Proyek-proyek Tak Masuk Akal Sehat...

doellpaten · 26th November 2020, 07:02

Trans Sumatera Masih Sepi, Ini 3 Faktanya

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Kamis, 26 Nov 2020 05:40 WIB

Jakarta - Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero) Budi Harto bercerita tantangan dalam mengelola jalan Tol Trans Sumatera. Dia mengungkapkan kendaraan yang melintas di tol ini masih sedikit.
Menurutnya hal itu bisa membawa beberapa masalah. Berikut ini 3 fakta pentingnya.

1. Rawan Kejahatan

Budi mengungkapkan salah satu tantangan yang datang adalah ancaman tindak kejahatan di jalan Tol Trans Sumatera. Pasalnya, saat ini lalu lintas kendaraan di jalan tol Trans Sumatera masih rendah alias jalannya masih sepi.

"Saat ini dengan berawalnya pengoperasian jalan tol ini dengan penyesuaian masyarakat kami menghadapi banyak tantangan. Jalan tol ini memang sekarang traffic-nya masih rendah. Dengan trafik yang rendah ini mengundang kejahatan," ujar Budi dalam sebuah webinar, Rabu (25/11/2020).

Untuk menanggulangi masalah ini pihaknya menyediakan patroli keamanan rutin. Kemudian untuk kenyamanan pengguna jalan pihaknya juga menyediakan fasilitas penyelamatan, kesehatan, hingga pengamanan kendaraan.

"Oleh karena itu kami menyediakan patroli tiap saat, sehingga para pengguna tol ini akan aman dari gangguan keamanan di sekitar tol. Kami juga menyediakan fasilitas penyelamatan, kesehatan, dan juga pengamanan kendaraan," ujar Budi.

2. Truk Obesitas Bikin Jalan Rusak

Selain ancaman kejahatan karena sepinya jalan Tol Trans Sumatera, dia juga mengungkapkan masih banyak truk-truk obesitas alias truk ODOL yang melewati jalan tol.

Menurutnya, kendaraan dengan kapasitas yang berlebihan seperti ini bisa membuat jalan tol cepat rusak. Kerugian lainnya adalah mengancam keselamatan pengguna jalan tol lainnya.

"Adanya truk-truk yang besar, istilahnya adalah ODOL, over dimension over load. Ini merusak jalan tol dan juga mengancam keselamatan pengguna tol. Karena keberadaannya ini tidak standar dengan desain jalan tol ini," ujar Budi.

3. Progres Tol Trans Sumatera

Budi mengatakan pihaknya mencatat saat ini sudah ada 513 km jalan tol Trans Sumatera yang sudah tersambung. Pihaknya sedang mengerjakan tambahan 614 km jalan tol lagi di Sumatera.

"Saat ini telah beroperasi sepanjang 513 km dan sedang dibangun 614 km," ujar Budi.

Budi menargetkan 614 km jalan tol Trans Sumatera yang sedang dibangun ini bisa selesai di 2022.

"614 km ini akan kami selesaikan pada tahun 2022. Saya kira akan dimulai juga ruas-ruas yang lain," ungkap Budi.

(ara/ara)

Mencerminkan se-olah2 proyek itu tidak memakai studi kelayakan dulu dlm membangunnya, yg penting eksekusi, yg penting akan dipujapuji sbg pihak pertama yg bisa bikin tol trans di Sumatera...

doellpaten · 26th November 2020, 07:12

Harusnya, dlm bikin jalan berbayar, dikaji dulu, rasio jumlah penduduk dan jumlah kendaraan roda 4 dan jalan umum yg ada, apabila jalan yg ada tdk memadai, harus di analisa lagi, apakah yg punya mobil mau mengeluarkan biaya ekstra utk lewat tol, kalau tdk, berarti yg dibutuhkan adalah jalan trans yg tak berbayar, bisa saja dibuat ruas jalan baru, atau jalan yg ada diperlebar...

Proyek Tol adalah proyek Investasi, menggunakan anggaran negara paling2 utk pembebasan lahan...
Kalau proyek tol trans Sumatera itu proyek yg punya nilai ekonomis, tentu investor akan ber-lomba2 dlm membangunnya, tapi karena tdk punya nilai ekonomis, maka negara harus memberi penugasan utk membangunnya, dan yg kebagian tugas itu ternyata BUMN..

Karena proyek investasi, maka jalan tol itu harus menghasilkan, maka dikenailah tarif, apabila tarifnya tdk menutupi utk operasional, tentu harus disubsidi, siapa yg mensubsidi??? Tentulah yg menugaskan, kalau tdk, tentu BUMN itu akan menanggung kerugian yg tdk sedikit...

doellpaten · 26th November 2020, 07:17

Aku pikir, pemimpin yg sebelumnya pun sanggup membangun jalan tol trans Sumatera, bahkan tol trans Kalimantan, tapi mereka tentu mikir, manfaatnya apa karena rasio jumlah penduduk, kendaraan roda 4, dibanding luas wilayah dan jalan yg ada itu masih jomplang...

Utk Sumatera dan Kalimantan, kalau mau membangun jalan tol pun, cukuplah antar kota yg besar saja, bukan tol trans...

kumalraj · 26th November 2020, 07:25

Pemimpin yang sebelumnya hanya bisa melihat apa yang sudah ada tapi mungkin si Jokowi bisa melihat apa yang akan ada.

Jadi yang sebelumnya hanya berfokus sama yang sudah terjadi sedangkan Jokowi bisa memikirkan apa yang belum terjadi.

Infrastruktur baru itu bisa saja belum banyak terpakai sekarang tapi dengan adanya infrastruktur baru itu kalau suasana COVID-19 sudah lewat bisa meningkatkan kemakmuran daerah yang ada akses ke infrastruktur baru itu.

Kalau hanya antar kota besar saja, ya hanya kota besar itu yang akan makin besar dan makmur. Jadi akan makin banyak orang yang pindah ke kota besar itu untuk mencari kerja. Beda kalau aksesnya tidak hanya kota besar. Kemakmuran akan bisa lebih merata.

doellpaten · 26th November 2020, 07:35

Quote:

Originally Posted by kumalraj

Pemimpin yang sebelumnya hanya bisa melihat apa yang sudah ada tapi mungkin si Jokowi bisa melihat apa yang akan ada.

Jadi yang sebelumnya hanya berfokus sama yang sudah terjadi sedangkan Jokowi bisa memikirkan apa yang belum terjadi.

Infrastruktur baru itu bisa saja belum banyak terpakai sekarang tapi dengan adanya infrastruktur baru itu kalau suasana COVID-19 sudah lewat bisa meningkatkan kemakmuran daerah yang ada akses ke infrastruktur baru itu.

Kalau hanya antar kota besar saja, ya hanya kota besar itu yang akan makin besar dan makmur. Jadi akan makin banyak orang yang pindah ke kota besar itu untuk mencari kerja. Beda kalau aksesnya tidak hanya kota besar. Kemakmuran akan bisa lebih merata.

Orang yg berakal sehat tentu mikir, kalau suatu wilayah isinya orang2 miskin, membangun jalan berbayar itu sama saja membangun jalan hanya utk dipajang saja....

doellpaten · 26th November 2020, 07:38

Proyek takade otake lainnya...

LRT Palembang, dibangun senilai 12,5 trilyun hanya utk Asian Games, memangnya Asian Games di Palembang itu diadakan setiap bulan???

Akhirnya menjadi beban rakyat seluruh Indonesia...

doellpaten · 26th November 2020, 07:43

Sebenarnya masuk akal, apabila mengeluarkan dana besar utk membangun jalan trans, karena manfaatnya begitu besar bagi rakyat, lah, jalan Trans Papua aja sampe sekarang tdk jelas, padahal harusnya sesuai janjinya sdh terkoneksi, karena kalau sdh terkoneksi, barulah proyek BBM satu harga bisa dijalankan...
Kalo sekarang ada yg mengklim BBM di Papua satu harga, pasti itu ngibul...!

dwi2124 · 26th November 2020, 08:43

kali ini saya setuju ama lu nung. bukan masalah investasinya, tapi masalah perawatannya. membangun memang gampang, tinggal angaran apbn atau hutang. tender, jadi... tapi pemda atau bumn setelahnya yg nanggung biaya perawatannya akan bangkrut perlahan lahan. wiwi mah enak dia dikenang sebagai pembangun tol. presiden berikutnya yg kapiran karena tidak punya dana untuk merawatnya jadinya tol tol tersebut akan rusak...

ini akibatnya pingin cari pamor tapi tidak mikir keterlangsungan pembiayaan. toh wiwi sudah lengser...

lihat saja jalan trans papua yg dia bangun. sekarang sdh mulai rusak...karena tidak dirawat karena tidak ada biaya perawatannya..

licik memang...

kumalraj · 26th November 2020, 09:29

Quote:

Originally Posted by doellpaten

Orang yg berakal sehat tentu mikir, kalau suatu wilayah isinya orang2 miskin, membangun jalan berbayar itu sama saja membangun jalan hanya utk dipajang saja....

Wilayah itu tidak akan selamanya seperti itu. Justru adanya infrastruktur baru itu untuk membuat wilayahnya tidak lagi isinya hanya orang-orang miskin.

jessboy · 26th November 2020, 10:03

tentunya semua proyek sudah melalui kajian baik ekonomi, sosbud dan lingkungan.
bagi org2 awam kan hanya melihat dari 1 sisi atau aspek yg keliatan dan dengan timeframe yg kecil atau sempit,
sedangkan pemerintah melihat dari byk sisi dan dgn timeframe yg lebih jauh dan luas.

26th November 2020, 07:02	#1
doellpaten Mania Member Join Date: Feb 2017 Send PM Posts: 9,449	Proyek-proyek Tak Masuk Akal Sehat... Trans Sumatera Masih Sepi, Ini 3 Faktanya Herdi Alif Al Hikam - detikFinance Kamis, 26 Nov 2020 05:40 WIB Jakarta - Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero) Budi Harto bercerita tantangan dalam mengelola jalan Tol Trans Sumatera. Dia mengungkapkan kendaraan yang melintas di tol ini masih sedikit. Menurutnya hal itu bisa membawa beberapa masalah. Berikut ini 3 fakta pentingnya. 1. Rawan Kejahatan Budi mengungkapkan salah satu tantangan yang datang adalah ancaman tindak kejahatan di jalan Tol Trans Sumatera. Pasalnya, saat ini lalu lintas kendaraan di jalan tol Trans Sumatera masih rendah alias jalannya masih sepi. "Saat ini dengan berawalnya pengoperasian jalan tol ini dengan penyesuaian masyarakat kami menghadapi banyak tantangan. Jalan tol ini memang sekarang traffic-nya masih rendah. Dengan trafik yang rendah ini mengundang kejahatan," ujar Budi dalam sebuah webinar, Rabu (25/11/2020). Untuk menanggulangi masalah ini pihaknya menyediakan patroli keamanan rutin. Kemudian untuk kenyamanan pengguna jalan pihaknya juga menyediakan fasilitas penyelamatan, kesehatan, hingga pengamanan kendaraan. "Oleh karena itu kami menyediakan patroli tiap saat, sehingga para pengguna tol ini akan aman dari gangguan keamanan di sekitar tol. Kami juga menyediakan fasilitas penyelamatan, kesehatan, dan juga pengamanan kendaraan," ujar Budi. 2. Truk Obesitas Bikin Jalan Rusak Selain ancaman kejahatan karena sepinya jalan Tol Trans Sumatera, dia juga mengungkapkan masih banyak truk-truk obesitas alias truk ODOL yang melewati jalan tol. Menurutnya, kendaraan dengan kapasitas yang berlebihan seperti ini bisa membuat jalan tol cepat rusak. Kerugian lainnya adalah mengancam keselamatan pengguna jalan tol lainnya. "Adanya truk-truk yang besar, istilahnya adalah ODOL, over dimension over load. Ini merusak jalan tol dan juga mengancam keselamatan pengguna tol. Karena keberadaannya ini tidak standar dengan desain jalan tol ini," ujar Budi. 3. Progres Tol Trans Sumatera Budi mengatakan pihaknya mencatat saat ini sudah ada 513 km jalan tol Trans Sumatera yang sudah tersambung. Pihaknya sedang mengerjakan tambahan 614 km jalan tol lagi di Sumatera. "Saat ini telah beroperasi sepanjang 513 km dan sedang dibangun 614 km," ujar Budi. Budi menargetkan 614 km jalan tol Trans Sumatera yang sedang dibangun ini bisa selesai di 2022. "614 km ini akan kami selesaikan pada tahun 2022. Saya kira akan dimulai juga ruas-ruas yang lain," ungkap Budi. (ara/ara) Mencerminkan se-olah2 proyek itu tidak memakai studi kelayakan dulu dlm membangunnya, yg penting eksekusi, yg penting akan dipujapuji sbg pihak pertama yg bisa bikin tol trans di Sumatera...

26th November 2020, 07:25	#4
kumalraj Groupie Member Join Date: Feb 2016 Location: Kampung Keling Send PM Posts: 21,709	Pemimpin yang sebelumnya hanya bisa melihat apa yang sudah ada tapi mungkin si Jokowi bisa melihat apa yang akan ada. Jadi yang sebelumnya hanya berfokus sama yang sudah terjadi sedangkan Jokowi bisa memikirkan apa yang belum terjadi. Infrastruktur baru itu bisa saja belum banyak terpakai sekarang tapi dengan adanya infrastruktur baru itu kalau suasana COVID-19 sudah lewat bisa meningkatkan kemakmuran daerah yang ada akses ke infrastruktur baru itu. Kalau hanya antar kota besar saja, ya hanya kota besar itu yang akan makin besar dan makmur. Jadi akan makin banyak orang yang pindah ke kota besar itu untuk mencari kerja. Beda kalau aksesnya tidak hanya kota besar. Kemakmuran akan bisa lebih merata.
	King of Losers

Isu Radikalisme Fundamental Intoleran, Upaya Koruptor Bansos Lolos

Hapus Tilang di Jalan Dinilai Tak Realistis, Setujukah?

Pesta Pernikahan Viral, Sajikan Mie Instan untuk Tamu Kondangan

Rumah Sakit di Pulau Jawa dan Bali NYARIS KOLAPS

Kurang Ajar! Istri di Sumbar Bantu Suami Perkosa Wanita di Rumah

Tembus 1 JUTA... kalau Youtuber udah dapat Golden Button nih...

Imel Putri Curhat, Belum Dapat Hak Malah Digugat Bayar Utang Suami Zaskia Gotik

So Sweet! Gaya Syahrini Jatuh di Salju, Berakhir Dicium Reino Barack

Jualan Pisang Goreng, Pinkan Mambo Mampu Beli Rumah Mewah

Usai Ngaku Biseksual, Rumah YouTuber Jojo Siwa Didatangi Polisi

detikcom Do Your Magic: Mencari Solusi untuk Masalah Publik

Cairkan Bansos, Warga Cianjur Dikasih Ayam Hidup

Video Bidan Bantu Kelahiran Bayi Mantan, Gimana Perasaanya ya?

Madinah Jadi Kota Paling Sehat di Dunia Versi WHO

26th November 2020, 07:12	#2
doellpaten Mania Member Join Date: Feb 2017 Send PM Posts: 9,449	Harusnya, dlm bikin jalan berbayar, dikaji dulu, rasio jumlah penduduk dan jumlah kendaraan roda 4 dan jalan umum yg ada, apabila jalan yg ada tdk memadai, harus di analisa lagi, apakah yg punya mobil mau mengeluarkan biaya ekstra utk lewat tol, kalau tdk, berarti yg dibutuhkan adalah jalan trans yg tak berbayar, bisa saja dibuat ruas jalan baru, atau jalan yg ada diperlebar... Proyek Tol adalah proyek Investasi, menggunakan anggaran negara paling2 utk pembebasan lahan... Kalau proyek tol trans Sumatera itu proyek yg punya nilai ekonomis, tentu investor akan ber-lomba2 dlm membangunnya, tapi karena tdk punya nilai ekonomis, maka negara harus memberi penugasan utk membangunnya, dan yg kebagian tugas itu ternyata BUMN.. Karena proyek investasi, maka jalan tol itu harus menghasilkan, maka dikenailah tarif, apabila tarifnya tdk menutupi utk operasional, tentu harus disubsidi, siapa yg mensubsidi??? Tentulah yg menugaskan, kalau tdk, tentu BUMN itu akan menanggung kerugian yg tdk sedikit...

26th November 2020, 07:17	#3
doellpaten Mania Member Join Date: Feb 2017 Send PM Posts: 9,449	Aku pikir, pemimpin yg sebelumnya pun sanggup membangun jalan tol trans Sumatera, bahkan tol trans Kalimantan, tapi mereka tentu mikir, manfaatnya apa karena rasio jumlah penduduk, kendaraan roda 4, dibanding luas wilayah dan jalan yg ada itu masih jomplang... Utk Sumatera dan Kalimantan, kalau mau membangun jalan tol pun, cukuplah antar kota yg besar saja, bukan tol trans...

26th November 2020, 07:38	#6
doellpaten Mania Member Join Date: Feb 2017 Send PM Posts: 9,449	Proyek takade otake lainnya... LRT Palembang, dibangun senilai 12,5 trilyun hanya utk Asian Games, memangnya Asian Games di Palembang itu diadakan setiap bulan??? Akhirnya menjadi beban rakyat seluruh Indonesia...

26th November 2020, 07:43	#7
doellpaten Mania Member Join Date: Feb 2017 Send PM Posts: 9,449	Sebenarnya masuk akal, apabila mengeluarkan dana besar utk membangun jalan trans, karena manfaatnya begitu besar bagi rakyat, lah, jalan Trans Papua aja sampe sekarang tdk jelas, padahal harusnya sesuai janjinya sdh terkoneksi, karena kalau sdh terkoneksi, barulah proyek BBM satu harga bisa dijalankan... Kalo sekarang ada yg mengklim BBM di Papua satu harga, pasti itu ngibul...!

26th November 2020, 08:43	#8
dwi2124 Mania Member Join Date: Jan 2015 Send PM Posts: 3,336	kali ini saya setuju ama lu nung. bukan masalah investasinya, tapi masalah perawatannya. membangun memang gampang, tinggal angaran apbn atau hutang. tender, jadi... tapi pemda atau bumn setelahnya yg nanggung biaya perawatannya akan bangkrut perlahan lahan. wiwi mah enak dia dikenang sebagai pembangun tol. presiden berikutnya yg kapiran karena tidak punya dana untuk merawatnya jadinya tol tol tersebut akan rusak... ini akibatnya pingin cari pamor tapi tidak mikir keterlangsungan pembiayaan. toh wiwi sudah lengser... lihat saja jalan trans papua yg dia bangun. sekarang sdh mulai rusak...karena tidak dirawat karena tidak ada biaya perawatannya.. licik memang...

26th November 2020, 10:03	#10
jessboy Addict Member Join Date: Mar 2013 Location: somewhere in indonesia Send PM Posts: 226	tentunya semua proyek sudah melalui kajian baik ekonomi, sosbud dan lingkungan. bagi org2 awam kan hanya melihat dari 1 sisi atau aspek yg keliatan dan dengan timeframe yg kecil atau sempit, sedangkan pemerintah melihat dari byk sisi dan dgn timeframe yg lebih jauh dan luas.