|
|
13th March 2009, 17:48
|
|
Mania Member
Join Date: Dec 2008
Location: Sawah ™
Posts: 8,209
|
@ TS, info yang berharga....
Lumayan gak usah bawa pulang koran kantor
|
|
What goes around, comes around..
|
13th March 2009, 20:44
|
|
Groupie Member
Join Date: Jun 2008
Location: Boulevard Of
Broken Dreams
Posts: 10,882
|
Quote:
Originally Posted by Beruduputih
@ TS, info yang berharga....
Lumayan gak usah bawa pulang koran kantor
|
alhamdulillah ternyata trit ini bisa mengurangi tindak kriminalitas di kota Malang...
|
|
|
14th March 2009, 10:02
|
|
Groupie Member
Join Date: Jun 2008
Location: Boulevard Of
Broken Dreams
Posts: 10,882
|
Quote:
Banyak Pelanggaran di Sawojajar
NOER ADINDA ZAENI/MALANG POST
LANGGAR PERWAKOT: Atribut parpol dan caleg yang dipaku di pohon banyak dijumpai di kawasan Sawojajar
MALANG Berbeda dengan kawasan pusat kota yang sudah mulai bersih dari berbagai atribut kampanye yang terpaku di pohon, di kawasan Perumahan Sawojajar masih banyak dijumpai pelanggaran terhadap isi Perwakot Nomor 3 Tahun 2009 tersebut.
Pemakuan poster caleg maupun bendera parpol pada pohon ini banyak ditemukan di jalan kembar Sawojajar. Yakni mulai Jalan Danau Toba hingga Jalan Danau Kerinci. Meski tidak seramai yang terjadi di kawasan pusat kota beberapa waktu lalu, tetapi poster yang dipaku di pohon ini merusak lingkungan dan pemandangan kawasan tersebut.
Meski pelanggaran ini sudah cukup lama dilakukan, tetapi hingga kemarin belum ada satu tindakan apapun untuk melakukan penertiban. Menurut Kabid Operasional dan Pengawasan Satpol PP Kota Malang Handi Priyanto AP. S.Sos M.Si, untuk kawasan pemukiman dan perumahan, penertiban atribut kampanye yang melanggar merupakan tanggungjawab Panwascam di masing-masing wilayah.
Dalam pertemuan sebelumnya, kewenangan melakukan penertibannya sudah dibagi-bagi. Untuk Satpol PP hanya menertibkan di wilayah perkotaan saja. Sedangkan untuk wilayah pemukiman dan perumahan, telah diserahkan kepada masing-masing Panwascam, ujar Handi pada Malang Post.
Pernyataan Handi ini juga diperkuat oleh Anggota Panwaslu Kota Malang, Imam Rofii. Kewenangan untuk menertibkan atribut kampanye yang melanggar di wilayah kecamatan memang menjadi tanggungjawab pihak Panwascam. Kalau di Sawojajar berarti tanggungjawab pihak Panwascam Kedungkandang, kata Imam.
Ketika dikonfirmasi, Ketua Panwascam Kedungkandang, Drs H Masduqi mengaku jika penertiban pernah dilakukan oleh pihaknya beberapa waktu lalu. Namun saat itu tidak bisa dilakukan dengan tuntas karena keterbatasan waktu. Bahkan karena tidak tuntas, sempat ada beberapa pihak yang protes kepada Panwascam karena dianggap pilih kasih pada saat penertiban berlangsung.
Untuk penertiban selanjutnya, kami masih harus menunggu jadwal lagi dari tim gabungan yang berwenang. Sembari menunggu, kami sudah menurunkan Petugas Pengawas Lapangan (PPL) untuk terus mengingatkan parpol ataupun caleg yang memaku pohon. Kalau kami langsung bertindak dikhawatirkan akan terjadi konflik. Sebab ini berkaitan dengan politik, papar Masduqi. (nda/lim) (Adinda Zaeni)
|
|
|
|
14th March 2009, 10:11
|
|
Groupie Member
Join Date: Jun 2008
Location: Boulevard Of
Broken Dreams
Posts: 10,882
|
Quote:
Tes IQ Siswa Aksel
Distandarkan
MALANG - Berbagai alat tes psikologi menyerupai permainan dipamerkan dalam pesta anak berkebutuhan khusus (ABK), anak bakat istimewa (BI) dan cerdas istimewa (CI) yang digelar di UMM Dome, kemarin. Para pengunjung pun bebas mencoba aneka permainan dalam ajang yang bertajuk Gelar Karya dan Prestasi Anak Bangsa se-Jatim dengan gratis. Termasuk para siswa ABK, CI dan BI yang baru saja pentas di atas panggung.
Jenis permainan yang bisa dicoba antara lain: gyroscope (miniatur prinsip baling-baling helikopter), lampu tes reaktif, pengukur konsentrasi, bujur sangkar ajaib, termasuk menggambar melalui cermin. Permainan-permainan itu melengkapi dua acara utama yang digelar, yakni gelar seni dan seminar nasional. "Saya coba gambar melalui cermin itu. Saya tarik ke atas, ternyata salah arah. Harusnya ke bawah," kata Kolifah, salah seorang mahasiswa UMM yang mencoba menggambar melalui cermin.
Salah seorang siswa tuna rungu binaan SLB Pelita Bangsa Jombang juga terlihat asyik mencoba gyroscope. Dia memegang tuas roda yang berputar kencang. Ketika roda dimiringkan ke kanan, maka kursi yang dia duduki berputar ke kiri. Begitu sebaliknya. "Ini prinsip baling-baling belakang helikopter," kata penjaga stan.
Menurut Wakil Ketua Panitia M. Shohib, peserta acara ini adalah pendidikan khusus (PK) dan pendidikan layanan khusus (PLK). Pendidikan khusus adalah sekolah yang mendidik siswa ABK, CI, dan BI. Siswa ABK biasanya sekolah di SLB atau inklusi. Kalau siswa CI dan BI biasanya adalah siswa program akselerasi. Sedangkan, yang disebut PLK adalah sekolah yang biasanya didirikan di lokasi-lokasi bencana.
"Ada sekitar 60 sekolah yang ambil bagian. Mereka menampilkan prestasi-prestasi yang mereka raih. Tadi ada sulap, main musik, menari," kata pembantu dekan III Fakultas Psikologi ini.
Dalam acara hasil kerja sama dengan Ditjen Pembinaan SLB Depdiknas ini, juga diresmikan Acenas Assesment Center. Dirjen PSLB Eko Jatmiko berkesempatan meresmikan pusat standarisasi tes psikologi ABK, BI dan CI ini. Menurut Eko, nantinya Acenas ini akan membuat standar tes psikologi yang dipakai secara nasional. Sehingga, anak-anak CI dan BI yang saat ini bersekolah di program akselerasi bisa punya nilai IQ dan EQ standar. "Selama ini, yang melakukan tes beragam biro dengan beragam variabel. Ke depan, variabelnya standar," kata Eko. (yos/lia)
|
Jawa Pos Radar Malang,Sabtu 14 Maret 09
|
|
|
14th March 2009, 10:14
|
|
Mania Member
Join Date: Jan 2009
Posts: 3,595
|
Quote:
Originally Posted by finza
Jawa Pos Radar Malang,Sabtu 14 Maret 09
|
Mhm jan rak payu koran lek ngini iki
|
|
GOING WHERE THE WIND BLOW
|
14th March 2009, 12:33
|
|
Mania Member
Join Date: Dec 2008
Location: Sawah ™
Posts: 8,209
|
Quote:
Originally Posted by finza
alhamdulillah ternyata trit ini bisa mengurangi tindak kriminalitas di kota Malang...
|
|
|
What goes around, comes around..
|
14th March 2009, 22:25
|
|
Mania Member
Join Date: Nov 2008
Location: www.mallindonesi
a.com
Posts: 8,189
|
|
|
Last edited by mallproperti; 14th March 2009 at 22:32..
|
15th March 2009, 00:16
|
|
Groupie Member
Join Date: Jun 2008
Location: Boulevard Of
Broken Dreams
Posts: 10,882
|
arema Nganem kerr.....
|
|
|
16th March 2009, 09:22
|
|
Groupie Member
Join Date: Jun 2008
Location: Boulevard Of
Broken Dreams
Posts: 10,882
|
Quote:
[ Senin, 16 Maret 2009 ]
Tekan Golput, Gelar Dangdut Keliling
BATU - Upaya untuk menekan angka golput (golongan putih) dalam pemilu legislatif pada 9 April nanti terus digencarkan KPU Kota Batu. Salah satunya, mereka menyosialisasikan kampanye melalui pertunjukan musik dangdut. Acara itu dikemas dengan tajuk Dangdut Keliling Tjap KPU mBatu.
Pemandangan tersebut terlihat siang kemarin (15/3) di Jl Raya Selecta. Sejumlah petugas KPU menyosialisasikan pemilu dari atas kendaraan roda empat yang sudah dikemas menjadi panggung musik. Di sela-sela itu, tampil artis lokal Batu membawakan lagu dangdut. Praktis, pertunjukan jalanan tersebut menjadi perhatian warga sekitar dan para pengguna jalan raya yang melintas di kawasan wisata tersebut.
"Cara ini juga terhitung efektif karena kami menjadi pusat perhatian," kata Bagyo Prasasti dari divisi kampanye dan sosialisasi KPUD Batu. Menurut dia, dangdut keliling itu merupakan salah satu rangkaian kampanye menyukseskan pemilu. Sebelumnya, KPU sudah melakukan sosialisasi tentang pelaksanaan pemilu serta teknis pencontrengan, baik dengan instansi pemerintah, swasta, organisasi masyarakat, maupun sejumlah lembaga lainnya.
Kampanye dangdut keliling tersebut diadakan di titik-titik keramaian. Selain kawasan wisata, sasaran lain adalah pasar, terminal, lapangan, dan persimpangan jalan. (yak/yos/jpnn/end)
|
|
|
|
16th March 2009, 09:30
|
|
Groupie Member
Join Date: Jun 2008
Location: Boulevard Of
Broken Dreams
Posts: 10,882
|
Quote:
[ Senin, 16 Maret 2009 ]
Dirut PDAM Bantah Kolusi
MALANG - Direktur Utama (Dirut) PDAM Kota Malang Heryadi Santoso tak lagi tertutup soal polemik internal di perusahaan yang dipimpinnya. Kemarin dia malah blak-blakan di depan forum dialog publik. Heryadi tidak hanya bicara kenaikan tarif, tapi juga penataan personel dalam SO (struktur organisasi) baru yang melibatkan istri dan anaknya.
Dalam dialog publik di aula Radio Citra Malang itu, Heryadi ditemani beberapa jajaran pimpinan PDAM. Di antaranya Dirtek (Direktur Teknik) Bambang Purdjito dan Dirum (Direktur Umum) Suroto. "Masalah KKN (korupsi, kolusi, nepotisme) ini silakan diperiksa boleh atau tidak," kata Heryadi menanggapi kritikan seorang warga bernama Aldi soal komitmen pemberantasan KKN di PDAM.
Menurut dia, sejak 2007, PDAM telah mencari unsur pimpinan yang mampu bekerja baik. Berkali-kali terjadi pergantian pimpinan. "Terus terang, kami mengalami kesulitan dalam memenuhi standar karyawan. Kalau memang tidak boleh menempatkan istri dan anak, ya silakan," ujar Heryadi.
Dia membantah bahwa pengangkatan istrinya, Retno Wulandari, menjadi manajer distribusi serta anaknya, Yoyok, sebagai asisten manajer IT (teknologi informasi) bermotif kolusi. Kata Heryadi, penempatan istri dan anaknya murni didasarkan hasil assessment atau penilaian lembaga di luar PDAM. Dan, satu hal yang tidak banyak diketahui publik bahwa sebenarnya Retno adalah istri kedua. Kebetulan, wanita ini karyawan di PDAM sejak lama. "Memang baru menikah. Belum tahunan. Saya mohon maaf kepada publik. Istri saya ini sudah bekerja lama dan menjadi unsur pimpinan. Pertimbangan lain agar tidak bias gender," beber dia.
Seperti diberitakan, PDAM didera beragam persoalan. Berawal dari kenaikan tarif 30 persen yang ditentang kalangan dewan. Kemudian kabar mundurnya Suroto yang akhirnya batal karena ditengahi oleh dewan pengawas dan wali kota. Lalu, pensiun dini 17 karyawan, termasuk jajaran kepala bidang. Yang terbaru, PDAM kabarnya akan merasionalisasi 173 karyawan lagi karena jumlah pegawai sangat banyak. Yaitu sekitar 473 orang. Belum lagi soal penempatan istri dirut menjadi manajer distribusi serta sang anak sebagai asisten manajer IT. Termasuk pembentukan SO baru yang menghilangkan satu posisi manajer, 12 posisi asmen, dan 14 posisi kepala unit.
Tentang pemangkasan struktur organisasi, Heryadi mengatakan telah diusulkan sejak 2007. Sebab, sejak dia masuk di PDAM, sulit mencari pimpinan staf karena 80 persen karyawan hanya lulusan STM, SMA, dan SMEA. Sampai akhirnya, SDM (sumber daya manusia) seperti itulah yang masuk daftar kepangkatan. Karyawan senior dan berusia tua otomatis memegang jabatan tinggi. Tetapi, soal kualitas jauh memenuhi. "Kami lalu berpikir kalau seperti ini terus, tidak mungkin PDAM bisa maju," tandasnya.
Dari 80 persen karyawan yang lulusan SMA sederajat itu, hanya 40 persen yang memenuhi standar pegawai. Menyikapi hal itu, PDAM sempat menggandeng beberapa perguruan tinggi untuk jenjang S1 bagi karyawan. "Jadi, perampingan organisasi dan rasionalisasi karyawan tidak serta merta dilakukan sekarang. Tapi bertahap sejak empat tahun lalu," ujarnya.
Soal rasionalisasi, Heryadi menandaskan bahwa manajemen akan terus melakukan rasionalisasi karyawan hingga lima tahun ke depan. Caranya, dengan menunggu masa pensiun pegawai tiba. Atau jika memungkinkan, dilakukan terobosan pensiun dini pada unsur pimpinan dan karyawan yang telah mendekati pensiun. Itu pun dengan penawaran lebih dulu. Memilih pensiun dini dengan pesangon atau turun jadi staf dengan kompensasi tidak ada tunjangan. "Ini akan terus kami lakukan. Karena itu, lima tahun ke depan PDAM tidak akan merekrut karyawan baru," ujarnya.
Keluhan warga terkait besarnya beban pembayaran juga ditanggapi. Misalnya ada warga yang mengeluh karena menanggung biaya sewa meteran, retribusi sampah, biaya langganan, dan harga air. Di sisi lain, warga juga tetap dibebani dana jika meteran rusak.
Menyikapi soal itu, Dirtek Bambang Purdjito menambahkan, uji kir meteran PDAM memang belum bisa dilakukan optimal. Dalam satu hari, PDAM hanya mampu menera 50 meteran. "Soal ini kami juga masih bingung. Sebab, secara fungsi, yang lebih berwenang dalam tera ulang meteran adalah badan meterologi. Badan meterologi sendiri belum punya alat tera meteran air," kata dia.
Suroto menambahkan, pembebanan berbagai retribusi dalam pembayaran PDAM itu didasarkan pada peraturan wali kota. Retribusi sampah adalah kebijakan pemkot. Sedangkan biaya langganan dan meteran merupakan kebijakan internal PDAM. Alasannya, mengalirkan air ke rumah warga butuh dana. "Sebenarnya, kalau ada meteran rusak, langsung lapor ke PDAM. Pasti akan dibenahi dan bebas biaya," ucap Suroto.
Terkait kajian penundaan tarif baru, Suroto mengaku sangat sulit dilakukan. Jika bisa, kemungkinannya kecil. Kecuali jika pemkot mau menurunkan PAD (pendapatan asli daerah) yang dibebankan pada PDAM, dari Rp 8 miliar menjadi Rp 2 miliar atau Rp 3 miliar. (nen/yn)
|
|
|
|
detikNews
........
|