[SIZE="4"][SIZE="5"]Kejadian yang sangat merugikan menimpa saya selalu pemakai listrik prabayar di kontrakan saya, dimana setiap listrik habis, saya selalu membeli token listrik via ATM Mandiri, yang kebetulan ATMnya dekat dengan kontrakan saya.
Pada tanggal 11 Agustus 2019 lalu saya beli listrik via ATM Mandiri Pisangan Lama, Jakarta Timur sekitar jam 9 malam, begitu ATM dimasukkan mesin semuanya lancar dari awal sampai memilih nominal Rp. 50 ribu yang mau di beli, tetapi begitu menunggu hasil print tokennya ATM Mandiri jadi sangat lama dan tidak ada respon dan akhirnya tidak keluar token, tetapi malah kartu ATM yang keluar dengan pemberitahuan tertera di layar monitor ATM transaksi tidak berhasil... Karena merasa gagal saya coba lagi masukkan kartu ATM hasilnya sama...bahkan merasa menunggu lebih lama lagi dari awal.
Akhirnya malam itu saya pulang dan berharap listrik tidak habis malam itu. Di rumah saya coba masuk aplikasi Bank Mandiri saya liat histori transaksi ternyata terdebet sebanyak 4 kali masing-masing 2x Rp 50 ribu, dan 2 Rp 3 ribu (biasanya biaya admin). dan tanggal 1 Agustus saya mengalami kejadian yang sama dari 2 ATM bank Mandiri yang berbeda sekitar Pisangan Lama dan juga terdebet 2 x Rp 50 ribu dan 2x Rp 3 ribu. Saya kaget
dan mulai menyadari bahwa ternyata transaksi saya yang gagal beli listrik selama ini selalu berhasil mengurangi uang di rekening saya. Karena selama ini saya beranggapan kalo gagal ya berarti uang ga terdebet.
Akhirnya malam itu saya tidur dan berharap listrik tidak habis hingga besok paginya. Ternyata jam 5 subuh sudah habis, dan saya memutuskan beli online Rp 50 ribu lewat aplikasi dan berhasil.
Siangnya tanggal 12 Agustus, saya berhasil adukan di Mandiri call 14000, dan meminta solusi agar dikreditkan kembali sebesar Rp 200 ribu dari transaksi yang gagal pada tanggal 1 dan 1 Agustus tersebut. Dan sekitar setengah jam kemudian saya dihubungi oleh CS Mandiri 14000 dan menyampaikan bahwa uang tidak dapat dikembalikan hanya diberi nomor token listrik sebanyak 4 token.
Saya tetap minta dikembalikan uang karena saya sudah mau pindah dari rumah kontrakan sekitar tanggal 15 Agustus ini. tetapi pihak Bank Mandiri mengatakan uang sudah masuk ke PLN dan tidak di kembalikan. Besoknya saya mendatangi Bank Mandiri tempat saya membuka rekening dan ternyata jawabannya sama. Akhirnya hanya diberi print out dari tanggal 1 sampai hari itur13 Agustus.
Dan saya putuskan ke PLN di Cempaka Putih untuk mengadukan masalah itu, diterima CS laki-laki di lantai dasar, meminta agar dikembalikan uang bukan token atau mengganti dengan nomor prabayar di rumah yang baru saya kontrak. saya sampaikan pula bahwa sebelumnya saya juga mengalami transaksi pembelian yang gagal seperti ini beberapa kali. Si CS PLN meminta untuk menunggu meninggalkan beberapa saat dan sekitar 5 menit kemudian dia muncul dan mengatakan mohon maaf pak....kami hanya bisa memberikan token untuk nomor meter yang telah beli, tidak dapat diganti dengan nomor meter lain dan tidak bisa mengganti dengan uang. Hanya menyarankan untuk menjualnya kepada penghuni baru. Saya bilang itu bukan solusi karena saya pindah jauh dari rumah itu dan belum tentu dalam waktu dekat rumah itu sudah di isi penghuni baru, dan bisa jadi penghuni baru juga tidak mau. Sakiiitt...
CS PLN memberikan hasil print out histori pembelian listrik dalam 6 bulan terakhir.
Sampai di sekolah tempat saya ngajar, saya teliti print out histori pembelian token listrik dan saya dapati ada 3 x transaksi pembelian Rp 100 rb yang juga gagal. Jadi dalam 3 bulan terakhir saya telah dirugikan Rp 500 ribu dari 7x transaksi dan Rp 21 ribu biaya adminnya, sehingga total saya dirugikan Rp 521 ribu rupiah. Menyakitkan ...Bank Mandiri dan PLN dimana tanggung jawabmu...
Saya sebagai guru swasta, uang Rp 521 ribu itu adalah melebih dari setengah gaji saya sebulan di satu sekolah. Sementara PLN dan Mandiri adalah dua BUMN yang besar di negari ini...
Menyedihkan dan menyakitkan...
sumber:
https://magnetsuper.********.com/201...n-via-atm.html