View Single Post
Old 13th October 2021, 15:20
#1  
rajaratu
Mania Member
rajaratu is offline

rajaratu's Avatar

Join Date: Apr 2010
Posts: 1,967
rajaratu is a legendrajaratu is a legendrajaratu is a legendrajaratu is a legendrajaratu is a legendrajaratu is a legendrajaratu is a legendrajaratu is a legendrajaratu is a legendrajaratu is a legendrajaratu is a legend

Default Elite PDIP Jateng Sebut Barisan "Celeng" Pro Ganjar Merusak

Quote:

Semarang, CNN Indonesia -- Elite DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah mencibir kelompok 'Barisan Celeng Berjuang' yang digagas Wakil Ketua DPC Purworejo, Albertus Sumbogo, sebagai perusak karena tidak tegak lurus terhadap Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) parpol berlambang banteng tersebut.

"Tahu sendiri lah, celeng itu kan hewan yang cenderung perusak, jadi benar kalau disebut celeng karena mereka memang merusak partai, melenceng dari AD/ART PDI Perjuangan," ujar Wakil Ketua DPD PDIP Jateng Abang Baginda Muhammad Mahfuz kepada CNNIndonesia.com, Rabu (13/10).

Baginda menjelaskan bila terkait pencalonan untuk pilpres 2024, PDI Perjuangan sudah jelas aturannya di mana keputusan ada di tangan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. Oleh karena itu, tegasnya, bila ada yang melakukan manuver politik Capres merupakan sebuah pelanggaran AD/ART.

"Kan yang sudah jelas selama ini, Capres itu ada di tangan Ketum Bu Mega, jadi kita di bawah tidak boleh bermanuver apapun sebelum ada keputusan dari Ketum. Kalau sekarang ada, itu bukan atas nama Partai dan jangan seret-seret Partai," ujar Baginda.

Sebelumnya diberitakan Wakil Ketua DPC PDIP Purworejo Albertus Sumbogo mendeklarasikan Barisan Celeng Berjuang. Deklarasi itu sendiri terjadi beberapa saat setelah dirinya disebut 'celeng' oleh Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto.

Sebutan 'celeng' tersebut muncul karena manuver yang dilakukan Sumbogo dimana memberi dukungan terbuka kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai Capres 2024. Secara harfiah, berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), celeng adalah kata benda yang diadopsi bahasa Jawa yang berarti babi hutan atau babi liar.
Harusnya ini menjadi keuntungan besar buat PDIP karena kadernya dicalonkan sebagai orang nomer 1 di RI. Tapi tidak begitu, karena harus mengikuti tahta sang ketua.
Reply With Quote