HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Sabtu, 2024/04/23 14:49 WIB
PAN Siapkan Eko Patrio-Zita Anjani Pilkada Jakarta, Desy Ratnasari di Jabar
-
Sabtu, 2024/04/23 14:37 WIB
Ini Tampang Azizatus yang Ngeprank Rumah Dirampok gegara Takut Ditagih Utang
-
Sabtu, 2024/04/23 13:58 WIB
Ahmad Syaikhu: Saatnya Anies Dukung Kader PKS Maju di DKI
-
Sabtu, 2024/04/23 16:21 WIB
Cara Cek Ijazah Asli Secara Online
-
Kamis, 2024/04/21 10:11 WIB
Cak Imin Balas Wasekjen PBNU soal Bela Gus Ipul: Nggak Nanggepi Pengangguran
-
Jumat, 2024/04/22 12:10 WIB
Hakim MK: Tak Terdapat Permasalahan pada Pencalonan Gibran Cawapres
|
Thread Tools |
1st July 2020, 12:00 |
#11
|
|
Mania Member
|
Quote:
|
|
1st July 2020, 12:07 |
#12
|
|
Groupie Member
|
Quote:
Misalnya kita pakai patokan cakupan minimum untuk herd immunity, itu berarti harus paling sedikit 70% orang mendapatkan antibodi. Untuk Indonesia itu perlu sekitar 190 juta orang yang punya antibodi untuk mencapai herd immunity minimum. Untuk mencapai itu tanpa vaksin berarti setidaknya ada 200 juta orang yang harus tertular dengan kematian 10 juta orang karena persentasi kematian itu sekitar 5%. Membiarkan 200 juta orang tertular itu akan memakan korban lebih banyak daripada vaksin 200 juta orang. Soal obat vs vaksin. Untuk COVID-19 vaksin tentu lebih berguna. Lebih bagi mencegah daripada mengobati. Kalau banyak yang tertular biarpun ada obatnya, tetap tidak bisa dilayani oleh tenaga medis karena tidak cukup jumlahnya. Apalagi kemungkinan obat yang berguna itu obat keras dan berbahaya. Jadi pemakaiannya tidak bisa beli tanpa resep dokter dan obati sendiri. |
|
King of Losers Last edited by kumalraj; 1st July 2020 at 12:11.. |
2nd July 2020, 11:29 |
#13
|
|
Groupie Member
|
Quote:
Kumal mulai ngawuur.. Katanya swedia ga HI |
|
2nd July 2020, 14:37 |
#14
|
|
Mania Member
|
kadrun mabok kaga pernah baca berita...
https://tekno.tempo.co/read/1344029/...pakah-berhasil Quote:
|
|
2nd July 2020, 17:06 |
#15
|
|
Groupie Member
|
Quote:
Tapi fibantah kumal dg argument ngawur |
|
3rd July 2020, 05:37 |
#17
|
|
Groupie Member
|
Quote:
Kalau berdasarkan jumlah yang meninggal dibanding jumlah penduduk, Swedia itu nomor 7 terburuk di dunia. Masih lebih bagus Brazil yang ada nomor 15. Tapi keduanya lebih buruk dari Indonesia yang nomor 109. |
|
King of Losers Last edited by kumalraj; 3rd July 2020 at 05:41.. |
3rd July 2020, 16:09 |
#18
|
|
Mania Member
|
Quote:
jadi mereka berpacu dengan waktu. semakin cepat dan banyak yg kena semakin cepat HI tercapai. Keuntungannya ya bila HI tercapai ekonomi tidak menderita, makanya kesiapan RS sangat diperlukan. tapi bagaimanapun tingkat kematiannya juga akan banyak... Dengan lockdown memang akan tercipta kurva yg datar dan kurban sedikit, tapi waktu juga akan semakin panjang dan ekonomi akan semakin hancur, yang pada ahirnya lockdown tidak dapat dipertahankan lagi dan dibuka dan menyebabkan kurva naik lagi..... Lockdown akan effektif bila semua negara menjalankan dan vaksin dan obat sudah ditemukan. bila tidak ya akan terus memanjang dan berulang ulang naik turun berimbang dengan kekuatan ekonominya. kaya thailand dan lainnya, atau bahkan china sebagai contoh yang paling bagus, begitu lockdown kurban menurun... sampai 0, begitu dibuka kembali, gelombang kedua muncul, lockdown lagi, 0 lagi, buka lagi, gelombang ketiga muncul, dan berulang terus. sementara ekonomi hancur hancuran..... |
|
3rd July 2020, 16:32 |
#19
|
|
Mania Member
|
Quote:
Contohnya adalah 3 negara tetangga kita: Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Negara ini??? Akhir-akhir ini malah tambah parah, pertambahan kasus per hari selalu di atas 1.000. Sudah tentu sekali lagi lebih gampang ngurusin 10-20 pasien baru daripada 1.000an. Apalagi kalo 10 ini tersebar di beberapa daerah, ya tinggal masukin aja ke ruang isolasi. Thailand baru-baru ini sudah memulai sekolah untuk anak-anak. Bahagia kan anak-anak di sana bisa sekolah lagi. Di sini musti nunggu sampai tahun depan, itu pun dengan catatan kasusnya sudah gak nambah drastis. Bayangin, gara-gara pemerintah yang lamban dan tidak sigap, anak-anak kita harus nunggu sampai tahun depan untuk sekolah. |
|
|
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer