HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Minggu, 2024/04/18 11:55 WIB
Klarifikasi Idham Masse Soal Mobil Untuk Ibu Catherine Wilson Mau Ditarik Leasing
-
Minggu, 2024/04/18 11:48 WIB
Ogah Disebut Nganggur, Ferry Irawan Ngaku Ada Proyek Film dan Dicalonkan Jadi Bupati
-
Selasa, 2024/04/14 11:47 WIB
Sandra Dewi Hilang di Instagram, Keluarga Lakukan Hal Ini
-
Sabtu, 2024/04/17 14:39 WIB
Melody Prima Baru Ungkap Alasan Bercerai Setelah Setahun Berlalu
-
Jumat, 2024/04/16 14:20 WIB
Olivia Nathania, Anak Nia Daniaty Bebas dari Penjara Kasus CPNS Bodong
-
Selasa, 2024/04/14 11:42 WIB
Soal Kabar Adopsi Bayi Perempuan, Ini Kata Raffi Ahmad
|
Thread Tools |
22nd May 2020, 01:57 |
#5131
|
Mania Member
|
TIO DIGARAP ARIFIN C NOER
KESEMPATAN aktor muda (waktu itu) yang pernah berkiprah di sinetron Halimun garapan RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia)-SCTV (Surya Citra Televisi Indonesia), Tio Pakusadewo, (waktu itu) 25 tahun, semakin terbuka.
Setelah berhasil meraih Piala Citra FFI 1991 dalam film Lagu Untuk Seruni, dan menyelesaikan sinetron yang telah ditayangkan terakhir kali Senin (30/12/91) lalu, belakangan Tio "digarap" sutradara handal Arifin C Noer dalam film Bibir Mer... "Saya di-'training' lagi Mas Arifin," kata Tio sambil tertawa ketika ditemui Jawa Pos, 4 Januari 1992. Sebagaimana diketahui bahwa aktor muda (waktu itu) yang pernah jadi wartawan ini, ikut terlibat dalam sinetron Halimun yang ditayangkan RCTI-SCTV tiap Senin, sebanyak enam seri. Di sinetron tersebut, Tio bermain bersama Paramitha Rusady, Nani Wijaya, Rachmat Hidayat, dan Bella Esperance. Kendati sudah menunjukkan aktingnya di dunia film, terakhir (waktu itu) Cinta Dalam Sepotong Roti dan Lagu Untuk Seruni, namun di film garapan terbaru sutradara film Taksi (waktu itu) ini, Tio diperlakukan seperti pemula. Dia harus membaca sampai berhari-hari untuk mempelajari tokoh yang akan diperankan. Sebelumnya, dia harus mengenali tokoh yang akan diperankan ini melalui diskusi yang panjang dengan sutradara dan pemain lainnya seperti Bella Esperance. Ketika ditanya kemungkinan dirinya akan meraih sukses seperti tahun 1991 lalu, dengan meraih Piala Citra, Tio lebih banyak menghindar. "Sulit menjawabnya, yang jelas kita semua tahu lah kehebatan Mas Arifin sebagai sutradara," kata Tio diplomatis. "Saya harap, saya tidak mengecewakan sutradara." Menurutnya, setiap orang berpeluang meraih penghargaan seperti Piala Citra itu. Kalaupun ia berhasil menjadi yang terbaik tahun 1991 lalu, ia melihat keberhasilannya itu sebagai satu keberuntungan atau mungkin juga satu hal yang kebetulan bisa terjadi. "Bagi saya, penampilan saya di Seruni, tidak lebih baik dari penampilan teman-teman khusus di film yang diunggulkan," katanya. Bahkan, menurut Tio, dia masih melihat kelebihan-kelebihan Deddy Mizwar, Didi Petet, Rano Karno, serta sejumlah aktor saingannya di FFI baru-baru itu. "Tapi jangankan mereka yang sudah senior, yang masih pemula seperti saya pun penampilannya sama saja." Dok. Jawa Pos, 5 Januari 1992, dengan sedikit perubahan |
22nd May 2020, 14:45 |
#5132
|
Mania Member
|
DI BALIK TELEVISI: SCTV JUGA KERJA BARENG DENGAN NBA
SCTV (Surya Citra Televisi Indonesia) - waktu itu - telah menjalin kerjasama dengan NBA (National Basket Association) Amerika. Kerjasama tersebut dijalin sejak dua minggu sebelumnya (minggu pertama tahun 1991), tepatnya saat TV swasta Surabaya ini pertama kali menayangkan pertandingan bola basket antar klub Amerika. "Kerjasama itu sebagai kelengkapan perbendaharaan kami dalam siaran olahraga," kata Kun Aida, staf humas SCTV.
Berkat kerjasama itu, pemirsa SCTV setiap Sabtu siang, pukul 14.00 menayangkan pertandingan bola basket antar klub Amerika. Penayangan tersebut sampai Sabtu (19/1/91) lalu, terhitung sudah tiga kali siar. "Ini merupakan program terbaru kami, untuk memberikan yang terbaik kepada pemirsa kami," tambah Aida (waktu itu). Dengan demikian, kata Aida, secara bertahap SCTV memberikan porsi yang cukup untuk pemirsanya. Khususnya dalam segi hiburan dan khazanah pengetahuan tentang olahraga. Hal itu merupakan yang ketiga kalinya pula, SCTV menayangkan pertandingan khusus antar klub dari salah satu negara. Dua tayangan sebelumnya diantaranya adalah pertandingan sepakbola Liga Inggris yang biasa disiarkan Sabtu malam. Sedang lainnya dari Liga Italia, pada Minggu malam. Dalam setiap pertandingan, biasanya disertai seorang reporter dan komentator. Kerjasama dengan NBA ini, menurut Aida, merupakan langkah baru (waktu itu) yang dilakukan oleh pihak SCTV, dalam upaya meningkatkan profesionalitas siarannya. Karena SCTV ingin memiliki wacana tersendiri dalam setiap tayangan acara yang ditujukan ke pemirsanya. "Satu-satunya jalan menarik pemirsa adalah dengan banyaknya kita menayangkan pertandingan langsung dari salah satu cabang olahraga kegemaran masyarakat." Sedang pertandingan basket yang ditayangkan tersebut, kata dia, adalah pertandingan kompetisi antar klub yang saat itu sedang seru berlangsung di beberapa tempat. 'Basketball' adalah salah satu olahraga kegemaran masyarakat Amerika. Di negara Paman Sam tersebut, terdapat puluhan klub yang terbagi dalam beberapa divisi. "Di sana basket sama dengan kalau di sini sepakbola, selain penontonnya cukup ramai, pendukung tiap-tiapklub juga cukup fanatik ramai," jelasnya. Selanjutnya, Aida mengatakan bahwa tidak menutup kemungkinan SCTV (waktu itu) akan terus bekerjasama dengan pihak luar, dalam meningkatkan mutu siarannya. "Bisa juga dengan CNN, namun untuk saat ini (Januari 1991) masih belum ada penjajagan. Tapi siapa tahu, hal itu akan terwujud," kata aida lanjut. CNN (Cable News Network) adalah salah satu jaringan TV swasta Amerika. Seperti pernah diberitakan minggu kedua Januari 1991 lalu, bahwa RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia) telah menjalin kerjasama dengan CNN. Kerjasama tersebut terjalin sejak awal Januari 1991 lalu. Program siaran yang diambil RCTI dari CNN adalah kesehatan, ekonomi, dan hiburan. Dok. Jawa Pos, 20 Januari 1991, dengan sedikit perubahan |
22nd May 2020, 14:47 |
#5133
|
Mania Member
|
HIBURAN & TV: MELODI MEMORI, PAKET BARU SCTV, FILM SERI BERTAMBAH BANYAK
SEJAK Januari 1991, SCTV (Surya Citra Televisi Indonesia) mulai bersolek lagi setelah menambah jam siarannya selama satu jam siarannya mulai Senin hingga Jumat. "Untuk mengantisipasi kesukaan pemirsa terhadap musik, kami akan menampilkan paket Melodi Memori. Intinya tentang musik penuh kenangan. Tentu saja ada pembawa acaranya untuk memandu acara ini," kata Kun Aida, staf humas SCTV, kepada Jawa Pos.
Acara itu (waktu itu) akan ditayangkan sekali dalam sebulan. Paket yang pertama (waktu itu) bakal ditayangkan pada 23 Januari 1991 malam. "Untuk sementara ini kami belum dapat memberikan informasinya secara rinci," kata Aida (waktu itu). Paket lain yang (ketika itu) akan memperkuat sajian SCTV adalah Munsters Today, The Fall Guy, Tour of Duty, Win Lose or Draw, Incredible Hulk, dan Hooperman. Ghostbusters (waktu itu) akan diputar setiap Senin mulai pukul 18.00. Film ini menggeser film Doogie Howser MD yang (waktu itu) akan ditayangkan mulai pukul 18.30. Munsters Today merupakan film seri horor untuk keluarga. Pendukung film ini adalah Fred Gwyne yang berperan sebagai Herman Munsters, AL Lewis sebagai Kakek Munsters, dan Yvonne de Carlo sebagai istri Kakek Munsters. Film itu mengisahkan kehidupan yang unik dari keluraga Munsters yang tinggal di pinggiran kota. Ketika merasa hidup wajar-wajar saja, meskipun kenyataannya hidup dengan keluarbiasaan. The Fall Guy (waktu itu) akan ditayangkan setiap Senin mulai pukul 23.30. Film ini menggantikan film Kungfu yang jam siarannya diubah menjadi pukul 22.30. The Fall Guy dibintangi Lee Majors yang terkenal di sini dalam Six Million Dollar Man (TVRI). Jaors memerankan tokoh Colt Seavers, 'stuntman' di Hollywood, yang menggunakan seluruh kemampuannya untuk melacak 'bad jumpers'. Selain Majors, (waktu itu) akan tampil pula Douglas Barr, Heather Thiomas, dan Markie Post. Tour of Duty merupakan film perang tentang suka-duka tentara muda Amerika di Vietnam. Film yang (waktu itu) akan ditayangkan setiap Selasa mulai pukul 20.00 itu dibintangi Terence Knox, Stephen Caffey, Steve Akahosin, Tony Hocker, dan Joshua Maurer. Incredible Hulk adalah film fantasi anak-anak yang diangkat dari komik terkenal. Film ini (waktu itu) akan ditayangkan setiap Jumat mulai pukul 18.00. Dengan demikian, Incredible Hulk menggeser Kate and Allie yang "pindah" tayangan pada Kamis pukul 18.00. Win, Lose, or Draw merupakan acara kuis yang menarik. Setiap tim terdiri atas tiga orang. Sebab, satu anggotanya harus berkomunikasi dengan temannya dengan menggambarkan apa yang harus dikatakan. Jadi bukan dengan kata-kata atau huruf. Kuis itu diasuh Curt Corry dan Vicky Lawrence. Menurut rencana (waktu itu), Win, Lose, or Draw (waktu itu) akan ditayangkan sejak 9 Januari 1991 pada Rabu, mulai pukul 19.30, menggantikan Runway Club. Dok. Jawa Pos, 5 Januari 1991, dengan sedikit perubahan |
22nd May 2020, 14:59 |
#5134
|
Mania Member
|
HIBURAN & TV: KOMENTATOR SCTV AKAN DITAMPAKKAN
REPORTER dan komentator sepakbola SCTV (Surya Citra Televisi Indonesia) - waktu itu - akan ditampakkan. Hal itu (waktu itu) akan diwujudkan pada awal atau pertengahan tahun 1991. "Mudah-mudahan hal itu terwujud secepatnya, sehingga kami dapat tampil lebih profesional," kata Kun Aida, staf humas SCTV.
Menurut dia, tayangan sepakbola banyak digemari pemirsa. Ada yang pro dan kontra soal keberadaan komentator itu. Ada beberapa surat yang mengusulkan agar komentator dan reporter dihapuskan. "Namun di pihak lain, kami mendapatkan masukan bahwa mengulas jalannya pertandingan dalam bahasa Indonesia mendatangkan banyak manfaat terutama bagi dunia persepakbolaan kita," katanya. Dok. Jawa Pos, 8 Januari 1991, dengan sedikit perubahan |
22nd May 2020, 15:00 |
#5135
|
Mania Member
|
DI BALIK TELEVISI: SCTV SIARAN MULAI PAGI
27 JANUARI 1991 pagi, SCTV (Surya Citra Televisi Indonesia) mengudara di hadapan pemirsa pada pukul 08.00. Ini berarti empat jam lebih awal dari jadwal biasanya. Karena itulah, acara Kuis Keluarga Lifebuoy yang biasa ditayangkan pukul 13.30, muncul pada pukul 09.30.
Acara pembukanya masih tetap Seputar Indonesia. Paket-paket lainnya pun sama seperti minggu-minggu yang sebelumnya. Lantas yang lain apanya? Sesuatu yang lain daripada biasanya adalah siaran langsung final putra kejuaraan tenis Australia Terbuka, Ivan Lendl lawan Boris Becker di Stadion Flider Park. Menurut staf humas SCTV, Kun Aida, siaran pagi itu khusus untuk hari Minggu (27/1/91) saja. Tentu saja tidak menutup kemungkinan pada peristiwa langka lainnya. "Karena ini kejuaraan tingkat dunia, dan penggemar juga cukup banyak, maka sudah selayaknya untuk disiarkan, meski harus menggeser dengan acara lainnya." Penyiaran ini, kata dia, sesuai dengan kiat SCTV yang ingin memberikan sesuatu yang terbaik untuk pemirsanya. Karena itu, meski kejuaraan ini berlangsung hingga pukul 15.00, (waktu itu) akan disiarkan sepenuhnya dari awal hingga duel jago dunia itu berakhir. Sehingga dengan adanya siaran langsung ini, tamahnya, tidak heran kalau ada beberapa mata acara untuk tayangan siang hari, harus dimajukan pada pagi hari. Serta menggeser yang lainnya, sebab memang harus demikian kalau memang ingin acara itu berlangsung utuh. Tidak menutup kemungkinan, kata Aida, pihak SCTV (waktu itu) akan terus menayangkan beberapa mata acara lain seperti Australia Terbuka ini. Khususnya siaran langsung, meski untuk itu harus merubah dan menggeser mata acara lainnya. "Yang jelas, kami terus berusaha untuk meningkatkan mutu," katanya lanjut. Dijelaskan pula, bahwa siaran yang dimajukannya empat jam lebih awal ini, hanya terdapat pada 'moment' khusus. Tetapnya sesuatu peristiwalangsung yang cukup hangat dan digemari semua orang. Dok. Jawa Pos, 27 Januari 1991, dengan sedikit perubahan |
22nd May 2020, 15:03 |
#5136
|
Mania Member
|
BINCANG SANTAI: “DALAM SEPAKBOLA, SAYA BOLEH DISEBUT STRIKERNYA”
MEMILIKI wajah cantik bagi wanita zaman 90an awal ini bukan modal utama. Meramu pengetahuan yang berada di benaknya pas-pasan tidak jadi soal, asal bisa menarik hati dan sedikit diplomasi. Rangsangan semula itu dirasakan berjalan dengan lancar.
Namun, Gina Raliana Supardi mempunyai pandangan lain. Menurutnya, kecantikan bukan sebuah pegangan untuk mendapatkan sesuatu yang diharapkannya. Terlebih jabatan 'purel' ('public relation') memang membutuhkan pengetahuan cukup luas. Memag pada umumnya wanita itu, cenderung mempropagandakan kecantikannya demi sebuah nama. Apalagi pada dekade terakhir (waktu itu) ini, banyak kaum wanita mengincar jabatan 'purel'. Segala cara ditempuhnya. Walau dmeikian, wanita yang memaksakan diri untuk mengejar karier tanpa diimbangi pengetahuan dan bak ATM, tak dapat memperoleh hasil yang memuaskan. Bagaimana dengan Gina Raliana Supardi? Ia semula tak pernah berasa akan terjun ke bidang 'purel'. Belakangan, mendadak bidang itu ditekuninya. Mari kita simak hasil wawancara Victorio Suzana (Vic) dengan Gina Raliana Supardi, yang saat itu menjadi humas SCTV (Surya Citra Televisi Indonesia). Victorio (V): "Selamat pagi Gina, apa kabar?" Gina (G): "Selamat pagi Bung Vic, kabar saya baik-baik saja." V: "Asal mula berkecimpung sekarang (1991) humas di SCTV ini ceritanya bagaimana?" G: "Sebenarnya saya tak pernah membayangkan akan menerima jabatan sebagai humas di SCTV. Tapi boleh dibilang saya bersyukur. Ternyata di usia muda, saya telah dipercayakan untuk memegang peranan yang boleh dianggap vital. Saya sendiri sebetulnya baru lulus dari Universitas Padjadjaran pada 1983. Saya juga tidak punya latar belakang pendidikan yang "wah". Juga jebolan pendidikan luar negeri." V: "SIapa yang memberi ide terjun ke dunia pertelevisian?" G: "Saya sendiri. Waktu itu saya tidak punya angan-angan untuk ke Surabaya. Tapi mungkin Tuhan sudah menunjukkan di sini tempat saya mengembangkan karier dan mencari penghidupan di Surabaya, maka saya pun berada di Surabaya. Itu pun semuanya gara-gara orangtua saya pindah ke Jawa Timur (Pasuruan). Dari sinilah saya sering mengunjungi Jawa Timur, terutama Surabaya. Ketika itu, saya mendengar bahwa Surabaya akan ada TV swasta, SCTV. Saya seketika itu mendaftarkan diri dan saya memang punya minat kerja di pertelevisian. Akhirnya saya diterima tanpa mengalami kesulitan sedikitpun. Namun, saya harus konsekuen pada bidang yang saya pilih selama saya kuliah, yaitu 'public relation'. Dan alhamdulillah sampai sekarang (Januari 1991) sayamasih menduduki jabatan itu." Vic: "Wah... rupanya Anda bernasib baik dan sekarang (1991) punya tanggung jawab besar?" Gina: "Betul, saya sekarang (1991) dibebani tanggung jawab besar. Dan ini merupakan tantangan bagi saya di masa-masa yang akan datang." Vic: "Sebagai 'purel' atau humas yang tampaknya lain dengan 'purel' di hotel-hotel dan sebagainya, apakah Anda tidak ada rencana untuk memperdalam 'purel' khusus televisi, misalnya mengadakan kunjungan ke TV swasta di luar negeri?" Gina: "Oh, itu sudah jelas. Dan ini merupakan salah satu keinginan saya. Rasanya yang saya miliki sekarang (1991) ini belum cukup untuk bisa berjalan dengan baik terus. Karena itu, bila saya diberi kesempatan untuk melihat-lihat stasiun televisi swasta di luar negeri saya sangat gembira. SCTV yang memang punya tujuan melebarkan sayapnya hingga pada titik yang terbaik, mungkin akan mengirim karyawannya ke luar negeri untuk praktek di sana, observasi, dan sebagainya. Jadi, kalau kesempatan itu datang kepada saya, waduh... dua kali bersyukur." Vic: "Seharusnya memang perlu dilakukan, agar masukan-masukan dapat membawa kebaikan perusahaan itu sendiri. Lalu bagaimana suka-duka Anda selama menjabat 'purel' di SCTV, apakah menyenangkan atau mungkin pernah didamprat orang dan sebagainya?" Gina: "Menyenangkan sekali. Karena memang pekerjaan ini yang saya inginkan dari dulu (sebelum 1990). Dukanya tentu banyak juga. Tetapi begitu saya harus membawa nama perusahaan kalau memang ada sesuatu terjadi, saya nanti di depan untuk mengeluarkannya. Namun sepertinya banyak sukanya, seperti bertemu dengan Bung Vic. Kita bisa saling tukar pikiran. Begitu juga dengan masyarakat penggemar SCTV." Vic: "Dalam sepakbola, Anda boleh dikatakan sebagai 'striker'-nya, ujung tombak, ha... ha... Kapan dan di mana Anda dilahirkan?" Gina: "Di Bogor, 26 tahun yang lalu (1965)." Vic: "Selama Anda disibukkan dengan pekerjaan Anda sebagai 'purel', apakah masih sempat melakukan sholat?" Gina: "Kalau untuk urusan ini saya masih mempelajari dan berupaya untuk bisa melakukan sholat dengan baik. Dan saya memang menyadari bahwa Islam itu punya aturan yang harus dipatuhi, tetapi saya belum bisa melakukan..." Vic: "Oh, ya dengan usia 26 tahun ini apakah Anda sudah memikirkan pernikahan? Apakah sekarang (1991) sudah punya calon?" Gina: "Calonnya yang lagi mewawancarai saya bukan? Ha... ha... ha..." Vic: "Apakah Anda punya rencana mencari jodoh di Surabaya?" Gina: "Wah, kalau jodoh itu memang ada di Surabaya, itulah kehendak Allah SWT. Tapi ngomong-ngomong soal jodoh saya lagi nyari kok, mudah-mudahan dari Surabaya." Vic: "Oke Gina, ada salam buat pendengar Radio Suzana dan pembaca harian Jawa Pos?" Gina: "Salam hangat dari saya dan salam kenal buat masyarakat Surabaya." Vic: "Terima kasih Gina atas kunjungan Anda ke Radio Suzana." Gina: "Terima kasih kembali." Vic: "Oh ya, ada yang kelupaan. Alamat Anda di mana?" Gina: "Untuk sementara ini alamat saya di Darmo Permai 3 Surabaya (SCTV)." Dok. Jawa Pos, 20 Januari 1991, dengan sedikit perubahan |
22nd May 2020, 15:04 |
#5137
|
Mania Member
|
DI BALIK TELEVISI: RAMAI-RAMAI IKUT KUIS KELUARGA (RCTI/SCTV)
KUIS Keluarga di layar SCTV (Surya Citra Televisi Indonesia), Minggu (20/1/91) menampilkan orang Surabaya. Baginya, saat itu sudah banyak juga keluarga-keluarga di Jawa Timur yang gandrung pada acara ini. "Kami memang membuka kesempatan selebar-lebarnya," kata Kun Aida, staf humas SCTV.
Hingga 26 Januari 1991, SCTV (waktu itu) masih membuka peluang kepada masyarakat Jawa Timur yang ingin mengikuti acara Kuis Keluarga Lifebuoy. Acara yang biasa ditayangkan Minggu siang itu, membuka pendaftaran bagi warga Jatim untuk segera mencatatkan diri. Pesertanya, kata Aida harus pasangan suami-istri dengan dua anak. Anaknya tidak harus pria dan wanita asal berusia berkisar sembilan sampai 20 tahun. "Sedang untuk kepala keluarga tidak ada batasan usia, bebas, yang jelas kalau dengan anak harus yang berusia seperti di atas," kata dia lanjut. Menurut Aida, semua peserta nantinya (waktu itu) akan dipanggil dan dikumpulkan di studio SCTV. Setelah itu, mereka menjalani seleksi. "Baru setelah lulus seleksi, mereka akan kami kirim ke Jakarta (RCTI), untuk bertarung dengan rival mereka di sana," jelas Aida. Mulai proses pendaftaran, seleksi, hingga pengiriman ke Jakarta, kata Aida, peserta tidak ditarik biaya. Mereka (waktu itu) akan ditanggung sepenuhnya oleh SCTV. Termasuk juga sampai ke RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia). Perlu diketahui bahwa kuis tersebut diselenggarakan di studio RCTI. Dijelaskan juga oleh Aida, bahwa 26 Februari 1991 tersebut adalah batas waktu pendaftaran, bukan penyeleksian bagi peserta. "Untuk seleksi ditentukan kemudian hari, yang jelas beberapa hari setelah batas pendaftaran itu," tuturnya. Kesempatan ini menurut Aida, merupakan yang pertama kalinya diselenggarakan oleh SCTV. Juga merupakan kesempatan yang paling berharga untuk warga Jatim. Karena mengingat keberadaan SCTV di daerah Jatim. "Jadi selayaknya kami memberikan kesempatan untuk warga Jatim ikut berpacu dalam acara tersebut," tambahnya. Para pemirsa yang (waktu itu) berminat, (ketika itu) diharap segera mendaftarkan diri ke SCTV, Jalan Raya Darmo Permai III, PO BOX 809 Surabaya. Dok. Jawa Pos, 20 Januari 1991, dengan sedikit perubahan |
22nd May 2020, 16:58 |
#5138
|
Mania Member
|
DI BALIK TELEVISI: NING SURABAYA ITU BELAKANGAN JADI PENYIAR
NINNY SULISTIANTI, Ning Suroboyo 1985, (waktu itu) bakal menemani pemirsa SCTV (Surya Citra Televisi). Dia ternyata terselip di antara tiga penyiar baru SCTV (waktu itu). Dua orang lainnya adalah HY Panji dan Tantri Andayani. Mereka berhasil menyisihkan 50 pelamar leawt beberapa tahapn penting.
Ninny sebelum memulai langkah kerjanya di SCTV, lebih dikenal sebagai penyiar di salah satu radio swasta pada jalur FM stereo. Ia adalah satu-satunya penyiar pria yang dimiliki SCTV saat itu. Tenaga penyiar itu diharapkan (waktu itu) akan tampil prima dalam setiap acara yang ditayangkan SCTV. Oleh karena itu, sebelum tampil di layar kaca, mereka menjalani pendidikan kasus pertelevisian dengan dipandu salah seorang penyiar senior dari TVRI Jakarta, Mariana Ramelan. "Diperkirakan, baru Februari 1991 mereka bisa tampil dalam beberapa acara," kata Kun Aida, staf humas SCTV (waktu itu). Mengapa Februari 1991? "Ya karena yang siarannya kini (Januari 1991) sedang dibahas. Selesainya, diperkirakan pada Februari (1991) itu," jawab Aida. (waktu itu). "Sisa waktu ini juga digunakan untuk menambah bekal mereka agar mereka benar-benar tampil profesional. Katakanlah saat ini (Januari 1991) mereka masih menjalani pendidikan," tambah Aida. Menurut rencana (waktu itu), ketiga penyiar itu (saat itu) juga akan mernagkap sebagai komentator dari beberapa film seri yang (waktu itu) akan ditayangkan. "Yang jelas mereka nanti hampir tia hari tampil," kata Aida. Penyiar baru (waktu itu) itu memiliki penampilan yang cukup lumayan. Selain, mereka juga dari kalangan pendidikan tinggi. Itu sesuai dengan tuntutan zaman. Dok. Jawa Pos, 13 Januari 1991, dengan sedikit perubahan |
22nd May 2020, 16:59 |
#5139
|
Mania Member
|
DI BALIK TELEVISI: GELAR SARINAH (SCTV) BUAT WANITA
DUNIA wanita disentuh SCTV (Surya Citra Televisi Indonesia) lewat paket Gelar Sarinah. Acara yang berdurasi 30 menit itu baru mulai ditayangkan pada 6 Februari 1991 pukul 16.00. Materinya tentu saja tidak lepas dari ruang lingkup kehidupan wanita. Di antaranya masalah kecantikan. Misalnya soal pemakaian kosmetika, serta cara perawatan tubuh dan wajah.
Dunia busana tak mungkin dilakukan kaum hawa. Maka, jika dalam paket itu lantas ada bahasan busana 'trendy' rancangan mutakhir (waktu itu) desainer terkemuka Indonesia, itu sangat pas. "Namun bukan berarti ia tidak boleh menonton, boleh saja nantinya bisa menambah pengetahuan mereka masalah kewanitaan," kata Kun Aida, staf humas SCTV. Ini kiat terbaru (waktu itu) yang dipersembahkan SCTV. Sengaja dipilih Minggu sebagai hari penayangannya, karena hari itu adalah hari santai bagi para wanita karier. Hari itu adalah hari santai bagi keluarga. "Ini merupakan 'surprise' dari kami, meski diselenggarakan tidak tiap Minggu secara rutin," kata Aida (waktu itu). Tampilnya acara rutin ini juga bisa mengimbangi acara rutin tiap Minggu, yang banyak diisi oleh kegiatan olahraga. Seperti diketahui bahwa pada hari Minggu, SCTV banyak menyiarkan acara olahraga, yang banyak didominasi oleh pria, khususnya pada siang hari. Karena itu tidak terlalu berlebihan, kalau acara ini merupakan warna baru SCTV (waktu itu), dalam memberikan hiburan bagi kaum wanita. Untuk ini, Aida sedikitnya mengimbau pada pemirsa yang juga wanita agar tidak menyia-nyiakan acara tersebut. Kenapa dia mengatakan demikian, sebab pada saat-saat sore menjelang acara itu ditayangkan, tidak jarang pula pemirsa enggan untuk menikmati sajian SCTV. "Karena banyak juag yang tidur, mungkin capek habis bepergian dengan keluarga mereka," tambah Aida. Dijelaskan pula oleh bahwa acara tersebut bisa juga untuk menambah wawasan pengetahuan kewanitaan. Meski waktu yang disediakan cukup singkat, namun dia memberikan sedikit jaminan bahwa sajian tayangan yang disajikan tidak akan merugikan kaum wanita. "Kalau nggak percaya, silakan lihat nanti," katanya (waktu itu) setengah promosi. Apakah hanya dari itu ke itu saja paket itu? Tentu saja, kita harapkan (waktu itu) tidak demikian. Sebab, dunia wanita memang cukup luas. Kata wanita itu sendiri pun (waktu itu) telah mencakup remaja putri hingga ibu-ibu rumah tangga. Yang punya peran ganda atau yang berperan tunggal alias hanya mengurusi rumah tangganya. Jadi, paket ini sebenarnya cukup luas. Masalahnya saat itu, apakah paket itu harus berkait dengan produk sebuah perusahaan? Kita harus ingat bahwa SCTV adalah lembaga swasta. Jadi cukup wajar jika paket itu terkait dengan produk sebuah perusahaan. Berbicara soal BH yang baik dan benar, misalnya, wajar jika disponsori sebuah perusahaan BH. Dok. Jawa Pos, 27 Januari 1991, dengan sedikit perubahan |
22nd May 2020, 17:02 |
#5140
|
Mania Member
|
MARISSA BIKIN PAKET ANAK SEDUNIA
MARISSA ***** Fawzi bekerjasama dengan Mila Antonius dari Milano Agency (waktu itu) akan memproduksi paket acara tentang anak-anak sedunia di SCTV (Surya Citra Televisi Indonesia). Paket itu rencananya (kala itu) akan diproduksi awal Januari 1992 dalam acara Pesta Anak Internasional.
Pendukungnya adalah anak-anak konsulat dan staf negara asing di Surabaya yang antara lain dari Arab, Inggris, Amerika, India, Perancis, Jepang, dan Jerman, atau negara-negara yang berhubungan diplomatik dengan Indonesia. Demikian, tutur Marissa pada Jawa Pos, beberapa hari sebelumnya. Saat itu, Marissa dan Mila Antonius dengan bendera Rana Artha Mulia Production House-nya, tengah mengontak beberapa konsulat. Konsulat dan staf diplomatik negara sahabat ini diminta kesediaan putra-putrinya mendukung paket acara tersebut. "Kita sedang mengontak semua konsulat yang ada di Surabaya, serta 'international school', Jalan Darmo Permai, guna terselenggaranya paket ini di SCTV," kata Mila (waktu itu). Paket ini rencananya (waktu itu) akan disusun dalam 12 episode dengan bermacam-macam tema permainan. Misalkan, kuis, permainan tebak-tebakan, ketangkasan, dan masih banyak lagi yang lain. Mila kemudian memberikan contoh salah satu permainan itu. Katanya, anak-anak itu nantinya diajak ke kolam renang. Di situ, disediakan kayu atau besi yang melintas di atas kolam renang itu. Kemudian, peserta permainan itu diadu untuk saling memukulkan benda empuk ke lawan mainnya. Siapa tercebur dulu, dialah yang kalah. "Permainan ini sebagian kecil saja. Masih ada, beberapa permainan yang lebih menarik dan seru, khususnya untuk anak-anak," ujar Mila, ibu dua anak (waktu itu) ini. Tentang lokasi syuting acara ini, ia (waktu itu) belum bisa memberikan penjelasan. "Bukan, kami rahasiakan. Tapi, suatu saat anda akan saya undang untuk menyaksikan bagaimana dan di mana kalau Rana Artha Mulia dan Milano Agency membikin paket acara, baik untuk film maupun televisi," kilahnya (waktu itu). Pihak SCTV, ketika dimintakan konfirmasi tentang hal ini, melalui humasnya, Kun Aida, membenarkan adanya kerjasama tersebut. Tapi, sejauh itu belum tahu bagaimana cara kerja dan bentuk tayangan yang (waktu itu) bakal dibikin. Dok. Jawa Pos, 16 Desember 1991, dengan sedikit perubahan |
detikHot
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer