|
|
29th September 2020, 12:21
|
|
Mania Member
Join Date: Sep 2011
Posts: 2,707
|
Tenaga Medis Kedodoran, Jurus 3T Jokowi Menguap Jadi Jargon
Quote:
Jakarta, CNN Indonesia -- Pandemi virus corona (Covid-19) di Indonesia memasuki bulan ketujuh. Namun grafik penambahan kasus tak kunjung melandai dengan total kasus per 27 September menembus angka 275.213 kasus.
Presiden Joko Widodo sendiri telah merespons sejak Juli lalu dengan memerintahkan jajarannya fokus menerapkan 3T, tracing, testing dan treatment. Saat itu, pada 31 Juli, jumlah kasus positif di Indonesia baru 108.376 dengan rata-rata kasus harian berkisar 2.000 hingga 3.000 kasus.
Seiring waktu jurus Jokowi tersebut tak juga terlihat hasilnya. Beberapa hari terakhir penambahan kasus harian justru kian meningkat hingga 4.000-an per hari.
Tak hanya jurus 3T yang tumpul. Prediksi Jokowi soal puncak corona juga beberapa kali meleset. Teranyar Jokowi pernah memprediksi puncaknya akan terjadi sekitar Agustus-September. Tapi menjelang akhir September, kasus harian bolak-balik menembus rekor. Dari yang tadinya kasus harian berkisar di angka seribu bulan lalu, kini jumlahnya naik empat kali lipat hingga lebih dari empat ribu.
Ahli epidemiologi dari Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane menduga wabah belum juga terbendung karena penerapan 3T yang tidak tepat dan efektif. Ia mengatakan pemerintah tak punya konsep yang jelas dalam menerapkan 3T.
Lihat juga: Jokowi: Kesembuhan Covid-19 RI Masih di Bawah Rata-rata Dunia
"Kesalahan terbesar [pemerintah] adalah pengendalian tanpa konsep dan sebatas jargon. Jargon 3M, 3T. Itu sudah usang, sudah hampir tujuh bulan dilakukan hasilnya tidak ada perubahan. Arahnya semrawut, tidak jelas," katanya kepada CNNIndonesia.com, Minggu (27/9).
Ia menjelaskan terdapat tiga pendekatan yang seharusnya dilakukan untuk mengendalikan wabah, yakni mencegah, mendeteksi dan mengendalikan. Dalam hal ini testing dan tracing termasuk upaya mendeteksi, dan treatment sebagai upaya pengendalian.
Infografis Syarat Masker Kain Sesuai SNI
Menurutnya, upaya pengendalian merupakan kunci menekan penambahan virus yang perlu ditingkatkan. Ia menilai peningkatan kapasitas testing dan menerapkan protokol kesehatan bakal percuma jika pengendalian virus tak maksimal. Dengan kata lain 3T berperan besar.
"Contohnya di DKI Jakarta, kapasitas testing DKI sudah 4-5 kali lebih tinggi dari target sejak minggu ketujuh atau minggu ke 18. Tapi secara epidemiologi sampai hari ini apakah kasus turun? Tidak ternyata. Jadi bukan testing yang membuat rantai penularan terputus, tapi bagaimana isolasi dan karantina diterapkan dengan disiplin," jelasnya.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tracing adalah upaya mengidentifikasi, menilai dan mengelola orang-orang yang terpapar suatu penyakit untuk mencegah penularan lebih lanjut. Caranya dengan mengidentifikasi orang yang kontak dengan pasien terkonfirmasi positif selama 2-14 hari sebelum gejala.
Setiap kontak kemudian dihubungi, dipantau kondisi kesehatannya, serta diminta melakukan isolasi mandiri. Pemantauan dilakukan dalam waktu 14 hari sejak orang tersebut kontak dengan pasien corona.
Namun langkah ini tidak seperti pengalaman yang dilalui Bayu dan Anto (bukan nama sebenarnya). Keduanya sama-sama memiliki anggota keluarga serumah yang sempat terpapar corona tahun ini.
Lihat juga: Jokowi: Mini Lockdown Berulang akan Lebih Efektif
Kasus Bayu terjadi di Surabaya. Ibu Bayu dikonfirmasi positif melalui tes swab pada Juli lalu.
Wanita yang sudah berusia 79 tahun itu ketahuan terpapar virus setelah tiga hari menunjukkan gejala demam dan batuk kering. Sebelumnya, ia sempat perawatan rambut ke salon di Surabaya, Jawa Timur.
Namun Bayu tak pernah diwawancara dinas kesehatan atau puskesmas setempat. Orang rumah hanya menerima satu kali telepon dari pihak puskesmas untuk menanyakan jumlah orang di rumah dan merekomendasikan tes swab di puskesmas.
"Pas itu yang nerima telepon orang rumah. Intinya klarifikasi apakah benar ada yang positif. Di rumah ada berapa orang, terus mau ke rumah dan semprot disinfektan. Tapi sih nggak pernah ke rumah," ceritanya.
Infografis Klaster Besar Covid-19 Jakarta, Kementerian Terbanyak
Ibunya pun tak pernah diwawancara langsung oleh pihak puskesmas atau dinas kesehatan. Bayu menduga mungkin karena ibunya sudah dikarantina. Namun beberapa hari sebelum menunjukkan gejala, ibunya sempat arisan bersama teman-teman.
Sedangkan Anto, warga Jakarta, menerima telepon dari pihak kelurahan rumahnya ketika ibunya dinyatakan positif. Terdapat tujuh orang lain di rumahnya yang diminta melakukan rapid test berkala di Wisma Atlet, Jakarta.
Setelah beberapa kali rapid test, mereka dirujuk ke Puskesmas untuk tes swab. Hasilnya, semua negatif kecuali adik paling bungsunya. Ia tertular dan harus mengisolasi diri.
Namun sang adik tidak pernah diwawancara pihak puskesmas ataupun dinas kesehatan setelah terkonfirmasi positif hingga sembuh. Ibu Bayu pun tak pernah ditanya terkait kontak, padahal masih bekerja di kantor saat itu.
"Enggak ditanya nyokap kontak sama siapa aja. Intinya orang rumah aja yang dites. Adik saya malah enggak ditanyakan sama sekali pernah berhubungan sama siapa aja," katanya.
Minimnya jumlah tenaga medis dalam mengemban misi 3T ini, ditambah kurangnya fasilitas untuk menguji sampel ditengarai jadi penyebab jurus 3T Jokowi menguap menjadi jargon. Karena minim, mereka kedodoran melakukan 3T.
Hal itu diakui oleh Juru bicara Satuan Tugas Covid-19 Kabupaten Bogor, Syarifah Sofiah.
Setiap harinya, kata Syarifah, Kabupaten Bogor bisa mendapati 57 kasus positif yang tersebar di 40 kecamatan. Sedangkan untuk melakukan tracing per kasus dibutuhkan waktu dan setidaknya dua sampai tiga petugas medis.
Lihat juga: DKI Akan Buka Lahan Baru untuk Pemakaman Covid-19
Kalaupun petugas medis berhasil melacak dan memantau kesehatan kontak erat dari pasien corona. Tahapan testing sering kali tak bisa dilakukan dengan cepat. Ini karena Kabupaten Bogor hanya punya empat alat polymerase chain reaction.
"Kapasitasnya juga beda dengan lab besar. Kapasitasnya per hari cuma 10, paling banyak 11 [orang]. Kalau kebutuhan massal kita kirim ke Bandung. Tapi mereka cuma bisa 200 per hari. Terus IPB (Institut Pertanian Bogor), cuma terima 50 per hari," ungkapnya.
Kemampuan pemeriksaan di Kabupaten Bogor juga masih jauh dari standar WHO yang menetapkan minimal pemeriksaan seribu orang per satu juta penduduk.
Kabupaten Bogor hanya mampu memeriksa 800 orang per minggu. Dengan jumlah penduduk hingga 5,9 juta, itu artinya kemampuan pemeriksaannya baru sekitar 135 orang per satu juta penduduk. Ini jauh di bawah standar WHO.
Infografis Poin-poin Lengkap PSBB Total DKI Jakarta
Berdasarkan data per 27 September, kasus corona di Kabupaten Bogor sudah mencapai 1.705 orang yang positif. Tercatat ada 317 suspek yang masih dipantau dan 39 orang yang kemungkinan positif dan masih dipantau.
Jumlah kasus yang cukup tinggi ini banyak berdampak pada okupasi tempat tidur di rumah sakit dan fasilitas karantina. Syarifah mengatakan 78 persen kapasitas rumah sakit sudah penuh.
"Tanggal 13 September itu kita masih di 53 persen terpenuhi. Tapi yang sekarang sudah 78 persen. Di RS Cibinong saja sudah waiting list. Ada yang belum dapat kamar, masih di UGD," ceritanya.
Pihaknya menanggulangi ini dengan memilah pasien yang harus dirawat dan bisa diisolasi mandiri. Dinas Kesehatan, katanya, tengah berupaya menambah kapasitas tempat tidur di rumah sakit dalam waktu dekat.
Di Jakarta, Kepala Puskesmas Cempaka Putih Dicky Alsadik mengerahkan 30 orang dalam satu minggu untuk melakukan tracing di wilayahnya. Dalam sehari pihaknya bisa melakukan tracing pada 10-15 kasus.
Menurut data corona.jakarta.go.id, Cempaka Putih Barat menduduki posisi ketiga tertinggi di DKI dengan 95 kasus positif aktif. Sedangkan Dicky mencatat per 23 September, sudah ada 1.029 kasus positif di Cempaka Putih.
Lihat juga: Anies Tetapkan 3 Lokasi Khusus Isolasi Covid-19 di Jakarta
"Jika kasus meningkat jumlah petugas belum mencukupi. Namun dalam satu minggu terakhir ini kami mendapat bantuan tracing dari beberapa sukarelawan yang didistribusikan melalui dinas kesehatan," katanya.
Petugas yang dikerahkan puskesmas pun tak setiap saat fokus hanya melakukan Kas. Mereka juga bertugas melakukan pengambilan sampel swab, rapid test, merujuk pasien ke wisma atlet atau rumah sakit, hingga pelayanan pasien di poli.
Sementara dengan kemampuan 3T yang masih mandek di sejumlah daerah, jajaran pemerintah dikejar-kejar target menurunkan kurva corona secepat mungkin. Pada Juli, Jokowi memerintahkan jajarannya menekan angka kematian di delapan provinsi yang menyumbang 74 persen kasus corona di Indonesia.
Sedangkan wabah corona di sejumlah daerah masih tinggi. DKI Jakarta memutuskan menarik rem darurat dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang kembali diperpanjang hingga Oktober. Salah satu pertimbangannya karena khawatir layanan kesehatan tidak mampu menerima lonjakan kasus.
(fey/wis)
|
Dari awal kan kunci pengawasan tegas dan ketat.
Ini Anies bilang total aja udah ketakutan. Pemerintahnya yang takut ekonomi hancur padahal warganya biasa saja. PSBB sekarang nggak ada bedanya.
Dibilang rumah sakit kekurangan kamar, nakes dijawab pemerintah, kita masih punya tempat tidur. Masih ada tempat buat pasien, ya warganya jadi tenang-tenang saja.
|
|
|
29th September 2020, 13:24
|
|
Groupie Member
Join Date: Feb 2016
Location: Kampung Keling
Posts: 24,386
|
3T memang pasti tidak bakalan jalan di Indonesia.
Untuk Indonesia itu yang paling mungkin adalah melakukan lockdown atau PSBB ketat kalau serius mau menyelesaikan wabah COVID-19. PSBB tanggung-tanggung atau yang katanya sekala mikro itu tidak akan bisa jalan karena 3T itu tidak berjalan. Bagaimana bisa tahu RW mana saja yang perlu dibatasi kalau penyebaran virus tidak bisa ditrace.
|
|
King of Losers
|
29th September 2020, 15:05
|
|
Groupie Member
Join Date: Dec 2008
Posts: 18,369
|
Quote:
Originally Posted by kumalraj
3T memang pasti tidak bakalan jalan di Indonesia.
Untuk Indonesia itu yang paling mungkin adalah melakukan lockdown atau PSBB ketat kalau serius mau menyelesaikan wabah COVID-19. PSBB tanggung-tanggung atau yang katanya sekala mikro itu tidak akan bisa jalan karena 3T itu tidak berjalan. Bagaimana bisa tahu RW mana saja yang perlu dibatasi kalau penyebaran virus tidak bisa ditrace.
|
Lockdown ketat kayak di Cina sana ?
Ikutan komunis donk ? PKI luh !
Tapi pemerintah kita IMO gak punya sumber daya, kekuasaan dan keberanian untuk melakukan itu.
So kalau saya sih, memang kita harus bersiap2 untuk long term menghadapi virus ini ...
Berdamai dengan virusnya, berdamai dengan efek ekonominya juga ...
|
|
Moral certainty is always a sign of cultural inferiority. The more uncivilized the man, the surer he is that he knows precisely what is right and what is wrong.
|
29th September 2020, 15:20
|
|
Addict Member
Join Date: Aug 2020
Posts: 183
|
Semoga virus covid 19. Cepat mereda dan masyarakat kembali hidup normal. Dan yang sudah tertular semoga sembuh kembali.
|
|
|
29th September 2020, 23:03
|
|
Mania Member
Join Date: Nov 2018
Location: TWICE - JYP
Entertainment -
Korea
Posts: 5,441
|
Quote:
Originally Posted by OmniScience
Lockdown ketat kayak di Cina sana ?
Ikutan komunis donk ? PKI luh !
Tapi pemerintah kita IMO gak punya sumber daya, kekuasaan dan keberanian untuk melakukan itu.
So kalau saya sih, memang kita harus bersiap2 untuk long term menghadapi virus ini ...
Berdamai dengan virusnya, berdamai dengan efek ekonominya juga ...
|
Apakah leluhur kita pada saat melawan Belanda dan Jepang di masa lampau pernah terpikir mau "berdamai"???
Apakah memang semangat juang manusia Indonesia pada masa kini sudah jauh menurun???
|
|
|
30th September 2020, 05:56
|
|
Groupie Member
Join Date: Feb 2016
Posts: 14,702
|
Tenaga medis menjadi tulng punggung di lapangan dlam menangani covid. Untuk itu mari kita semua membantu dengan menjaga diri kita untuk tetap sehat.
|
|
|
30th September 2020, 12:57
|
|
Mania Member
Join Date: Mar 2013
Location: lereng semeru
Posts: 2,319
|
Indonesia ada 270 juta atau sekitar 70 jt KK....jika dulu dipastikan lockdown total sebulan dan tiap KK dikasih 1 juta selama 2 bulan utk biaya hidup. Maka hanya dibutuhkan 140 T saja katakan dg biaya pengamanan 60 T maka total 200 T. Indonesia sebenarny relatif lbh mudah atasi pandemi sebab indonesia negara kepulauan tinggal awasin bandara dan pelabuhan saja.
Kini sdh habis 800 T....dan blm kelihatan hasilnya. Mungkin ada yg senang begini karena banyak proyek besar.
|
|
|
30th September 2020, 15:19
|
|
Mania Member
Join Date: Jun 2019
Posts: 2,072
|
Quote:
Originally Posted by gentong_cikeas
Indonesia ada 270 juta atau sekitar 70 jt KK....jika dulu dipastikan lockdown total sebulan dan tiap KK dikasih 1 juta selama 2 bulan utk biaya hidup. Maka hanya dibutuhkan 140 T saja katakan dg biaya pengamanan 60 T maka total 200 T. Indonesia sebenarny relatif lbh mudah atasi pandemi sebab indonesia negara kepulauan tinggal awasin bandara dan pelabuhan saja.
Kini sdh habis 800 T....dan blm kelihatan hasilnya. Mungkin ada yg senang begini karena banyak proyek besar.
|
Kalo 8 bulan lokdown dari maret... habis berapa trilyun wan...
|
|
|
30th September 2020, 20:00
|
|
Mania Member
Join Date: Mar 2013
Location: lereng semeru
Posts: 2,319
|
Quote:
Originally Posted by alwahaby890
Kalo 8 bulan lokdown dari maret... habis berapa trilyun wan...
|
Lockdown kalau tital mah sebulan paling lama dua bulan sdh cukup.
Spt yg ane bilang indoneaia itu kepulauan.....lbh mudah mencegah daeipada kontinen
|
|
|
30th September 2020, 21:25
|
|
Mania Member
Join Date: Feb 2020
Posts: 3,079
|
Quote:
Originally Posted by gentong_cikeas
Lockdown kalau tital mah sebulan paling lama dua bulan sdh cukup.
Spt yg ane bilang indoneaia itu kepulauan.....lbh mudah mencegah daeipada kontinen
|
Sudah banyak contohnya,lockdown nggak bisa sekali duakali.
Vietnam nutup perbatasan,akhirnya bobol juga
|
|
|
detikNews
........
|