HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Rabu, 2024/03/28 12:03 WIB
Harvey Moeis Suami Sandra Dewi Tersangka Korupsi Timah, Pakai Rompi Pink
-
Senin, 2024/03/27 13:00 WIB
Klarifikasi Pihak Teuku Ryan soal Minta Nafkah Anak pada Ria Ricis
-
Selasa, 2024/03/22 11:14 WIB
Stevie Agnecya Meninggal Dunia, Selebritas Berduka dan Tak Percaya
-
Senin, 2024/03/27 11:39 WIB
Raffi Ahmad Rela Nggak Dibayar untuk Jadi MC Pernikahan Rizky Febian dan Mahalini
-
Rabu, 2024/03/28 12:33 WIB
Penampilan Ammar Zoni Berjenggot Saat Tiba di Kejari Jakarta Barat
-
Sabtu, 2024/03/25 12:01 WIB
Raut Wajah Anggi Pratama di Acara Tahlilan Stevie Agnecya Disorot
|
Thread Tools |
2nd February 2019, 12:01 |
#1
|
|
Super Moderator
|
NGOBS KUY! Cegah Bunuh Diri
NGOBS KUY!! Quote:
Setidaknya sebagian jurnalis, gak semuanya Diwakili sama karyawan detikcom yang namanya Ucok dan Vanita, dkk mereka. Tonton Ngobs Kuy setiap hari: Sabtu, pukul 13.00 DI & Subscribe |
|
|
2nd February 2019, 12:07 |
#2
|
Super Moderator
|
DOs & DONT
Ketika seseorang yang kamu sayangi mulai merasa suicidal atau struggling dengan pikiran untuk bunuh diri, bakalan susah banget untuk mengetahui apa yang harus diucapkan. Kamu mungkin punya niatan baik untuk care, tapi seringnya omongan yang terucap justru dirasa gak peka terhadap perasaan mereka.
Buat kamu yang merasa ini sebuah isu penting, baiknya coba disimak. Ada respon yang kesannya positif malah bikin mereka yang mau bunuh diri semakin depresi. Sebelumnya, ketulusan untuk peduli itu penting. Kalo cuma peduli-pedulian mending gak usah nimbrung ke pikiran mereka sama sekali. 1. Jangan bilang: "Bunuh diri itu egois." Dibilang egois itu menjadi perasaan terburuk ketika seseorang dicap egois atas perasaannya sendiri. Dia bukan egois, tapi udah gak ada harapan, udah capek sama sakitnya, merasa gak layak, dan dia pengen stop itu semua. Bukan sesuatu yang bisa berlalu begitu aja. Baiknya: Bukan hal yang mudah ngobrol dengan orang yang punya tendensi untuk bunuh diri. Sehingga, ketimbang ceramah, lebih baik ngobrol sebagai listener. Ketahui perasaan mereka seperti apa, tanpa judge, tanpa 'kok bisa gitu?' Gak perlu keluar pertanyaan yang udah jelas terlihat jawabannya. Acknowledge the feelings. 2. Jangan bilang: "Banyak kok yang ngalamin lebih buruk daripada kamu." Uuuf.. apalagi yang lebih sakit ketimbang diingetin kalo perasaan dia gak lebih relevan ketimbang mereka yang MUNGKIN lebih sakit. Sama aja kayak gini: "Kalo banyak yang lebih bahagia, apakah gue gak boleh bahagia?" Gak ada yang suka dibandingin juga kan? Perasaan juga gak bisa dibandingkan. Baiknya: Ketahui dia punya beban, dan tawarkan bantuan untuk bersama mengangkat beban itu. Tawar, bukan paksa. 3. Jangan bilang: "Gue juga pernah sedih kok, dan itu bisa gue lalui, lu juga bisa" Tendensi bunuh diri bukan selamanya karena sedih, justru ada mereka yang mencoba bunuh diri untuk bisa merasakan. Gak selamanya bunuh diri muncul karena feeling. Tapi karena kehampaan. Baiknya: "Kamu gak sendiri ya. Aku minta maaf karena gak bisa mengerti lebih baik. Tapi aku peduli dan sayang sama kamu. Aku ada di sini jika kamu butuh aku." 4. Jangan bilang: "Bunuh diri jalan keluar mudah ya." Tau apa yang dilakukan akan membunuh dirinya itu gak gampang yak, sama dengan seseorang akan tahu takdirnya akan dilindas truk. Belum lagi struggling-nya dia untuk TIDAK bunuh diri. Sama sekali bukan hal yang gampang dilakukan. Baiknya: Ekspresikan perasaan yang dimiliki kepada dia, betapa peduli dan sayangnya kamu. Genggam tangannya. Cukup dengan keberadaan kadang sudah cukup, bahkan tanpa sepatah kata pun. Just be there. 5. Jangan bilang: "Ah, jangan ngomong gitu ah." Terkadang dia butuh ekspresi untuk bisa mudah mengungkapkan apa yang dia pikirkan. Jika tempat untuk berekspresi saja tidak ada, dia akan lebih mikir dia gak layak dan gak nyaman cerita denganmu. Baiknya: Tawarkan bantuan apa yang bisa diperbuat untuk mengubah feeling-nya jadi positif, dan lakukan apa yang menjadi rikuesnya. Mengejutkannya, kadang dia masih mencoba becanda dengan rikues irasional, untuk menguji pengorbanan dan ketulusan. Apa yang dia butuhkan sebenernya lebih makes sense dari apa yang terucap. The catch? Kamu akan susah mengetahui apa sejatinya yang ada di benak dirinya. 6. Jangan bilang: "Ah, caper banget lu!" Pikirannya sulit untuk rasional kembali, dia sudah melewati banyak hal untuk menghindari bunuh diri tapi tetap kembali merasa tidak layak dan tidak ingin lagi merasa hampa atau sakit. Boro-boro nyari perhatian, dapet yang tulus aja susah. Baiknya: Bisa bantu dengan mengingatkan pentingnya orang itu untuk dirimu, di mana ia bisa punya nilai lebih ketika hidup daripada mati. 7. Jangan bilang: "Esok adalah hari yang baru." Dia udah struggle dalam waktu yang lama, omongan kayak gitu bakal dianggep php. "Besok? Kenapa gak sekarang aja nongol kebaikannya? Apa bedanya?" Baiknya: Kadang yang dibutuhkan hanya pengertian, tanpa menghakimi dan seseorang untuk didengar. 8. Jangan bilang: "Lu gak punya alasan untuk ngerasa kayak gini cuy!" The second worst. Coba hitung lagi berapa kasus sosok musisi atau seleb terkenal yang memutuskan bunuh diri ketika di puncak kejayaannya. Orang lain iri dengan kehidupan individu-individu yang terlihat sempurna ini, seolah mereka bisa mendapatkan apa yang mereka mau. Well, ternyata mereka gak mendapat apa yang mereka benar-benar butuhkan toh? Selain itu juga tolong jawab dengan merujuk pada kondisi di atas: "Maksudnya, gue gak boleh punya alasan untuk gue merasakan perasaan gue sendiri?" Bahkan apa yang terlihat bisa jadi hanya ilusi. Baiknya: Katakan padanya dia tidak sendirian dan yakinkan kalo kamu mendukungnya. Jangan biarkan dia merasa terisolasi. 9. Jangan bilang: "Pliss, pikirin gimana perasaan keluarga lo." Yes, terkadang ketika mindset-nya masih ingin melindungi keluarga bisa menyelamatkan nyawanya. Tapi bagaimana jika perasaan melindungi keluarga tersebut ada versi gelapnya? Adalah dengan tanpa keberadaannya? Baiknya: Better kalo gak mengingatkan dia egois atau pilihannya sangat buruk dengan membenturkan perannya dia di keluarga. Tanyakan apa yang dibutuhkan dan validasi perasaan mereka dengan empati. Dia butuh pelukan, bukan ketidakpercayaan karena dia memutuskan untuk gak peduli. 10. Jangan bilang: "Jalanin dan tembusin" Mungkin ini salah satu positif yang baik, tapi jika ada perbandingan, justru tidak membantu apa-apa. Pengalaman orang yang sudah bisa menjalani struggle-nya belum tentu aplikatif untuk yang lainnya. Baiknya: Mungkin lebih better jika kamu support dengan mengatakan dirinya kuat, sempat melaluinya, dan akan kembali melaluinya lagi. Karena itu adalah yang benar-benar ia alami. Tentu tidak sesimpel itu. |
|
2nd February 2019, 12:08 |
#3
|
Super Moderator
|
11. Jangan bilang: "Gue gak mau ngomongin ini." Ya mereka juga gak mau sebenernya ngomongin soal ini, mereka juga mikir berulang kali untuk terang-terangan mau ngomong udah gak mau hidup lagi. Apalagi buat ngomong itu ke yang dia sayang. Bayangin bilang mau meninggalkan dunia, yang berarti ninggalin orang yang dia sangat sayangi juga. Tapi, bebannya sangat berat hingga kepikiran untuk bunuh diri. Baiknya: Jika dia bicara, ya dengerin. "Kalo gak mau diomongin, ya gue juga ngapain hidup begini?" See..? 12. Jangan bilang: "Tapi hidup lu enak beud kayaknya dah." Bukan masalah alasannya bisa dinilai kevalidannya. Mungkin terlihat konyol atau gak cukup buat menjadi alasan untuk bunuh diri. Yaitu buat mereka yang gak tau perasaan dia. Bagi dia bisa jadi sangat besar dan menyakitkan. Kalo dia dibilangin untuk gak bunuh diri karena ngebuang 'good life', malah makin nambah beban buat dia. Baiknya: Katakan padanya kalo kamu ada di sampingnya, DENGAN TULUS SEPENUH HATI. 13. Jangan bilang: "Jangan bodo laaa..." Jangan katakan kepada dia kalo pikiran bunuh diri adalah sebuah kebodohan. Cuma nambah sakitnya doang. Dan apa yang bisa bikin kamu asumsi kalo dia gak paham dan memutuskan itu bodoh atau tidak? Baiknya: Bisa diingatkan kalo feeling ini temporer, entah berapa lama dan meski kayaknya dia gak percaya ini temporer. Lalu katakan kalo kamu akan bertahan pada harapan selama apa pun yang dibutuhkan hingga keluar dari tempat tergelap ini. Dan cukup ada di sampingnya tanpa mengeluh. 14. Jangan bilang: "Kamu kurang berdoa." Gak bisa ada asumsi justifikasi semu kayak gitu. Tahu dari mana dia kurang berdoa? Jatohnya malah akan perang argumen soal keilahian nantinya. Dan makin bikin depresi. Baiknya: "Gue sama sekali gak paham apa yang sedang lo lalui, tapi inget lo gak sendiri. Gue jalanin ini bareng sama lo ya.." 15. Jangan bilang: "Dah minum obatmu?" Ada yang benci disaranin cemacem untuk mengatasi depresi mereka. Streaming, ngegame, sosialisasi. Saran-saran kosong karena sebenernya gak ngerti musti bilang apa. Saran-saran yang bisa jadi udah dicoba semua olehnya, tapi tetep gak ngaruh, malah aktivitas yang disarankan bisa bikin makin terisolasi. Baiknya: Orang yang depresi gak butuh cinta semua orang, atau disuruh ngapa2in sendirian. Cukup satu cinta sejati dan tulus yang aktif. Bener-bener support untuk membantu mereka bangkit. By being there! 16. Jangan bilang: "Kamu butuh nyantai. Ambil nafas dalam, jangan sampe kemakan dramanya." Ummm.. Yeah, dia tahu kok. Membantu? Kayaknya kagak. Baiknya: "Gue bersyukur lo mau cerita sama gue. Gue coba yang terbaik untuk bantu lo ya." 17. Jangan bilang: "Itu cuma ada di pikiran lu doang kok." Ini yang terburuk karena sebenernya kata-kata tersebut menunjukkan kalo kamu gak ngerti apa-apa tentang kesehatan pikiran manusia. Ide bunuh diri bukan manipulasi dari minta perhatian dan gak sesederhana sebuah sikap yang perlu diperbaharui. Baiknya: Selain riset tentang bunuh diri, tanyakan apakah dia baik-baik saja. Untuk menunjukkan kepedulian dan gak mempertanyakan apa yang ada di pikirannya. Pikiran sendiri aja susah dikontrol, apalagi pikiran orang lain. Dan merasa mengetahui apa yang ada di benak orang lain sama saja menunjukkan secara implisit, kalo kamu sebenernya apati. Terakhir, pun ucapan yang sebaiknya diutarakan tadi jangan dianggap sebagai rumus matematika. Setiap orang punya persepsi sendiri. Intinya, jika kita sudah menganggap apa yang akan dilakukan adalah sebuah kebaikan, belum tentu diterima sama oleh mereka. Tapi yang bisa dipastikan adalah jangan atau hindari kata-kata yang udah dipaparkan di atas. Susah, ya iya, tapi juga membuktikan seberapa pedulinya kamu sama orang yang kamu sayangi. May you save a soul. |
|
2nd February 2019, 12:10 |
#4
|
Super Moderator
|
Saya bukan expert, atau psikolog.. Artikel di bawah disadur dan ditulis ulang dari sebuah sumber yang bisa dilihat di sini
|
|
3rd May 2019, 01:04 |
#10
|
Addict Member
|
Iya bener banget, susah untuk memulai membuka obrolan dengan orang atau teman yang seperti itu.
_ daftar akulaku |
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer