HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Sabtu, 2024/04/17 15:35 WIB
Media Asing Soroti Ledakan Turis: Tak Seperti Bali yang Dulu
-
Sabtu, 2024/04/17 15:40 WIB
Kota Wisata Sekelas Dubai Dilanda Banjir Bandang, Kok Bisa?
-
Jumat, 2024/04/16 14:03 WIB
Megawati Kirim Amicus Curiae ke MK: Habis Gelap Terbitlah Terang
-
Sabtu, 2024/04/17 14:58 WIB
Hai Warga Depok, Setujukah Pakaian Adat Diterapka untuk Seragam SD hingga SMA?
-
Sabtu, 2024/04/17 15:25 WIB
Sederet Tokoh Ajukan Amicus Curiae ke MK Terkait Pilpres 2024
-
Minggu, 2024/04/18 14:48 WIB
Kisah Pasangan 13 Jam Terjebak Banjir Dubai, Tak Ada Makanan Cuma Minum Air
|
Thread Tools |
30th January 2014, 14:37 |
#1
|
Addict Member
|
Bencana Alam Disebabkan oleh Aktivitas Matahari dan Planet
Bencana Alam Disebabkan oleh Aktivitas Hubungan Matahari dan Planet
Check this out untuk melihat Posisi Planet: http://www.fourmilab.ch/cgi-bin/uncgi/Solar Pada umumnya ketujuh planet luar itulah yang menimbulkan bencana alam di muka Bumi, baik berupa gelombang pasang, gelombang panas, ledakan besar, letusan gunung, gempa, tornado, hurricane atau sebagainya. Perbedaan akibat yang ditimbulkannya itu disebabkan oleh besar kecil kelebihan radiasi dan Surya begitupun positif atau negatifnya magnet yang menjamah Bumi waktu itu. Hendaklah diketahui bahwa yang datang dari Surya itu bukanlah elektron atau proton dan bukan pula neutron, tetapi magnet dan sinar yang bukan partikel atom, tetapi keduanya dapat mempengaruhi atom dan partikelnya. Yang menjadi bencana alam ialah kelebihan magnet dan Surya. Jadi persoalan bencana alam adalah masalah magnetism dan electricity yang pada waktu-waktu tertentu berlebihan menimpa bumi yang di dalamnya magma selalu panas karena dijadikan media oleh kedua pengaruh tadi begitupun dikelilingi troposfir yang sangat rawan bagi badai magnet. Bencana alam demikian tidak pernah menimpa manusia sebelum topan besar di zaman Nuh, karena waktu itu semua planet senantiasa mengorbit keliling Surya pada garis ekliptik, dan penduduk hanya bermukim di belahan kutub utara Bumi. Kalau bencana terjadi juga maka itu hanya menimpa daerah ekuator yang tidak didiami orang. Tetapi kini kutub-kutub Bumi telah berpindah ke tempat baru, dan planet-planet mengorbit zigzag keluar dari ekliptik, sementara itu penduduk mendiami hampir semua pelosok daratan Bumi, karenanya praktislah bencana alam ini berlaku di sana-sini . Namun itu masih mengandung nilai konstruktif di samping destruktif. Sebagai contoh misalnya Jupiter mengadakan transit di atas Bumi. Kita mengetahui bahwa besar planet itu 318 kali besar Bumi. Semisalnya waktu itu 2 bagian saja dan radiasi yang harus sampai ke Jupiter sempat menjamah Bumi, maka tenaga Surya yang menimpa Bumi menjadi tiga kali lipat yaitu 3 x 600 trillion ton menurut perhitungan orang Barat. Ingatlah bahwa Bumi ini diperkirakan orang seberat 600 trillion ton senantiaasa mengorbit keliling Surya. Hal ini berarti bahwa daya tarik Surya sebanyak itu menahan Bumi hingga planet ini tetap stabil dalam orbitnya. Maka kita dapat mengira apa yang mungkin terjadi jika tenaga Surya itu ditambab dengan 1.200 trillion ton lagi. Jika digambarkan Surya sebagai suatu titik segitiga dan kutub magnet selatan dan utara Bumi menjadi dua sudut lainnya, sebagai tercantum pada gamhar no. 2, maka terbentuklah segitiga samakaki yang selamanya berlaku dalam tarik-menarik antara Surya dengan bumi. Hal inilah yang dimaksud pada Ayat 16/16. Itulah yang dimaksud dengan petunjuk pada akhir Ayat Suci itu dan pada Ayat 21/31. Hubungan yang berbentuk segitiga samakaki tersebut tetap berlaku walaupun Bumi terdorong ke selatan dan ke utara garis ekliptik. Keadaannya sebagai berikut: Sebelumn tofan besar di zaman Nuh, semua planet mengorbit keliling Surya senantiasa berada dalam garis ekliptik. Hal ini dalam Islam ditandai dengan Tawaf keliling Ka’bah di Makkab di mana para Hajji beredar dari menempatkan Rumah Suci itu di sebelah kiri, cocok dengan putaran Bumi dari barat ke timur menempatkan kutub utara di sebelah kiri. Sesudah tofan besar itu berlakulah gerak zigzag planet-planet dalam orbitnya hingga setiapnya keluar dan garis ekliptik ke arah selatan dan utara. Hal ini ditandai dengan Sa’i yaitu Tawaf antara Shafa dan Marwah dalam lingkung Masjidil Haraam. Ibadah ini hanya dapat dilaksanakan sesudah Tawaf keliling Ka’bah, sama dengan perpindahan kutub magnet itu di kutub utara Bumi dalam sejarahnya, maka Sa'i tidak boleh mendahului Tawaf keliling Ka’bah. Sewaktu Bumi terdorong ke utara sebagai pada B dalam gambar no. 6. namun kutub-kutub magnet Bumi tetap membentuk segitiga samakaki dengan Surya, begitu pula kebetulan berada di selatan garis ekliptik seperti yang berlaku pada planet Mars dalam gambar. Maka perubahan tempat kutub-kutub magnet yang senantiasa berpindah tempat menurut keadaan kini telah sama diakui oleh para Sarjana Barat. Memang kutub-kutub magnet itu hanya berada tepat pada kutub putaran Bumi yaitu pada tanggal 21 Maret dan 22 September waktu mana Bumi tepat pula pada guris ekliptik. Selain pada kedua tanggal itu, tercatatlah posisi kutub-kutub magnet Bumi berpindah tempat maksimal 10 derajat atau lebih kurang 1.100 km dari kutub putaran, dan waktu itu tercatatlah tanggal 21 juni yaitu ketika Bumi berada maksimal di selatan ekliptik dan tanggal 22 Desember ketika Bumi maksimal di utara ekliptik. Jika orang sudi memperhatikan posisi Sunspots, akan diketahuilah bahwa masing-masingnya memberi petunjuk tentang posisi planet yang menimbulkannya keliling Surya. Karena itu setiap Sunspots itu memperlihatkan aktivitas tinggi yang menurut catatan rata-rata 10.000 dan ada yang sampai sejuta kali kegiatan daerah lainnya di permukaan Surya. Semisalnya Mercury atau Venus berada pada titik Konsentrasi(K) maka planet itu tepat berada di atas suatu Sunspots, maka ketika itu berlakulah bencana alam di permukaan planet tersebut. Demikian pula Mars sendiri sewaktu kebetulan berada pada titik Konsentrasi Jupiter atau Saturnus maka kenyataannya memang Mars adalah suatu planet yang paling parah karena mengorbit di bawah dua planet besar, dan kebetulan tepat pada jangkauan Konsentrasi keduanya. Bumi sendiri walaupun tidak berada pada jangkauan suatu Konsentrasi planet lain, namun ada tujuh planet yang mengorbit di atas garis edarnya. Pada waktu-waktu tertentu masing-masing transit tepat, tetapi banyak sedikitnya ikut juga mengganggu keadaan Bumi. Yang demikian berlaku tujuh kali dalam setahun. Semisalnya suatu planet luar tepat mengadakan transit di atas Bumi terhadap Surya, maka waktu itu radiasi yang harus sampai kepada planet tersebut menjamah Bumi. Apakah radiasi itu berbentuk magnet negatif ataupun positif, namun Bumi mendapat kelebihan dan ini menimbulkan bencana alam, apalagi jika planet itu kebetulan pula berada di dekat Perihelion orbitnya waktu mana tanik-menanik dengan Surya besar sekali. Namun selain itu bagi mereka disediakan pula siksan yang datang dari bawah seperti gempa dan letusan gunung, begitupun dan atasnya berupa badai, gelombang panas, dan sebagainya, yang ditimbulkan oleh pembesaran radiasi Surya: 1. Pada bulan Zulhijjah dan Muharram , Bumi berada di dekat Perihellon orbitnya, waktu itu Surya lebih dekat dan otomatis radiasinya membesar terhadap Bumi. 2. Sekali dalam 400 hari, Jupiter lewat di atas Bumi. Ketika itu sedikit banyaknya mendapat pembesaran radiasi dari Surya. 3. Sekali dalam 380 hari, Saturnus lewat di atas Bumi yang tentunya mengalami badai magnet dari Surya. 4. Sekali dalam 370 hari, Muntaha(Planet-X) melintas di atas Bumi yang pasti mengalami perubahan cuaca. 5. Sekali dalam 11 tahun 130 hari, Bumi berada di bawah Jupiter yang sedang bergerak di titik Perihelion orbitnya. 6. Sekali dalam 81 tabun, Bumi mengalami dubble transit dari Jupiter dan Saturnus, ketika mana praktis berlaku bencana besar pada suatu daerah permukaan planet ini. 7. Dan alangkah hebatnya bencana yang dialami jika beberapa planet luar itu kebetulan berada setantang terhadap Surya waktu mana Bumi berada di tengahnya. Pembesaran radiasi dari surya secara terang menimbulkan letusan berapi begitupun gempa yang merusak karena perantukan magnet positif dan negatif dalam perut bumi, sebelumnya tentulah ditandai dengan perubahan cuaca di atmosfir di atas daerah tertentu. Maka yang jadi pertanyaan: Apakah yang menimbulkan ledakan besar dan gelombang panas, dan apa pula yang menimbulkan badai dan hurricane? Kedua macam pertanyaan ini haruslah dijawab dengan perhitungan tepat berdasarkan jumlah pembesaran radiasi dari surya tentang mana dibutuhkan para ahli dengan segala alatnya yang modern, tetapi kita cenderung pada pendapat bahwa perbedaan jumlah unsur magnet yang menimpa, menimbulkan akibat yang juga berbeda. Maka bencana yang satu desebabakan oleh pembesaran radiasi surya yang bermagnet positif, sedangkan yang lainnya ditimbulkan oleh yang negatif. Sekiranya orang dapat membenarkan pendapat kita tentang sirkulasi magnet sebagai tercantum pada gambar no. 2 akan mudahlah baginya memahami kenapa ada dua macam bencana di atmosfir bumi: J dimisalkan Jupiter suatu planet besar mengorbit keliling surya diatas bumi. Pada suatu waktu bumi kita mungkin dijamah oleh radiasi bermagnet positif yang harus sampai ke Jupiter dari surya seperti pada B.1. ketika itu berlakulah gelombang panas atau ledakan besar sebagaimana pernah berlaku di Sodom dan Gomonah memusnahkan kaum lesbian dan homoseks, di Saudi Arabia memusnahkan pasukan bergajah, |
30th January 2014, 17:14 |
#3
|
Addict Member
|
dan di Tunguskha Siberia tanggal 30 Juni 1908(klik di Sini ) untuk jadi peringatan bagi peradaban kini. Waktu itu magnet positif dari Surya secara paksa membombardir molekul-molekul udara yang sudah stabil, karenanya terjadilah akibat dahsyat.
Mungkin pula Bumi kita dijamah oleh radiasi bermagnet negatif yang harus sampai ke Jupiter seperti pada B.2. Ketika itu berlakulah badai atau hurricane di atmosfir yang mulanya stabil. Bencana ini biasa berlaku di Pasifik Barat karena di daerah itu radiasi dan Surya harus cepat berbelok ke selatan sebelum Bumi dalam putarannya menghadapkan Saudi Arabia yang jadi kutub negatif dulukala. Tetapi lebih hebat lagi bencana ini menimpa Atlantik Barat karena di daerah ini radiasi dari Surya haruis segera membelok ke selatan sebelum Bumi dalam putarannya menghadapkan kepulauan Tuamoto yang jadi kutub positif purbakala. Berbagai catatan tentang kejadian sangat menyedihkan telah kita miliki. Sungguh besar kerugian harta benda dan kematian yang ditimbulkan oleh badai di Atlantik Barat ini hingga The National Hurricane Centre dalam lingkungan ESSA (Environmental Science Services Administration) di Amerika Serikat jadi kewalahan. Dari mulai tahun 1962 ESSA memakai beratus orang spesialis untuk mengawasi daerah seluas 380.000 mil Berbagai alat termasuk radar, satelit, komputer dan angkatan udara telah dipergunakan untuk mengatasi badai itu, dan pernah dilakukan bombardemen dan atas pusaran hurricane dengan es kering berupa kristal dan silver iodide, namun segala usaha itu tampaknya tidak berguna, sementara bencana senantiasa menimpa setiap tahun. Orang hendaknya tidak mencari di mana adanya hurricane lalu memusnahkannya karena yang demikian sama dengan menantang air bah yang berulang, tetapi hendaklah mencari sebah musabab timbulnya bencana itu dan kemudian menjadikannya tidak berbahaya sembari memfaedahkannya untuk kehidupan masyarakat. Orang hendaklah mengalirkan hurricane itu kepada suatu yang menguntungkan. Caranya ialah dengan memahami sirkulasi magnet antara Surya dan Bumi yang dulunya berkutub putaran di Makkah dan Tuamoto, kemudian mempermudah aliran magnet itu dengan saluran buatan sebagaimana kita kemukakan pada halaman-halaman di muka atau dengan teknik lainnya. Bencana Alam Januari 2014 disebabkan oleh Planet Jupiter Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, meletus menyemburkan abu vulkanik yang berbahaya. Juga Bencana Alam, Banjir dan Gelombang Panas di Australia Pada saat itu Posisi Surya, Bumi dan Planet Jupiter SEGARIS Gempa Filipina oktober 2013 disebabkan oleh Planet Uranus Setelah dihantam topan Nari pada akhir pekan lalu, Filipina kembali dilanda bencana alam. Gempa bumi bermagnitudo 7,1 SR (menurut skala US Geological Survey) mengguncang kawasan Filipina tengah, Selasa (15/10/2013) pagi. Hingga Selasa malam, jumlah korban tewas dilaporkan mencapai 93 orang. Pada saat itu Posisi Surya, Bumi dan Planet Uranus SEGARIS Gempa Aceh 2013 disebabkan oleh Planet Neptunus Gempa berkekuatan 6,2 Skala Righter yang berpusat di Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh mengakibatkan sejumlah bangunan rubuh. Gempa bumi melanda Aceh pada Selasa, 2 Juli 2013, pukul 14.37 WIB. Pada saat itu Posisi Surya, Bumi dan Planet Neptunus SEGARIS Gempa Aceh 2012 disebabkan oleh Planet Saturnus Gempa baru saja terjadi di Aceh dengan magnitud 8,7 pada Rabu (11/4/2012) sore diperkirakan tak menimbulkan gelombang tsunami seperti pada musibah serupa pada 26 Desember 2004. Pada saat itu Posisi Surya, Bumi dan Planet Saturnus SEGARIS |
6th February 2014, 22:47 |
#4
|
Addict Member
|
Kenapa magma Bumi senantiasa panas, dan apakah dia akan berlangsung terus begitu?
Suatu hal yang meniadakan pengetahuan orang Barat tentang penyebab gempa ialah dugaan mereka sendiri mengenai sirkulasi magnet Bumi. Mereka beranggapan bahwa magnet positif di selatan Bumi ke luar ke angkasa kemudian membelok ke arah utara menyelubungi planet ini, seterusnya masuk di kutub utara dan bergerak melalui perut Bumi hingga keluar lagi di kutub selatan. Demikian berulang kali berkepanjangan seperti yang termuat dalam gambar no. 1 yang dikutip dari The Pictorial Encyclopedia of Scientific Knowledge, London.
Secara nyata gambar demikian telah memperlihatkan kesalahan tentang sirkulasi magnet Bumi. Kesalahan itu bilamana dijadikan dasar perkembangan ilmu pengetahuan, akan tendapatlah kekeliruan yang banyak, akhirnya berupa deadlock hingga berbagai masalah tak mungkin terpecahkan seperti yang menyangkut dengan asal-usul gempa Bumi. Padahal orang sama mengetahui bahwa semua planet bertarikan dengan Surya yang dikitarinya. Masing-masingnya bagaikan bergantung dengan tali magnet yang berhubungan dengan Surya. Jika sirkulasi magnet seperti pada gambar tadi benar kejadian maka Bumi kita tidak memiliki hubungan apa-apa dengan Surya, akibatnya telah lama melayang jauh entah ke mana di angkasa luas meninggalkan Surya tersebut. Gambar itu juga memperihatkan bahwa magnet hanya berunsur positif, tiada unsur negatifnya. Keadaan demikian tidak cocok dengan kejadian sehari-hari. a. Jika orang menempatkan suatu batang magnet buatan pada serbuk besi, maka kedua ujung magnet itu sama menarik serbuk tersebut dengan jumlah yang sama banyak. Hal ini membuktikan magnet negatif juga ada bersamaamn dengan magnet positif pada ujung yang berlainan. b. Jika orang menggantungkan suatu batang magnet secara bebas di udara, maka ujung positif akan tertarik ke utara dan ujung negatifnya tertarik ke selatan. Hal ini membuktikan kedua macam magnet itu selalu ada bersamaan, mengenai wujud dan fungsinya. c. Jika orang menghubungkan dua ujung kawat beraliran listrik negatif dan positif, maka dia akan menghasilkan cetusan api. Cetusan ini membuktikan adanya unsur negatif bersamaan dengan unsur positif, dan bukanlah negatif magnet itu sesuatu yang kosong hampa. Setiapnya diciptakan ALLAH berpasangan yang setengahnya belum diketahui manusia, tetapi manusia itu sendiri terdiri dari pasangan lelaki dan perempuan, positif dan negatif. Perempuan itu walaupun termasuk golongan negatif, namun dia konkrit ada, bukan kosong hampa. Demikian pula magnet positif dan negatif Bumi. Jadi untuk menggambarkan sirkulasi magnet Bumi yang selalu berhubungan dengan Surya yang diorbitnya, tentulah unsur magnet negatif juga harus ada bersamaan dengan magnet positif pada kutub yang berlainan. Kedua unsur magnet itu harus dihubungkan dengan Surya yang jadi tempat bergantung bagi Bumi. Tanpa perhitungan skala maka gambar itu adalah sebagai berikut: Magnet negatif yang keluar dari utara Bumi langsung bergerak ke utara Surya, keluar di permukaannya dan masuk di selatan Bumi. Sementara magnet positif yang keluar dari selatan Bumi langsung bergerak ke selatan Surya, keluar di permukaannya dan masuk lagi di utara Bumi. Kedua unsur magnet yang berlainan ini berantukan dalam perut Bumi hingga tercatatlah getaran besar kecil sepanjang tahun, dibedakan oleh besarnya radiasi yang datang dari Surya. Perbedaan besar radiasi Surya tersebut disebabkan oleh saling bertarikannya dengan 9 planet lain yang selalu mengorbit, masing-masingnya bermagnet yang sirkulasinya bersamaan dengan magnet Bumi. Manakala ada suatu planet yang kebetulan satu arah dengan Bumi terhadap Surya, maka terjadilah pembesaran radiasi Surya atas Bumi atau atas planet itu, dan berlakulah misalnya gempa, letusan gunung, tornado atau sebagainya. Kenapa magma Bumi senantiasa panas, dan apakah dia akan berlangsung terus begitu? Boleh pula kita tambahkan di sini: Kenapa permukaan Surya tetap bergolak? Maka dengan gambaran sirkulasi magnet Bumi tadi dapatlah diketahui kenapa magma tidak pernah mendingin tetapi selalu panas karena dia bertindak selaku fillament besar dengan tegangan tinggi yang selalu menyala dalam perut Bumi. Dia selalu dialiri arus listrik dari kutub selatan dan kutuh utara selaku anoda dan kathoda, dan dengan begitu kelirulah juga pendapat orang yang mengatakan magnet jadi hilang pada suhu yang sangat panas. Dengan gambaran tentang sirkulasi magnet tadi juga dapat pula diketahui kenapa permukaan Surya senantiasa bergolak. karena selalu mengeluarkan aliran listrik kepada 10 planet yang mengitarinya. Kalau orang memperhatikan apa yang dinamakan dengan Van Allen Belts, lalu dihubungkan dengan keterangan sebagai di atas tadi, akan didapatlah suatu pembukaan baru tentang sirkulasi magnet bumi dengan alasan kuat. Seorang ahli fisika USA yang mengajar di University Iowa Canada, bernama James A. Van Allen, berdasarkan hasil penyelidikannya tahun 1958, dan diperkuat oleh penyelidikan pesawat tak berawak Explorer 1, 2, dan 12, telah menemukan daerah radiasi luas di angkasa keliling ekuator Bumi. Dalam daerah itu, aliran listrik yang datang dari Surya sebagian besar dapat ditangkap oleh lapangan magnet Bumi sekira ribuan mil dari permukaan planet ini. Kalau digambarkan maka daerah itu tampak berbentuk dua tanduk yang saling menantang atau berupa hilal Bulan. Bagian dalamnya membujur pada 45˚ garis lintang di utara dan di selatan, sedangkan bagian luarnya sampai pada 62˚. Dikatakan bahwa datang dari Surya itu entah elektron ataukah proton. partikelnya belum diketahui, tetapi yang datang dari Surya itu bukanlah partikel tetapi sinar atau gelombang magnet yang menimbulkan perubahan cuaca atau badai magnet pada aurora di angkasa utara dan selatan bumi. |
9th February 2014, 09:19 |
#5
|
Addict Member
|
Setelah kita mengetahui betapa sirkulasi magnet antara Bumi dan Surya, maka dapatlah disadari kenapa jalur gempa dan vulkanik ada pada daerah-daerah tertentu antara Makkah dan Tuamoto di timur dan barat permukaan Bumi. Bahwa magnet positif yang masuk di utara Bumi sebagiannya ada yang membelok ke arah Makkah, yang lainnya langsung menuju ke selatan. Begitu pula magnet negatif yang masuk di selatan ada yang membelok ke Tuamoto di Pasifik dan setengahnya langsung ke utara dalam perut Bumi, hingga gambarnya kira-kira sebagai berikut:
Titik M ialah Makkah di Saudi Arabia terbebas dari gempa dengan beberapa alasan, yaitu kulit Bumi di sana tebal sebab dulunya adalah kutub utara sebelum tofan di zaman Nuh, kedua, karena tempat itu paling jauh dari titik T, dan ketiga karena magnet negatif dari T lebih cenderung bergerak langsung ke arah Artik di titik U. Sementara itu titik T ialah Tuamoto di Pasifik. Kegiatan vulkanis di sana masih berlaku karena dulunya kutub selatan yang bermagnet positif. Kini dilalui oleh magnet negatif yang datang dari Antartik di titik S. Dan selatan ini ada aliran magnet yang menuju Makkah di titik M, tetapi sebelum sampainya, telah berantukan dengan magnet dari utara dalam perut Bumi. Dengan sirkulasi magnet demikian dapat diketahui kenapa Australia juga terbebas dari bahaya gempa Bumi, dan Iceland jadi vulkanik sangat hebat. Maka satu-satunya cara yang efektif mengurangi bahaya gempa dan letusan gunung berapi ialah menghubungkan Makkah dengan Antartik, Tuamoto dengan Artik, dan kutub-kutub itu sendiri melalui Atlantik dengan bahan para magnet. Hubungan yang terakhir ini juga dapat mengurangi bahaya tornado dan hurricane dan sekaligus menghasilkan energi raksasa dari Bumi yang sesungguhnya adalah dynamo alam yang listrik besar. Usaha-usaha pengurangan bahaya tersebut dengan memakai ledakan bom atom ataupun penyuntikan air ke dalam Bumi adalah perbuatan sia-sia dan tidak logis. Itulah sebagian akibat praktis dari tofan besar di zaman Nuh. Kalau pada masa purbakala manusia bermukim pada Pangaea yaitu daratan luas tanpa laut dan tanpa pergantian musim bahkan juga kekurangan sinar Surya, tetapi tak pernah mengalami bahaya gempa dan tornado, maka kini manusia tinggal pada benua dan pulau-pulau dengan laut dan hujan secukupnya, dengan hasil tambang melimpah ruah, tetapi diancam oleh bencana alam yang semakin banyak. Kalau dulunya orang tidak perlu berpikir keras dan tidak pernah mendapat pelajaran dari bencana alam, sementara ilmu tinggi yang didapatnya hanyalah tersebab riwayat peradaban yang sangat panjang, maka kini orang harus berpikir keras karena selalu ditantang oleh pergantian musim dan bencana alam, karenanya manusia kini lebih cepat maju dan dalam beberapa ribu tahun telah mulai melakukan penerbangan antarplanet. Jadi, tofan besar di zaman Nuh. di samping destruktif terhadap masyarakat kafir, juga konstruktif bagi Bumi dan masyarakat manusia kini. |
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer