Mania Member
Join Date: Jun 2012
Posts: 1,777
|
Kaleidoskop 2021: Sederet Kontroversi Coreng Wajah Polri
Quote:
Jakarta, CNN Indonesia -- Hasil survei Indikator Politik memaparkan bahwa kepercayaan publik terhadap Kepolisian Republik Indonesia (Polri) meningkat menjadi 80,2 persen. Angka ini menjadi yang tertinggi sejak delapan tahun terakhir.
Menurut Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanudin Muhtadi, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mampu mengubah citra baik institusi Polri di mata publik. Selain itu, sejumlah gebrakan yang dicanangkan Sigit turut andil dalam membangun kepercayaan publik.
Namun terlepas dari hasil survei itu, kinerja Polri banyak mendapat sorotan tajam pada 2021 ini. Bahkan di media sosial sempat menggema tagar #PercumaLaporPolisi dan #1Hari1Oknum setelah beberapa kali kasus melibatkan anggota polisi.
Kepolisian merespons hal tersebut dengan mengucapkan terima kasih dan menganggap gerakan itu sebagai bentuk kritik membangun. Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan kritik ini menjadi evaluasi bagi Polri.
Masalah di tubuh Polri bermunculan, seperti kasus dugaan pemerkosaan di Luwu Timur yang tak diproses, polisi meniduri istri tersangka, anak seorang tersangka, hingga polisi membanting mahasiswa saat demonstrasi di Tangerang, Banten.
Dugaan Pencabulan Luwu Timur
Tagar #PercumaLaporPolisi pertama kali menggema usai dugaan pencabulan yang dilakukan oleh seorang aparatur sipil negara (ASN) terhadap tiga anaknya di Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Kasus ini menjadi sorotan sebab polisi menutup penyelidikan pada 2019.
Istri dari terduga pelaku kemudian buka suara. Ia menyatakan penutupan kasus tersebut terkesan janggal. Kasus itu kemudian diangkat kembali ke publik sejak awal Oktober 2021.
Di sisi lain, kepolisian mengklaim bahwa kasus itu ditutup pada 2019 lantaran penyidik tak menemukan cukup bukti terkait dugaan pencabulan. Polisi juga mengklaim penyidikan dilakukan sesuai prosedur.
Setelah viral, Mabes Polri akhirnya turun tangan dengan mengirimkan tim asistensi dari Bareskrim ke Luwu Timur untuk mengecek langsung prosedur penyelidikan tersebut. Pada akhirnya, polisi membuka kembali penyidikan terkait kasus itu pada 12 Oktober 2021.
Hingga saat ini kasus tersebut masih bergulir, namun belum ada kesimpulan yang disampaikan oleh kepolisian terkait dugaan pencabulan itu.
'Smackdown' Mahasiswa saat Demonstrasi
Kepolisian kembali menjadi sorotan tak lama usai viralnya tagar #PercumaLaporPolisi. Kali ini, polisi terekam melakukan tindakan represif saat mengamankan aksi unjuk rasa oleh mahasiswa di depan kantor Bupati Tangerang, Rabu, 13 Oktober.
Polisi berinisial Brigadir NP terekam kamera tengah membanting mahasiswa UIN SMH Banten, Fariz hingga terkapar saat demonstrasi. Mahasiswa itu sempat kejang-kejang usai dibanting ala 'smackdown' oleh Brigadir NP.
Video polisi membanting mahasiswa itu kemudian viral di media sosial dan memicu kemarahan publik. Brigadir NP pada akhirnya menyampaikan permintaan maaf atas insiden tersebut, namun proses hukum masih tetap berlanjut.
Kendati begitu, polisi belum mengusut lebih jauh mengenai dugaan pelanggaran pidana dalam insiden smackdown tersebut. Brigadir NP dianggap hanya tak melakukan pengamanan demonstrasi sesuai prosedur.
[Kapolsek Parigi Tiduri Anak Tersangka
Kasus lain yang menjadi sorotan yakni pengakuan anak tersangka ditiduri oleh Kapolsek Parigi, Sulawesi Tengah Iptu IDGN dengan iming-iming ayahnya akan dibebaskan. Perempuan berinisial S berusia 20 tahun itu mengaku dirayu berkali-kali oleh Iptu IDGN agar sang ayah yang ditahan di Polsek Parigi bisa dibebaskan.
S mulanya tidak termakan bujuk rayu IPTU IDGN. Ia menyebut hampir 3 pekan Iptu IDGN terus menghubunginya dengan janji ayahnya selaku tersangka akan dibebaskan.
Namun, akhirnya S yang prihatin dengan kondisi ayahnya yang ditahan termakan rayuan Iptu IDGN. S kemudian menyetujui bertemu Iptu IDGN di salah satu hotel.
"Terus akhirnya saya mau, dan dia kasih saya uang, dan dia bilang ini untuk Mama kamu, bukan untuk membayar kamu. Ini untuk membantu Mama, karena dia kasih Mama," kata S.
Densus 88 Tangkap Pesilat Banjarmasin Berprestasi Dunia
Kasus ini kemudian viral di media sosial. Pada akhirnya, kepolisian mengambil tindakan dengan memecat Iptu IDGN dari jabatan Kapolsek Parigi.
"Sidang etik sudah selesai. Yang bersangkutan kemudian dinyatakan melakukan pelanggaran dan rekomendasi untuk PTDH (Pemberhentian Tidak dengan Hormat)," kata Kabid Humas Polda Sulawesi Tengah, Kombes Didik Supranoto.
Korban Pemukulan Ditetapkan Tersangka
Kontroversi Polri lainnya yakni soal proses penyidikan terhadap kasus dugaan penganiayaan seorang pedagang di Pasar Gambir, Percut Sei Tuan, Medan bernama Liti Wari Iman Gea pada 5 September lalu.
Liti mengalami luka lebam di sekujur tubuh setelah dianiaya sekelompok preman. Namun demikian, ia justru ditetapkan sebagai tersangka oleh penyidik Polsek Percut Sei Tuan.
Kasus itu kemudian kembali viral di media sosial. Kapolda Sumut Irjen Panca Simanjuntak kemudian memerintahkan Dir Reskrimum Polda Sumut dan Kapolrestabes Medan untuk membentuk tim dan menarik penanganan perkara penganiayaan terhadap korban Liti Wari.
Pada akhirnya, sejumlah pejabat di Polsek Percut Sei Tuan dicopot buntut dari penetapan tersangka korban.
Polisi Dalangi Perampokan Mobil Mahasiswa
Kasus lain yang melibatkan polisi terkuak pada akhir Oktober lalu. Polisi berpangkat Brigadir Polisi Kepala (Bripka) berinisial IS diduga menjadi dalang perampokan mobil mahasiswa. Bersama ASN berinisial ARD, keduanya menjalankan aksi tersebut.
Selain merampok, para tersangka juga sempat menyekap korban dan membuangnya ke kebun Sawit di Lampung. Bahkan, mereka tak segan mengancam korban menggunakan senjata api.
Selama menyekap, para tersangka menghubungi orang tua korban dan meminta tebusan Rp100 juta hingga turun menjadi Rp10 juta. Namun, ujungnya tidak menemui kesepakatan.
Mereka kemudian membuang mahasiswa itu di areal perkebunan sawit di daerah Bekri, Lampung Tengah. Mobil milik korban, Toyota Yaris lalu dibawa kabur para tersangka.
Kasus Bripda Randy Bagus
Kasus yang menyeret anggota kepolisian kembali viral pada awal Desember 2021. Kasus ini terungkap pertama kali setelah viral cerita seorang mahasiswi, Novia Widyasari yang meninggal bunuh diri karena dipaksa aborsi oleh Bripda Randy Bagus Hari Sasongko.
Diketahui, Novia sempat meminta agar Randy menikahinya. Namun, permintaan itu ditolak Randy dengan pertimbangan karier. Novia juga diduga menjadi korban eksploitasi seksual Randy selama berpacaran.
Berdasarkan informasi yang Komnas Perempuan terima, Novia dipaksa aborsi dua kali. Pada aborsi yang pertama, korban diminta meminum obat-obatan, pil Keluarga Berencana (KB), hingga jamu-jamuan. Bahkan, korban dipaksa melakukan hubungan seksual yang tidak wajar.
Sementara, pemaksaan aborsi kedua dilakukan dengan memasukan obat ke vagina. Novia juga mengalami pendarahan, trombosit berkurang, dan jatuh sakit.
Buntut kasus tersebut, Polri menindak tegas Bripda Randy Bagus melalui pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH). Tidak hanya itu, Bripda Randy juga akan diproses pridana sesuai dengan pelanggaran yang ia lakukan.
"Tindak tegas baik sidang kode etik untuk dilakukan pemberhentian tidak dengan hormat," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo.
Menurutnya, hal ini sesuai amanat Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang tidak akan tebang pilih dalam menindak anggota Polri yang melakukan pelanggaran, terlebih pelanggaran berat seperti tindak pidana.
Kepercayaan ke Polri Merosot
Survei Populi Center merekam penurunan tingkat kepercayaan publik terhadap Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Penurunan tingkat kepercayaan terjadi sejak September 2021.
Tingkat kepercayaan publik terhadap Polri mencapai 76,8 persen September lalu. Kemudian, angka itu menurun setiap bulan menjadi 76,2 persen di Oktober; 75,1 persen di November; hingga 75 persen di bulan ini.
Meski demikian, Polri masih menjadi lembaga penegak hukum paling terpercaya. Kepolisian unggul dari Mahkamah Agung (MA), Mahkamah Konstitusi (MK), Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan Kejaksaan Agung (Kejagung).
"Di antara lembaga yudikatif dan penegakan hukum, Polri merupakan lembaga dengan nilai kepercayaan publik paling tinggi (skala 6-10) dengan 75 persen," kata Peneliti Populi Center Nurul Fatin dalam jumpa pers daring, Senin (20/12).
(dmi/fra)
|
Kasus tiang ditukatr bawang nga masuk ya?
Semoga menjadi bahan evaluasi bersama. Dan kejadian seperti itu tak akan terjadi lagi di tahun 2022. Setidaknya di minimalkan.
|