HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Senin, 2024/04/24 11:29 WIB
KPU Tetapkan Prabowo Jadi Presiden dan Gibran Wakil Presiden Baru RI
-
Senin, 2024/04/24 11:43 WIB
Mooryati Soedibyo, Pendiri Mustika Ratu, Meninggal Dunia Dalam Usia 96 Tahun
-
Senin, 2024/04/24 11:47 WIB
Ganjar Mengaku Tak Diundang ke Penetapan Prabowo-Gibran
-
Senin, 2024/04/24 16:41 WIB
2 Bule Nyasar ke Halalbilahal, Kesengsem Magelang Sampai Batalkan ke Bromo
-
Senin, 2024/04/24 16:20 WIB
Disebut Prabowo Tersenyum Berat, Anies: Biasa Saja
-
Sabtu, 2024/04/23 14:49 WIB
PAN Siapkan Eko Patrio-Zita Anjani Pilkada Jakarta, Desy Ratnasari di Jabar
|
Thread Tools |
26th June 2020, 12:06 |
#1
|
Addict Member
|
Pengusaha: BUMN Mudah Dapat Triliunan, Swasta Survive Sendiri
CNBC Indonesia - Memasuki era kenormalan baru atau new normal, banyak pengusaha yang mengaku kesulitan untuk kembali menjalankan kegiatan bisnisnya. Salah satu yang paling terdampak adalah sektor perhotelan. Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran mengungkapkan bahwa kesulitan pengusaha saat ini adalah mendapatkan arus kas alias cashflow. Sejumlah stimulus yang didengungkan pemerintah untuk diberikan ke pelaku usaha belum juga terasa. Hal ini sangat berbeda jika dibandingkan dengan yang dialami perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Maulana pun membandingkan antara keduanya, terasa berbeda jika dibandingkan dengan perusahaan swasta. "Selama ini yang dibantu lebih kepada BUMN. Kalau swasta harus survival jadi sendiri, itu yang terjadi. BUMN [minta] berapa triliun langsung, mendapat langsung, dibantuin," katanya kepada CNBC Indonesia, Selasa (23/6). Pekan ini, sebanyak 17 perusahaan BUMN mendapatkan karpet merah dari pemerintah mengenai dana bantuan dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) senilai total Rp 143,63 triliun. Dana tersebut diberikan dalam bentuk pencairan utang pemerintah senilai Rp 108,48 triliun. Pembayaran ini akan diberikan kepada PT Pertamina (Persero) Rp 40 triliun, PT PLN (Persero) Rp 48,46 triliun, PT Pupuk Indonesia (Persero) Rp 6 triliun dan PT KAI (Persero) Rp 300 miliar. Selanjutnya ada Perum Bulog sebesar Rp 560 miliar, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) Rp 1 triliun. Sejumlah perusahaan BUMN Karya seperti PT Hutama Karya (Persero), PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR). Selain pencairan utang, ada dalam bentuk penyertaan modal negara atau PMN. Sebesar Rp 15,5 triliun PMN akan diterima oleh PT Hutama Karya (Persero) Rp 7,5 triliun, PT PNM (Persero) Rp 1,5 triliun, PT BPUI (Persero) Rp 6 triliun dan ITDC sebesar Rp 500 miliar. Lalu bentuk dukungan lainnya yakni dana talangan sebesar Rp 19,65 triliun yang akan diberikan kepada PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) Rp 8,5 triliun, PT KAI Rp 3,5 triliun, Perum Perumnas Rp 650 miliar, PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) dan PT Perkebunan Nusantara (Persero) Rp 4 triliun. Sebab itu, dia menilai perbandingan swasta dan BUMN itu bak bumi dan langit. Kalangan swasta dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sangat sulit mendapatkan bantuan besar seperti itu, yang diberikan dalam bentuk tunai, bukan sekadar relaksasi pajak. Kebijakan relaksasi itu hanya seperti kuat di atas kertas. Karena di lapangan, banyak pelaku usaha yang sulit mendapatkannya, terutama di kalangan pelaku usaha kecil. "Banyak hal kita temukan, masalah bank. POJK (Peraturan OJK) atur tata cara kebijakan di masing-masing Bank. Ada bank yang merasa saya sudah kasih relaksasi cuti dan sebagainya, sehingga modal kerja ngga berikan lagi. atau UMKM susah banget dapatnya," sebut Maulana. Padahal, saat ini hingga beberapa bulan ke depan merupakan waktu yang sulit bahkan kritis bagi pelaku usaha. Di sektor perhotelan, momentum emas untuk meraup banyak omset pada waktu lebaran lalu sudah punah. Harapan kini bersandar pada momen liburan sekolah dan tahun baru mendatang. Namun, Maulana mengaku tidak terlalu berharap banyak. Mengingat kondisi saat ini daya beli masyarakat masih berada di level rendah. Sejumlah diskon coba diberikan. Misalnya dengan paket potongan harga hingga tahun depan. Langkah ini dilakukan dengan proyeksi masyarakat kembali tertarik menggunakan jasa perhotelan. "Ya dari pada ngga ada kan," sebut Maulana. Survive Namanya juga Badan Usaha Milik Negara bukan Milik Swasta. |
26th June 2020, 13:18 |
#3
|
Groupie Member
|
BUMNnya harusnya dipisah2kan ...
Yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak memang harus dibantu .. Semisal PLN, Pertamina, Bulog, KAI .. Tapi kalau yang lain2 seperti Krakatau Steel, harusnya diseragamkan dengan sektor swasta saja ... Artinya bantuannya adalah per sektor usaha, mau bantu sektor usaha baja, ya bantu semua, mau BUMN atau swasta ... |
Moral certainty is always a sign of cultural inferiority. The more uncivilized the man, the surer he is that he knows precisely what is right and what is wrong. |
26th June 2020, 16:23 |
#6
|
Mania Member
|
|
26th June 2020, 16:25 |
#7
|
|
Mania Member
|
Quote:
membantunya harus duit cash. jadi harus mencetak duit,jangan dari utang. |
|
26th June 2020, 19:16 |
#8
|
Addict Member
|
Mengucurkan trilunan ke BUMN semacam Garuda, Krakatau Steel bukan jaminan akan mengangkat ekonomi yang terpuruk. Bisa jadi cuma menyambung umur BUMN tersebut beberapa tahun lagi. Yang ke Garuda lebih semacam bail-out dari pemerintah. Padahal didalamnya ada pemegang saham lain.
Sedangkan yg ke Hutama karya ini lebih ke proyek penyelesaian jln tol trans sumatra. Demikian juga dgn PT. KAI 3 triliun itu kalau tidak salah untuk matching investasi China di kereta cepat JB. Yang kalau tidak dilakukan bisa terbengkalai proyeknya. Dana kompensasi yang hampir Rp. 100 Triliun ke Pertamina dan PLN,adalah konsekwensi dari kebijakan penetapan harga jual eceran (HJE) BBM dan tarif tenaga listrik oleh pemerintah. Dimana ke 2 BUMN tersebut harus membeli lebih mahal dari harga pokoknya. Dengan kata lain itu adalah subsidi yang belum dibayar oleh pemerintah. Agak aneh kalau itu di anggap sebagai upaya Pemulihan EKonomi sebab listrik dan BBM nya kan sudah habis dikonsumsi. |
26th June 2020, 19:22 |
#9
|
|
Addict Member
|
Quote:
Tapi pada saat sekarang ini pemerintah mau menyalurkan bantuan ke swasta apalagi yang UMKM tidak lah mudah. Pemerintah tentu tidak mau gegabah menyalurkan bantuan ke swasta dengan basis data yang tidak akurat. Sebagai gambaran pembagian bansos saja berantakan karena data yang berlainan antara satu dan lain pemberi bantuan. Jadi bisa dimaklumi kemampuan pemerintah membantu swasta menjadi sangat terbatas. Saat ini yang bisa dilakukan adalah memakai data perbankan dgn konsekwensi bantuan yg diberikan hanya relaksasi kredit. Padahal tidak semua pengusaha memakai kredit perbankan. Kalau mau lebih jauh lagi mungkin pemerintah dapat memakai data fintech. Ini jauh lebih baik dibanding memakai data dari HIPMI, Kadin atau kementrian koperasi & UMKM yang rawan vested interest. |
|
26th June 2020, 20:21 |
#10
|
|
Mania Member
|
Quote:
duit gereja si pkb tanpa seri. |
|
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer