HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Rabu, 2024/04/20 08:59 WIB
Sah! Putri DA Resmi Menikah dengan Anak Bos Batu Bara
-
Minggu, 2024/04/18 11:55 WIB
Klarifikasi Idham Masse Soal Mobil Untuk Ibu Catherine Wilson Mau Ditarik Leasing
-
Minggu, 2024/04/18 11:48 WIB
Ogah Disebut Nganggur, Ferry Irawan Ngaku Ada Proyek Film dan Dicalonkan Jadi Bupati
-
Sabtu, 2024/04/17 14:39 WIB
Melody Prima Baru Ungkap Alasan Bercerai Setelah Setahun Berlalu
-
Selasa, 2024/04/14 11:47 WIB
Sandra Dewi Hilang di Instagram, Keluarga Lakukan Hal Ini
-
Jumat, 2024/04/16 14:20 WIB
Olivia Nathania, Anak Nia Daniaty Bebas dari Penjara Kasus CPNS Bodong
|
Thread Tools |
3rd June 2020, 02:06 |
#5241
|
Mania Member
|
DI BALIK TELEVISI: PAKET KIDUNG JENAKA (TVRI SURABAYA) DENGAN WANITA ASLI
PAKET drama Kidung Jenaka TVRI Surabaya, 17 Februari 1991 malam, (waktu itu) akan menampilkan empat pengidung dari berbagai kota. Tampil hanya sekitar 14 menit, acara ini memang sering bikin penasaran. "Kali ini kami tampilkan pelakon-pelakon dari empat kota yang menggabungkan kebolehannya masing-masing dalam satu ide cerita," kata Ramli, penggarap acara ini.
Pengidung yang tampil terdiri atas Agus Kuprit (Sidoarjo), Sabar (Surabaya), Salim (Jember), dan Ning Karsia (Malang). Yang disebut terakhir adalah pengidung wanita potensial yang mampu tampil dengan kejenakaan wanita asli. "Seringkali kami menampilkan waria untuk meracik kejenakaan khusus dalam kisah yang berakar dari ludruk ini. Penampilan para waria sangat potensial menimbulkan kejenakaan. tapi kali ini benar-benar kami menampilkan wanita asli," kata Ramli. Gaya kidungan (cengkok) masing-masing pengidung berbeda. Agus Kuprit yang mengkoordinasi teman-temannya dari kota yang berlainan itu, memilih cengkok 'Banyumasan'. Ning Karia dan Salim, meski dari kota yang berbeda, memilih cengkok Madura, sedangkan Sabar membawakan cengkok 'Jombangan'. Keempat pengidung tersebut mampu tampil dengan variasi yang beraneka, serta dialog yang sangat mengena. Agus memang memiliki kelebihan. Antara lain, meskipun dia lahir dan besar di Jawa Timur, ia mampu membawakan gaya kidungan 'Banyumasan'. Idenya juga cukup banyak, sampai lelaki asal Tulangan, Sidoarjo itu, sering muncul menawarkan naskah di TVRI Surabaya. "Sebenarnya, khusus garapannya ini, Agus sudah menghubungi TVRI sejak lama, tapi baru pada 15 Januari lalu (1991) grupnya masuk rekaman," kata Ramli, staf sub-seksi drama. Hingga saat itu, sejak Kidung Jenaka mulai ditayangkan sekitar dua tahun sebelumnya (1989), TVRI (saat itu) sudah memiliki sekitar sepuluh pengidung dari berbagai daerah di Jatim. Di antara nama-nama yang sering mengisi acara setiap hari Minggu itu, terdapat nama-nama yang sudah dikenal seperti Kartolo (Surabaya), Darmaji (Sidoarjo), Sidik (Surabaya), Sofyan (Lumajang), Kunting (Kediri), Cholik (Nganjuk), dan lain-lain. Dok. Jawa Pos, 17 Februari 1991, dengan sedikit perubahan |
3rd June 2020, 02:07 |
#5242
|
Mania Member
|
HIBURAN & TV: RITA MONICA MUNCUL DI POTRET ARTIS TVRI SURABAYA
POTRET Artis TVRI Surabaya, 16 Februari 1991 malam menampilkan tiga penyanyi: Joice, Piet Sitompul, dan Rita Monica. Ketiganya (waktu itu) akan mengisi tayangan paket musik edisi kedua itu selama 30 menit mulai pukul 19.30. Duet Joice dan Piet sebenarnya dijadwalkan tampil pada edisi perdana Potret Artis, Januari 1991 lalu. Karena berhalangan, keduanya baru bisa tampil kali ini.
Kemasan acara ini, sebagaimana konsepnya mengutamakan pemunculan sisi kehidupan atau aktivitas sehari-hari sang artis. Berbeda dengan paket-paket musik lain yang dapat disyuting di studio, visualisasi Potret Artis harus digarap di lapangan. Rita Monica serta duet andal Joice dan Piet pun diburu kamera sampai di rumahnya masing-masing. Joice dan Piet yang saat itu masih terikat kontrak manggung di Garden Palace Hotel Surabaya, memang (waktu itu) masih sering muncul di layar kaca. Tapi, suami-istri ini (waktu itu) lebih rutin tampil di Garden Palace sebagai penyanyi senior yang lama mengikuti jejak keberhasilan Victor Low, yang saat itu 'general manager' Garden Palace Hotel. "Kami memang sudah lama ikut Pak Victor, sejak kami masih di Bali bersama beliau. Saat beliau jadi GM di Hyatt, kami manggung di sana. Ketika pindah ke Garden Palace, kami juga ikut pindah," kata Piet kepada Jawa Pos. TVRI Surabaya meminta keduanya tampil perdana bersama Ita Purnamasari, Januari 1991 lalu. Selain di rumahnya, Jalan Dewi Sartika Barat II/6, kompleks Makarya Binangun Waru, Sidoarjo, pengambilan visualisasi Joice dan Piet juga dilakukan di Garden Palace Hotel. Karena keduanya juga anggota Klub Bowling Indonesia Muda Surabaya (ketika itu), aktivitas mereka bersama klub (waktu itu) juga sempat ditangguhkan. Sementara itu, Rita Monica yang (ketika itu) karyawati Deutch Bank, Jalan Basuki Rachmat Surabaya, disyuting di kantornya di samping di rumahnya di Jalan Propen Indah Blok A I/14, Surabaya. Dalam acara ini, Rita sempat berkomentar tentang kegagalan. Rita melantunkan tembang Kuingin, Right Here Waiting, dan Titip Rindu Buat Ayah. Sedangkan Piet membawakan tiga buah lagu berturut-turut: Senandung Rindu, Seberkas Sinar, dan Prod Merry. Lagu terakhir dinyanyikan Piet bersama Joice. Dok. Jawa Pos, 16 Februari 1991, dengan sedikit perubahan |
3rd June 2020, 02:08 |
#5243
|
Mania Member
|
HIBURAN & TV: LINDA DI SELA KITA DAN KITA (TVRI SURABAYA)
LINDA Yanoman (waktu itu) akan diproduksi TVRI Surabaya, Maret 1991. Seperti halnya peran-perannya dalam sinetron jenis yang sama, anak tunggal keluarga Iwan Yanoman ini kebagian peran utama yang selalu menjadi korban kekolotan keluarga.
Sebab, jalan ceritanya yang ada, tidak luput dari percintaan remaja, yang mendapatkan pertentangan dari orangtua kedua belah pihak. Sedang hal yang dipertentangkan, tidak lain karena perbedaan ras dan turunan. "Di situlah, tantangan untuk saya, agar bisa tampil lebih baik dengan yang sudah-sudah," katanya kepada Jawa Pos. Remaja putri (waktu itu) yang (ketika itu) bercita-cita nantinya menjadi dokter ini, pernah membintangi sinetron pembauran Kita dan Kita serial ketiga dan empat, Putra-Putriku Sayang dan Buah Hati. Gadis berkulit langsat (waktu itu) ini, saat itu duduk di kelas terakhir SMA YPPI Surabaya. "Menghadapi ujian, saya harus belajar keras. Belum lagi mengajar tari dan tawaran 'show'," katanya nyerocos. Oleh karena itu, dia mengakui harus pandai-pandai membagi waktu dan tenaga. "Kalau tidak, bisa-bisa malah berakibat fatal. Semua bisa jadi berantakan," katanya. "Ya, mudah-mudahan saja bisa, dan kelihatannya kok bisa? Karena memang sudah terbiasa dengan waktu terpepet dan keburu kayak begini," kata Linda. Hal itu belum kehitung dengan persiapan memimpin rekan-rekannya dalam acara pembukaan kejuaraan tenis TV Cup antar instansi pemerintah dan swasta yang (waktu itu) akan dimulai 27 Februari 1991 yang waktu itu akan datang. Dalam kesempatan tersebut, Linda bersama 32 anggota Flamboyant Dance Group selain tampil dengan peragaan senam aerobiknya, juga berperan membawa papan nama setiap kontingen. "Feburari dan Maret (1991) ini paling sibuk, dari semua kegiatan saya," tambahnya. Dok. Jawa Pos, 23 Februari 1991, dengan sedikit perubahan |
3rd June 2020, 02:08 |
#5244
|
Mania Member
|
SP TANPA DANGDUT (TVRI)
ASIRI (Asosiasi Industri Rekaman Indonesia) - waktu itu - tetap tidak akan menampilkan pop dangdut maupun sejenisnya dalam acara Selekta Pop (SP) di TVRI. "Kami akan mempertahankan kriteria lagu yang masuk acara Selekta Pop. Jadi, selamanya di Selekta Pop tidak akan ada lagu-lagu dangdut," ujar Enteng Tanamal, koordinator tayangan Selekta Pop, yang juga pengurus ASIRI bidang artis dan pertunjukan, kepada Jawa Pos, 26 Februari 1991.
Menurut Enteng, acara Selekta Pop bukan berarti alergi terhadap lagu-lagu dangdut. Namun, ASIRI (waktu itu) akan tetap teguh terhadap kesepakatannya dengan TVRI untuk tidak mencampuradukkan lagu pop Indonesia dan dangdut pada acara tersebut. "Sehingga yang ditampilkan hanyalah lagu-lagu pop Indonesia," katanya saat ditemui seusai melakukan 'briefing' paket acara Selekta Pop di Stasiun TVRI Jakarta. Enteng menilai, tertutupnya paket Selekta Pop bagi lagu-lagu dangdut bukan berarti (waktu itu) akan mengurangi porsi tayangan lagu dangdut di TVRI. "Karena selama ini lagu-lagu tersebut sudah mendapat kesempatan untuk muncul di acara-acara tayangan musik lainnya," ujar Enteng yang (waktu itu) juga merasa bertanggung jawab terhadap pengembangan lagu-lagu dangdut. Tayangan acara musik lainnya yang banyak menampilkan lagu-lagu dangdut dapat disaksikan pada paket acara Safari dan sebagainya. Bahkan dalam acara Safari, porsi lagu-lagu dangdut kadang cukup mendominasi. Dok. Jawa Pos, 27 Februari 1991, dengan sedikit perubahan |
3rd June 2020, 02:09 |
#5245
|
Mania Member
|
HIBURAN & TV: FAVORIT ANDA TVRI TAK MUNGKIN DITUNDA
SYUTING Favorit Anda yang seharusnya digarap selama tiga hari sejak Kamis (7/2/91) lalu, terpaksa ditunda. Lagi-lagi akibat gangguan teknis di studio TVRI Surabaya. Meskipun rekamannya tertunda, rencana penayangan yang dijadwalkan untuk Rabu, 20 Februari 1991, (waktu itu) tidak akan dibatalkan.
"Rekaman memang terpaksa ditunda, tapi paket musik itu tetap akan ditampilkan sesuai jadwal yang sudah ditetapkan," ujar Fauzy Syafei, kasubsi musik. Kasubsi penata acara, Noeng HN pun sependapat, tak perlu ada perubahan jadwal siaran acara tersebut. "Yang jelas acara itu dapat direkam sebelum tanggal siaran," kata Noeng. Beberapa artis sudah menyatakan siap mengisi acara ini. Mereka antara lain Reza Rezita, Mustohir, Bayu Tisnawati, dan Aditya. Artis-artis yang mengisi acara tersebut (waktu itu) akan tampil melantunkan beberapa jenis musik. Sebagian lagu pop, rock, keroncong, dan sebagian lagi lagu dangdut. Favorit Anda merupakan salah satu paket andalan TVRI Surabaya. Apalagi setelah paket ini menyediakan hadiah uang Rp 900 ribu untuk pemirsa pengirim kartu pos yang beruntung menang undian. Caranya memang mudah, pemirsa hanya menuliskan jenis dan judul lagu apa serta siapa penyanyinya di atas kartu pos lalu dikirim ke TVRI Surabaya. Setiap bulan diundi dan diumumkan dalam acara serupa berikutnya. Untuk tayangan Januari 1991 lalu, TVRI Surabaya menerima kiriman kartu pos. "Memilih favorit jadi tak mudah, karena kami harus memeriksa kartu pos yang sangat banyak," kata sejumlah staf sub seksi musik sambil menunjuk tumpukan kartu pos dalam beberapa karung. Pengirimnya, dari Jatim dan Jateng. Masih banyak yang (waktu itu) salah memberikan jawaban. Seharusnya jawaban harus lengkap, jenis lagu, judul dan penyanyi. Kartu pos yang tidak lengkap jawabannya tidak diikutsertakan dalam undian. Pemenang dan lagu favorit akan segera diumumkan bersamaan dengan tayangan Favorit Anda, Februari 1991. Aditya Sundawa Untuk paket Favorit Anda itu, dia diharap melantunkan lagu keroncong. "Buat saya, nyanyi lagu apa saja nggak soal. Saya terbiasa 'all round' di pentas terbuka atau di TV," katanya. Kalaulah tidak terpilih sebagai penyanyi favorit, katanya, tidak menjadi masalah juga bagi dirinya. "Karena tujuan saya khan untuk meramaikan acara itu. Dan lagi, sudah lama saya nggak nongol di TVRI Surabaya," katanya. 8 Februari 1991 malam hingga 12 Februari 1991, Aditya manggung di Blue Sixteen Nite Club. "Di situ, saya diharap menyanyikan lagu-lagu mancanegara, khususnya Mandarin. Saya sih siap saja. Pokoknya, saya selalu bersedia melayani pengunjung BS hingga puas," kata Aditya. Dok. Jawa Pos, 9 Februari 1991, dengan sedikit perubahan |
3rd June 2020, 02:09 |
#5246
|
Mania Member
|
SURABAYA KITA: KARENA TELUK, PROGRAMA II TVRI SURABAYA TERTUNDA
LANTARAN Perang Teluk, rencana TVRI Stasiun Surabaya untuk memulai siaran Programa II menjadi tertunda. "Mungkin baru April nanti (1991), Programa II baru 'on air'," kata Drs. Sudiyanto, kepala TVRI Stasiun Surabaya, ketika ditemui wartawan, 2 Februari 1991 siang di Grahadi Surabaya.
Tertundanya siaran itu lantaran sebagian perangkat teknis untuk keperluan studio itu, di antaranya dua buah pemancar 'rodeschwarz', harus didatangkan dari Jerman. "Mereka (pengirim, red.) tidak berani mengirimkan pesanan itu karena terjadinya perang Teluk," kata dia. Alat yang sangat vital ini, selain dimanfaatkan untuk operasi, juga untuk mem-'back up' siaran. Sementara untuk menaranya, yang mempunyai ketinggian sekitar 150 meter itu, TVRI (saat itu) telah memesan kepada LAN. Saat itu, menurut dia, sedang ditelaah kemungkinan pengiriman dengan menggunakan jalur lain, yakni melewati Tanjung Harapan. tapi cara ini juga dianggap terlalu riskan, karena jaraknya yang terlalu jauh. Selain itu, ada kekhawatiran keselamatan lantaran sering terjadinya badai di daerah itu. Cara lain menggunakan pesawat udara. Dengan risiko biaya lebih mahal. Saat itu masih dicari penerbanganyang mau mengangkut peralatan itu, karena tidak semua peerbangan mau melintasi wilayah udara Teluk. Semula, Programa II di Surabaya direncanakan bisa mengudara Januari 1991 lalu. Peletakan batu pertama pembangunan studio dan pemancarnya yang terletak bersebelahan dengan stasiun TVRI Surabaya yang waktu itu, telah dilakukan Menpen Harmoko, Mei 1990 lalu. Untuk mewujudkan siaran itu, pendanaannya dilakukan secara patungan. Pemda Jatim melalui APBD-nya telah memberikan sumbangan Rp 1,5 milyar. Kepala stasiun TVRI Surabaya ini mengatakan, selain didatangkan dari Jerman, untuk mengoperasikan siaran itu juga didatangkan berbagai perangkat teknis dari Jepang. Dari negeri itu, stasiun Programa II ini mendapatkan bantuan perangkat tata lampu studio dan dua buah mobil siaran. "Sekitar 8 Februari nanti (1991), diharapkan bantuan itu sudah tiba," kata dia (waktu itu). Tentang bangunan studio itu, Sudiyanto mengatakan pada prinsipnya sudah siap menerima peralatan teknis itu. Memiliki dua lantai, bangunan yang mempunyai luas lantai 430 meter persegi itu, dilengkapi dengan ruang asrama yang terdiri atas enam kamar, ruang gamelan, rias, pendopo, dan sebagainya. TV Programa II nantinya (waktu itu) akan bisa dinikmati pirsawan sampai radius 80 km. Sementara titik berat siaran yang (waktu itu) akan ditampilkan selain hiburan, pendidikan, juga informasi. Dok. Jawa Pos, 3 Februari 1991, dengan sedikit perubahan |
3rd June 2020, 02:18 |
#5247
|
Mania Member
|
DI BALIK TELEVISI - ENNO: “KREATIVITAS BARENG REALISASI”
Setelah sekitar 15 tahun (1975-1990) Enno Sutrisno mengabdi di TVRI Pusat Jakarta, tak pernah ia sangka, suatu saat ia harus jadi orang pertama yang mengurus soal sinetron dan drama di stasiun daerah. Namun, 1991, karena bakatnya yang condong ke dunia sinetron, ia tak mendapat hambatan, ketika ditunjuk jadi kasubsi drama TVRI Surabaya.
"BARU setahun di Surabaya, saya sudah mendapatkan tantangan untuk mengangkat sinetron sebagai salah satu unggulan TVRI Surabaya," katanya kepada Jawa Pos. Ya, karena sinetron di sini memang belum bisa tampil sebagus di TVRI Jakarta (waktu itu). Karena lama bertugas di bidangnya ketika di stasiun pusat, Enno tahu persis kelemahan drama produksi TVRI Surabaya yang ia sebut sebagai tantangan itu. Selain itu, dia tak cuma berbekal pengalaman, tapi juga karena pernah belajar tentang seni peran, untuk tugas-tugas di sini," ujar ayah tiga anak ini. Masuk di TVRI Jakarta, Enno diwajibkan ikut pendidikan pertelevisian selama sekitar 18 bulan. Ia menekuni pendidikan khusus tentang produksi. Itu sebabnya semula Enno ditempatkan sebagai kameramen, tapi bukan kameramen reporter yang bertugas meliput berita. Tahun 1977, ia menikah dengan Sri Sutini, karyawati TVRI Jakarta juga. 1990, istrinya terpaksa tak bisa ikut ke Surabaya, karena harus menunaikan tugas sehari-hari sebagai kasubsi pendidikan dan olahraga di stasiun pusat. Bahkan, Sri Sutini dibebani tugas lain, sebagai kepala seksi perencanaan Programa Dua TVRI Jakarta. Enno punya prinsip kerja yang membuatnya tak bisa berdiam diri. Yaitu, semua kreativitas harus ada realisasinya, dengan meredam sedapat mungkin hambatan di depan. Tapi, prinsipnya ini diakuinya menuntut pola kerja yang melibatkan unsur-unsur pendukung. Makanya, ia cukup ngoyo mengangkat sinetron sebagai acara yang dikagumi puluhan juta pemirsanya. Dok. Jawa Pos, 10 Februari 1991, dengan sedikit perubahan |
3rd June 2020, 02:19 |
#5248
|
Mania Member
|
HIBURAN: SEPEKAN SINETRON REMAJA (TVRI PROGRAMA 1)
TVRI Pusat Jakarta (waktu itu) akan menggelar Sepekan Drama Remaja. Empat paket (waktu itu) telah disiapkan. Dua di antaranya telah digarap oleh sutradara Husein Kusuma. Menurut rencana (waktu itu), dalam waktu dekat (setelah itu), paket-paket itu sudah bisa ditayangkan. "Paling lambat bulan depan (Februari 1991)," kata Tri Satrio, asisten pengarah acara bidang drama remaja TVRI Pusat Jakarta.
Acara itu dibuat untuk menciptakan kondisi yang sehat dan segar untuk pemain, penulis skenario, dan orang-orang yang terlibat secara langsung di dalamnya. Tentu saja untuk pemirsa. Acara itu dibuat konon setelah Irwinsyah, kasubsi drama, tak puas terhadap hasil sinetron tradisional yang telah ditayangkan beberapa tahun sebelumnya. Akibat ketidakpuasan itu, Irwinsyah kemudian melakukan dialog dengan dramawan dan pemerhati drama di Wisma Tugu Jakarta. Hasilnya, antara lain sinetron remaja itu. "Ini klop dengan gagasan setengah tahun lalu," lanjut Tri (waktu itu). Syuting semua paket acara ini dilakukan di luar studio. Lokasinya di kawasan Jabotabek (Jakarta, Tangerang, Bogor, Bekasi). "Mudah-mudahan, pengambilan gambar secara 'outdoor' bisa menimbulkan kesan yang lebih baik. Paling tidak memenuhi harapan pemirsa," katanya. Sebagaimana diketahui, drama remaja produksi TVRI Pusat Jakarta sebelumnya selalu mengambil lokasi syuting di studio. Kebijaksanaan baru itu diambil setelah mendapat masukan-masukan dari masyarakat. "Mungkin pemirsa menginginkan penyajian yang lebih dinamis dan alamiah," ujarnya. Biaya syuting 'outdoor' memang lebih besar dibanding 'indoor'. "Mungkin 10:1," ucap Tri. Namun jumlah itu tidak terlalu kaku. "Semaunya bergantung pada keadaan," ujar dia. Toh harapan TVRI untuk membuat pemirsa senang menemui kendala juga. Terutama adalah penyediaan skenario. Menurut Tri, banyak cerita kehidupan remaja yang bisa dijadikan cerita. Tapi ketika dituangkan dalam skenario, banyak yang belepotan. "Naskah yang sudah berbentuk skenario yang masuk pada kami, sangat dangkal dan tidak layak," kata Tri. Dikatakan, TVRI saat itu juga membutuhkan drama miniseri. Tetapi, penulis skenarionya (waktu itu) masih relatif kurang. Diharapkan (waktu itu), muncul penulis-penulis muda seperti Anto Lupus yang relatif muda dan potensial. Di bidang peran, lanjut Tri yang kurang adalah pemain pria. Sementara pemain wanita yang cenderung lebih bisa memerani tokoh yang diberikan. "Pemain pria masih belum mampu bermain total. Mudah-mudahan, pekan sinetron remaja ini bisa membangkitkan gairah," harapnya (waktu itu). Dok. Jawa Pos, 30 Januari 1991, dengan sedikit perubahan |
3rd June 2020, 02:20 |
#5249
|
Mania Member
|
HIBURAN & TV: KERONCONG UNTUK TUA DAN MUDA (TVRI SURABAYA)
PAKET Musik Keroncong TVRI Surabaya, 9 Februari 1991 malam (waktu itu) akan menampilkan enam penyanyi dari Surabaya dan sekitarnya. Acara berdurasi 30 menit ini (waktu itu) akan ditayangkan mulai pukul 19.30, seusai Berita Nasional. Penyanyi yang (waktu itu) akan ditampilkan adalah Linda Mukti, Sisilia Sugino, Nanik Rustiowati, Samaara, Endah Safilin, dan Erna Kartika. "Mereka akan diiringi Orkes Keroncong Bahana Pancasila BP7 Sidoarjo, pimpinan Toto Widiarto," kata Fauzy Syafei, kasubsi musik.
"Sebagai bukti, banyak sekali yang memilih musik keroncong ketika kami menggelar Favorit Anda," kata Fauzy. Favorit Anda memang punya ciri khas tersendiri. Paket musik yang satu itu lagi menampilkan jenis-jenis lagu, dari pop, rock, keroncong, sampai dangdut. 9 Februari 1991 malam, enam lagu yang (waktu itu) akan dinyanyikan berturut-turut: Mahameru (Endah Safilin), Lenggang Suroboyo (Nanik Rustiowati), Hanya Engkau (Samsara), Segenggam Harapan (Erma Kartika), Kr. Tanah Airku (Sisilia Sugino), dan Mutiara (Linda Mukti). Dok. Jawa Pos, 9 Februari 1991, dengan sedikit perubahan |
3rd June 2020, 02:21 |
#5250
|
Mania Member
|
PAKET FAVORIT ANDA (TVRI SURABAYA) BENAR-BENAR FAVORIT
PAKET musik Favorit Anda ternyata berhasil merangkul banyak sekali penonton. Ini karena paket tersebut semakin selektif menurunkan artis-artis langganannya yang pantas tampil dalam acara berhadiah uang Rp 900 ribu itu. Ribuan kartu pos yang memilih favorit edisi Februari 1991 lalu, pertengahan Maret 1991 sedang diseleksi di subsi musik.
"Kami harus 'keroyokan' memeriksa kartu pos yang dikirim para pemirsa. Karena peminatnya ternyata bertambah banyak. Kartu pos yang masuk saja bukan hanya dari Surabaya. Banyak dari luar kota, bahkan dari Jawa Tengah," kata Ambarwati, staf subsi musik. Beberapa staf sub-seksi musik terpaksa harus "lembur" mengurusi kartu pos yang masuk. Penentuan penyanyi favorit untuk empat jenis lagu memang harus dilakukan beberapa hari sebelum acara itu ditayangkan. Demikian halnya dengan undian kartu pos yang masuk dilakukan bersamaan dengan rekaman acara tersebut. Ini memungkinkan TVRI Surabaya mengundang artis-artis favorit untuk hadir sebagai bintang tamu dalam acara berikutnya. Bulan Februari 1991 lalu, ketika pertama kali undian berhadiah ini diselenggarakan, penonton yang memilih favoritnya dari tayangan Januari 1991, banyak yang salah mengisi jawaban. Terpaksa kartu pos yang salah diisi itu dinyatakan hangus dan tidak bisa diikutsertakan dalam undian. Kesalahan yang paling banyak ditemui yaitu pengirim hanya menuliskan nama penyanyi favoritnya, tanpa mencantumkan judul lagu yang dibawakan sang penyanyi. Sebaliknya, ada yang hanya menulis lagu yang disukai, tapi tidak menyebut artis yang menyanyikan lagu itu. Ada juga yang memilih lagu dan penyanyi secara terpisah. Lagu yang dipilih tidak sesuai dengan penyanyi. TVRI Surabaya tetap mempersembahkan paket ini sebagai paket unggulan. Hadiahnya tetap, Rp 900 ribu. Yang dibagi adalah empat macam pilihan sesuai jenis lagu: rock, dangdut, keroncong, dan pop. Dok. Jawa Pos, 10 Maret 1991, dengan sedikit perubahan |
detikHot
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer