HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Sabtu, 2024/04/17 15:35 WIB
Media Asing Soroti Ledakan Turis: Tak Seperti Bali yang Dulu
-
Minggu, 2024/04/18 16:32 WIB
Bikin Mual, Pria Ini Makan Nasi dengan Kuah Cappuccino
-
Minggu, 2024/04/18 16:29 WIB
Bahlil: Jangan Samakan Jokowi-Megawati dengan Pikiran Hasto PDIP
-
Sabtu, 2024/04/17 15:40 WIB
Kota Wisata Sekelas Dubai Dilanda Banjir Bandang, Kok Bisa?
-
Minggu, 2024/04/18 14:48 WIB
Kisah Pasangan 13 Jam Terjebak Banjir Dubai, Tak Ada Makanan Cuma Minum Air
-
Jumat, 2024/04/16 14:03 WIB
Megawati Kirim Amicus Curiae ke MK: Habis Gelap Terbitlah Terang
|
Thread Tools |
19th March 2020, 10:42 |
#1
|
Mania Member
|
Lab Australia Mungkin Telah Temukan Obat COVID-19
Queensland University di Australia akan melakukan uji coba pengobatan yang tampaknya bakal menyembuhkan COVID-19. Peneliti Australia telah diberi lampu hijau untuk memulai uji coba pengobatan virus corona pada manusia setelah mengumpulkan dana dari donor di seluruh dunia. Pasien COVID-19 akan diberikan dua obat yang sebelumnya digunakan untuk mengobati AIDS dan malaria di 50 rumah sakit di Australia. Uji coba itu rencananya akan dimulai pada akhir bulan ini. Obat-obatan tersebut dilaporkan dapat membasmi virus dalam uji coba laboratorium. “Sudah ada pasien yang dirawat dengan obat ini di Australia dan ada yang berhasil sembuh, tetapi pengobatan belum dilakukan dengan cara yang terkontrol atau komparatif,” kata David Paterson, direktur Pusat Penelitian Klinis di Universitas Queensland, yang memimpin uji coba, dikutip dari Asia Times. “Apa yang ingin kami lakukan saat ini adalah uji klinis besar di seluruh Australia, di 50 rumah sakit, dan apa yang akan kita bandingkan adalah satu obat versus obat lain dan versus kombinasi dari dua obat,” jelasnya. Fakultas Kedokteran Universitas Stanford melaporkan pada Jumat (13/3), pengobatan malaria yang sebelumnya dikenal sebagai chloroquine mungkin telah efektif dalam mengobati penyakit di China dan Singapura. Ada juga bukti anekdotal obat AIDS remdesivir mungkin telah berhasil menyembuhkan pasien di China. Data uji coba penggunaan obat, bagaimanapun, belum dipublikasikan oleh China. Para ilmuwan telah membantah laporan yang tersebar online yang menyatakan sekitar 12 ribu pasien telah sepenuhnya sembuh dari COVID-19 di China setelah diberi obat chloroquine. Paterson memaparkan, tes laboratorium telah mengindikasikan kombinasi dari dua obat itu mungkin menjadi “obat” dari virus corona. “Ini adalah pengobatan yang berpotensi efektif. Pasien akan berakhir tanpa virus corona yang hidup dalam sistem mereka setelah terapi pengobatan berakhir,” ungkapnya. Keputusan 18 Maret untuk melanjutkan uji coba pada manusia dibuat setelah para peneliti mendapat sumbangan dari komunitas internasional guna menutupi biaya pendanaan, yang diperkirakan sebesar A$750.000. Di seluruh dunia, ada urgensi untuk mengembangkan pengobatan COVID-19 yang efektif karena pengembangan vaksin untuk penggunaan luas diperkirakan baru akan selesai setidaknya 18 bulan lagi. Lebih dari 30 lembaga akademis dan perusahaan farmasi berkolaborasi untuk mencari vaksin di bawah program yang dikoordinasi oleh kelompok nirlaba yang bermarkas di Oslo, Coalition for Epidemic Preparedness, atau Koalisi untuk Kesiapsiagaan Epidemi. Laboratorium di Australia, AS, dan Inggris sudah menguji “kandidat” vaksin pertama pada hewan, menggunakan beberapa platform “prototipe” patogen yang dikembangkan untuk sindrom pernafasan akut akut (SARS) dan sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS) yang mewabah pada 2002-2004 dan 2012. Namun, vaksin itu pada akhirnya tidak diperlukan untuk mengobati penyakit tersebut. Kaiser Permanente Washington Research Institute yang berbasis di Seattle telah memulai uji coba vaksin potensial pada 16 Maret, dan dua program penelitian lainnya, di University of Queensland dan Imperial College London, akan memulai uji coba pada pasien dalam beberapa minggu lagi. Tiga atau empat vaksin potensial akan dikembangkan. Versi vaksin yang paling menjanjikan nantinya akan dipilih untuk didistribusikan. Pada 17 Maret, upaya-upaya penelitian menghasilkan secercah harapan ketika Melbourne’s Peter Doherty Institute for Infection and Immunity mengumumkan mereka telah berhasil memetakan bagaimana sistem kekebalan tubuh melawan virus. Diterbitkan dalam jurnal Nature Medicine yang ditinjau secara bulanan, penelitian itu mengungkapkan pasien pulih dari COVID-19 dengan cara yang sama seperti saat mereka pulih dari flu. “(Penemuan) ini penting karena ini adalah pertama kalinya kami benar-benar memahami bagaimana sistem kekebalan tubuh kita memerangi virus corona baru ini,” ujar Katherine Kedzierska, yang ikut menulis artikel jurnal, dikutip dari Asia Times. Tim penelitian tersebut melacak pemulihan pasien wanita berusia 47 tahun dari Wuhan, yang memiliki gejala ringan hingga sedang, dan tidak memiliki masalah kesehatan yang sudah ada sebelumnya. Dia dirawat di rumah sakit di Australia dan pulih sepenuhnya dalam waktu dua minggu. Kedzierska mengatakan, sel-sel spesifik yang teridentifikasi pada pasien influenza terlihat dalam aliran darahnya tiga hari sebelum kesehatannya mulai membaik. “Pada pasien ini, kami melihat munculnya sel-sel kekebalan dalam darah dalam tiga hari. Populasi sel kekebalan yang kami lihat muncul sebelum pasien pulih adalah sel yang sama yang kami lihat dalam influenza. “Berdasarkan pengalaman kami dengan pasien influenza, kami dapat memprediksi pemulihan dan itulah yang terjadi pada pasien COVID-19,” lanjutnya. “Informasi ini akan memungkinkan kita untuk mengevaluasi setiap kandidat vaksin, karena cara kerja vaksin meniru respons kekebalan tubuh kita.” “Kami tahu kami dapat menghasilkan tanggapan kekebalan terhadap virus,” ucap Kedzierska optimis. “Pertanyaan selanjutnya adalah apakah tanggapan kekebalan itu memberi kekebalan pada orang selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan atau bertahun-tahun sehingga kita akan terlindungi dari virus itu selamanya.” Temuan penelitian ini sedang dibagikan dengan laboratorium penelitian lain, jelasnya. Sumber: https://www.matamatapolitik.com/lab-...d-19-in-depth/ |
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer