|
|
12th November 2017, 21:56
|
|
Mania Member
Join Date: Aug 2017
Posts: 2,640
|
Quote:
Originally Posted by adama
Yang ngemengin pajak dimari tahu enggak apa yang dimaksud pemerintah dengan :
"Pengenaan pajak penghasilan atas Harta Bersih yang dianggap (diperlakukan) sebagai penghasilan"
?????
Jadi maksudnya apa ?, warga Indonesia mendapatkan penghasilan (gaji,upah,laba) setelah dipotong pajak tidak diperbolehkan menyimpannya begitu sahaja untuk dirinya dan keluarganya tanpa dikenakan pajak lagi gitu ?!
Pajak diatas pajak ?....upeti dong ?.
Apa bedanya pemerintahan sekarang dengan penjajah Belanda ?!
|
jaman sekarang semua serba otomatis, mulai potong rumput sampai ngulek sambel sudah otomatis. paradigma kerja sudah tidak seperti jaman dulu, malah menyenangkan biar tidak stress karena kerjaan.
|
|
|
12th November 2017, 22:00
|
|
Mania Member
Join Date: Aug 2017
Posts: 2,640
|
Quote:
Originally Posted by rakyat.merdeka99
Apakah penghasilan dr luar negri yg sdh dipotong pajak di negara setempat dan semua harga yg diperoleh dr penghasilan tersebut telah dilaporkan di SPT sebelum TA?
Klo iya, harusnya gak ada masalah. Gak perlu bayar apa-apa karena sudah dilaporkan..
Klo belum, asset-asset tersebut terpaksa harus "ditebus" dan tercatat di SPT..
(masalah bahwa asset-asset tersebut mau dibawa ke dalam negri atau enggak, tergantung ybs. Ada tarif tersendiri)
Harusnya enggak wan, selama "penghasilan dari luar negri setelah dipotong pajak setempat" telah dilaporkan di SPT..
Seperti yg saya bilang, petugas pajak gak akan ngecek satu persatu perolehan asset kita selama kenaikan "harta bersih"nya sesuai dengan penghasilan kita.
Agak repot klo musti ngecek satu persatu asset karena asset itu bisa berubah-ubah..
Klo saya beli 1 rumah, dimana sumber dananya dari hasil jual rumah dan perhiasan ditambah KPR. secara harta bersih kenaikan harta bersih saya gak beda jauh.. itu gak akan dipajakin.. lha wong kenaikanya wajar koq. Matching ama penghasilan yg saya laporkan.
Itu akan dipermasalahkan KALAU "penghasilan dari luar negri setelah dipotong pajak setempat" TIDAK anda laporkan di SPT..
dan klo jumlahnya besar (katakanlah 1M/thn) dan anda tabung di rek luar negr (dan tidak dilaporkan juga).. selama bertahun-tahun..
Padahal penghasilan dalam negri anda cuman 500jt/thn
Nah begitu anda beli asset di dalam negri pakai dana tersebut (say, 5M) DAN dilaporkan di SPT.. petugas pajak pasti akan mengira ada penghasilan yg tidak dilaporkan karena harta bersih anda naik secara tidak wajar pada tahun tersebut.
Bagaimana mungkin anda yg berpenghasilan 500jt/thn (sesuai laporan SPT anda selama ini) tiba-tiba harta bersihnya naik 5M dalam 1 thn?
Petugas pajak itu bukan paranormal, mereka gak akan tau klo anda punya "penghasilan dari luar negri yg telah dipotong pajak setempat" dan rekening tabungan di LN sebesar 5M, klo anda gak laporkan di SPT anda. Mereka akan menggunakan skenario dan asumsi dimana anda harus bayar pajak sebesar-besarnya. Klo sudah begitu, seperti yg saya tulis di depan.. Good Luck jelasin ke petugas pajak asal-usul sumber dana tersebut..
Makanya saya bilang, klo anda laporkan semuanya (penghasilan maupun asset) anda secara jujur setiap tahun. Dan harus konsisten setiap tahun, karena dari situ bisa diliat bahwa penambahan tiap tahunnya wajar. Klo sudah begitu, harusnya tidak ada masalah.
Justru menurut saya, dengan cara seperti ini, para koruptor akan sedikit banyak akan dibatasi ruang geraknya..
Mereka bisa korupsi, tapi bingung nanti nyimpannya karena nanti penambahan harta bersihnya gak akan match dengan penghasilan mereka..
Ujung-ujungnya ya, pakai nama orang lain.. atau dipakai buat foya-foya aza, miara simpenan, dll..
|
bener tu, paling juga di buat foya-foya. kalau di belikan asset juga masih sedikit pilihan nya.
|
|
|
12th November 2017, 22:18
|
|
Mania Member
Join Date: Aug 2017
Posts: 2,640
|
Quote:
Originally Posted by Forumtroll
Mereka paling cemas karena mereka kalau sampai terjadi apa2, kekayaan merekalah yang paling banyak hilang. Jadi makanya terkadang orang bilang bahwa makin kaya secara materiil makin banyak pusingnya. Kita pun kalau suatu saat nanti mencapai taraf seperti itu, pikirannya pasti sama yaitu melindungi kekayaan kita sendiri dulu, namanya juga manusia
Khusus Indonesia, realitanya memang seperti itu ya. Semua juga pasti rela bayar pajak asal korupsi hilang, tapi ini kan jauh sekali dari kenyataan? Semua yg pernah berurusan dengan polisi/kantor pajak pasti ngerti
|
orang kalau sudah kaya mau buka usaha bisa di luar negri, kalau cuma di dalam negri pilihan nya terbatas. gak harus jadi tki kalau buat bawa devisa bisa juga investasi. itu uang pajak kalau di investasikan di luar negri malah bisa tambah banyak, bukan cuma buat infra struktur di dalam negri aja. kan banyak tuh orang kaya indonesia yang begitu, naruh duit nya di luar negri, gak mungkin kalau duit nya nganggur begitu saja di luar negri. setelah ada pajak-pajak ini, jadi ketahuan juga mau di taruh di lubang semut sekalipun.
|
|
Last edited by citako; 12th November 2017 at 22:20..
|
12th November 2017, 22:29
|
|
Mania Member
Join Date: Aug 2017
Posts: 2,640
|
Quote:
Originally Posted by rakyat.merdeka99
Klo penambahan assetnya setiap tahun sesuai dengan penghasilannya ya gak masalah wan..
Og pajak gak akan kepo liatin satu persatu item di SPT. Biasa mereka cuman liat penambahan net assetnya, trus dibandingkan ama penghasilan yg dilaporkan di pajak..
Klo penghasilannya 100jt, trus asset naiknya wajar, 10-40jt (asumsi dipotong biaya hidup).. gak bakal diapa-apain koq..
selama kitanya jujur dan rapi dlm laporan pajak setiap tahunya, harusnya gak ada masalah..
Penghasilan berapa, dilaporkan
Beli/jual asset apa, dilaporkan.. pasti hasilnya klop. karena sesuai fakta..
|
itu penghasilan yang dari dalam negri, belum penghasilan yang dari luar negri loh. bisa ketahuan punya motor berapa, punya rumah berapa, punya sapi berapa sama utang-utang nya. bahkan isi sms orang bisa ketahuan sekarang, sampe barang apa aja yang dia beli, sampe siapa saja teman-teman nya. kalau orang mau kelihatan miskin, rumah nya kecil tanah nya sempit ya di taruh aja semua harta nya di luar negri.
|
|
Last edited by citako; 12th November 2017 at 22:38..
|
13th November 2017, 14:18
|
|
Banned
Join Date: Aug 2014
Posts: 2,454
|
Quote:
Originally Posted by nurfitriaprilia
Menimbun Uang tunai, Berkoper-koper/berpack-pack/sebanyak-banyaknya???? Benarkah?? itu yang pertama terlintas di otak ane pas baca satu artikel tentang habbit baru orang kaya "menimbun uang tunai" Wew! Gokil!!
ya begitu deh kalo berinvestasi, kalau cermat ya bisa untung gede berkali-kali lipat dalam waktu sebentar, tapi kalau asal jangankan untung, bisa jadi malah merugi sejatuh-jatuhnya. Dan rupanya, kebiasaan berinvestasi bagi orang kaya ini mulai mengalami pergeseran, sedikit banyaknya karena mereka capek mengalami jantungan kalau uang invest mereka lagi down banget.
Yang di bold di atas, orang-orang superkaya di negeri ini yang paling cemas jadinya uang mereka disimpan cash/tunai dirumah/bank... gokil gak? Wew!
dan permasalahannya ada disini,
Gak nyaman dengan ketatnya Pajak??? like seriously? Men..... kok ngeselin ya? ane gak maksud menyudutkan atau mengeneralisasi tapi kok kayanya "orang superkaya ini erat dengan sifat picik ya?"
Berarti, kalau mau disimpulkan sepintas ya tren menimbun uang tunai ini karena si orang kaya merasa lebih aman dibanding investasi, begitu juga dengan kebutuhan yang mungkin bisa lebih cepat dijangkau bila sedia timbunin uang tunai.
ya walau, lebih dalam dari itu.. kelompok orang kaya ini ogah bayar pajak dari pengahsilan investasinya dia, dan penghasilan lainnya kalau uang mereka diputarkan?!
Betul gak ya?
|
yg biasanya nyimpen cash begitu sih si adama
|
|
|
14th November 2017, 20:32
|
|
Groupie Member
Join Date: Dec 2008
Location: Planet Keron
Posts: 32,179
|
Quote:
Originally Posted by rakyat.merdeka99
Apakah penghasilan dr luar negri yg sdh dipotong pajak di negara setempat dan semua harga yg diperoleh dr penghasilan tersebut telah dilaporkan di SPT sebelum TA?
Klo iya, harusnya gak ada masalah. Gak perlu bayar apa-apa karena sudah dilaporkan..
Klo belum, asset-asset tersebut terpaksa harus "ditebus" dan tercatat di SPT..
(masalah bahwa asset-asset tersebut mau dibawa ke dalam negri atau enggak, tergantung ybs. Ada tarif tersendiri)
Harusnya enggak wan, selama "penghasilan dari luar negri setelah dipotong pajak setempat" telah dilaporkan di SPT..
Seperti yg saya bilang, petugas pajak gak akan ngecek satu persatu perolehan asset kita selama kenaikan "harta bersih"nya sesuai dengan penghasilan kita.
Agak repot klo musti ngecek satu persatu asset karena asset itu bisa berubah-ubah..
Klo saya beli 1 rumah, dimana sumber dananya dari hasil jual rumah dan perhiasan ditambah KPR. secara harta bersih kenaikan harta bersih saya gak beda jauh.. itu gak akan dipajakin.. lha wong kenaikanya wajar koq. Matching ama penghasilan yg saya laporkan.
Itu akan dipermasalahkan KALAU "penghasilan dari luar negri setelah dipotong pajak setempat" TIDAK anda laporkan di SPT..
dan klo jumlahnya besar (katakanlah 1M/thn) dan anda tabung di rek luar negr (dan tidak dilaporkan juga).. selama bertahun-tahun..
Padahal penghasilan dalam negri anda cuman 500jt/thn
Nah begitu anda beli asset di dalam negri pakai dana tersebut (say, 5M) DAN dilaporkan di SPT.. petugas pajak pasti akan mengira ada penghasilan yg tidak dilaporkan karena harta bersih anda naik secara tidak wajar pada tahun tersebut.
Bagaimana mungkin anda yg berpenghasilan 500jt/thn (sesuai laporan SPT anda selama ini) tiba-tiba harta bersihnya naik 5M dalam 1 thn?
Petugas pajak itu bukan paranormal, mereka gak akan tau klo anda punya "penghasilan dari luar negri yg telah dipotong pajak setempat" dan rekening tabungan di LN sebesar 5M, klo anda gak laporkan di SPT anda. Mereka akan menggunakan skenario dan asumsi dimana anda harus bayar pajak sebesar-besarnya. Klo sudah begitu, seperti yg saya tulis di depan.. Good Luck jelasin ke petugas pajak asal-usul sumber dana tersebut..
Makanya saya bilang, klo anda laporkan semuanya (penghasilan maupun asset) anda secara jujur setiap tahun. Dan harus konsisten setiap tahun, karena dari situ bisa diliat bahwa penambahan tiap tahunnya wajar. Klo sudah begitu, harusnya tidak ada masalah.
Justru menurut saya, dengan cara seperti ini, para koruptor akan sedikit banyak akan dibatasi ruang geraknya..
Mereka bisa korupsi, tapi bingung nanti nyimpannya karena nanti penambahan harta bersihnya gak akan match dengan penghasilan mereka..
Ujung-ujungnya ya, pakai nama orang lain.. atau dipakai buat foya-foya aza, miara simpenan, dll..
|
Mengira atau dikira-kira ?, emang Wp yang ikutan TA yang sengaja dicari-cari kesalahannya. Bukannya menguber WP yang sengaja mengemplang pajak dengan menghindari ikutan TA, petugas pajak Jokodok malah nguber-nguber WP yang berusaha taat ikutan program pajak pemerintah.
Logikanya sengaja dibodoh-bodohin, mereka pura-pura tak mengerti anjloknya kurs IDR-USD membuat penghasilan WP dalam dollar seperti mengalami kenaikan penghasilan dalam satu dekade terakhir. Begitu pula logika penghasilan itu = upah/gaji juga dipaksain, padahal penghasilan bisa datang dari komisi,royalti, bonus, spread valas yang dimiliki....dsb... dsb. Yang kagak ada kaitannya sama pajak memajak, sengaja dijaring buat dipajakin.
Ini rezim kompeni, lebih parah dari penjajah belanda yang "cuman" minta upeti.
|
|
|
14th November 2017, 22:33
|
|
Mania Member
Join Date: Sep 2012
Posts: 3,550
|
Quote:
Originally Posted by adama
Mengira atau dikira-kira ?, emang Wp yang ikutan TA yang sengaja dicari-cari kesalahannya. Bukannya menguber WP yang sengaja mengemplang pajak dengan menghindari ikutan TA, petugas pajak Jokodok malah nguber-nguber WP yang berusaha taat ikutan program pajak pemerintah.
Logikanya sengaja dibodoh-bodohin, mereka pura-pura tak mengerti anjloknya kurs IDR-USD membuat penghasilan WP dalam dollar seperti mengalami kenaikan penghasilan dalam satu dekade terakhir. Begitu pula logika penghasilan itu = upah/gaji juga dipaksain, padahal penghasilan bisa datang dari komisi,royalti, bonus, spread valas yang dimiliki....dsb... dsb. Yang kagak ada kaitannya sama pajak memajak, sengaja dijaring buat dipajakin.
Ini rezim kompeni, lebih parah dari penjajah belanda yang "cuman" minta upeti.
|
Emang sudah ada WP yg ikut TA yg dicari-cari kesalahannya ya?
Harusnya yg gak ikutan TA yg dikejar..
Tapi ikutan TA itu seperti membuka kotak pandora..
Dengan ikut TA, petugas pajak akan mengetahui bahwa ada sebagian penghasilan yg tidak dilaporkan di SPT.. so, utk ke depannya, petugas berharap ada kenaikan laporan penghasilan...
Teman-teman pedagang sih rata-rata disarankan demikian ama konsultannya.. Sesuaikan pajak dengan kondisi sebenarnya..
Pajak dihitung pake rupiah, so klo gaji anda dalam USD, dan dimana nilai kurs USD naik, maka secara Rupiah, penghasilan anda akan terlihat naik dan otomatis pajak yg dibayar juga akan naik.. (dan vice versa, klo USD anjlok, penghasilan ente juga turun khan, pajaknya juga berkurang toh..)
Soal komisi, royalti, deviden, sewa, dll khan ada aturan pajaknya masing-masing..
Klo emang ada penghasilan dari situ, bayar sesuai aturan yg ada dan laporkan .. klo ditanya petugas pajak, ya, kasih liat aza bahwa semua kewajiban perpajakannya sdh dipenuhi.. gitu aza repot..
(soal kenapa ini dipajakin, kenapa itu dipajakin, saya gak ngerti wan. klo bisa sih, semuanya gak usah dipajakin aza. cuman bukan saya yg bikin aturannya.)
Klo sampai punya penghasilan dari berbagai sumber.. harusnya sudah cukup kaya donk.. Sewa konsultan pajak buat urusin biar gak salah..
Pajak itu emang repotin.. jadi daripada dianggap salah atau kita salah melaporkan, mending pakai konsultan pajak biar gak ada masalah di kemudian hari. atau nanya langsung ke AR-nya di kantor pajak.. yg benernya gimana.
Tidak ada org yg suka dipajakin.. itu dari jaman dulu sampai skg.. cuman, yg namanya pajak gak bisa dihindari..
so, daripada marah-marah gak karuan, lebih baik kita cari tau aturan yg bener gimana biar gak dianggap salah..
Klo dengan marah-marah kita gak perlu bayar pajak, saya dari dulu sdh marah-marah wan..
|
|
Masihkah anda FITNAH hari ini?
Jangan sia-siakan JIWA anda, segera tukar dengan 1 nasi bungkus (Aliran Fitnahiyah)
|
14th November 2017, 23:23
|
|
Registered Member
Join Date: Nov 2017
Posts: 6
|
urusan sama kantor pajak tidak menakutkan, yang menakutkan adalah undang undang pajak nya, salah ketik bisa kena denda sampai 1000 persen.
harus diubah undang undang yang merugikan masyarakat ini
|
|
|
15th November 2017, 10:19
|
|
Mania Member
Join Date: Jun 2011
Posts: 3,540
|
Gapapa.. ntar juga bakal kena pasal pencucian uang
|
|
|
8th December 2017, 11:16
|
|
Registered Member
Join Date: Oct 2011
Posts: 4
|
Penulis apa pernah di periksa Pajak? Pernah berhadapan dgn org pajak? Atau hanya berasumsi dari kamar, di belakang layar komputer? Nih dek, yg dimaksud Buper. Pajak akan menghitung pendapatan seseorang berdasarkan halusinasi nya, lalu diformalkan dalam surat teguran: kamu tuh harusnya omzet X jt. Mari ke kantor buat jelasin.
Coba pikir, anda dituduh Selingkuh, perampok, lalu anda disuruh BUKTIKAN bahwa anda tidak.
Nyaman gak?
Logika yg benar adalah ada bukti permulaan, baru dituduhkan, betul?
Logika yg benar adalah si penuduh yg cari bukti bahwa sesorang salah, betul?
Bayangin aja anda lagi depan komputer, nyemil jajanan, lalu rumah digeruduk polisi,anda DITUDUH pengedar narkoba. Lalu disuruh yakinkan mereka, anda bukan. Nyaman dek?
|
|
|
detikNews
........
|