Ketoprak ludruk stok beras memanas, DPR siapkan panggung buat para pelawaknya
Jakarta - Kisruh impor beras antara Kementerian Perdagangan dengan Perum Bulog berbuntut panjang. Komisi IV DPR bersama Komisi VI DPR akan memanggil Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita dan Dirut Bulog Budi Waseso (Buwas) untuk dimintai penjelasan.
"Pimpinan Komisi IV DPR sudah melakukan koordinasi dan komunikasi dengan pimpinan Komisi VI DPR dan pimpinan DPR dalam rangka persiapan untuk melaksanakan rapat komisi gabungan, Komisi IV dan Komisi VI DPR dalam beberapa pekan ke depan," kata Wakil Ketua Komisi IV DPR Viva Yoga Mauladi dalam keterangan tertulisnya, Jumat (21/9/2018) "Tujuan rapat komisi gabungan, pertama, mengundang Menteri Perdagangan, Menteri Pertanian dan Dirut Bulog untuk menjelaskan pencapaian kinerjanya atas tugas pokoknya. Kementan menjelaskan tentang data produksi pangan (beras), Kemendag melaporkan tentang kebutuhan konsumsi pangan, dan Bulog menjelaskan jumlah penyerapan gabah dan beras petani lokal," lanjutnya. Baca juga: Awal Mula Impor Beras hingga Buwas Bilang 'Matamu!' Viva menilai rapat ini penting untuk perbaikan pengendalian kebijakan pangan. Sebab, kata dia, konflik kebijakan antar kementerian sering terjadi. Akibatnya, data produksi dan konsumsi pangan, amburadul. "Polemik importasi beras di internal pemerintahan antara Kemendag dan Bulog adalah bukan yang pertama kalinya. Sering konflik kebijakan antarkementerian dan menimbulkan kecurigaan negatif dari publik ada potensi moral hazzard atas importasi beras. Sampai saat ini, pemerintah belum dapat mengendalikan kebijakan pangan. Akibatnya terjadi konflik antar kementerian, amburadulnya data produksi dan konsumsi pangan dan harga pangan di pasar sering kali fluktuatif," ujar Viva. Rapat ini juga akan menjadi pintu mediasi agar polemik kebijakan antara Mendag dengan Dirut Bulog segera selesai. Selain itu, DPR juga ingin mengingatkan pemerintah untuk membentuk lembaga pangan nasional untuk memonitor kemandirian dan kedaulatan pangan. "Jika lembaga pangan nasional terbentuk melalui Peraturan Presiden, akan dapat memberi manfaat. Pertama, kelembagaan birokrasi pemerintahan yang berkaitan dengan pangan akan terkoordinasi, terintegrasi, dan sinkron sehingga lahir satu pintu kebijakan pangan nasional. Negara hadir untuk melindungi, memberdayakan, dan mensejahterakan petani. Negara mengendalikan harga dan pasokan pangan di pasar," jelas Viva. (idn/gbr) ------------- Berhubung Lembaga Pangan Nasional yang merupakan amanat undang-undang kagak juga dibentuk oleh si Mukidi karena beliau sibuk melawak ke seantero negeri, maka pentas ludruk "stok beras nasional" akan diisi oleh para pelawak pendamping yang difasilitasi DPR sebagai EO resmi pentas ludruk nasional. :D Kita nanti suguhan banyolan segar perang data stok beras, siapa yang paling kencang kibulnya bakal mengundang tawa para hadirin...kikikikikkk :nyengir: |
Surabaya - Gaduh Kepala Bulog Budi Waseso (Buwas) dengan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita soal impor beras mewarnai tahun politik pemerintahan Presiden Joko Widodo-Wapres Jusuf Kalla (JK). Kepala Staf Presiden Moeldoko menyarankan perdebatan ini tak lagi dibicarakan.
"Sudahlah, cukuplah itu. Ndak usah lagi dibicarakan perdebatan antara itu," ujar Moeldoko di Surabaya, Kamis (20/9/2018). --------- Sudah...sudah...mau pemilu ini...buhihihihihik.... :D |
Di titik itu, Mendag berkukuh belum mau mengizinkan impor beras.
Kemudian pada Agustus 2017, lanjutnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla kembali berbicara dengannya, mengatakan: 'Hei Enggar, kau tahu, saya ini mantan KaBulog, merangkap Menperindag. Kamu ini cuma Menteri Perdagangan, jadi kamu percaya sama saya.' Akhirnya, kemudian dalam satu rapat diputuskan parameter untuk impor. Enggar menuturkan di dalam rapat itu, selain dirinya, juga hadir Menteri Pertanian, Menko Perekonomian, dan Direktur Utama Bulog. |
Jakarta - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita didesak Wakil Ketua DPR Fadli Zon dan Rizal Ramli segera dicopot dari jabatannya terkait kebijakan impor beras. PDIP menilai hal itu tak perlu dilakukan.
"Untuk soal ini tidak usahlah main copot-mencopot. Cukup ada jubir yang lebih sabar dan argumentatif," kata Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno kepada wartawan, Kamis (20/9/2018). Baca juga: Penjelasan Lengkap soal Keputusan Impor Beras 2 Juta Ton Meski begitu, Hendrawan mengakui Enggar terlalu 'kelepasan' dalam menjawab kritik yang dilemparkan kepadanya. Ia juga menilai Enggar kurang rajin membangun relasi dengan lembaga atau pihak terkait. -------------- Ceplas-ceplos keceplosan ya pak ? :D |
"Banyak yang menyampaikan Bulog tetap impor dan mesti impor, sayang yang menyampaikan ini mantan Dirut Bulog," ujar dia saat konferensi pers di gedung Bulog, Rabu, 19 September 2018.
Menurut dia impor beras yang dilakukan harus melalui perhitungan yang benar. Ia meminta agar mantan bos Bulog tersebut tidak menjadi pengkhianat bangsa. "Jangan jadi pengkhianat bangsa ini. Dari mana hitungan dia, kayak orang yang paling pinter aja," ujarnya. |
Tanya (T) : Apakah Anda saat menjabat sebagai Direktur Utama Bulog menyarankan untuk tetap ada impor beras?
Jawab (J): Sejauh yang saya pahami, saat itu Bulog pada dasarnya adalah operator yang tugasnya adalah melaksanakan perintah regulator (rapat koordinasi terbatas bidang perekonomian). T : Bisa diceritakan mengenai keputusan saat itu, apa saja yang menjadi pertimbangan? J : Dalam setiap rapat pada prinsipnya kami hanya mendengarkan argumen-argumen atau pertimbangan pertimbangan yang disampaikan oleh regulator tanpa hak mencampuri apa yang diputuskan oleh regulator. T : Berarti Bulog menyetujui hasil Rakortas bidang perekonomian tersebut? J : Saya kira bukan menyetujui, namun melaksanakan hasil keputusan. T : Melaksanakan hasil keputusan Rakortas. Saat itu pertimbangannya apa? W: Kalau pertimbangan perlu atau tidaknya impor itu domain regulator. Sedang kami selaku operator tidak memiliki hal ke sana. |
Quote:
|
Quote:
:nyengir: |
Quote:
|
Kalau harga beras melonjak maka yg di umpat umpat mendag.....mentan hanya ngeles, itu ulah mafia....kartel dll.
Bulog juga akan ngeles, sudah operasi pasar dimana mana....Kalau harga tinggi ini pasti ulah mafia. Kemarin harga telur ayam dan daging ayam mahal pada teriak semua....ketika mendag impor dan skg harga telur dan ayam anjlok sehingga menguntungkan konsumen dan peternak terancam bangkrut tdk ada yg puji mendag..... |
Quote:
JK dilawan. :nyengir: |
Tahun 2015 JK memutuskan utk impor beras 2 juta ton....mentan bilang surplus....jokowi ngotot tdk akan impor.
Tapi yg tahu perberasan di kabinet jokowi hanya JK saja....lainnya menteri culun dan plonga plongo. JK perintahkan impor....kalau tdk tahun 2016'dan 2017 bisa kurang beras indinesia. Untuk beras ane lbh percaya JK dari pada RR.... |
Quote:
menurut sy beras ini masalah simple. menjadi njlimet pusing kwadrat karena kepentingan (kantong) pribadi dan/atau (janji2)politik . |
Quote:
|
Quote:
|
Quote:
|
Quote:
|
Quote:
Bisa mengalihkan kegagalan swasembada pangan yg seperti di janjikan dulu seolah olah hanya persoalan antara mentan dan kabulog disatu sisi dengan mendag disisi lain. Mentan disuruh teriak teriak surplus.....dan kabulog bilang gudang sudah penuh dan terpaksa sewa gudang.... Padahal menteri tsb tdk mungkin jalan sendiri sendiri.... Beras sebenarnya masih jauh dari swasembada maka harus impor....tapi tdk mungkin jika impor dilakukan tahun depan....apalagi menjelang pilpres....itu bunuh diri namanya. Makanya impor utk tahun depan (enam bulan oertama) dirapel skg....makanya kabulog sdh jauh jauh hari sewa tempat. Dibikinlah skenario seolah olah kabulog marah ke kemendag dg impor tsb..... Hahahaha.... . Sejak kapan ada kabulog yg anti impor? Impor saja sdh gede fee nya.....dan jangan lupa itu beras sebenarnya premium utk ukuran indonesia.... Dan spt yg sudah sudah....bulog sdh dapat fee..masih bisa ngoplos beras impor dg beras lokal....untung maneh. . Sungguh skenarii yg bagus....dan oposisi ikut menari oleh gendang jokowi. Nggak apa apa mendag jadi sansak sampai babak belur... Yg penting nama jokowi bersih dan pro petani.... . Hahahaha |
Bump
Quote:
|
Emangnya tiap bulan nggak ada panen yah? :nyengir:
|
Quote:
Ntah ada penulis skenario atau nggak , hasil akhirnya emang begitu. Tonton Blak-blakan Amran: Perang Lawan Mafia Impor Sekarang https://finance.detik.com/berita-eko...impor-sekarang Mentan Tak Takut Lawan Mafia Pangan: Risikonya Mati tapi Saya Siap kumparanBISNIS kumparanBISNIS Kamis 05 Juli 2018 - 14:05 ======= Fakta dan kenyataannya yg impor beras adalah pemerintah. Tapi tertuduh pelakunya adalah mafia impor. Pemerintah itu tidak mau impor, beras produksi sendiri cukup. Pemerintah akan perang dgn mafia impor :thumbsup1: :thumbsup1: |
Quote:
Namun kagak pernah ada mafia yg ditangkap..... . Sdh pernah ane jelasin di trit lain.... Kagak ada presiden yg bener bener serius utk swasembada pangan.....kagak ada untungnya buat yg sdh berkuasa....terutama yg mau nyalon lagi. Import itu kagak modal apa apa....ibarat kalau dagang jual DO saja.... Minta fee 1.500 per kg saja sdh pada antri.... Kalau 2 juta ton itu bisa dapat 3 T tanpa ngapa ngapain. Itu dari beras doank....belum lagi gula... Makanya indonesia susah swasembada pangan. |
Quote:
Dengan impor saja seharusnya bisa lebih murah malah ribut sendiri. Sekarang mengurangi impor barang bagusnya mulai menghilang. |
Quote:
:lol: |
Quote:
|
Thread nya sangat menarik
|
hmm. kita liat aja nanti gimana kdepannya
|
All times are GMT +8. The time now is 05:58. |
Powered by vBulletin
Copyright © 2000 - 2006, Jelsoft Enterprises Ltd.