View Single Post
Old 12th January 2008, 05:01
#4  
Jebule
Addict Member
Jebule is offline

Jebule's Avatar

Join Date: Sep 2007
Posts: 844
Jebule is a superstar wannabeJebule is a superstar wannabeJebule is a superstar wannabeJebule is a superstar wannabeJebule is a superstar wannabeJebule is a superstar wannabe

Default

Quote:
Originally Posted by Lord of Justice View Post
Sinyoh




mohon pencerahannya yaaaa,

Langkah pertama yang dilakukan oleh Kepolisian adalah melakukan penyelidikan di TKP, mengambil bukti2 dari benda2 atau saksi2 kecelakaan, setelah itu baru diambil kesimpulan;

Jika benar terbukti apa yang anda sebutkan diatas;
untuk ban pecah maka kendaraan terdepan dikenakan pasal KUHP Bab kelalaian Pasalnya saya lupa....

Untuk penyeberang yang menyeberang, harus dilihat bukti2 dulu seperti ;

- kecepatan km/jam laju kendaraan terdepan ketika mengerem sehingga terjadi kecelakaan beruntun.

- Saksi mata2 yang melihat penyeberang menyebrang jalan apakah menyatakan kesalahan ada pada penyeberang.

Jika kedua unsur tsb tidak terpenuhi oleh kendaraan terdepan maka ia harus dibebaskan karena tidak ada unsur pelanggaran kelalaian sebagaimana diatur dalam KUHP Bab Kelalaian.


Namun jika salah satu unsur kelalaian ada dalam Bab Kelalain KUHP misalnya Kecepatan pengendara 120 km/jam sedangkan yang diperbolehkannya hanya 110 km/jam maka ia dapat ditahan karena pasal kelalaian.

atau pengemudi ngantuk, minum dosis obat yang berlebihan dll. Salah satu saja terkena unsur Bab kelalain KUHP maka dapat diadakan; Penahanan oleh Kepolisian, Kejaksaan sampai dengan proses peradilan.

siapa yang mengganti kerugian...jika perkara tabrakan sampai ketangan yang berwajib (kepolisian), maka kerugian diatur dalam proses peradilan.

kalau belum tergantung kengototan dan keikhlasan peserta tabrakan beruntun siapa yang mengganti kerugian....makanya asuransi kendaraan dong...
Kejadian di jln tol semanggi-pancoran.
Dulu temen pernah ngalamin kasus tabrakan beruntun 5 mobil sekaligus. hasil pemeriksaan polisi, mobil 1 s/d 4 sdh dalam posisi berhenti (krn macet), mobil ke 5 menghantam dng keras mbl ke 4 dan reaksi beruntun hingga kerusakan pd bgn belakang mbl 1. Polisi menentukan mbl ke 5 yg bersalah (diukur dr bekas rem di aspal dll) & harus mengganti kerugian 4 mbl didpnnya.

Kasus lain, 4 mbl terlibat tabrakan beruntun dan sebelumnya masing2 dlm posisi berusaha mengerem krn didpn mbl 1 kend lainnya sdh berhenti. Mbl 1 & 2 berhasil berhenti. Polisi melihat bekas rem di masing2 mobil. Krn tdk ada kata sepakat, mrk menyerahkan kpd polisi. Hasilnya, mobil ke 3 yg dinyatakan bersalah krn jarak bekas remnya paling panjang (dianggap dia yg plg ngebut) dan menyebabkan tabrakan beruntun mbl 2 & 1 serta menyebabkan mobil ke 4 nabrak mbl ke 3 tsb. Keputusannya mbl ke 3 hrs mengganti kerugian mbl 1&2. Mbl ke 4 menanggung kerugian sendiri.

Kejadian di jln tol cawang-tj priok yang ngebingungin:

Mbl 1 ngerem mendadak krn dpnnya berhenti/macet (lajur tengah), mbl ke 2 menghindar dng banting stir ke kiri shg nabrak mbl ke 3 di lajur kiri (lajur 1). Mbl ke 4 (kaget) tdk bs menghindar dan nabrak mbl 1. Mbl ke 5 (temen saya) ngerem dan banting stir kekanan dan nabrak pagar pembatas jalan. Mbl ke 6 nyelonong nabrak buritan mbl ke 4.
Keputusan polisi (bkn di pengadilan) : Mbl ke 2 ngganti kerugian mbl ke 3 (yg di lajur kiri), Mbl ke 6 ngganti kerugian mbl ke 4, Mbl ke 4 ngganti kerugian mbl ke 1, Mbl 1 membantu kerugian rusaknya pembatas jalan (tanggung renteng dng mbl ke 5). Trus mbl ke 5 protes.... krn mblnya jg rusak nabrak pembatas jalan, tdk ada yg ngganti .... akhirnya cuman bingung garuk2 pala krn polisi tdk punya solusinya u dia.
Reply With Quote