HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Sabtu, 2024/04/17 15:35 WIB
Media Asing Soroti Ledakan Turis: Tak Seperti Bali yang Dulu
-
Sabtu, 2024/04/17 15:40 WIB
Kota Wisata Sekelas Dubai Dilanda Banjir Bandang, Kok Bisa?
-
Jumat, 2024/04/16 14:03 WIB
Megawati Kirim Amicus Curiae ke MK: Habis Gelap Terbitlah Terang
-
Sabtu, 2024/04/17 14:58 WIB
Hai Warga Depok, Setujukah Pakaian Adat Diterapka untuk Seragam SD hingga SMA?
-
Sabtu, 2024/04/17 15:25 WIB
Sederet Tokoh Ajukan Amicus Curiae ke MK Terkait Pilpres 2024
-
Minggu, 2024/04/18 14:48 WIB
Kisah Pasangan 13 Jam Terjebak Banjir Dubai, Tak Ada Makanan Cuma Minum Air
|
Thread Tools |
21st January 2015, 09:51 |
#1
|
Groupie Member
|
Hiu Purba Bertampang Mengerikan Muncul di Perairan Australia
Hiu berjumbai, yang bertampang mengerikan, ditemukan di perairan dekat Danau ‘Entrance’, negara bagian Victoria.
A+ | Reset | A- REPUBLIKA.CO.ID, VICTORIA -- Hiu berjumbai (hiu purba dengan ujung belakang menggantung) dengan tampang mengerikan, yang jarang ditemui tiba-tiba muncul di perairan tenggara negara bagian Victoria. Spesies, yang leluhurnya berasal dari 80 juta tahun lalu ini, dikenal sebagai 'fosil hidup. " Hewan laut ini tertangkap oleh pukat nelayan di perairan dekat Danau ‘Entrance’, wilayah Gippsland, Victoria. Simon Boag dari Asosiasi Pukat Ikan Victoria mengatakan, ini adalah pertama kalinya hiu berjumbai terlihat oleh penduduk lokal generasi sekarang. "Kami tak bisa menemukan satu nelayan-pun yang pernah melihat makhluk ini sebelumnya. Ia memang terlihat berusia 80 juta tahun. Kelihatannya prasejarah, seperti berasal dari jaman yang berbeda!," ujar Simon baru-baru ini. Ia mengatakan, nelayan setempat terheran-heran saat melihat makhluk sepanjang dua meter ini, yang kepala dan tubuhnya menyerupai belut, tapi ekornya mengingatkan kita pada hiu. Lembaga Penelitian dan Ilmu Pengetahuan Australia ‘CSIRO’ mengkonfirmasi bahwa makhluk ini adalah hiu berjumbai. Walau spesies ini telah dikenali oleh masyarakat ilmiah, namun ia merupakan spesies langka dan aneh bagi nelayan setempat. "Ia memiliki 300 gigi yang tersebar di 25 baris, sehingga jika Anda berada di mulutnya, Anda tidak akan keluar lagi. Ini menarik untuk dokter gigi, tetapi ini jelas hal yang aneh,” jelas Simon. "Saya tak berpikir Anda ingin menunjukkannya kepada anak-anak kecil sebelum mereka pergi tidur," tambahnya. Spesies ini ditemukan di kedalaman 1.500 meter bawah laut, tetapi pada umumnya, ia hidup di perairan dangkal dengan kadalaman kurang dari 1.200 meter. Simon mengatakan, hiu berjumbai ini tertangkap di kedalaman 700 meter bawah laut, tapi seharusnya tak ada kekhawatiran berlebih akan berulangnya hal ini. "Hampir semua tanah yang lebih dalam dari 700 meter tertutup untuk pukat atau jaring ikan, sehingga tak akan ada tekanan terhadap mereka dan hanya benar-benar sedikit yang tertangkap," paparnya. "Orang yang menangkap hiu ini hanyalah beruntung," tambahnya. Setelah ditolak oleh CSIRO, hiu berjumbai ini, kini, diyakini telah terjual. TAGS #abc #radio australia Sumber : http://www.australiaplus.com/indones...tralia/1408255 Berita Terkait: Piala Asia : Lokasi Pertandingan Babak Semifinal tak Akan Diubah Teler di Taksi, Penumpang ini Sebabkan Sopir Kena Serangan Jantung dan Meninggal Tersangka Simpatisan ISIS Bebas dengan Jaminan di Sydney Walau Eksekusi Mati, Hubungan Bilateral Indonesia-Australia Diyakini Tetap Baik Marak Sexting di Kalangan Remaja, Aturan Hukum Mendesak Direvisi Demi Allah, kami tidak akan mengangkat seorang pun yang meminta sebagai pemimpin atas tugas ini dan tidak juga seorang yang berambisi memperolehnya.(HR Muslim ) FOTO TERKAIT: Pemimpin Redaksi Republika Nasihin Masha (kiri) bersama Managing Director ABC News Mark Scott (kanan) menandatangani naskah kerja sama di Jakarta, Jumat (2/5). (Republika/Yogi Ardhi) In Picture: ABC Jalin Kerja Sama dengan Republika Isi Komentar Anda Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim. Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini. |
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer