Shakila.

Predikat 'Best Band Group/Duo' diraih oleh Melly dan Ari Lasso lewat tembang ciptaan Melly, Jika. Mereka mengalahkan ADA Band, Dr PN, KLA Project, dan Potret. Grup band remaja (waktu itu), Sheila On 7 (SO7) asal Yogyakarta merebut gelar 'Best Newcomer' lewat satu nomor, Dan. Sheila On 7 mengungguli Romeo, Shakila, Ari Lasso-Melly, dan Dr PN.

'Best Make Up/Wardrobe/SFX' diraih oleh Irwan Riadi yang menggarap penampilan Ahmad Dhani dan Andra R dalam Kuldesak. Untuk kedua kalinya, Melly tampil ke pentas menerima penghargaan 'Best Performance in A Video' lewat penampilannya dalam video klip Bagaikan Langit. Melly menyingkirkan Boomerang, Ruth Sahanaya, Noin Bullet, Gigi, dan Sujiwo Tejo.

'Best Dangdut Award' direbut oleh Camelia Malik melalui Bulan Berkaca. Camelia Malik mengalahkan Thomas Djorghi, Lilis Karlina, Ikke Nurjanah, dan Merry Andani. Tengku Firmansyah dan Laura A mendapatkan predikat 'Best Model in Video' dalam video klip KLA Project, Menjemput Impian. Penyanyi Nugie menyabet predikat 'Soundbuzz.com Cyber Artist' 2000.

Dok. Kompas, 5 Juni 2000, dengan sedikit perubahan 
Reply With Quote
MrRyanbandung
View Public Profile
Send a private message to MrRyanbandung
Find all posts by MrRyanbandung
Old 30th January 2017, 13:59
#4384  
MrRyanbandung
Mania Member
MrRyanbandung is offline

Join Date: Mar 2012
Send PMSend PM
Posts: 5,518
MrRyanbandung is a new comer

Default NOMINASI ANUGERAH DANGDUT TPI 2000

LAGU dangdut Senyum dan Hatimu dan Memandangmu yang dilantunkan penyanyi Ikke Nurjanah dan Aldi Bragi masuk nominasi enam kategori Anugerah Dangdut TPI-2000 (AD TPI). Nominator terbanyak kedua diraih lagu Nikmatnya Cinta dan Bulan Berkaca yang dibawakan Camelia Malik dengan masuk nominasi untuk lima kategori.

Sementara "ratu dangdut" Elvie Sukaesih dengan lagu Perih memperoleh tiga nominasi dan lagu Benang Biru satu nominasi. Mereka yang masuk nominasi AD TPI diumumkan lewat siaran langsung Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), Rabu (31/5/00) malam.

Lagu, penyanyi, penulis lirik, dan penata musik dangdut yang masuk nominasi itu terpilih dari ratusan lagu dangdut yang beredar pada periode Mei 1998 sampai Desember 1999. "Pada tahap pertama lolos 93 lagu, yang kemudian disaring lagi. Inilah hasil saringan kedua. Final untuk para nominator akan diadakan 7 Juli (2000) nanti di Jakarta," kata Theresia Ellasari, humas TPI, tentang AD TPI yang diadakan untuk ketiga kalinya sejak tahun 1997 itu.

Ikke Nurjanah dan Aldi Bragi lewat lagu Senyum dan Hatimu dan Memandangmu, masuk nominasi kategori lagu dangdut orisinal terbaik, penata musik/aransemen lagu terbaik, penulis lirik lagu terbaik, penyanyi rekaman lagu wanita terbaik, penyanyi rekaman lagu kelompok terbaik, dan video klip terbaik. Penyanyi Camelia Malik dengan lagu Nikmatnya Cinta dan Bulan Berkaca masuk nominasi untuk kategori lagu dangdut orisinal terbaik, penata musik/aransemen lagu terbaik, penulis lirik lagu terbaik, penyanyi rekaman lagu wanita terbaik, dan video klip terbaik.

Sementara Elvie Sukaesih lewat lagu Perih masuk nominasi untuk kategori lagu dangdut orisinal terbaik, penulis lirik lagu terbaik, penyanyi rekaman lagu dangdut wanita terbaik, dan aransemen lagu dangdut yang dirilis ulang terbaik lewat lagu Benang Biru.

Terbaik lainnya

Lagu dangdut yang masuk nominasi lagu orisinal terbaik lainnya adalah Trauma yang dinyanyikan Yunita Ababil. Sedangkan untuk kategori penyanyi rekaman lagu dangdut wanita terbaik lainnya adalah Iyet Bustami (Cinta Hanya Sekali) dan Yunita Ababil (Trauma), kategori penyanyi rekaman lagu dangdut pria terbaik yaitu Imron Moneta (Aku), Irvan Mansyur (Bukan Sandiwara), Mansyur S (Gelas Retak), Meggy Z (Usah Dikejar Lagi), dan Muchsin Alatas (Tak Punya Muka).

Nominator kategori penyanyi rekaman lagu dangdut kelompok terbaik: Evie Tamala dan Imron Moneta (Cinta Terlarang/Kandas), Imam S Arifin dan Nana Mardiana (Semakin Cinta), Moneta (Tumbal), Yus Yunus dan Erie Suzan (Kertas Putih).

Untuk kategori lagu dangdut 'trendy' (dangdut yang dikolaborasi dengan jenis musik lain), lagu terbaik yaitu Cinta Terisolasi (Lilis Karlina), Kembalilah Kasih (Nini Karlina), Mega (Jefri Bule dan Anton DJ), Milik Siapa (Obbie Messakh), dan Tuan Sembako (Kas Project). Kategori penyanyi lagu dangdut 'trendy' terbaik: Helvy Maryand (Pacarku Memang Syur), Kas Project (Tuan Sembako), Lilis Karlina (Cinta Terisolasi), Merry Andani (Digoyang-Goyang), dan Nini Karlina (Kembalilah Kasih).

Nominator kategori penyanyi dangdut 'cover version' (dirilis ulang) terbaik yaitu Evie Tamala (Lukaku), Iis Dahlia (Bulan Purnama), Imam S Arifin (Ani), Kristina (Jatuh Bangun), dan Jens Butar-Butar (Goyang-Goyang Anak Deli).

Dok. Kompas, 3 Juni 2000, dengan sedikit perubahan
Reply With Quote
MrRyanbandung
View Public Profile
Send a private message to MrRyanbandung
Find all posts by MrRyanbandung
Old 30th January 2017, 14:00
#4385  
MrRyanbandung
Mania Member
MrRyanbandung is offline

Join Date: Mar 2012
Send PMSend PM
Posts: 5,518
MrRyanbandung is a new comer

Default DI BALIK GAWANG: SCTV SIAP GELARKAN SIARAN EURO 2000

SALAH satu stasiun televisi di tanah air, SCTV (Surya Citra Televisi) yang setiap akhir pekan menyuguhkan pertandingan menarik Liga Inggris, telah siap mengunjungi rumah Anda (waktu itu) dengan sejumlah pertandingan langsung sepakbola Euro 2000 yang digelar di Belanda dan Belgia, 10 Juni-2 Juli 2000 yang saat itu akan datang. Menurut siaran pers SCTV, siaran langsung (waktu itu) akan dipandu oleh Fauzan Zaman dan Rizky Anomsari yang merupakan dua presenter tetap SCTV.

Empat komentator yang (waktu itu) akan mendampingi adalah IGK Manila, Abdul Kadir, Yesayas Oktovianus, dan Johny F Tamaela. Khusus Tamaela, (waktu itu) akan dilakukan dengan cara 'teleconference' langsung dari Belanda dan Belgia. Selain siaran langsung, SCTV (waktu itu) juga akan menghadirkan program pendukung berupa 'highlight' Euro 2000 setiap Kamis pukl 23.00-23.30 pada 16 Juni-7 Juli 2000 dalam empat episode yang dipandu Rizky.

Menambah semarak Euro 2000, SCTV juga mengadakan Kuis Program bekerjasama dengan sponsor Djarum Super, yang muncul di setiap siaran langsung berhadiah total Rp 27,5 juta.

Dok. Kompas, 10 Juni 2000, dengan sedikit perubahan
Reply With Quote
MrRyanbandung
View Public Profile
Send a private message to MrRyanbandung
Find all posts by MrRyanbandung
Old 30th January 2017, 14:01
#4386  
MrRyanbandung
Mania Member
MrRyanbandung is offline

Join Date: Mar 2012
Send PMSend PM
Posts: 5,518
MrRyanbandung is a new comer

Default KARYAWAN RRI: “CABUT UU PENYIARAN DAN DITJEN PENYIARAN”

BELASAN karyawan RRI yang bergabung dalam Forum Diskusi Angkasawan RRI Wilayah Nusantara II, Senin (8/5/00) petang, menyatakan keresahan mereka dengan status RRI (dan TVRI) setelah pemerintah melikuidasi Departemen Penerangan (Deppen), 16 Oktober 1999 lalu.

Mereka yang berasal dari RRI Denpasar, Surabaya, Malang, Madiun, Surakarta, Purwokerto, Semarang dan Yogyakarta, meminta agar Undang-Undang (UU) Nomor 24 Tahun 1997 tentang Penyiaran segera dicabut dan menggantinya dengan UU Penyiaran baru yang memungkinkan RRI bersifat independen dan profesional.

Dalam rumusan hasil diskusi tersebut, karyawan RRI juga mendesak agar Surat Keputusan (SK) Menteri Perhubungan (Menhub) Nomor 4 Tahun 2000 tentang pembentukan Direktorat Jenderal (Dirjen) Penyiaran ditinjau kembali. Keberadaan Ditjen Penyiaran dinilai tidak sesuai dengan visi RRI sebagai lembaga penyiaran publik yang independen dan profesional.

"Kalau UU Penyiaran itu tidak dicabut dan Ditjen Penyiaran Dephub tetap dibentuk, maka RRI ibarat lepas dari mulut singa, masuk ke mulut singa yang lebih ganas lagi. Karena Dephub malahan punya dua kekuatan, yaitu bisa mengatur frekuensi radio sekaligus bisa mengatur regulasi program siaran," kata Darmanto dari RRI Yogyakarta.

Sejumlah implikasi

Dalam pertemuan yang dipimpin Faturrahman dari RRI Purwokerto dan dihadiri antara lain Mistam Abussamma (RRI Malang), Sutrisno Santoso (RRI Semarang), Eks Wahyunanto (RRI Surabaya), dan Kabul Budiono dari RRI Jakarta, selain mendesak dicabutnya UU Nomor 24 Tahun 1997 tentang penyiaran, para karyawan juga mendesak terwujudnya RRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang independen dan profesional dengan status badan hukum Perusahaan Jawatan (Perjan) Plus. Sedangkan SK Menhub tentang pembentukan Dirjen Penyiaran juga harus dibatalkan.

Menurut mereka, jika SK Menhub tentang pembentukan Ditjen Penyiaran tetap dilaksanakan, RRI (dan TVRI) akan menjadi sekadar unit pelaksana teknis (UPT) dari pemerintah. Hal itu berarti keinginan karyawan RRI berpartisipasi di dalam proses demokratisasi saat itu menjadi terhambat. Padahal justru selama itu karyawan RRI sudah berusaha melepaskan diri sebagai corong pemerintah yakni dengan bersikap kritis, independen dan profesional sebagai lembaga penyiaran publik.

Dijelaskan, dalam UU Penyiaran Nomor 24 Tahun 1997 terdapat pasal 27 dan 47 yang pada dasarnya bertentangan dengan semangat demokrasi dan peran lembaga siapan publik yang independen. Pada pasal 27, misalnya, ditegaskan bahwa Direktorat Radio dan Televisi mempunyai tugas bermacam-macam, salah satunya adalah pengendalian siaran. Pasal itu berkaitan erat dengan pasal 47 yang menyatakan bahwa aturan pada pasal 27 masih tetap berlaku (waktu itu), dan pengendalian siaran diserahkan di bawah Ditjen Penyiaran Dephub.

Kegelisahan

Sutrisno Santoso dari RRI Semarang mengakui, kegelisahan mereka bersifat internal dan eksternal. Kegelisahan internal menyangkut ketidakpastian masa depan, yaitu jenjang karier para karyawan dan karyawan RRI yang meliputi 8.605 orang. Sedangkan secara eksternal, tanpa kepastian status hukum baru bagi RRI (dan TVRI), maka RRI akan mengalami kesulitan mengembalikan citranya sebagai lembaga independen dan profesional, sebagaimana dikehendaki para karyawan.

Menurut Kabul Budiono, dalam pekan kedua Mei 2000 ini karyawan dari Sumatera bagian selatan, Jakarta, Cirebon, Bandung, dan Yogyakarta (waktu itu) akan mengadakan pertemuan serupa di Jakarta. Setelah itu, (waktu itu) akan disusul pertemuan karyawan wilayah timur di Makassar, serta karyawan wilayah barat di Pekanbaru.

Dok. Kompas, 10 Mei 2000, dengan sedikit perubahan
Reply With Quote
MrRyanbandung
View Public Profile
Send a private message to MrRyanbandung
Find all posts by MrRyanbandung
Old 30th January 2017, 14:02
#4387  
MrRyanbandung
Mania Member
MrRyanbandung is offline

Join Date: Mar 2012
Send PMSend PM
Posts: 5,518
MrRyanbandung is a new comer

Default ACARA BARU (JUNI 2000) DI TELEVISI SWASTA

MULAI bulan Juni 2000 ini, beberapa stasiun televisi swasta menayangkan acara-acara baru (waktu itu). SCTV (Surya Citra Televisi) menayangkan beberapa program yang lebih ditekankan pada produksi lokal, sementara TPI (Televisi Pendidikan Indonesia) dan Indosiar memilih menayangkan program produksi lokal maupun luar negeri.

Manajer humas SCTV, Budi Darmawan, menyebutkan setidaknya ada tiga program baru, yaitu sinetron komedi situasi Dul Joni, sinetron drama Terpikat, dan program hiburan yang dikemas dalam bentuk 'variety show' yang diberi nama Asal.

"Asal merupakan singkatan dari asli tapi palsu. Acara ini antara lain akan menampilkan orang-orang yang mirip dengan selebritis terkenal. Selain orang yang mirip atau bergaya seperti selebritis itu, pada saat yang sama juga akan tampil selebritis yang ditiru," Budi menambahkan. Asal yang ditayangkan setiap Senin, pukul 21.00, mulai tanggal 5 Juni 2000 itu dipandu oleh Taufik Savalas.

Sementara sinetron Terpikat (waktu itu) akan menggantikan Terpesona yang telah habis masa tayangnya. Terpikat ditayangkan setiap Rabu pukul 19.30, mulai tanggal 14 Juni 2000 yang saat itu akan datang. Beberapa pemain yang meramaikan Terpikat di antaranya Nafa Urbach dan Wulan Guritno.
Sinetron komedi situasi Dul Joni mulai ditayangkan hari Senin (5/6/00), pukul 20.30. Dul Joni yang menggantikan sinetron Aladin itu berkisah tentang pemuda Betawi yang berpendidikan pas-pasan, tetapi bersifat baik, rajin, jujur, dan polos.

"Satu program baru yang bukan produksi lokal adalah film seri Weird Science. Film seri yang berkisah tentang sepasang remaja lelaki yang bersahabat dengan gadis hasil rekayasa teknologi berkekuatan sihir ini akan ditayangkan setiap Rabu, pukul 19.30 mulai 14 Juni mendatang (2000)." Selain itu, Budi menambahkan, siaran langsung kejuaraan sepakbola Piala Eropa 2000 (waktu itu) akan disiarkan mulai 11 Juni hingga 3 Juli 2000.

Stasiun televisi TPI yang waktu itu mempunyai empat acara dangdut dalam seminggu, yaitu In Dangdut, Dangdut Minggu Pilihan, Liga Dangdut, dan Kuis Dangdut, (waktu itu) akan menambah porsi jenis musik ini dalam tayangan berjudul Cafe Dangdut. Acara Cafe Dangdut menampilkan lagu-lagu dangdut dengan latar belakang suasana kafe. Di antara alunan lagu-lagu tersebut, diselingi obrolan bersama sejumlah selebritis sebagai tamu. Rencananya (waktu itu), Cafe Dangdut mulai ditayangkan tanggal 20 Juni 2000, dan (waktu itu) akan disiarkan setiap hari Selasa pukul 19.30.

Acara baru lainnya di TPI (waktu itu) adalah film miniseri When Loves Kill, setiap Senin, pukul 19.30 mulai tanggal 12 Juni 2000. Film yang berkisah tentang veteran perang Vietnam yang menjadi prajurit bayaran ini antara lain dibintangi oleh Julie Harris.

Sementara stasiun televisi Indosiar antara lain (waktu itu) akan menambah porsi siaran beritanya dengan acara Info Mancanegara setiap Senin sampai Sabtu, pukul 06.30, mulai 5 Juni 2000. "Info Mancanegara melengkapi berita-berita nasional dalam Fokus, dengan menyajikan informasi dan 'features' dari mancanegara," kata Gufroni Sakaril, humas Indosiar.

Pada bulan Juni 2000, Indosiar juga menambah acara drama tradisional dengan menampilkan Ketoprak Canda setiap hari Minggu, pukul 22.00, mulai 18 Juni 2000.

Dok. Kompas, 7 Juni 2000, dengan sedikit perubahan
Reply With Quote
MrRyanbandung
View Public Profile
Send a private message to MrRyanbandung
Find all posts by MrRyanbandung
Old 30th January 2017, 14:02
#4388  
MrRyanbandung
Mania Member
MrRyanbandung is offline

Join Date: Mar 2012
Send PMSend PM
Posts: 5,518
MrRyanbandung is a new comer

Default ACARA BARU TV SWASTA (MARET 2000) DARI DANGDUT SAMPAI BROLIN

MULAI Maret 2000 ini, stasiun televisi (TV) swasta - waktu itu - akan menayangkan beberapa acara baru, mulai dari dangdut, gosip, sampai film seri animasi untuk anak-anak. Dangdut yang semula "identik" dengan TPI (Televisi Pendidikan Indonesia), belakangan menjadi tayangan tetap pula di RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia) dan Indosiar.

RCTI mulai 10 Maret 2000, setiap Jumat pukul 19.30 menayangkan Joged (Joget Dangdut) yang berdurasi sekitar 60 menit. Stasiun TV ini menayangkan acara dangdut, karena jenis musik ini dirasakan bisa menarik pemirsa dari kalangan menengah ke bawah. Sementara Indosiar sejak 27 Februari 2000 lalu, setiap Minggu pukul 11.00, menampilkan Omo Kondang yang berformat kompetisi menyanyi dangdut.

Acara baru lainnya (waktu itu) di RCTI adalah film seri Pensacola: Wings of Gold, yang berdurasi sekitar 60 menit. Dalam film ini, aktor James Brolin berperan sebagai seorang veteran letnan kolonel yagn menjadi pahlawan perang. Setelah dua dekade bertugas di garis depan, ia memilih menjadi pelatih bagi calon-calon pahlawan dari generasi berikutnya.

Sementara SCTV (Surya Citra Televisi) menayangkan film animasi baru untuk anak-anak. Mulai 6 Maret 2000, setiap hari Senin sampai Jumat pukul 15.00, ditayangkan Samurai X yang berkisah tentang seorang samurai yang hidup pada pertengahan abad 19 bernama Kenshin. Film animasi sekitar 30 menit ini terdiri dari 39 episode.

Film animasi lainnya yang ditayangkan mulai pukul 15.30 adalah Beast War II (setiap Senin), Popolocrois (setiap Selasa), Jumanji I yang merupakan pengembangan dari versi layar lebarnya (setiap Rabu), Big Guy & Rusty (setiap Kamis), dan Starship Troopers (setiap Jumat).

Stasiun televisi TPI memilih tayangan gosip sebagai acara barunya (waktu itu), di samping sekuel baru (kala itu) film seri Dawson's Creek yang ditayangkan tiap Selasa, pukul 21.30. Dua acara gosip yang (waktu itu) bakal ditayangkan tersebut adalah Sisi-Sisi Selebriti Plus, setiap Sabtu pukul 15.00, dengan pembawa acara Eksanti, dan X-Pose yang dibawakan Elma Theana, setiap Senin pukul 15.30.

Selain dangdut, mulai 13 Maret 2000 nantinya, Indosiar (waktu itu) juga mengetengahkan sinetron lokal baru (kala itu), Si Doel Anak Sekolahan 5, tiap Senin pukul 19.30. Sinetron yang semula ditayangkan di RCTI ini (ketika itu) akan muncul di Indosiar dalam 26 episode, yang masing-masing berdurasi sekitar 60 menit. Sedang karya Deddy Mizwar, Bukan Supermen dengan pemain antara lain Nurul Arifin, Zainal Abidin Domba, dan Rini S Bon-Bon ditayangkan tiap Senin pukul 20.30.

Dok. Kompas, 5 Maret 2000, dengan sedikit perubahan
Reply With Quote
MrRyanbandung
View Public Profile
Send a private message to MrRyanbandung
Find all posts by MrRyanbandung
Old 30th January 2017, 14:03
#4389  
MrRyanbandung
Mania Member
MrRyanbandung is offline

Join Date: Mar 2012
Send PMSend PM
Posts: 5,518
MrRyanbandung is a new comer

Default TRANS TV BANGUN PEMANCAR DI SURABAYA

SALAH seorang pengusaha di Jakarta, Chaerul Tanjung, dalam waktu dekat (setelah itu) - waktu itu - akan membangun sebuah pemancar televisi baru (ketika itu), Trans TV, di kawasan Darmo Permai, Surabaya. Rencana itu dikemukakan oleh direktur Trans TV, Ishadi SK, yang ditemani Dedi Iskandar (TVRI) dan Munawar (eks RCTI) seusai menghadap Gubernur Jawa Timur, Imam Utomo, di Grahadi Surabaya, Kamis (30/3/00).

"Trans TV akan membangun pemancar secara serentak di Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Medan, sedangkan di Surabaya akan dibangun di kawasan Darmo Permai usai pelaksanaan PON XV," ujarnya. Ishadi yang mantan direktur TVRI dan TPI (Televisi Pendidikan Indonesia) itu mengatakan, sesuai izin yang diterima pada Oktober 1999, ada lima stasiun baru (waktu itu) yang akan mengudara, yakni Trans TV, Metro TV, PRTV (Lativi), Global TV, dan Duta Visual Nusantara TV (TV7). Menurut Ishadi, dari kelima stasiun TV tersebut, yang paling siap mengudara (waktu itu) adalah Metro TV, PRTV (Lativi/milik Abdul Latief), dan Trans TV.

Ia juga mengungkapkan, format siaran Trans TV tidak jauh berbeda dengan RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia) yang lebih mengutamakan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, dan hiburan. "Untuk itu, Trans TV akan menjalin kerjasama dengan stasiun luar negeri dari Perancis dan Inggris, karena mereka juga memiliki program tentang Indonesia," katanya (waktu itu).

Ishadi mengatakan, Trans TV (saat itu) akan merekrut Ira Kusno dan Riza Primadi untuk memperkuat redaksi. "Kami memperkirakan, setelah semua beres, pada 18 Juni 2001, Trans TV siap mengudara." Ia merasa optimistis bahwa Trans TV bisa merebut "kue" iklan senilai Rp 1,7 triliun bersama stasiun TV lainnya.

Dok. Kompas, 1 April 2000, dengan sedikit perubahan
Reply With Quote
MrRyanbandung
View Public Profile
Send a private message to MrRyanbandung
Find all posts by MrRyanbandung
Old 30th January 2017, 14:04
#4390  
MrRyanbandung
Mania Member
MrRyanbandung is offline

Join Date: Mar 2012
Send PMSend PM
Posts: 5,518
MrRyanbandung is a new comer

Default LSF SEBAGAI FILTER PADA TONTONAN DI LAYAR KACA?

HIBURAN gratis lewat acara-acara yang ditayangkan stasiun-stasiun televisi (TV) swasta bagi sebagian pemirsa TV bisa menyegarkan, sekaligus melupakan persoalan riil. "Hiburan lewat TV itu dibutuhkan, bahkan mempengaruhi masyarakat pemirsanya. Selain bisa menghilangkan kerisauan dari sulitnya hidup ini, tayangan TV juga dapat membentuk kebiasaan pemirsanya," kata Drs. Rusdi Mochtar, MA, ahli peneliti utama bidang komunikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Ia mencontohkan, demam telenovela atau sinetron yang mampu membuat orang tak mau meninggalkan pesawat TV pada jam-jam tertentu. Bahkan kalau dicermati, bukan hanya tayangan TV dapat membentuk kebiasaan pemirsa, tetapi dalam beberapa hal juga bisa mengubah nilai-nilai moral yang semula hidup dalam masyarakat pemirsa. "Atau sebaliknya, perubahan pada masyarakat ini mengakibatkan nilai moral berubah, hingga mempengaruhi tayangan TV yang disesuaikan dengan perkembangan masyarakat," Rusdi menambahkan.

Contohnya, sekitar tahun 1991 ketika salah satu stasiun TV (SCTV) menayangkan film seri The Wonder Woman, ada sebagian pemirsa yang keberatan sehingga tayangan itu kemudian ditiadakan. Akan tetapi, 2000, tayangan semacam itu seperti film seri Xena: Warrior Princess (SCTV) atau VIP (Indosiar) (yang antara lain menampilkan aktris seksi Pamela Anderson Lee), relatif bisa diterima khalayak pemirsa.

Adegan ciuman antar bibir yang dulu (sebelum 2000) pasti terkena guntingan sensor Badan Sensor Film - yang belakangan bernama Lembaga Sensor Film (LSF) - belakangan itu dalam beberapa tayangan dimunculkan. Demikian pula dalam tayangan film laga, tumpahan darah dan tembakan beruntun tak lagi menjadi hal yang tabu ditonton di layar kaca.

MENURUT Rusdi Mochtar, perubahan yang terjadi belakangan itu tak terlepas dari perubahan kekuasaan dari Orde Baru ke masa 2000an. Perubahan sosial pada masyarakat juga mempengaruhi bagaimana mereka berkomunikasi dengan media massa, termasuk TV. "Sekarang (2000) ini kita masih dalam masa transisi, di mana hukum dan kontrol sosial terasa melonggar. Situasi ini tak hanya dimanfaatkan pengelola stasiun TV untuk memberikan taayngan-tayangan baru, tetapi juga sebaliknya, masyarakat pun menghendaki sesuatu yang berbeda dari tayangan masa Orba," katanya.

Situasi ini (waktu itu) akan menimbulkan adanya interaksi antara stasiun TV dengan pemirsa, sehingga sampai suatu titik nantinya, diharapkan (waktu itu) adanya kesamaan persepsi mengenai sebuah tontonan hiburan. "Biarkan masyarakat yang menilai tontonan yang ditayangkan stasiun TV apakah sesuai dengan nilai-nilai moralnya atau tidak, janganlah menabukan sesuatu karena memang hal itu selama 30 tahun (1968-1998) ini memang dianggap tabu," kata Rusdi.

Dengan kondisi perubahan masyarakat yang begitu cepat, keberadaan LSF sebagai lembaga filter tontonan hiburan - terutama lewat TV yang gratis dengan penonton heterogen - dipertanyakan keberadaannya. Taufiq Arifin, 'corporate secretary' RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia), menyatakan, meski ada LSF, sebenarnya yang lebih berperan adalah bagian sensor yang dimiliki masing-masing stasiun TV.

"Sebenarnya sensor dari masyarakat pemirsa itu sudah berjalan, walau tidak terorganisasikan. Masukan-masukan semacam itu justru yang harus diperhatikan kalau tak mau pemirsa meninggalkan stasiun TV kami," Budi Darmawan, manajer humas SCTV (Surya Citra Televisi), menambahkan.

Dengan demikian, keberadaan LSF itu bisa dikatakan perlu dan tidak perlu. Artinya, kata Taufiq, selama belum ada lembaga kontrol tontonan TV yang tumbuh dari masyarakat sendiri, yang lebih independen, keberadaan LSF masih diperlukan sebagai filter pertama. Akan tetapi, LSF sebagai lembaga yang mewakili pemerintah untuk melakukan sensor terhadap tontonan di TV tak diperlukan lagi. Alasannya, pemirsa 2000 ini cukup dewasa dan mampu mengurus dirinya sendiri.

BAGI ketua LSF, Tatiek Maliyati WS, perubahan sosial masyarakat juga menjadi pertimbangan lembaga tersebut dalam meloloskan film maupun iklan yang ditayangkan stasiun TV dan diputar di bioskop. Ia meyakinkan, meski LSF di bawah Departemen Pendidikan Nasional, tetapi lembaga ini dalam tugasnya tetap independen dalam memberikan penilaian.

Ia mencontohkan film seri VIP (Indosiar) dan Baywatch (RCTI) tetap diloloskan, karena pakaian si pemeran dalam film itu, meski minim, mempunyai relevansi dengan jalan cerita. "Kami tidak menutup mata pada perubahan yang terjadi. Akan tetapi yang harus diingat, layar kaca itu sangat langsung pengaruhnya terhadap pemirsa di rumah," ucapnya.

Ini berbeda dengan film yang diputar di bioskop, di mana penontonnya harus mengeluarkan uang tiket dan tertulis jelas film tersebut untuk konsumsi orang dewasa atau segala umur. "Kalau mau jujur, kami pun menghadapi dilema. Kalau semuanya kami loloskan begitu saja, kenyataan menunjukkan sekitar 90% dari film yang masuk ke LSF itu penuh dengan unsur kekerasan. Apakah ini mau dibiarkan begitu saja?", kata Tatiek yang juga penulis skenario drama seri Losmen dan Sartika (keduanya TVRI).

Pihaknya pun mengerti bahwa dalam memilih film yang akan ditayangkan, stasiun TV memperhitungkan unsur keuntungan bisnisnya. Namun sebagai media yang langsung dilihat penonton yang heterogen di rumah masing-masing, LSF merasa perlu lebih berhati-hati.

"Adegan-adegan dalam film American Beauty misalnya, yang menggambarkan obsesi seksual salah seorang pemerannya, kami loloskan karena itu menjadi bagian tak terpisahkan dari keseluruhan cerita. Film ini juga untuk konsumsi bioskop. Ini akan berbeda kalau ditayangkan di TV, adegan semacam itu tak akan lolos dari LSF," tutur ibu empat anak dan nenek seorang cucu (waktu itu) ini.

Ia tak bisa membayangkan bila film dengan adegan ranjang, film laga yang menampilkan bentrok antar geng mafia di mana nyawa orang tak ada harganya, ditayangkan di TV. "Inilah yang menjadi tugas LSF. Sekarang (Februari 2000), bagaimana kalau tak ada LSF, dan kita kembalikan pertanyaannya, relakah anda andai kata tontonan semacam itu dinikmati bersama anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar?"

Dok. Kompas, 7 Mei 2000, dengan sedikit perubahan
Reply With Quote
MrRyanbandung
View Public Profile
Send a private message to MrRyanbandung
Find all posts by MrRyanbandung
Reply
Page 439 of 565 « First < 429437438 439 440441449 > Last »
 

Bookmarks
  • Submit Thread to del.icio.us del.icio.us
  • Submit Thread to Google Google
  • Submit Thread to Facebook Facebook
  • Submit Thread to Twitter Twitter

« Previous Thread | Next Thread »

Thread Tools
Show Printable Version Show Printable Version
Email this Page Email this Page


   
Contact Us - Archive - Top

Thread Pilihan Must Click !
  • Bikin Heboh Urusan Ranjang Diumbar, Begini Pembelaan Venna Melinda
  • Dilaporkan Razman Arif Nasution ke Polda Sumut, Reaksi Uya Kuy: Jauh Banget!
  • Gaya Mewah Selvi Ananda yang Jarang Terekspos, Bawa Tas Hermes Seharga Rumah
  • Dikabarkan Putus dari Jeffry Reksa, Putri Delina Bantah dengan Cara Ini
  • Kronologi Gadis Cirebon Dibawa ke RS karena Sering Kena Asap Vape-Rokok
  • Pengantin Pria Terima Hadiah Kondom Viral Dihujat karena Aksi Tidak Pantas
  • Viral Pernikahan Poliamori, 3 Pengantin Wanita Rela Beri Mahar Puluhan Juta
  • Viral Iklan Jadul Paket Berlibur Ke Bali, Harga-harga Paketnya Jadi Sorotan
detikHot
  • detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
  • detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
  • Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
  • detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
  • detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
  • detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
  • detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
  • detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
  • detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
  • Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
  • detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
  • detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
  • detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Back to Top Kanal Lainnya » Kanal Lainnya «
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer
........