HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Rabu, 2024/03/28 13:39 WIB
Anwar Usman Diminta Mundur dari MK Usai 2 Kali Langgar Etik
-
Rabu, 2024/03/28 11:49 WIB
Jengkel! Jadi Alasan Sopir Truk Ugal-ugalan di Halim
-
Rabu, 2024/03/28 14:45 WIB
Puan Maharani: Partai Pemenang Pileg Berhak Jadi Ketua DPR RI
-
Senin, 2024/03/27 12:43 WIB
Kata Windy Idol soal Kode "Short Time" yang Diungkap Jaksa KPK
-
Rabu, 2024/03/28 16:41 WIB
Meninjau Etika Pendidikan: Jasa Beli Ijazah dan Implikasinya
-
Senin, 2024/03/27 17:26 WIB
Ganjar Tolak Jadi Menteri Prabowo, Gibran: Yang Nawari Siapa?
|
Thread Tools |
19th October 2020, 09:21 |
#1
|
Addict Member
|
Faktor Kegagalan Luhut Turunkan Corona dalam Sebulan
CNN Indonesia -- Epidemiolog dari Universitas Griffith, Dicky Budiman merespons kasus positif virus corona Covid-19 yang tak kunjung menurun di bawah kepemimpinan Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. Bagi Dicky, pengendalian Covid-19 tak bergantung pada individu yang memimpin tapi kepada sistem kesehatan. "Pengendalian pandemi Covid-19 ini harus berbasis atau mengandalkan sistem kesehatan. Siapapun itu tidak bisa mengandalkan individu, satu-dua orang bahkan lembaga adhoc itu juga tak akan efektif dalam mengendalikan pandemi sekompleks Covid-19," kata Dicky saat dihubungi CNNIndonesia.com. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo meminta Luhut menangani Covid-19 di sembilan provinsi prioritas dalam waktu dua pekan, terhitung sejak 15 September lalu. Permintaan Jokowi adalah menurunkan angka positif Covid-19, menurunkan angka kematian, dan meningkatkan angka sembuh. Namun, sudah sebulan berjalan, angka positif malah meningkat. Lihat juga: Sebulan Corona di Tangan Luhut, Tren Kasus Positif Tak Turun Berdasarkan sejarah Indonesia, Dicky mengungkap sistem kesehatan yang andal bisa membawa Indonesia melewati sebuah wabah pandemi global. Ia menjelaskan sistem kesehatan yang efektif bisa juga digunakan dan dimanfaatkan untuk menghadapi pandemi. "Dari awal selalu saya sampaikan ini bukan perkara Luhut, Erick (Menteri BUMN), atau Airlangga (Menko Perkonomian) siapapun tapi negara ini memerlukan sistem kesehatan," ujar Dicky. Dicky mengingatkan sistem kesehatan juga harus diperkuat untuk mengantisipasi pengendalian pandemi yang akan datang. Dicky yakin ke depannya akan ada berbagai pandemi yang akan menjadi tantangan global. Oleh karena itu, sistem kesehatan ini harus diperkuat. "Selain itu, yang menjadi juga PR besar kita adalah kita belum sangat memiliki strategi nasional yang kuat komprehensif dalam pandemi ini," tutur Dicky. Dicky juga menjelaskan Indonesia belum menempatkan sektor kesehatan sebagai sektor pemimpin utama sebagai komando pengendalian pandemi. Menurut Dicky, sektor kesehatan harus segera dijadikan sebagai sektor pemimpin dalam pengendalian pandemi Covid-19. "Ya tidak akan efektif. Sebagus apapun orang yang jadi komandan bila itu tidak berdasarkan pada sistem kesehatan yang memang harus berperan dan paling tepat merespons pandemi ini," tutur Dicky. CNNIndonesia.com menggunakan data harian yang dihimpun Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 untuk melihat tren kasus Covid-19 di sembilan provinsi prioritas. Kembilan provinsi prioritas yang penularannya tinggi, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Bali, Sumatera Utara, dan Papua. Empat pekan berselang Covid-19 ditangani oleh purnawirawan jenderal TNI tersebut, akumulasi kasus positif Covid-19 di sembilan provinsi prioritas belum ada tren penurunan. Di pekan awal September (1-7 September), akumulasi kasus positif sebanyak 16.682 kasus, kemudian meningkat di pekan kedua menjadi 17.942. Pada pekan ketiga September menjadi pertama kalinya Luhut turun tangan. Di pekan ini yakni 15-21 September, akumulasi kasus positif justru meningkat menjadi 19.026 kasus. Selanjutnya (22-28 September) kembali meningkat menjadi 19.836 kasus positif. Kasus positif sempat turun di minggu ketiga Luhut, (29 September-5 Oktober) sebanyak 18.962 kasus. Namun di pekan selanjutnya (6-12 Oktober) akumulasi kasus kembali meningkat menjadi 19.557 kasus. Data terbaru pada 13-14 Oktober menunjukkan penambahan sebanyak 5.533 kasus. Dalam sebulan ditangani Luhut ada tambahan 82.914 kasus positif atau rata-rata penambahan kasus positif di angka 2.763 per hari Masih tetap Naik Membangun sistem tidak akan cukup dalam sebulan |
19th October 2020, 12:21 |
#3
|
Groupie Member
|
|
Last edited by dodydoank; 24th October 2020 at 08:54.. |
19th October 2020, 14:53 |
#7
|
Groupie Member
|
|
Last edited by dodydoank; 19th October 2020 at 21:25.. |
21st October 2020, 07:59 |
#9
|
|
Addict Member
|
Tito: Kasus Corona di Daerah Pilkada Turun, Jakarta-Aceh Naik
Quote:
Covid pun bisa menyesuaikan. atau mungkin Satgas Pak Luhut lebih berkonsentrasi di daerah pilkada agar dapat terselenggara dengan lancar. |
|
22nd October 2020, 19:17 |
#10
|
|
Mania Member
|
Quote:
Pada bulan yang sama yaitu Maret 2020, tim ahli dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) membuat draf skenario terburuk dari pemodelan penyebaran Covid-19 di Indonesia atau Covid-19 Modelling Scenarios Indonesia. Tim penyusun draf skenario pemodelan penyebaran Covid-19 itu adalah Pandu Riono, Iwan Ariawan, Muhammad N Farid dan Hafizah Jusril. Dalam draf prediksi skenario terburuk tersebut, jika tanpa intervensi atau hanya sekedar imbauan, maka jumlah total pasien Covid-19 yang harus mendapatkan perawatan intensif pada pertengahan Mei 2020 adalah hampir 2,5 juta pasien. Sementara itu, dengan adanya intervensi dan penutupan sekolah dan bisnis, maka orang yang butuh dirawat bisa mencapai 1,2 juta. Lalu, jika dilakukan intervensi tertinggi seperti karantina wilayah untuk membatasi pergerakan dan dengan tes massal skala luas, maka orang yang butuh perawatan intensif mencapai 600.000 pasien. Namun, data update pasien konfirmasi positif Covid-19 di Indonesia per tanggal 3 Juli 2020 "hanya" mencapai 60.695 kasus. Angka ini jauh dari prediksi skenario terburuk pemodelan penyebaran Covid-19 di Indonesia oleh FKM UI sebelumnya. "Kenapa prediksi yang pernah saya buat tidak terjadi di Indonesia, karena salah satunya adalah kita itu negara yang mendapat imunisasi macam-macam," kata Pandu dalam diskusi daring bertajuk Penanggulangan HIV-AIDS: Kebijakan dan Strategi di Tengah Pandemi Covid-19, Jumat (3/7/2020). Akademisi itu enak , boleh salah loh. |
|
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer