TEMPAT JIN BUANG ANAK
 

Buat yang tinggal di Jakarta sudah lama pasti terbiasa dengan banyak ungkapan khas anak ibukota. Kultur masyarakat yang heterogen membawa pengaruh dalam kehidupan bermasyarakat. Saling pengaruh budaya terjadi secara alami dan meninggalkan banyak jejaknya.

Ane dan ente pengaruh Arab. Gue dan elo pengaruh cina. Aye pengaruh dari eropa.

Jadi alkuturasi sudah bagian dari perkembangan masyarakat kampung besar seperti Jakarta.

Kalau dilihat bentang demografi dan geografi, dahulu kala yang bisa diklaim sebagai orang Jakarta itu dari selatan Di kebayoran sampai ke daerah harmoni. Kebayoran meliputi sekitaran Blok m, senopati sampai alazhar dan semanggi.selanjutnya dari semanggi ke arah setiabudi ke timur dan tenabang ke arah baratnya. Sekitaran monas adalah pusat ibukota dari petojo sampai kwitang dan pasar senen.

Diluar itu, tidak masuk episentrum Jakarta. Walaupun secara administratif adalah bagian dari Jakarta tapi cuma sedikit mendapat "pengakuan". Istilahnya Jakarta pinggiran.

Tinggal dimana?
Jakarta
Jakartanya mana?
Pasar minggu
Ooo...

Itu sebetulnya sindiran halus, orang pasar minggu ngaku2 orang Jakarta.

Jakartanya mana?
Cakung
Oohh...tempat setan beranak

Jakartanya mana?
Tomang
Buseettt...tempat jin buang anak

Artinya apa? Artinya tempat itu jauh banget dari peradaban dan episentrum Kota Jakarta.

Apakah itu menghina?
Makdigipe lo...
Makdirodok

Kalau ada yang merasa itu sebagai hinaan itu tandanya tempat main elo kurang jauh tong. Pulang mainnya ente masih kurang pagi Om.

Salam

Makanya dulu ada istilah Jin Tomang

Ga tau itu anak Jin yang dibuang ke Tomang atau emang tempat jin beranaknya ada di Tomang.

Orang2 dari daerah lain diluar Jakarta belajarlah untuk punya kuping yang ga setipis kulit ari.

Ngomong sedikit beda udah dibilang menghina. Urusan begitu doang aja sampai diurusin polisi.

Kagak ada kerjaan lain tong?

Mengutip pendapat mbah Tejo

Orang jawa itu mukanya ramah, murah senyum. Tapi liat blangkon sama kerisnya. Blangkonnya Ada jendolan dibelakang naroh kerisnya juga diumpetin dibelakang baju.

Artinya kebiasaannya menyimpan sesuatu dibelakang, tidak diungkap secara lugas. Kalau perlu keris bisa langsung dihunus.

Kalau mau dijadikan perkara harusnya mbah Tejo dilaporkan ke polisi Dan disidang. Karena menghina etnis jawa.

Kenapa tidak dilakukan?

Urusan begitu urusan remeh-temeh biarkan jadi pengetahuan umum saja. Selow aja bro...

Kalau dipikir2 ungkapan blangkon dan keris mbah Tejo lebih serius dibandingkan ungkapan "tempat jin buang anak"

Saudara2 di Kalimantan, kita disini sebetulnya prihatin buat kasus ga penting begitu masuk ranah hukum.

Coba diurus itu pertambangan liar yang menguras isi bumi Kalimantan. Bawa ke jalur hukum.

Berani?

Kalau urusan tempat jin buang anak masuk ke pengadilan harusnya jaksa memanggil pihak Jin sebagai saksi.

Ditanya apakah betul disana om dan tante Jin membuang anaknya.

Kalau jawabannya adalah tidak, artinya terdakwa harus dihukum karena sudah melakukan fitnah dan pencemaran nama baik. Hal yang memberatkan adalah menyebar kabar bohong dan membuat keonaran serta melakukan pembunuhan karakter.

Gile lo ndro....

ngeriiiiii:mad1:

Kangen zaman jayanya DF dulu pas masih ada om Kumal, pastor PKB, susukotak, dll. Pasti thread ini bakalan rame dan seru

PKB udah jadi pastor? Udah ga nonton jav lagi dong