Quote:
Originally Posted by kaleb
Losmen.............
mang udel as pak broto (masi hidup gak ya...)
mieke Wijaya as ......(ga tahu)
ida leman as mbak pur
dewi yul as....(ga tau
ada mathias muchus segala
jendela rumah kita...................
ada mak wok, mike wijaya, lainnya lupa tuh........ heheh
tapi menurut gw sinetron jaman dulu mendekati realita kehidupan sosial yang ada di indonesia, tidak jualan mimpi dan kadang2 ga masuk akal untuk sinetron yang ada saat ini
meski mungkin peralatan yang dipake ga secanggih sekarang
|
Koreksi :
Jendela Rumah Kita ..............
Nani Wijaya, Dede Yusuf, Desy Ratnasari
Hari minggu siang ada juga.....
Sinetron "Sangaji" tentang anak cerdas berkacamata mirip tokoh Harry Potter
kemana dia sang pemerannya?
Emang sinetron dan acara-acara tv jaman dulu lebih baik dan mendidik
Dulu ada juga sinetron untuk anak-anak tiap sore
Masih ingat "Cerita untuk Anak" yan dibintangi Ria Irawan trus yang lainnya siapa lupa saya...
Ada acara belajar menggambar yang diasuh oleh pak Tino Sidin, yang juga menerima kiriman gambar dari anak-anak
Pkoknya acara-acara tv jadul lebih mendidik dari acara2 tv sekarang yang hanya jualan MIMPI!
Belon lagi acara tv sekarang ditambah lagi dengan kuiz SMS, ato iklan selebrity mita dikirimin SMS dari penggemar, ajang pilih bintang favorite dengan SMS dsb. yang sebenarnya itu SANGAT merugikan kita tapi menguntungkan mereka dan menambah kekayaan mereka saja yang sesungguhnya sudah kaya.
Btp tidak mereka untuk mendapat hadiah ratusan juta hanya bersaing dengan sekitar 4-5 kandidat, sementara kita untuk mendapatkan hadiah beberapa ribu perak kita harus bersaing dengan jutaan pengirim SMS lain, kalo mau menang(belum tentu) harus kirim SMS banyak2 yang berarti harus keluar duit banyak pula.
Hitung coba berapa keuntungan mereka para penyelenggara dan yang dipilih, makin kaya aja mereka sementara kita gak sadar makin dibuat miskin, digerogotin uangnya oleh mereka
Ya gak Bro ...?