HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Selasa, 2024/04/25 11:31 WIB
Pengacara Ungkap Ada Perjanjian Pisah Harta Harvey Moeis dan Sandra Dewi
-
Jumat, 2024/04/22 15:00 WIB
Unggahan Natasha Rizki di Hari Anniversary Pernikahan dengan Desta Jadi Sorotan
-
Selasa, 2024/04/25 11:21 WIB
Komentar Baim Wong, Saat Paula Verhoeven Mulai Berhijab
-
Rabu, 2024/04/26 11:29 WIB
Momen Azizah Salsha Peluk Pratama Arhan Usai Indonesia Kalahkan Korsel
-
Sabtu, 2024/04/23 12:57 WIB
Pacari Putri Nikita Mirzani, Vadel Badjideh Akui Banyak Hujatan
-
Senin, 2024/04/24 11:14 WIB
Polisi Sebut Chandrika Chika 1 Tahun Gunakan Narkoba
|
Thread Tools |
19th May 2011, 01:41 |
#1
|
Registered Member
|
Peduli Lingkungan Semarang dengan Biopori dan Takakura
Cat terbuat dari bahan kimia. Ini salah satunya untuk meningkatkan kualitas, warna, dan daya tahan terhadap cuaca. Menyadari akan efek bahan kimia walaupun telah diolah sedemikian rupa tetap dapat dipersepsikan sebagai limbah bagi lingkungan,
Hal tersebut tak membuat produsen cat Dulux berpangku tangan. Mereka melakukan berbagai kegiatan perbaikan mutu lingkungan hidup. Mereka mengemas kegiatan tersebut dalam Program Dulux Eco Creativecity, berisi langkah-langkah perbaikan lingkungan. Ini untuk mengarahkan kebijakan perusahaan pada budaya ramah lingkungan. Dengan demikian, tampak bahwa kepedulian perusahaan pada lingkungan tak sekadar diwujudkan melalui produk-produk Dulux yang bersertifikat green label, melainkan juga melalui kontribusi nyata dalam memberikan perubahan lingkungan. Perubahan lingkungan yang ingin diwujudkan Dulux diawali dengan menunjuk kota Semarang. Mengapa harus Semarang? Karena Semarang merupakan kota yang potensial, dimana Semarang kerap dianugerahi piala Adipura; namun masih memiliki agenda besar dalam perbaikan lingkungan kota yang meliputi rehabilitasi lahan kritis, penghijauan hutan kritis, dan penghijauan pemukiman, sebagai kota yang tak lepas dari masalah banjir. Program Dulux Eco Creativecity yang utama bertujuan untuk dapat menjadi langkah awal dalam menanamkan budaya cinta lingkungan dalam pribadi masyarakat Semarang. Karena program ini mengajak keterlibatan warga secara langsung untuk turut berkontribusi dalam menghijaukan Semarang. Melalui langkah ini, maka kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan juga akan semakin terpupuk. Disamping itu dengan berbekal program edukasi yang di sampaikan dalam workshop, masyarakat Semarang diharapkan memiliki kemampuan untuk dapat mengatasi masalah lingkungan secara mandiri dan berkelanjutan. Tujuan lain adalah mendorong daya kreatif generasi muda dan masyarakat luas. Ini merupakan ajang para siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) dan mahasiswa menuangkan ide kreatifnya dalam kompetisi Dulux. Yakni mendaur ulang kaleng cat menjadi sesuatu yang lebih berguna lagi. Dengan memanfaatkan kaleng cat bekas, program ini juga bermanfaat mengurangi volume sampah. Kegiatan dalam Eco Creativecity diantaranya adalah kegiatan one can one tree untuk mendorong masyarakat menanam pohon, melalui one can one tree ini. Seorang warga yang menukarkan satu kaleng cat akan mendapat satu pohon yang akan mencatumkan nama orang tersebut yang kemudian akan di tanam secara bersama-sama sebagai satu simbolik kepedulian DULUX dan masyarakat Semarang. Untuk itu melalui Program Eco Creativecity ini, DULUX telah membuktikan kontribusi nyata untuk turut mendukung program pemerintah dalam menangani permasalahan lingkungan Semarang. Selain itu berlangsung pula workshop berisi edukasi bagi masyarakat untuk menangani masalah lingkungan secara mandiri dengan tag line “Do it yourself!” Para pakar dalam workshop akan mengedukasi mengenai Biopori sebagai satu alternatif yang mampu menangani masalah lingkungan khususnya banjir. Di samping itu, juga mengedukasi mengenai pemanfaatan sampah yang dikenal dengan Takakura. Sehingga, sampah bukan lagi menjadi suatu masalah yang tak kunjung dapat diatasi oleh masyarakat Semarang. (*) |
6th June 2011, 00:46 |
#4
|
Registered Member
|
Biopori, Sahabat Lingkungan
cara membuat biopori, Semoga berguna,
Biopori memiliki peran sebagai tempat resapan air. Biopori alami adalah lubang yang terbentuk secara alami oleh berbagai aktivitas fauna tanah, seperi cacing, rayap dan semut. Namun manusia juga bisa membuat Biopori. Biopori buatan biasanya diisi dengan sampah organik, dan hal ini akan mendorong terbentuknya Biopori alami. Inilah yang menjadi salah satu edukasi yang disampaikan kepada masyarakat Semarang melalui Workshop Eco Creativecity sebagai wujud komitmen PT ICI Paints Indonesia terhadap “sustainability”. Banyak sekali manfaat yang didapat dari Biopori ini. Manfaat yang utama adalah meningkatkan daya resap air hujan ke dalam tanah. Makin banyak Biopori dibuat, makin banyak pula volume air yang terserap tanah, dengan kata lain Biopori ikut berperan mengurangi resiko banjir. Di samping itu, Biopori meningkatkan persediaan air bersih di dalam tanah, karena volume air yang diresap dalam tanah juga semakin bertambah. Manfaat selanjutnya dari Biopori ini adalah sampah organik yang tertanam dalam lubang Biopori akan berubah menjadi kompos akibat aktivitas fauna tanah tadi. Dengan demikian, kesuburan tanah akan meningkat. Manfaat lainnya, jumlah sampah yang betebaran juga akan berkurang karena sampah-sampah tersebut khususnya sampah organik dapat di manfaatkan untuk diisi dalam Biopori buatan. Manfaat terakhir yang juga sangat berguna adalah pencegahan pemanasan global yang menjadi isu masyarakat dunia dalam beberapa tahun terakhir. Sampah yang telah diuraikan oleh fauna tanah tadi dapat mengurangi emisi gas CO2 dan metan yang merupakan pemicu terjadinya efek rumah kaca dan pemanasan permukaan bumi dalam skala global. Untuk membuat Biopori, peralatan yang dibutuhkan sangatlah sederhana. Sehingga masyarakat melalui edukasi yang dikemas dalam workshop ini, dapat dengan mudah untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari untuk menciptakan lingkungan yang lebih nyaman. Berikut adalah beberapa bahan untuk membuat Biopori. Pertama adalah mulut lubang yang dibuat dari kaleng bekas cat Selanjutnya adalah penutup lubang yang juga dapat memanfaatkan tutup kaleng bekas cat. Penutup ini perlu untuk dilubangi di beberapa bagian, untuk memberikan jalan air hujan masuk ke dalam Biopori buatan. Namun Lubang Biopori juga perlu ditutup untuk mencegah benda-benda asing masuk ke dalam lubang. Bahan selanjutnya yang harus disiapkan adalah kaleng bekas cat Dulux berukuran galon yang sudah dilubangi sekelilingnya, untuk menahan tanah di sekitar lubang agar tak longsor. Selain itu, Sampah organik dari dedaunan untuk guna mendorong terjadinya aktivitas fauna tanah. Terakhir, bahan yang diperlukan adalah sedikit semen untuk memperkuat tanah di sekitar mulut Biopori. Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam pembuatan Biopori yang pertama adalah membuat lubang bulat seperti tabung tegak dengan garis tengah 10 sentimeter, dan pada kedalaman sekitar 100 sentimeter. Kemudian isi lubang Biopori dengan sampah organik yang berasal dari sisa tanaman atau dedaunan. Isilah sampah secara terus menerus jika isi sampah mulai menyusut. Perkuatlah mulut lubang dengan semen agar tahan lama. Biopori pun siap berfungsi untuk memberikan manfaat yang berlimpah bagi lingkungan. Workshop ini berlangsung di tiga tempat di Kota Semarang, yakni di Banyumanik, Candisari, dan Gajah Mungkur dan dengan adanya workshop ini, masyarakat diharapkan mampu untuk menangani permasalahan lingkungan dengan mandiri dan berkelanjutan. Sehingga dengan demikian, tagline Dulux yang berbunyi Adding colour to people’s Live telah dibuktikan, salah satunya dengan workshop Eco Creativecity ini yang memberikan warna cerah bagi masa depan lingkungan Semarang (*) http://dulux.co.id |
Last edited by greenliving; 6th June 2011 at 14:02.. |
24th June 2011, 01:11 |
#5
|
Registered Member
|
Takakura, mengubah masa depan sampah
Dulux dengan taglinenya, adding colour to people’s lives belum lama ini menyelenggarakan workshop bersama masyarakat Semarang (Jawa Tengah) tentang pelestaran lingkungan. Workshop ini merupakan bagian dari kegiatan Eco Creativecity sebagai bentuk komitmen PT ICI Paints Indonesia terhadap sustainability; yang bertujuan untuk menyebarkan rasa cinta lingkungan kepada masyarakat untuk lebih peduli dan terlibat langsung untuk memberikan kontribusi positif bagi lingkungan Semarang. Para pakar dalam workshop mengedukasi mengenai Biopori sebagai satu alternatif yang mampu menangani masalah lingkungan khususnya banjir. Di samping itu, workshop ini juga mengedukasi masyarakat mengenai pemanfaatan sampah yang dikenal dengan “Takakura”. Sehingga dengan metode ini, sampah organik yang biasanya berakhir di tempat sampah dapat dengan bijak dimanfaatkan menjadi kompos. Cara ini dinilai efektif untuk dapat meminimalisir jumlah sampah dilingkungan sekitar. Selain dapat mengurangi jumlah sampah organik dan menghasilkan kompos, Takakura juga mendorong kemandirian masyarakat untuk dapat membuat kompos sendiri yang kemudian bisa meningkatkan penghasilan mereka karena kompos yang dihasilkan dapat dijual. Adapun komponen metode Takakura meliputi keranjang berisi sekam dan Inokulan (native organism, NM). Adapun NM merupakan mikroba yang ada di sekitar kita, dan terbuat dari beberapa bahan, antara lain: ragi tape dan ragi tempe. Selain itu bahan lain yang dibutuhkan adalah bekatul , air, air gula, humus, dan sampah organik. Dalam membuat Takakura, keranjang harus dilapisi dengan karpet, kardus, atau bahan yang memungkinkan udara melakukan sirkulasi. Lantas letakkan bantalan sekam ke dalam dasar keranjang, yang kemudian diisi dengan NM hingga 60 % volume keranjang. Selanjutnya sampah organik yang bisa berupa sisa potongan sayuran, sisa buah, sisa makanan, serta ikan tanpa duri, dicacah hingga menjadi beberapa bagian kecil dan jangan biarkan sampah organik ini berada di luar keranjang lebih dari dua jam. Langkah selanjutnya adalah memasukkan sampah pada lubang inokulen di salah satu sisi keranjang, dan aduk merata sehingga sampah bersentuhan langsung dengan Inokulen. Tutup lubang dari sisi inokulen yang lain, agar sampah berada dibawah Inokulen. Tutup keranjang dengan rapat untuk menghindari masuknya lalat atau serangga. Dalam waktu 2-3 minggu kemudian, kompos siap untuk dipanen. (*) Sumber foto : puskesmasmojoagung.wordpress.com |
Last edited by greenliving; 24th June 2011 at 21:00.. |
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer