View Single Post
Old 23rd September 2020, 17:48
#5256  
MrRyanbandung
Mania Member
MrRyanbandung is offline

Join Date: Mar 2012
Posts: 5,580
MrRyanbandung is a new comer

Default HIBURAN & TV: PAK NOER MAU BERTEMU PAK DWI, SOAL JABATAN PRESKOM SCTV

SAMPAI 18 Maret 1991, HM Noer masih belum bersedia memberikan jawaban atas permintaan atas permintaan komisaris SCTV (Surya Citra Televisi), Sudwikatmono untuk tetap duduk sebagai presiden komisaris televisi swasta di Surabaya itu. Ditanya Jawa Pos apakah Pak Noer mau jika Pak Dwi ingin menemuinya? "Ya mau saja," jawabnya.

Telah diberitakan, mantan gubernur Jatim ini mengundurkan diri dari SCTV. Keputusan yang mengejutkan ini, berkaitan erat dengan pelaksanaan program siar SCTV yang dinilai kurang mempertimbangkan aspek kebiasaan dan kultur masyarakat Jatim yang agamis.

Puncak keprihatinan Cak Noer terjadi, saat media kaca ini merencanakan paket siaran mimbar agama Islam tapi dikemas dengan siaran komersial. Terhadap rencana modal siar seperti itu, MUI (Majelis Ulama Indonesia) Jatim menyatakan keberatannya. Lembaga ini lantas mengirimkan surat keberatan itu kepada Cak Noer. Ternyata, Cak Noer tidak tahu-menahu soal rencana seperti itu (baca Jawa Pos, 15 dan 16 Maret 1991).

Berbagai upaya memang dilakukan SCTV, agar Cak Noer bersedia memegang jabatan presiden komisaris SCTV selama itu. Setelah direksi dan komisaris SCTV rapat Jumat siang (15/3/91) lalu, pada malam harinya mereka berkunjung ke kediaman Cak Noer. Kunjungan itu tanpa Sudwikatmono, lantaran tokoh sineplek ini mempunyai tugas lain di Jakarta.

Husein Suryopranoto, salah seorang komisaris kepada Jawa Pos saat ditemui di Grahadi, 18 Maret 1991 mengatakan, kala itu kunjungan sebagian direksi dan komisaris didampingi pengurus MUI Jatim. "Baik MUI maupun SCTV tetap berharap agar Pak Noer bersedia mengemban posisi yang ada di SCTV Surabaya," katanya.

Permintaan agar putra Madura ini tetap memperkuat SCTV, lanjut Husein, juga dikemukakan Gubernur Jatim, Sularso, dalam pertemuan di Grahadi yang membicarakan Pabrik Gula Candi Sidoarjo. "Kami percaya Pak Noer bersedia kembali ke SCTV," ucapnya. Menurut salah seorang pengusaha terkemuka di Jatim ini, kehadiran Cak Noer sangat dibutuhkan SCTV. "Untuk mengelola media kaca itu, tetap dibutuhkan kehadiran figur seperti Pak Noer yang mengetahui Jatim luar dalam," katanya.

Masalahnya, lembaga sensor yang menyeleksi layak tidaknya satu program siaran untuk ditayangkan, belum tentu mampu mewakili seluruh keperluan masyarakat luas. Satu paket siaran mungkin tidak ada masalah saat diputar di provinsi lain. Tetapi, belum tentu paket siaran itu bisa diterima masyarakat Jatim. Untuk itulah, dibutuhkan satu figur yang bisa menjembatani dan menjadi filter dalam menentukan layak tidaknya sebuah program di provinsi ini.

Pengunduran diri Cak Noer dan berbagai keberatan masyarakat, (waktu itu) akan menjadi koreksi SCTV untuk berhati-hati melangkah di masa yang waktu itu akan datang. Oleh karena itulah, TV swasta di Surabaya ini (waktu itu) akan membentuk satu tim yang beranggotakan direksi untuk menentukan kelayakan suatu program siar ditayangkan di Jatim.

"Sebelumnya memang ada, tapi kurang kuat karena hanya dikendalikan 'general manager' saja. Dengan tim yang beranggotakan direksi, diharapkan perannya akan kuat." Pernyataan senada juga dikemukakan dirut SCTV, Drs. Supoyo, Ak. "Kami sangat percaya, Pak Noer bisa kembali ke SCTV."

Dok. Jawa Pos, 19 Maret 1991, dengan sedikit perubahan
Reply With Quote