3 Stasiun Djakarta Tempo Doeloe
Stasiun Batavia (Stasiun Kota)
http://i1239.photobucket.com/albums/...nBatavia-1.jpg Stasiun Batavia (Stasiun Jakarta) Pada masa lalu, karena terkenalnya stasiun ini, nama itu dijadikan sebuah acara oleh stasiun televisi swasta. Hanya saja mungkin hanya sedikit warga Jakarta yang tahu apa arti Beos yang ternyata memiliki banyak versi. Yang pertama, Beos kependekan dari Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschapij (Maskapai Angkutan Kereta Api Batavia Timur), sebuah perusahaan swasta yang menghubungkan Batavia dengan Kedunggedeh. Versi lain, Beos berasal dari kata Batavia En Omstreken, yang artinya Batavia dan Sekitarnya, dimana berasal dari fungsi stasiun sebagai pusat transportasi kereta api yang menghubungkan Kota Batavia dengan kota lain seperti Bekassie (Bekasi), Buitenzorg (Bogor), Parijs van Java (Bandung), Karavam (Karawang), dan lain-lain. Sebenarnya, masih ada nama lain untuk Stasiun Jakarta Kota ini yakni Batavia Zuid yang berarti Stasiun Batavia Selatan. Nama ini muncul karena pada akhir abad ke-19, Batavia sudah memiliki lebih dari dua stasiun kereta api. Satunya adalah Batavia Noord (Batavia Utara) yang terletak di sebelah selatan Museum Sejarah Jakarta sekarang. Batavia Noord pada awalnya merupakan milik perusahaan kereta api Nederlandsch-Indische Spoorweg, dan merupakan terminus untuk jalur Batavia-Buitenzorg. Pada tahun 1913 jalur Batavia-Buitenzorg ini dijual kepada pemerintah Hindia Belanda dan dikelola oleh Staatsspoorwegen. Pada waktu itu kawasan Jatinegara dan Tanjung Priok belum termasuk gemeente Batavia. Batavia Zuid, awalnya dibangun sekitar tahun 1870, kemudian ditutup pada tahun 1926 untuk renovasi menjadi bangunan yang kini ada. Selama stasiun ini dibangun, kereta api-kereta api menggunakan stasiun Batavia Noord. Sekitar 200 m dari stasiun yang ditutup ini dibangunlah Stasiun Jakarta Kota yang sekarang. Pembangunannya selesai pada 19 Agustus 1929 dan secara resmi digunakan pada 8 Oktober 1929. Acara peresmiannya dilakukan secara besar-besaran dengan penanaman kepala kerbau oleh Gubernur Jendral jhr. A.C.D. de Graeff yang berkuasa pada Hindia Belanda pada 1926-1931. Di balik kemegahan stasiun ini, tersebutlah nama seorang arsitek Belanda kelahiran Tulungagung 8 September 1882 yaitu Frans Johan Louwrens Ghijsels. Bersama teman-temannya seperti Hein von Essen dan F. Stolts, lelaki yang menamatkan pendidikan arsitekturnya di Delft itu mendirikan biro arsitektur Algemeen Ingenieur Architectenbureau (AIA). Karya biro ini bisa dilihat dari gedung Departemen Perhubungan Laut di Medan Merdeka Timur, Rumah Sakit PELNI di Petamburan yang keduanya di Jakarta dan Rumah Sakit Panti Rapih di Yogyakarta. Stasiun Beos merupakan karya besar Ghijsels yang dikenal dengan ungkapan Het Indische Bouwen yakni perpaduan antara struktur dan teknik modern barat dipadu dengan bentuk-bentuk tradisional setempat. Dengan balutan art deco yang kental, rancangan Ghijsels ini terkesan sederhana meski bercita rasa tinggi. Sesuai dengan filosofi Yunani Kuno, kesederhanaan adalah jalan terpendek menuju kecantikan. Stasiun Gambir http://upload.wikimedia.org/wikipedi...r_10013979.jpg Stasiun Gambir adalah stasiun kereta api terbesar di Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Indonesia dan terletak di Gambir, Gambir, Jakarta Pusat. Stasiun ini dibangun pada dasawarsa 1930-an dan mendapatkan renovasi secara besar-besaran pada 1990-an. Stasiun Gambir melayani transportasi kereta api untuk tujuan-tujuan utama di Pulau Jawa. Di stasiun ini, tersedia pula bus DAMRI untuk menuju Bandara Soekarno Hatta. Stasiun ini berada di Daerah Operasi 1 Jakarta. Stasiun JatiNegara http://upload.wikimedia.org/wikipedi...Jatinegara.jpg Stasiun Jatinegara sebelum kemerdekaan bernama Stasiun Meester Cornelis adalah sebuah stasiun kereta api di daerah Jatinegara, Jakarta Timur. Stasiun ini merupakan stasiun bertemunya tiga jalur, yaitu jalur ke Pasar Senen, jalur ke Manggarai, dan jalur ke Bekasi. Setiap harinya dilewati sekitar 350 kereta api. Di dekat stasiun ini terdapat dipo lokomotif. Sebagai stasiun penghubung ke luar Jakarta, stasiun ini dilalui oleh semua KA ke berbagai kota di Pulau Jawa (kecuali tentu saja ke arah Banten dan Bogor). Namun demikian, tidak semua KA yang ke luar dari Jakarta berhenti untuk menaikkan penumpang di stasiun ini. Hanya KA ekonomi dan KA bisnis yang berhenti untuk menaikkan penumpang dalam perjalanan menuju kota-kota di Jawa, sedangkan semua KA eksekutif, kecuali KA Argo Gede, KA Argo Jati, dan KA Sembrani tidak berhenti di sini. Tetapi, semua KA yang datang menuju Jakarta berhenti untuk menurunkan penumpang di stasiun ini. Stasiun jaman dulu dan jaman sekarang sangat jauh berbeda,meskipun jaman dulu sangat jauh dari kata Modern tapi terlihat sangat bersahaja dan tidak riskan kejahatan.beda dengan stasiun jaman sekarang berkesan seram dan banyak sekali tindak kejahatan yang terjadi tiap harinya bahkan tiap jamnya. kapan bangsa ini mau maju klo dari setiap generasi ke generasi moral bangsa kita semakin ancur..?? |
Quote:
|
Quote:
|
Quote:
|
gambarnya keren2 gan. ane dunlut ya
|
saya tuh kalau lihat gambar jadul tentang kota-kota jadi dapat gambaran perkembangan kota dari jaman dulu sampai jaman sekarang. jaman dulu lebih teratur keleihatannya. walaupun belum ramai dan lebih bersih. sekarang acakadut amburadul.
|
kayaknya masih adem kali ya jaman dulu
|
keren foto2nya nih. Katanya Stasiun Tanjung Priok juga udah dibuka lagi yah ?
|
my favorite station: BEOS
Quote:
Quote:
Quote:
|
Waw kayaknya keren yang tempo dulu ...
_________________________________ jus manggis | jelly gamat Gold G sea cucumber jelly | obat alternatif obat herbal stroke | obat maag kronis alami | obat alternatif kanker payudara |
All times are GMT +8. The time now is 01:54. |
Powered by vBulletin
Copyright © 2000 - 2006, Jelsoft Enterprises Ltd.