Quote:
Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya mengatakan semula ada rencana pencarian minyak di perairan Timor tengah bagian selatan. Ia menyebut ada kesulitan dalam rencana eksplorasi lantaran wilayah itu merupakan jalur atau habitat ikan paus. "Kalau kami bikin seismik, nanti menimbulkan ledakan dan bisa membuat paus tuli," ujarnya, Selasa, 22 Juli 2014.
Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia Mamit Setiawan menuturkan aktivitas seismik memang bisa mengganggu habitat di laut. Sebab, ada sonar yang memantulkan gelombang kepada alat penerima di dalam laut. Gelombang ini bersifat radioaktif dan bisa mengganggu hewan. "Jadi memang cukup membingungkan," katanya.
Masalahnya, ujar Mamit, sulit untuk mengganti seismik. Aktivitas itu berguna sebagai data awal untuk mengetahui potensi minyak yang ada. Bisa saja digunakan satelit, tapi belum tentu biayanya lebih murah.
Tahapan ekplorasi minyak di laut, menurut Mamit, sama dengan di darat. Seusai seismik, pengeboran wild cat dilakukan. Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, wild cat merupakan lokasi yang dibor, walaupun belum terbukti mengandung minyak. Namun, berdasarkan pertimbangan geologis, lokasi tersebut diharapkan mengandung akumulasi hidrokarbon. Pengeboran itu bisa memunculkan data riil kondisi di area tersebut. Jika pemerhati lingkungan tidak mengajukan protes, kegiatan eksplorasi di perairan NTT bisa diteruskan.
|
sumber:
TEMPO
alhamdulilah mereka masih memikirkan habitat yang ada, biasanya kan manusia asal ambil kekayaan alam tanpa memikirkan dampaknya
biasanyaaaaa