HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Senin, 2024/04/24 11:14 WIB
Polisi Sebut Chandrika Chika 1 Tahun Gunakan Narkoba
-
Senin, 2024/04/24 14:23 WIB
Parto Patrio Dilarikan ke RS Pakai Ambulans, Sakit Apa?
-
Senin, 2024/04/24 11:09 WIB
6 Fakta Penangkapan Chandrika Chika Pakai Narkoba Bareng 5 Orang Teman
-
Senin, 2024/04/24 11:36 WIB
Fans eSports Ramai Usai Jeixy Tersangka Kasus Narkoba
-
Jumat, 2024/04/22 15:00 WIB
Unggahan Natasha Rizki di Hari Anniversary Pernikahan dengan Desta Jadi Sorotan
-
Sabtu, 2024/04/23 12:57 WIB
Pacari Putri Nikita Mirzani, Vadel Badjideh Akui Banyak Hujatan
|
Thread Tools |
29th April 2009, 11:59 |
#1
|
Banned
|
Sisa-sisa matriarki di Nusantara ....
Di Jawa, Bali bahkan Papua kita sering melihat perempuan bekerja sebagai tulang punggung keluarga menghidupi perekonomian keluarga baik bekerja disektor pertanian, perdagangan sampai menjadi tenaga kerja wanita (TKW) dimana suami mereka di rumah tanpa pekerjaan. dan mereka sangat bangga dengan ibu2 mereka sebagai tulang punggung keluarga dan orang yang paling berjasa dalam menghantarkannya menjadi “orang besar”.
minangkabau merupakan salah satu masyarakat matrilineal terbesar didunia yg masih ada.kaum perempuan Minangkabau memiliki status istimewa dan dapat memainkan peranan yang cukup signifikan di dalam komunitas mereka. Diantara peranan-peranan penting tersebut meliputi peranan sebagai penerus keturunan, pemilik harta warisan dan ‘manajer’ keluarga mereka masing-masing. sistem kekerabatan Minangkabau seorang lelaki (sebagai ayah/suami) adalah "orang luar" dari keluarga matrilineal istrinya. Anak-anaknya secara otomatis menjadi bagian dari keluarga matrilinreal ibu mereka. Anak-anak tersebut akan memakai nama suku ibu mereka, tidak nama suku ayah mereka. Selain itu, berdasarkan sistem kekerabatan Minangkabau yang matrilineal tersebut, seorang lelaki Minangkabau dalam fungsinya sebagai mamak (saudara laki-laki ibu) mempunyai tanggung jawab untuk memelihara anak-anak dari saudara perempuannya. Bahkan dapat dikatakan hubungan seorang mamak dengan para kamanaka (anak dari saudara perempuan)nya secara adat jauh lebih kuat dari pada hubungan seorang ayah dengan anak-anaknya. masyarakat Aceh masih menganut matriarkat. Seorang Cut Nyak Dien, Laksamana Malahayati dan Sultanah Inayatsah tidak akan lahir dari budaya patriarkat. bahkan tanah2 pun diwarisi dari garis keturunan perempuan (ibu, istri) cut nyak dhien Laksamana Malahayati [IMG]http://2.bp.********.com/_zjVwwsfl848/SaiUyK8Lx8I/AAAAAAAAAIs/PQ6SeZUjLao/s320/Grabbed+Frame+1.jpg[/IMG] tari saman yg maskulin ================================================== =============== Berbeda pula dengan di Maros dan Tinombo dimana perempuan sedapat mungkin dicegah agar tidak terlibat dalam pekerjaan. Orang Tinombo di Sulawesi Tengah berharap jangan sampai perempuan bekerja di ladang kecuali kalau terpaksa, yakni sangat miskin dan tidak memiliki lelaki dalam rumah. Para lelaki Maros di Sulawesi Selatan akan merasa malu jika istri nya ikut bekerja berpanas-panas di sawah sebab yang demikian itu menandakan bahwa sang swami tidak cukup kuat (kaya). Sebaliknya mereka bangga sekali jika mampu membawa ke pesta seorang istri yang kulitnya terang (tidak terbakar matahari) dan seluruh tubuhnya digantungi perhiasan emas. dear Sosbuders silakan memberikan tanggapan dan tambahan ... |
Last edited by cleared; 3rd May 2015 at 08:09.. |
29th April 2009, 12:17 |
#2
|
Addict Member
|
sisi budaya leluhur yang disatu sisi perlu dihormati. Di sisi lain tidak cocok dengan kondisi masyarakat saat ini.
Budaya ini mungkin sudah tidak cocok dengan kondisi masyarakat sekarang. Pria adalah kepala, tulang punggung keluarga sekaligus pembimbing. Fungsi wanita sebagai ibu rumah tangga bisa juga sebagai wanita karir. Menurut pandangan gua, jaman sekarang akan lebih dinamis dan lebih hidup sosialite tanpa meninggalkan fungsi dasar seorang pria dan wanita. Intinya kerja akan jadi nomor 2 dibandingkan keluarga oleh suami atau pun istri (jika istri wanita karier). |
29th April 2009, 12:24 |
#3
|
Banned
|
Patriarki adalah suatu tatanan sosial dimana kekuasaan berada di tangan beberapa lelaki dominan, sementara kaum lelaki lainnya ditempatkan dalam urutan subordinasi dimana mayoritas lelaki terlemah berada pada lapis paling bawah. Dalam tatanan seperti ini kaum perempuan tidak akan mendapatkan tempat sama sekali kecuali bilamana mereka menumpang pada kedudukan lelaki (ayah, suami, anak). Dengan cara demikian identitas, martabat dan harga diri seorang perempuan sepenuhnya akan bergantung pada status sosial ayah, swami atau anak lelakinya.
|
29th April 2009, 12:25 |
#4
|
|
Banned
|
Quote:
jangan salah bro saat ini masih banyak wanita sebagai tulang punggung keluarga bahkan didesa2 terutama di pulau jawa |
|
29th April 2009, 12:53 |
#6
|
Banned
|
entahlah merugikan atau ngga masing2 sistem pasti ada kelebihan dan kekurangannya
beberapa pria terutama yg males dan lemah mungkin lebih seneng dengan matriarki karena secara dia ngga perlu melakukan apapun begitu juga di patriarki beberapa wanita senang, dia ngga perlu melakukan pekerjaan apapun hanya sebagai "perhiasan" |
29th April 2009, 13:15 |
#7
|
Mania Member
|
Wah ngepas bener nih...ini yg gw pikirin dari kemaren2...apalagi pas lagi hari Kartini....
Perempuan di suku2 yg tersebar di Nusantara sebenernya sangat hebat dan beruntung karna lebih bebas mengeksprsikan diri... Salah satunya bisa bekerja bebas di luar rumah...terutama rakyat biasa...coba liat di Bali, Batak perempuan2 nya bekerja di ladang, sampe jalanan...ibu2 Jawa, bertani, dan berdagang... Kehidupan bertani dan berdagang itu yg membuat perempuan bisa berkiprah di luar rumah... Dengan pergaulan luar rumah membuat perempuan2 mendapat posisi penentu sikap juga di beberapa suku... |
booooorrriiiiing........... |
29th April 2009, 13:25 |
#8
|
|
Mania Member
|
Quote:
biar poligami berkurang.. |
|
...obrolan kita dimeja makan... |
29th April 2009, 13:32 |
#9
|
|
Banned
|
Quote:
sama emang tema ini dah gw pikiran lama cuman nyusun datanya masih belom sempet baru segitu dulu yg bisa di muat pengennya sih seluruh wilayah cuman waktunya belom sempet |
|
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer