HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Rabu, 2024/04/26 17:40 WIB
Ahok Siap Bahas Masalah-masalah Jakarta, Ajak Warga Bertanya
-
Selasa, 2024/04/25 15:15 WIB
Atalia Praratya Mundur dari Pilwalkot Bandung
-
Senin, 2024/04/24 11:29 WIB
KPU Tetapkan Prabowo Jadi Presiden dan Gibran Wakil Presiden Baru RI
-
Senin, 2024/04/24 11:47 WIB
Ganjar Mengaku Tak Diundang ke Penetapan Prabowo-Gibran
-
Senin, 2024/04/24 11:43 WIB
Mooryati Soedibyo, Pendiri Mustika Ratu, Meninggal Dunia Dalam Usia 96 Tahun
-
Selasa, 2024/04/25 14:28 WIB
ABG 16 Tahun Tewas Usai Dibawa Ngamar 2 Pria Dewasa di Hotel Jaksel
|
Thread Tools |
6th June 2017, 12:29 |
#1
|
Banned
|
Ini Hutang Budi Bung Karno pada Pel4cur
jpnn.com - BUNG Karno berutang budi pada *******. Ketika fotonya dipajang di seluruh bilik kamar pelacuran, dia senang-senang saja. Baginya, ******* adalah mata-mata terbaik. Suatu hari pada jam lima sore di Istana Negara, Jakarta. Presiden Soekarno baru saja menyudahi sebuah majalah. Dia lalu olahraga. "Aku telah siap hendak berjalan-jalan selama setengah jam, seperti biasanya kulakukan dalam lingkungan Istana. Inilah satu-satunya macam gerak badan bagiku," kenang Bung Karno, termuat dalam buku Bung Karno--Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, karya Cindy Adams. Seorang pejabat polisi mendampinginya. Polisi itu nampak gugup. "Sambil berjalan, kutanyakan kepadanya, apa yang sedang dipikirkannya," sambung Bung Karno. Masih tampak gugup, dan berusaha menguasai diri, polisi itu menjawab. "Ya, Pakâ¦sebenarnya kabar baik." "Apa maksudmu dengan sebenarnya kabar baik?" Lagi-lagi. Polisi itu berusaha menguasai diri, sebelum akhirnya bercerita panjang lebar. "Begini, Pakâ¦kita mempunyai suatu daerah, di mana perempuan-perempuan lacur semua ditempatkan secara berurutan. Kami memeriksa daerah itu dalam waktu-waktu tertentu, karena sudah menjadi tugas kami untuk mengadakan pengawasan tetap." Hening sejenak. Polisi itu melanjutkan ceritanya. "Kemarin suatu kelompok memeriksa keadaan mereka. Dan Bapak tahu apa yang mereka temui?" Sebelum masuk ke pokok cerita, polisi itu terlebih dahulu memberi alas pada apa yang akan diceritakannya. "Sebenarnya kabar baik," katanya. "Rakyat sangat menghargai Bapak. Mereka mencintai Bapak. Dan terutama rakyat jelata." Setelah itu, barulah dia menceritakan bahwa potret Bung Karno banyak bergelantungan di tempat pelacuran. "Di mana aku digantungkan?" Bung Karno menaruh perhatian. "Di tiap kamar, Pak. Di tiap kamar terdapat, sudah barang tentu, sebuah tempat tidur. Dekat tiap ranjang ada meja dan tepat di atas meja itu, di situlah gambar Bapak digantungkan." Bung Karno menyimak. Polisi itu kembali meneruskan. "Pak, kami merasa bahagia karena rakyat kita memuliakan Bapak, tapi dalam hal ini kami masih ragu apakah wajar kalau gambar Presiden kita digantungkan di dinding rumah pelacuran. Apa yang harus kami kerjakan? Apakah akan kami pindahkan gambar Bapak dari dinding-dinding itu? "Tidak," jawab Bung Karno. "Biarkanlah aku di sana. Biarkan mataku yang tua dan letih itu memandangnya!" Cerita itu disampaikan Presiden Soekarno kepada jurnalis perempuan asal Amerika, Cindy Adams. Dan dari buku yang ditulis Cindy-lah kisah ini dicuplik. Bung Karno dan ******* Bagi Bung Karno, ******* punya peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Setelah Partai Komunis Indonesia (PKI)--partai politik pertama yang menggunakan nama Indonesia--disikat oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda menyusul pemberontakan 1926-1927, Bung Karno mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI). Dalam keanggotaan PNI di Bandung, sebagaimana diungkapkan sendiri oleh Bung Karno, terdapat 670 orang perempuan yang berprofesi sebagai *******. "Mereka adalah anggota yang paling setia dan patuh," katanya. "******* adalah mata-mata yang palik baik di dunia. Aku telah membuktikan di Bandung." Bung Karno mula-mula menugaskan mereka memata-matai anggota PNI sendiri, yang berpotensi menjadi pengkhianat. Tugas lainnya, menyusup ke penjara. Caranya mudah, ketika terjaring razia, jangan mau bayar denda. ******* yang terjaring razia biasanya dikurung 7 hari penjara. Di dalam penjara, informasi penting berseliweran, kata Bung Karno. Setelah terlatih, barulah mereka memata-matai polisi dan pejabat Belanda. Tak sekadar mendulang informasi penting, adakalanya mereka meracau. Menggoda polisi Belanda saat sedang bersama istrinya. "Bidadari pilihanku ini harus tersenyum genit kepadanya dan menegur dengan merdu, selamat malam, sambil menyebut nama Belanda itu. Isterinya pasti akan gila," begitu cerita Bung Karno, seperti dituliskan Cindy Adams. Lebih dari itu, 670 ******* tersebut ternyata penyumbang dana bagi gerakan PNI. "Mereka bersemangat menyumbang. Bahkan dalam jumlah besarâ¦perempuan-perempuan lacur adalah satu-satunya di antara kami yang selalu mempunyai uang." Bagaimana ******* sebanyak itu, 670 orang bisa jadi kader PNI? Kerja-kerja pengorganisiran. Bung Karno saat itu masih muda. Mahasiswa THS (kini Institut Teknologi Bandung) itu, mendirikan Partai Nasional Indonesia saat berusia 26 tahun. Di Bandung, ada lokalisasi legendaris; Saritem. Di zaman kolonial, kabarnya, tiap rumah di lokalisasi yang sudah buka praktek sejak 1838 itu, dipajang perempuan berkebaya. Meski Bung Karno tidak mengulas detail arena pengorganisirannya, boleh ditebak itu kemungkinan Saritem. Pun demikian Bung Karno mengisahkan, sebelum menjadi kader PNI, enam bulan lamanya mereka dijajaki. Setelah "clear", barulah menjadi anggota. Ideologis. Dengan keberhasilannya di Bandung, Si Bung berkata, "kalau menghendaki mata-mata yang hebat, berilah aku seorang ******* yang baik. Mereka sangat baik dalam tugasnya." Itu tadi di zaman Belanda. Bagaimana di zaman Jepang? Ada cerita. Termuat juga dalam bung otobiografi Soekarno yang dituliskan Cindy Adams. Bung Karno berada di Minangkabau saat balatentara Jepang mulai mengambil alih kekuasaan dari pemerintah kolonial Hindia Belanda. Sebagaimana diketahui, pada zaman Jepang tak sedikit perempuan yang diasramakan menjadi pemuas libido serdadu. Ini disebut jugun ianfu. Perempuan yang akan mereka rusak adalah perempuan-perempuan bangsaku. Termasuk suku Minangkabau yang terkenal taat beragama⦠Semata-mata sebagai tindakan darurat, demi menjaga para gadis kita, aku bermaksud memanfaatkan para ******* di daerah ini. Begitu disampaikan Bung Karno dalam sebuah diskusi dengan pemuka adat dan agama di Ranah Minang. Pendek kisah, terkumpullah sebanyak 120 *******. Mereka pun dengan senang hati mendapat tawaran bekerja di lokalisasi ala Jepang. Pada bagian lagi buku itu, Bung Karno menceritakan pengalamannya main ke Rumah Geisha di Tokyo, yang digadang-gadang identik dengan semacam rumah pelacuran. Menurut Si Bung, tiada sesuatu yang melanggar susila mengenai Rumah Geisha itu. Orang sekedar duduk, makan-makan, bercakap-cakap dan mendengarkan musik. "â¦tanpa hiburan-hiburan kecil ini aku akan mati," tandasnya. "Umurku sudah 64 tahun. Menjadi Presiden adalah pekerjaan yang membikin orang lekas tua." (wow/jpnn) Foto-fotonya >> |
Last edited by nyaknyaks; 9th June 2017 at 23:10.. |
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer