HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Jumat, 2024/04/16 20:04 WIB
Media Vietnam: Indonesia Alami `Bencana` di Piala Asia U-23
-
Minggu, 2024/04/18 14:31 WIB
Pelatih Red Sparks Tertarik Rekrut Wilda Nurfadilah
-
Sabtu, 2024/04/17 15:29 WIB
Setter Red Sparks Terpesona Sambutan Fans di Indonesia
-
Sabtu, 2024/04/17 17:34 WIB
Tembus Ranking Tiga Dunia, Jonatan Christie Senang dan Tertantang
-
Sabtu, 2024/04/17 16:42 WIB
Menpora Dukung PSSI Protes AFC Buntut Kontroversi Qatar vs Indonesia
-
Kamis, 2024/03/18 11:56 WIB
Jonatan Tak Pernah Menyangka Bisa Juara All England
View Poll Results: Haruskah Pemain Indonesia diluar negri jadi pemain timnas | |||
Sangat Harus | 28 | 48.28% | |
Harus | 16 | 27.59% | |
Tidak Harus | 14 | 24.14% | |
Sangat Tidak Harus | 0 | 0% | |
Voters: 58. You may not vote on this poll |
|
Thread Tools |
30th December 2008, 14:06 |
#21
|
|
Registered Member
|
Quote:
DOBOLLLL............ TULISAN DIATAS HANYA ISAPAN JEMPOL !!!!! OMONG KOSONG !!!!!! |
|
30th December 2008, 16:07 |
#23
|
Addict Member
|
|
30th December 2008, 16:32 |
#25
|
Addict Member
|
Penantian panjang, Irfan Bachdim
19 tahun 6 bulan dan 6 hari, adalah waktu yang dibutuhkan seorang pemuda keturunan Indonesia, untuk melakoni partai penuh professionalnya di Liga Utama Eropa. Nama sang pemuda adalah Irfan Bachdim. Beliau lahir dari ayah seorang Indonesia, Noval Bachdim dan ibu asli Belanda. Dengan tinggi 172 cm, Irfan memainkan posisi sebagai gelandang tengah di klub semenjana FC Utrecht. FC Utrecht saat ini bertengger di papan tengah Eredivisie. Tim ini banyak dihuni pemain muda, yang berharap-harap cemas untuk siap “merumput” kapan saja. Termasuk seorang duta bangsa Indonesia, Irfan Bachdim. Dengan keuletan, dan sedikit bumbu keberuntungan, Bachdim mendapat “ganjarannya”. Buah kerja kerasnya selama hampir 20 tahun, menghasilkan awal yang cerah dalam 2 x 45 menit di Galgenwaard Stadium. Di hadapan belasan ribu pasang mata, Bachdim berhasil menunjukkan performa maksimum, yang membuahkan sebuah tendangan penalti bagi timnya. Dan meski sang eksekutor, gagal membuahkan gol dari titik 12 pas, hal tersebut tidak mengurangi prestasi Bachdim dalam debut penuh pertamanya. Irfan konstan bergerak di sisi sayap, satu hal yang mungkin kurang sreg dalam pikirannya. Karena posisi favoritnya adalah playmaker. Namun pelatih punya pikiran lain, dengan tubuh yang tidak terlampau tinggi, Irfan dianggap punya nilai lebih dalam hal kecepatan. Dan pembuktian telah dilakukan. Partai Utrecht melawan VVV Venlo memang menghadirkan sisi unik, khususnya bagi warga Indonesia. Selain Irfan Bachdim, sosok pelatih tim lawan, VVV Venlo yaitu Andre Wetzel, juga punya darah Indonesia. Hal tersebut pernah diungkapkan oleh BOLANOVA. Kembali ke Irfan Bachdim. Awal perjuangan telah dimulai. Pilihan ada di tangannya, dengan terbukanya kesempatan yang lalu, Bachdim punya banyak kesempatan merajut menit demi menit pada pertandingan berikutnya. Belajarlah dari kasus Kurniawan DY, ataupun Bima Sakti. Bahwa persaingan sepakbola Eropa memang sangat ketat. Bahwa mempertahankan performa akan jauh lebih sulit daripada merebut suatu posisi di lapangan. Dan saya yakin, Bachdim punya karakter yang beda dari pemain lainnya. Dengan memutuskan berkarir semenjak usia 12 tahun di negeri seberang, dirinya pasti sudah memperhitungkan karir hidupnya secara matang. Maju terus Irfan Bachdim, kami tunggu aksi-aksimu nun jauh di sana, di bumi nusantara !!!!! Ini salah satu bukti kalo Irfan Bachdim tuh ada bukan isapan jempol aja....buat Yesi Jahat |
30th December 2008, 16:41 |
#26
|
Addict Member
|
Penampilan Perdana Irfan Bachdim di Eredivisie
17 Februari 2008 bersejarah untuk Irfan Bachdim. Untuk pertama kalinya Irfan bermain di Liga Utama Belanda, Eredivisie. Sebenarnya juga hari bersejarah untuk sepakbola Indonesia. Pemain muda kelahiran Amsterdam 11 Agustus 1988 itu masih warga Indonesia. Ia bahkan sudah pernah bergabung dengan timnas Indonesia U-23 ketika berlatih di Belanda. Pada pertandingan kandang menjamu VV Venlo, Irfan Bachdim diturunkan satu pertandingan penuh. Namanya cukup mengherankan penggemar bola Belanda. Sampai-sampai Umberto Tan, reporter RTL televisi kondang pemegang hak tayang Liga Eredevisi menyebutnya bukan Bachdim, tapi Bachdi. Walaupun FC Utrecht sore itu dipermalukan tim tamu, dengan 4-1. Namun penampilan Irfan sendiri sebenarnya tidak mengecewakan. Dia bahkan sempat menyumbangkan tendangan pinalti untuk FC Utrecht karena dijatuhkan di kotakpinalti. Sayang peluang bola dari titik pinalti itu tidak membuahkan gol, karena ditahan kiper VVV. Aku sebagai orang Indonesia ikut bangga dengan Irfan yang diturunkan dua kali 45 menit penuh. Selama ini Irfan yang aku kenal sebagai remaja yang kurus dan pemalu, malam itu dia tampil bagus dan tubuhnya sudah mulai kelihatan “berotot.” Tim pelatih FC Utrecht dou Willem van Hanegem dan asisten John van Loen, sore itu memang memilih untuk menurunkan skuad mudanya. Selain Irfan bernomor punggung 42, masih ada Randy Wolters (17) dan Tim Noordraven (17). Alasan menurunkan pemain-pemain muda itu, antara lain karena banyak pemain pilar yang absen cedera atau diskors. Usai pertandingan, asisten pelatih John van Loen, dalam kilasbaliknya mengatakan kecewa dengan kekalahan FC Utrecht, tapi melihat satu-satunya keuntungan malam itu adalah “kesempatan perdana pemain-pemaian muda untuk menjajal lapangan Liga Tertinggi Belanda, de Eredevisie.” Mudah-mudahan ini jadi awal penampilan Irfan Bachdim, satu-satunya warga Indonesia yang aktif di Liga Utama Eropa. Djenol Susunan pemain FC Utrecht 17 Februari 2008 : De Ruiter, Cornelisse, Dickoh, Van der Kooy, Van Buuren, Kruys (Wolters/46), Caluwé (Leeuwin/65), Somers, Bachdim, Nelisse (Vandenbergh/67), George |
30th December 2008, 16:44 |
#27
|
Addict Member
|
Masih Maukah Irfan Main Untuk Merah Putih?
Berita bahwa Irfan Bachdim menolak ikut lagi dalam timnas PSSI U-23 telah menimbulkan banyak tanda tanya, buat kita mencinta bola Indonesia. Segalanya menjadi jelas setelah mengunjungi Irfan di rumah ortunya di Mijdrecht. Aku mulai memahami duduk perkara ungkapan itu ketika mendengar langsung dari mulut Irfan sendiri. Ungkapan yang meluncur itu berkaitan dengan emosi yang muncul karena dia merasa kecewa harus membaca “pencoretan” dirinya dari seleksi PSSI U-23 yang berangkat ke Qatar, lewat internet. Ketika dalam kondisi kecewa berat itulah ungkapan tidak mau lagi main untuk Indonesia, itu keluar dari mulut remaja berukuran tubuh 172 cm itu. “Saya tidak mendengar langsung dari pihak PSSI atau Staf Teknis tentang tidak jadi ke Qatar. Kenapa saya harus membacanya lewat internet? Karena emosi, saya mengatakan bahwa kalau caranya begitu ngapain juga aku membela Indonesia,” tutur Irfan. “Menarikdiri” dari peranserta untuk sepakbola Indonesia diungkapkan semata karena emosi akibat kekecewaan yang luar biasa. Setelah itu ia menyesali:”Sejatinya saya harus bangga untuk bisa memperkuat Indonesia.” Sikap “mutung” itu lenyap kembali seperti salju yang diterpa terik mentari, ketika ia mendapat penjelasan dari seorang asisten pelatih Foppe de Haan. Orang dekat Foppe ini menjelaskan duduk perkaranya kepada Irfan dalam perbincangan yang akrab. Lewat orang inilah Irfan untuk pertama kali mengetahui duduk perkara sebenarnya mengapa dia dicoret dari skuad yang ke Qatar. Dipaparkan bahwa ketika PSSI harus memasukkan daftar nama ke Asian Games di awal Oktober 2006, Irfan ditempatkan di posisi ke 21 karena kondisinya waktu itu masih belum pulih sepenuhnya dari cedera enkel. Setelah mendapat penjelasan itu maka Irfan pun tidak lama lagi menyandang rasa “mutung” dan kecewa. “Sayang sekali, karena ini adalah kesempatan emas untuk bisa berbuat sesuatu untuk negara. Tapi saya bisa memahami keputusan itu, karena memang saya sedang cedera ketika daftar pemain harus dimasukkan. Mereka (PSSI dan tim teknis) memilih aman. Saya rasa ada dua kemungkinan satu sisi mereka memilih aman, dan di sisi lain itu sangat sayang sekali.” demikian penuturan Irfan. Kedua orang tua Irfan bangga bila menyaksikan Irfan gembira, tidak masalah dalam hal apa saja. Sejauh ini Irfan sudah dua kali pergi ke Indonesia, dan dia merasa masih ingin membela Indonesia. Dia tidak patah semangat. “Saya masih 18 tahun dan dua tahun lagi umur saya masih 20 tahun. Siapa tahu dua tahun lagi saya bisa bergabung lagi dengan timnas U-23 dalam turnamen besar lainnya,” demikian ungkap Irfan seraya menerawang langit-langit. Perbincangan sore indah yang memberi titik terang akan pertanyaan besar: Apakah Irfan tidak mau lagi main untuk Indonesia? Jawaban Irfan “Setiap saat Indonesia memerlukan, saya akan datang.” Buat Yesi masih pengen bukti lagi ???? |
30th December 2008, 17:03 |
#28
|
Addict Member
|
Esklusif Bincang Dengan Irfan Bachdim
Irfan Bachdim untuk pertama kali bermain di Eredivisi pada pertandingan FC Utrecht - VV Venlo 17 Februari 2008. Saat ini Irfan lah satu-satunya pemain keturunan Indonesia yang berlaga di liga tertinggi Eropa. Sejauh mana penampilannya ini punya makna bagi perkembangan karir bolanya, dan bagaimana peluangnya memperkuat timnas Indonesia? Wawancara Djenol dengan Irfan Bachdim, Rabu sore 20.02.2008. Djenol[DJ]: Selamat dengan penampilan perdana di Eredivisi? Irfan Bachdim [IB]: Terima Kasih.. terima kasih DJ : Gimana sejarahnya kamu dipangggil tim utama FC Utrecht? IB : Itu karena banyak pemain FC Utrecht yang cedera, sehingga saya dapat kesempatan main. Hari Jum'at lalu seperti biasa latihan di tim FC Utrecht II. Pelatih kami, David Naschimento memiinta saya latihan dengan tim utama. Jum'at dan Sabtu ikut latihan di tim utama. Usai latihan Sabtu malam, saya lihat nama saya masuk dalam daftar pemain. Hanya belum tahu apakah di tim inti atau di bangku cadangan. Minggu paginya dibicarakan strategi permainan dan susunan pemain inti. Nama saya ternyata ada di situ. Saya sangat gembira sekali, tentu saja. DJ : Kamu dipasang di sayap kanan ya, padahal itu kan bukan posisi favoritmu? IB : Betul, memang bukan posisi nomor 10 kesukaan saya, tapi dengan pola 4-3-3 tidak membutuhkan posisi nomor 10. Jadi dalam hal itu posisi terbaik saya sayap kanan. DJ : Apakah kamu menduga akan main penuh 2 x 45 menit? IB : Sebenarnya tidak, apalagi ketika di menit 16 kami bermain dengan 10 orang, karena Tim Cornelisse kena kartu Merah. Saya sempat menduga akan diganti, mungkin berubah ke pola kompak, berdekatan. Tapi tim pelatih (Willem van Hannegem dan John van Loen red.) tetap mempertahankan kecepatan di depan (Irfan punya nilai lebih di kecepatan red.) DJ : Kondisi fisik kamu, tampak mengalami perkembangan. Badan kelihatan kekar dan kecepatan bertambah. Apa yang kamu lakukan selama ini? IB : Selama ini saya menyadari bahwa tubuh saya tidak terlalu tinggi (174 cm red.) tapi tetap ingin berprestasi di tingkat atas. Jadi saya menguatkan fisik dengan fitness 3 kali seminggu di FC Utrecht Gym agar otot membesar dan kuat. DJ : Bagaimana dengan makanan. Apakah juga disesuaikan? IB : Sudah tentu, selalu memperhatikan makanan. Tapi tidak dengan skema yang ketat. DJ : Kalau kemajuan ini terus dipertahankan maka tidak heran kalau PSSI juga tertarik. Apakah sudah ada dari pihak PSSI yang menghubungi? IB : Belum ada, sejak Asia Cup 2007, tidak ada lagi kontak. Kita tunggu saja. DJ : Syarat lainnya untuk terseleksi di timnas Indonesia kamu harus pegang paspor Indonesia. Tahun lalu ketika mencapai usia 18 tahun, kamu masih bisa memilih paspor Belanda atau Indonesia. Apakah kamu masih pegang paspor Indonesia? IB : Ya, itu masih tetap. Saya tidak berubah paspor, tetap Indonesia. DJ : Lha itu kok di situsnya FC Utrecht tertulis kamu warga Belanda? IB : Oh ya, saya malah tidak memperhatikan. Itu mungkin karena memang FC Utrecht tidak pernah mendata pemain yang lahir di Belanda. Jadi ditulis saja warga Belanda. Yang benar saya masih tetap warga Indonesia. DJ : Jadi masih tetap mau dan ingin memperkuat timnas Indonesia? IB : Iya itu tidak pernah berubah. Tentu harus memperhitungkan juga jadwal main di FC Utrecht. DJ: Makasih perbincangannya. Saya dan semua pencinta bola di Indonesia berharap kamu lebih sering bermain di tim utama FC Utrecht. Agar suatu saat bisa memperkuat timnas Indonesia. Demikian wawancara dengan Irfan Bachdim dalam bahasa Belanda yang dialihbahasakan. Lihat sosok seorang Irfan Bachdim, biar di tawarin paspor belanda tapi dia tetap pegang paspor Indonesia, salah bukti dia masih punya semangat nasionalisme dan sifat sebagai warga negara INDONESIA....ayo PSSI panggil lagi Irfan Bachdim |
30th December 2008, 17:07 |
#29
|
Addict Member
|
http://www.fc-utrecht.nl/en/teams/jo.../Irfan_Bachdim <<== foto na irfan bachdim
|
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer