Artinya yang TS katakan di thread lain ternyata keliru:
Quote:
Originally Posted by theflyingblade
1. Fasilitas tes dan jumlah tes yang dilakukan Indonesia sudah mencukupi, kalau menurut WHO Indonesia sudah dapat nilai C+. FYI, Setiap mesin uji PCR itu bisa memeriksa 200-500 sampel perhari. Indonesia punya sekitar 100-150 mesin ini, belum lagi ditambah dengan mesin TCM-TB yang ada ratusan jumlahnya. Kalau semua diberdayakan dan reagent/cartridge nya cukup, anda bisa hitung sendiri berapa sampel perhari yang sanggup dilakukan di Indonesia. Anda bisa berhitung toh? Jadi yang sering anda gembar-gemborkan tentang tidak cukup tes, adanya penumpukan sampel atau PCR test yang memakan waktu lama adalah semuanya omong kosong.
|
Ini buktinya.
Bukan cuma di Kalimantan Timur. Jawa Timur juga mengalami hal yang sama, dan pemdanya sudah mengakui.
Quote:
Most confirmed cases in East Java were reported in the capital Surabaya where poor compliance with social distancing has been noticed. The East Java administration admitted there was a testing backlog as a result of a lack of testing capacity.
https://www.thejakartapost.com/news/...ew-normal.html
|
Quote:
In a country where the reverse transcription polymerase chain reaction (RT-PCR), the golden standard testing method to detect the new virus, is deemed exclusive mainly for research rather than diagnostic purposes, a shortage of lab workers capable of running the tests has hindered mass testing efforts.
Laboratory workers are on edge as the government looks into easing the already loose social restrictions despite new cases continuing to soar. They fear that future samples pouring in would be more than they can handle.
https://www.thejakartapost.com/news/...ing-scale.html
|
Di Sulawesi Utara pun sama.
Quote:
Pemeriksaan spesimen terkait dengan virus Corona atau Covid-19 di Sulawesi Utara tersendat lantaran banyaknya antrean sampel yang belum diperiksa.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sulut Steaven Dandel mengatakan bahwa saat ini terdapat 1.800 spesimen untuk dilakukan pemeriksaan real time Polymerase Chain Reaction (PCR) di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Manado yang masih menunggu hasil pemeriksaan.
"Terjadi bottle neck dalam penyelenggaraan surveilans sekarang ini karena begitu banyak sampel yang ditunggu hasilnya. Ada deadlock 1.800 sampel, walaupun gugus tugas sudah meningkatkan kapasitas pemeriksaan 250 sampel per hari dengan menambah tim dari Balai POM," ujar Steaven, Selasa (2/6/2020).
https://sulawesi.bisnis.com/read/202...lut-membeludak
|
Lihat saja jumlah tes dua hari terakhir, tanggal 1 8.000-an, eh besoknya turun lagi ke 5.000-an.
Padahal kita udah terlanjur senang minggu lalu sudah ada >10.000 tes. Sekarang balik lagi.
Ya mau gimana lagi, awal virus ini merebak di China, pemerintah kita masih santai santai saja dengan statement blundernya. Bukannya mempersiapkan tenaga medis dan laboratorium untuk testing. Makanya kasus pertama di negara ini baru terdeteksi awal Maret, padahal logikanya kalo negara tetangga udah pada kena sejak Januari, harusnya saat itu Covid-19 juga sudah ada di sini.