|
10th August 2020, 13:30
|
|
Mania Member
Join Date: Jun 2012
Posts: 1,777
|
Tito Sebut Ada Kemungkinan Virus Covid-19 Melemah Sendiri
Quote:
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyatakan ada kemungkinan virus corona (Covid-19) bisa melemah dengan sendirinya. Hal menurutnya menjadi skenario akhir penanda berakhirnya pandemi corona yang telah mewabah di dunia selama ini.
"Lalu skenario yang terakhir adalah virusnya melemah sendiri. Kita percaya virus ini dari Tuhan, dan Tuhan yang bisa menyelesaikannya," kata Tito dalam webinar bertema 'Pilkada di Tengah Pandemi Covid-19' yang diakses di kanal Youtube Taruna Merah Putih (TMP), Senin (10/8).
Lebih lanjut, Tito menyatakan kasus virus yang melemah dengan sendirinya pernah terjadi saat dunia dilanda pandemi Spanish Flu atau flu spanyol pada medio tahun 1918-1920 silam. Tito menyatakan pandemi itu bisa berakhir karena virusnya melemah sendiri serta dikombinasikan dengan proses herd immunity.
Herd immunity merupakan kondisi saat sebagian besar orang dalam suatu kelompok tertular lalu sembuh dan memiliki kekebalan terhadap penyakit infeksi tertentu. Penerapan herd immunity secara alamiah artinya membiarkan orang-orang terinfeksi virus hingga 70 persen.
Alhasil, kata Tito, virus influenza saat ini dianggap hanya sekadar penyakit biasa karena seiring berjalannya waktu melemah dengan sendirinya.
"Sampai hari ini, kita alami sendiri seperti flu dan seperti penyakit biasa, antara tahun 1920 itu penyakit mematikan," kata Tito.
Virus melemah sendiri adalah skenario ketiga berakhirnya pandemi. Dua skenario awal menurutnya adalah saat vaksin ditemukan dan ketika terjadinya herd immunity yaitu kekebalan kelompok.
Tito menyatakan saat ini negara-negara di dunia tengah berlomba mencari vaksin yang cocok untuk melawan virus corona. Ia mengatakan sudah ada dua kandidat vaksin corona yang berasal dari China dan Inggris yang sedang memasuki fase uji klinis tahap tiga.
Ia berharap paling lambat bulan Desember 2020 vaksin tersebut bisa melewati uji klinis fase ketiga bila cocok dengan virus corona yang ada di Indonesia.
"Kalau efektif bisa munculkan antibodi. Bisa mematikan virus covid, maka setelah itu baru ada produksi massal. Produksi massal direncanakan Januari-Februari 2021. Harus 2/3 populasi Indonesia di vaksin," kata Tito.
Sementara itu, skenario herd immunity kemungkinan akan memakan banyak korban. Sebab, skenario tersebut memperlihatkan daya tahan tubuh manusia yang kuat akan bertahan, sementara yang lemah akan jatuh sakit hingga meninggal dunia.
Skenario ini pernah terjadi tatkala manusia tengah menghadapi pandemi wabah hitam atau Black Death pada pertengahan abad 14 di Eropa dan wabah Spanish Flu pada medio 1920 silam. Ia menyatakan kedua wabah tersebut telah merenggut puluhan jutaan jiwa karena skenario herd immunity dilakukan kala itu.
"Dan kini tak ada pandemi sebesar covid 19, seluas Covid-19. Ini pandemi terluas dalam sejarah umat manusia. Kita lihat skenario herd immunitiy enggak kita inginkan," kata Tito.
Diketahui, total kasus positif virus corona di Indonesia per Minggu tanggal 9 Agustus 2020 mencapai 125.396 kasus. Dari jumlah tersebut sebanyak 80.952 orang sembuh dan 5.723 orang meninggal dunia
(rzr/sur)
|
Ya mudah-mudahan begitu.
Tapi jangan berharap cepat. Proses ini bakal lama dan banyak yang berjatuhan. Masa kita biarkan sampai Virusnya melemah. Jangan karena ekonomi kesehatan diabaikan.
|
|
|
10th August 2020, 13:42
|
|
Groupie Member
Join Date: Feb 2016
Location: Kampung Keling
Posts: 24,386
|
Teorinya memang begitu untuk sebagian besar wabah di mana virusnya terus bermutasi. Varian virus hasil mutasi yang gejalanya lebih ringan dan lebih tidak cepat membunuh pasien akan lebih banyak menular daripada varian yang menyebabkan sakit parah atau membunuh pasien dengan cepat.
|
|
King of Losers
|
10th August 2020, 15:19
|
|
Groupie Member
Join Date: Dec 2008
Posts: 18,369
|
Quote:
Originally Posted by kumalraj
Teorinya memang begitu untuk sebagian besar wabah di mana virusnya terus bermutasi. Varian virus hasil mutasi yang gejalanya lebih ringan dan lebih tidak cepat membunuh pasien akan lebih banyak menular daripada varian yang menyebabkan sakit parah atau membunuh pasien dengan cepat.
|
Benar, ini terjadi pada virus Ebola juga ...
Ebola Zaire kalau gak salah paling mematikan, malah kontra produktif ama virus itu sendiri, karena gak sempat menularin ke orang lain, ud doloan mati.
Varian selanjutnya, Ebola Sudan tidak lagi terlalu mematikan, jadi punya kesempatan menulari individu lagi ...
Jadi terlalu mematikan sebenarnya gak bagus jg ...
|
|
Moral certainty is always a sign of cultural inferiority. The more uncivilized the man, the surer he is that he knows precisely what is right and what is wrong.
|
10th August 2020, 16:15
|
|
Mania Member
Join Date: Jan 2009
Posts: 1,256
|
Ada batahannya nih
Quote:
Pakar Bantah Mendagri Tito soal Covid-19 Bisa Melemah Sendiri
CNN Indonesia | Senin, 10/08/2020 14:09 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Ahli Pandemi dan Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman membantah pernyataan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian yang menyatakan virus SARS-CoV-2 penyebab virus corona Covid-19 bisa melemah dengan sendirinya.
Dicky mengatakan sejauh ini belum ada bukti ilmiah atau riset yang membuktikan suatu virus penyebab pandemi dapat melemah dengan sendirinya.
Ia menjelaskan setiap pandemi berakhir karena adanya intervensi yang dilakukan manusia, baik berupa tes, isolasi dan dukungan perawatan dengan perubahan perilaku yang menjunjung protokol kesehatan.
"Dalam sejarah pandemi tidak ada bukti ilmiah atau riset yang membuktikan suatu virus penyebab pandemi melemah dengan sendirinya. Sebagai peneliti dan praktisi pandemi sejak 2003 saat pandemi SARS, saya tidak pernah menemukan secara faktual argumen ini." kata Dicky saat dihubungi CNNIndonesia.com Senin (10/8).
Tak hanya membantah argumen Tito soal pelemahan virus dengan sendirinya, Dicky juga menyinggung Tito yang sempat mengatakan bahwa cuaca dan iklim bisa membantu mematikan virus dan mampu menekan laju penyebaran Covid-19.
"Bahkan pengaruh cuaca atau iklim pun tidak berkontribusi terhadap hilangnya suatu pandemi," kata Dicky.
Dicky mengatakan sejak awal sejarah pandemi, orang-orang melakukan hal yang disebut sebagai karantina dan pencegahan penyebaran berupa menjauhi lokasi wabah dan tetap diam di lokasi wabah.
Dicky juga membantah pernyataan Tito bahwa pandemi Spanish Flu atau Flu Spanyol yang melemah sendiri.
Lagi-lagi Dicky mengatakan tidak ada dasar ilmiah atau literatur terkait flu Spanyol bisa melemah. Justru Dicky mengatakan pandemi Flu Spanyol pada 1918-1920 merupakan biang beraga pandemi, termasuk pandemi H1N1 atau flu babi.
Lihat juga: Ahli Respons Studi RI Tembus 395 Ribu Positif Corona November
Dicky mengatakan saat Flu Spanyol, pemerintah gencar melakukan lockdown dan berbagai langkah pencegahan sehingga efektif untuk menghentikan pandemi Flu Spanyol.
"Dan yang harus diketahui juga, virus penyebab pandemi 1918-1920 itu menjadi biang dari beragam pandemi selanjutnya termasuk H1N1," kata Dicky.
Sebelumnya, Tito menyatakan ada kemungkinan virus corona (Covid-19) bisa melemah dengan sendirinya. Hal menurutnya menjadi skenario akhir penanda berakhirnya pandemi corona yang telah mewabah di dunia selama ini.
"Lalu skenario yang terakhir adalah virusnya melemah sendiri. Kita percaya virus ini dari Tuhan, dan Tuhan yang bisa menyelesaikannya," kata Tito dalam webinar bertema 'Pilkada di Tengah Pandemi Covid-19' yang diakses di kanal Youtube Taruna Merah Putih (TMP).
Lebih lanjut, Tito menyatakan kasus virus yang melemah dengan sendirinya pernah terjadi saat dunia dilanda pandemi Spanish Flu atau flu spanyol pada medio tahun 1918-1920 silam. Tito menyatakan pandemi itu bisa berakhir karena virusnya melemah sendiri serta dikombinasikan dengan proses herd immunity.
|
Kalau bukan ahlinya sebaiknya tidak bicara. Kecuali ada masukan dari para ahlinya.
|
|
|
10th August 2020, 16:32
|
|
Groupie Member
Join Date: Feb 2016
Location: Kampung Keling
Posts: 24,386
|
Quote:
Originally Posted by lerak
Ada batahannya nih
Kalau bukan ahlinya sebaiknya tidak bicara. Kecuali ada masukan dari para ahlinya.
|
Sepertinya Dicky Budiman bukan pakar atau ahli kalau pendapat dia begitu.
Makin dicegah penularan maka yang berhasil menular itu adalah varian virus yang lebih mudah menular alias yang lebih tidak parah sakitnya dan lebih tidak mematikan.
Pengecualiannya kalau tidak dilakukan pencegahan. Tidak ada PSBB, masker dan sebagainya. Jadi virus yang lebih mematikan juga punya kesempatan besar untuk menular.
Parahnya epidemi 1918 itu karena pergerakan pasukan yang mempermudah penyebaran penyakit. Makanya gelombang kedua lebih makan korban banyak. Gelombang ketiga juga tetap mematikan tapi sudah tidak ada pengerakan pasukan yang mempermudah penyebaran sehingga setelah itu beranjak wabahnya berhenti.
|
|
King of Losers
Last edited by kumalraj; 10th August 2020 at 16:55..
|
11th August 2020, 16:25
|
|
Mania Member
Join Date: Jun 2019
Posts: 2,072
|
Quote:
Originally Posted by lerak
Ada batahannya nih
Kalau bukan ahlinya sebaiknya tidak bicara. Kecuali ada masukan dari para ahlinya.
|
Kalo yg bantah kayak hadi pranoto ya sami mawon.
|
|
|
11th August 2020, 23:50
|
|
Addict Member
Join Date: Jan 2018
Posts: 213
|
Quote:
Originally Posted by alwahaby890
Kalo yg bantah kayak hadi pranoto ya sami mawon.
|
iya
|
|
|
12th August 2020, 09:55
|
|
Mania Member
Join Date: Nov 2018
Location: TWICE - JYP
Entertainment -
Korea
Posts: 5,441
|
Quote:
Originally Posted by kumalraj
Sepertinya Dicky Budiman bukan pakar atau ahli kalau pendapat dia begitu.
Makin dicegah penularan maka yang berhasil menular itu adalah varian virus yang lebih mudah menular alias yang lebih tidak parah sakitnya dan lebih tidak mematikan.
Pengecualiannya kalau tidak dilakukan pencegahan. Tidak ada PSBB, masker dan sebagainya. Jadi virus yang lebih mematikan juga punya kesempatan besar untuk menular.
Parahnya epidemi 1918 itu karena pergerakan pasukan yang mempermudah penyebaran penyakit. Makanya gelombang kedua lebih makan korban banyak. Gelombang ketiga juga tetap mematikan tapi sudah tidak ada pengerakan pasukan yang mempermudah penyebaran sehingga setelah itu beranjak wabahnya berhenti.
|
Lah berarti betul dong yang dibilang si Dicky. Artinya virus melemah karena intervensi manusia yang melakukan pencegahan. Bukan dengan sendirinya.
Quote:
Dicky mengatakan sejauh ini belum ada bukti ilmiah atau riset yang membuktikan suatu virus penyebab pandemi dapat melemah dengan sendirinya.
Ia menjelaskan setiap pandemi berakhir karena adanya intervensi yang dilakukan manusia, baik berupa tes, isolasi dan dukungan perawatan dengan perubahan perilaku yang menjunjung protokol kesehatan.
"Dalam sejarah pandemi tidak ada bukti ilmiah atau riset yang membuktikan suatu virus penyebab pandemi melemah dengan sendirinya. Sebagai peneliti dan praktisi pandemi sejak 2003 saat pandemi SARS, saya tidak pernah menemukan secara faktual argumen ini." kata Dicky saat dihubungi CNNIndonesia.com Senin (10/8).
Tak hanya membantah argumen Tito soal pelemahan virus dengan sendirinya, Dicky juga menyinggung Tito yang sempat mengatakan bahwa cuaca dan iklim bisa membantu mematikan virus dan mampu menekan laju penyebaran Covid-19.
"Bahkan pengaruh cuaca atau iklim pun tidak berkontribusi terhadap hilangnya suatu pandemi," kata Dicky.
Dicky mengatakan sejak awal sejarah pandemi, orang-orang melakukan hal yang disebut sebagai karantina dan pencegahan penyebaran berupa menjauhi lokasi wabah dan tetap diam di lokasi wabah.
Dicky juga membantah pernyataan Tito bahwa pandemi Spanish Flu atau Flu Spanyol yang melemah sendiri.
Lagi-lagi Dicky mengatakan tidak ada dasar ilmiah atau literatur terkait flu Spanyol bisa melemah. Justru Dicky mengatakan pandemi Flu Spanyol pada 1918-1920 merupakan biang beraga pandemi, termasuk pandemi H1N1 atau flu babi.
Dicky mengatakan saat Flu Spanyol, pemerintah gencar melakukan lockdown dan berbagai langkah pencegahan sehingga efektif untuk menghentikan pandemi Flu Spanyol.
|
|
|
|
12th August 2020, 11:09
|
|
Mania Member
Join Date: Feb 2020
Posts: 3,079
|
Quote:
Originally Posted by lerak
Ada batahannya nih
Lagi-lagi Dicky mengatakan tidak ada dasar ilmiah atau literatur terkait flu Spanyol bisa melemah. Justru Dicky mengatakan pandemi Flu Spanyol pada 1918-1920 merupakan biang beraga pandemi, termasuk pandemi H1N1 atau flu babi.
Lihat juga: Ahli Respons Studi RI Tembus 395 Ribu Positif Corona November
Dicky mengatakan saat Flu Spanyol, pemerintah gencar melakukan lockdown dan berbagai langkah pencegahan sehingga efektif untuk menghentikan pandemi Flu Spanyol.
"Dan yang harus diketahui juga, virus penyebab pandemi 1918-1920 itu menjadi biang dari beragam pandemi selanjutnya termasuk H1N1," kata Dicky.
|
apakah artinya lockdown itu sia2 saja ?
Quote:
Ia menjelaskan setiap pandemi berakhir karena adanya intervensi yang dilakukan manusia, baik berupa tes, isolasi dan dukungan perawatan dengan perubahan perilaku yang menjunjung protokol kesehatan
|
karena yang harus dilockdown adalah orangnya dengan diisolasi , bukan wilajayahnya dilockdown ?
|
|
|
12th August 2020, 17:53
|
|
Addict Member
Join Date: Dec 2017
Posts: 314
|
Quote:
Originally Posted by fox-owo
apakah artinya lockdown itu sia2 saja ?
karena yang harus dilockdown adalah orangnya dengan diisolasi , bukan wilajayahnya dilockdown ?
|
Flu Spanyol kalau munculnya zaman now juga bisa jadi ribet kek CV.
|
|
|
detikNews
........
|