View Single Post
Old 19th January 2016, 11:07
#1  
kebo_mezum
Addict Member
kebo_mezum is offline

Join Date: Nov 2015
Posts: 704
kebo_mezum is a legendkebo_mezum is a legendkebo_mezum is a legendkebo_mezum is a legendkebo_mezum is a legendkebo_mezum is a legendkebo_mezum is a legendkebo_mezum is a legendkebo_mezum is a legendkebo_mezum is a legendkebo_mezum is a legend

Default BULOG akan jadi ATM penguasa....

Bayangkan Bulog akan jadi importir tunggal Gula, daging, jagung dan beras....
Kalau dulu pabrik pakan ternak masih bisa impor langsung utk mencukupi kebutuhannya, kini harus beli ke bulog.
Seperti halnya daging...di bikin dulu aturan sehingga impor daging dibatasi ...ketika harga daging melonjak maka disalahin mafia daging...kemudian impor daging harus lewat bulog.
Kini sama saja....yg punya sodara peternak ayam pasti tahu jika harga jagung skg sdh naik 100 persen...jangan heran kalau harga daging ayam meroket demikian juga telur. Sehingga BPS bilang bahwa kenaikan daging ayam penyumbang inflasi cukup besar.

Alasan bulog ambil alih impor daging mirip dengan jagung....dengan alasan yg sama melindungi peternak sapi dan petani jagung maka dibuatlah langka daging dan jagung....terus kambing hitamkan mafia...lalu BULOG masuk sebagai importir tunggal.
Yang aneh kenapa tdk sekalian importir tunggal tepung saja....eh lupa yg pegang tepung kan donatur.

Dengan pegang 4 komoditi vital tsb (beras, jagung, daging dan gula) maka BULOG akan jadi penghasil duit terbesar direpublik ini.
Dan akan jadi ATM andalan penguasa menuju 2019.






Bulog Minta Izin Impor Jagung, Gula, dan Daging Sapi
Michael Agustinus - detikFinance
Bulog Minta Izin Impor Jagung, Gula, dan Daging Sapi
Jakarta - Pada tahun ini, Perum Bulog mendapat beberapa penugasan baru dari pemerintah mengimpor sejumlah komoditas pangan, dalam rangka menjaga stabilitas harga pangan di dalam negeri.

Penugasan tersebut, antara lain penunjukan Bulog sebagai ‎importir tunggal jagung sebanyak 600.000 ton sampai Maret 2016, impor gula 200.000 ton hingga Maret 2016, dan juga daging sapi.

Untuk penugasan impor jagung, saat ini Bulog sudah mendapatkan rekomendasi impor dari Kementerian Pertanian (Kementan). Tinggal menunggu keluarnya izin impor dari Kementerian Perdagangan (Kemendag). Ditargetkan jagung impor bisa mulai didatangkan pada Februari 2016.

"Yang sudah direkomendasikan jagung, kita sedang memproses impor jagung. Mudah-mudahan awal Februari sudah ada jagung yang diimpor Bulog sendiri. Kami targetkan awal Februari mulai masuk," kata Direktur Pengadaan Perum Bulog, Wahyu, kepada detikFinance, di Jakarta, Selasa (19/1/2016).

Izin impor gula juga sudah diajukan oleh Perum Bulog, namun masih menunggu persetujuan dari Kemendag.‎ "Kalau gula sedang kami ajukan izinnya, belum keluar izin. Kami masih menunggu persetujuan izin impor gula dari Kementerian Perdagangan. Kami mengajukan izin impor gula sampai bulan Maret‎, sesuai hasil Rakortas," tuturnya.

Selain jagung dan gula, Bulog juga meminta perpanjangan izin impor 8.000 ton daging sapi ke Kemendag. Sebelumnya Bulog mendapat izin impor 10.000 ton daging sapi pada Oktober 2015, tapi hanya terealisasi 2.000 ton hingga Desember 2015. Kini Bulog meminta izin tersebut diperpanjang agar impor 8.000 ton daging sapi lagi bisa direalisasikan.

"(Perpanjangan izin impor daging sapi) Sudah diajukan tapi kami masih menunggu persetujuan perpanjangan. Kami ajukan untuk sisa 8.000 ton daging sapi," ucap Wahyu.

Diakuinya, Bulog belum memiliki infrastruktur untuk berbisnis jagung, gula, dan daging sapi. Tetapi untuk sementara infrastruktur yang dibutuhkan bisa diperoleh melalui kerjasama dengan perusahaan-perusahaan swasta yang memilikinya.

"‎Bukan berarti kita nggak punya cold storage kita nggak bisa jual daging sapi, nggak punya silo nggak bisa jual jagung. Banyak cold storage dan silo yang bisa kita sewa. Kan nggak harus bikin sendiri, kerjasama atau kemitraan bisa dilakukan," cetus Wahyu.

Namun, bila pemerintah menetapkan Bulog menjadi stabilisator jagung, gula, dan daging sapi secara permanen, maka Bulog perlu sejumlah persiapan agar dapat mengelola komoditas-komoditas tersebut dalam jangka panjang.

Persiapan yang dibutuhkan bukan hanya infrastruktur, tapi juga sumber daya manusia (SDM), organisasi, modal, maupun model bisnis untuk stabilisasi jagung, gula, dan daging sapi.

"Kalau kita bicara persiapan, banyak yang harus kita siapkan. Mulai dari infrastruktur, SDM, permodalan, organisasinya, ini kan sesuatu yang baru. Model bisnisnya pun harus kami persiapkan agar dapat berjalan dengan baik," tutupnya.
Reply With Quote