Anda sudah punya toko, dan sedang menyiapkan untuk membuat toko online. Anda bisa memanfatkan cara yang cepat dan mudah, dengan memanfaatkan platform microsite yang bisa Anda custom menjadi template web jual beli online.

Pertama-tama, Anda mesti mendaftarkan atau mengurus Tanda Daftar Perusahaan (TDP) dengan jenis usaha toko online. Tentunya, hal itu masih terkait dengan bidang usaha yang ada dalam SIUP di usaha utama Anda. Jadi, toko online ini muncul sebagai "anak perusahaan" dari toko offline Anda.

Bila Anda ingin lebih mudah menempatkan posisi atau domisili kantor sebagai syaratnya, Anda bisa memanfaatkan jasa sewa virtual office Jakarta atau kota-kota besar lainnya. Sebab, ada beberapa tempat yang sudah diatur zonasinya sebagai wilayah bukan untuk perkantoran. Karena itu, bila Anda berada di luar wilayah perkantoran.

Penggunaan virtual office murah akan sangat cocok dengan toko online. Keberadaan atau domisili toko yang berada di tempat ekslusif, tentunya akan meningkatkan kepercayaan dari konsumen Anda. Akan berbeda bila ternyata wilayah kantor dari toko online Anda justru berada di tempat yang di tengah-tengah pemukiman padat penduduk.

Setelah itu, Anda bisa mulai mendaftarkan atau mengurus TDP. Berikutnya, Anda bisa mempertimbangkan mendirikan website mandiri untuk toko online Anda. Kenapa harus website mandiri? Bukankah bisa mengandalkan sosial media, atau membuat akun berjualan di toko online? Bukankah itu lebih gratis?

Di dalam website toko online populer, Anda juga bisa membuka lapak online untuk berjualan. Tapi, akan sulit untuk membranding brand Anda sendiri. Fokus utama di website toko online ialah menjual produk, bukan branding. Anda bisa mendatangkan pembeli dalam jumlah banyak, namun tidak dengan orang-orang yang mengenal brand Anda.

Bila Anda ingin branding, maka justru sosial media masih lebih mumpuni ketimbang punya lapak di toko online terkenal. Sehebat apapun produk Anda, sebaik apapun Anda menjaga kualitasnya, maka pembeli akan menyebut bahwa produk tersebut dibeli di A atau B (nama toko online).

Namun di sosial media, tentunya jangkauan pasar Anda tidak seluas di toko online. Anda hanya bisa menjangkau pengguna akun sosial media tersebut. Jadi, bila ada banyak orang yang tidak aktif di Instagram misalnya, maka Anda tidak akan mampu menjangkau mereka di Instagram. Begitu juga di Facebook, Twitter, dan sebagainya.

Selain itu, transaksi harus dilakukan secara manual. Anda masih mencatat pesanan, bahkan bisa ditipu oleh pembeli Anda, karena pembayaran dan verifikasi pembayaran dilakukan secara manual. Agar bisa melakukan jual beli dalam volume besar, Anda membutuhkan tim yang besar pula.

Karena itu, sangat disarankan memiliki website pribadi sehingga Anda bisa menjaga dan mengelola 100 persen toko Anda. Anda juga bisa menginstal software untuk otomatisasi pembayaran, dan sebagainya. Berikutnya, tetap fokus pula pada pembangunan website, agar mendapatkan trafik yang baik, tentunya berujung pada pengunjung yang banyak, dan akhirnya calon pembeli pun berdatangan.