HOT TOPICS :
Gosip | COVID-19 | Ayo Vaksin
|
Thread Terpopuler
-
Kamis, 2024/05/03 11:37 WIB
Heboh Gugatan ke Ruben Onsu di PN Jaksel, Ini Klarifikasi Sarwendah
-
Kamis, 2024/05/03 11:32 WIB
Ria Ricis Resmi Cerai dari Teuku Ryan, Ini Isi Putusannya
-
Senin, 2024/04/30 14:50 WIB
Via Vallen Usir Adik dari Rumah Usai Kejadian Gadai Barang
-
Minggu, 2024/04/29 11:13 WIB
Kabar Bahagia, Virzha Resmi Nikahi Wanita Keturunan Arab
-
Rabu, 2024/05/02 11:28 WIB
Soal Isu Konflik dengan Ruben Onsu, Jordi Onsu Buka Suara
-
Rabu, 2024/05/02 11:40 WIB
Terungkap Tanggal Ijab Kabul Mahalini dan Rizky Febian di Jakarta
|
Thread Tools |
22nd June 2017, 17:19 |
#1
|
Banned
|
Prestasi anak indonesia, bisa membuat pesawat tempur generasi 6
Untuk kesekian kalinya diaspora Indonesia mengukir prestasi dan mengharumkan nama bangsa Indonesia. Kali ini Dr. Ir. Dwi Hartanto, pria kelahiran tahun 1987, yang telah menamatkan studi doktoralnya di TU-Delft bidang kedirgantaraan, dengan beasiswa dari pemerintah Belanda.
Saat ini Dwi Hartanto sedang menempuh Professorship dalam program tenure track yang dipersiapkan dan diproyeksikan menjadi Full Professor permanen di Technische Universiteit Delft (TU Delft), Belanda. Bidang risetnya adalah Aerospace Engineering, dengan konsentrasi Spacecraft Research and Development (i.e. rocket, satellite and jet fighter). Belum lama ini Dwi mendapat anugerah dan kesempatan untuk mengukir prestasi dan mengharumkan Ibu Pertiwi lagi dengan menapakkan kaki di podium tertinggi dalam ajang prestigious kompetisi riset teknologi antar Space Agency (Lembaga Penerbangan dan Antariksa) dari seluruh dunia di Cologne, Jerman. Kompetisi prestigious antar space agency tersebut diikuti oleh ilmuwan-ilmuwan perwakilan space agency masing-masing negara, antara lain; ESA (Eropa), NASA (Amerika), DLR (ESA/ Jerman), ESTEC (ESA/ Belanda), JAXA (Jepang), UKSA (Inggris), CSA (Kanada), KARI (Korea), AEB (Brazil), INTA (Spanyol), dan negara-negara maju lainnya. Kompetisi riset tersebut tergolong prestigious karena selain merupakan âprivacy-based space agency research competitionâ, kompetisi tersebut juga menghadirkan topik-topik riset dengan teknologi tinggi (pinnacle of technology category) dan tahapan seleksi masuknya juga tidak mudah. Sebelum masuk ke tahap final di Cologne, Jerman, para ilmuwan harus melewati tahap seleksi internal di masing-masing space agency. Top 3 dari masing-masing space agency berhak mengikuti tahap final yang dibagi dalam 3 kategori atau topik yang berbeda, yaitu: Spacecraft Technology, Earth Observation dan Life Support Systems in Space. Dwi Hartanto menjuarai bidang kategori riset Spacecraft Technology dengan judul riset âLethal weapon in the skyâ atau âSenjata yang mematikan di angkasaâ. Dari hasil riset tersebut, beberapa teknologi utama sudah berhasil ia patenkan bersama timnya. âSesuai dengan judul dalam risetnya, saya dan team mengembangkan pesawat tempur modern yang disebut sebagai pesawat tempur generasi ke-6 (6th generation fighter jet). Berawal dari keberhasilan saya dan team saat diminta untuk membantu mengembangkan pesawat tempur EuroTyphoon di Airbus Space and Defence menjadi EuroTyphoon NG (Next Generation/ yang sekarang dalam tahap testing tahap akhir) yang mampunyai kemampuan tempur jauh lebih canggih dari generasi sebelumnya dari segi engine performance, kecepatan, aerodinamik serta teknologi (avionik) tempurnya. Keberhasilan tersebut membawa saya dan team untuk meneruskan perkembangan teknologi pesawat tempur ke level berikutnya yang digadang bakal menjadi âera pertempuran pesawat abad baru,â demikian penjelasan Dwi yang gelar bachelornya ia dapatkan dari Tokyo Institute of Technology, Jepang. Dengan berbekal penguasaan tekonologi yang mendalam dan matang dalam bidang roket dan jet teknologi, Dwi dan timnya berhasil mengembangkan engine pesawat tempur modern yang mereka sebut dengan âhybrid air-breathing rocket engineâ. Teknologi baru tersebut memungkinkan pesawat tempur generasi ke-6 yang sedang mereka kembangkan untuk melesat di dalam jangkauan atmosfir bumi dan near-space (jangkaun di luar atmosfir, yang tipikal jet tempur generasi sebelumnya tidak dapat terbang karena keterbatasan oksigen). Teknologi ini sangat berbeda dengan teknologi mesin jet lainnya seperti SABRE (Synergistic Air-Breathing Rocket Engine) maupun tipikal Scramjet/ Ramjet konvensional yang masih bermasalah dalam thrust-to-weight ratio serta pengendalian energy yang dihasilkan. Hybrid air-breathing rocket engine yang mereka kembangkan tersebut mampu beroperasi bergantian dari mode penerbangan level atomosfir ke mode penerbangan near-space atau sebaliknya dengan kecepatan hypersonic (Mach 7-8), yang tentu saja mengalahkan engine performance dan kecepetan pesawat-pesawat tempur generasi ke-5 yang hanya mengandalkan teknologi âafterburnerâ konvensional. Ketika ditanya tentang pengalaman yang membanggakan ini, Dwi pun menambahkan: âada sesuatu yang menarik dari pengalaman ini, yaitu sesaat selepas presentasi, bahkan sebelum saya sempat kembali ke tempat duduk, ada beberapa orang sedang menunggu dan menghampiri saya dengan raut muka sangat serius yang sempet membuat saya bertanya-tanya dalam hati beberapa saat. Ternyata beberapa orang tersebut adalah perwakilan dari Lockheed Martin dan NASA/ JPL yang tertarik dengan teknologi yang sedang saya dan team kembangkan dan menawarkan kerjasama strategis untuk bersedia masuk dalam program transfer teknologi untuk membantu mengembangkan project di tempat mereka. Permintaan organisasi kedirgantraan dan perusahaan besar tersebut sedang didiskusikan di level internal ESA dan Airbus Defence and Space karena saya juga berafiliasi dengan perusahaan tersebut, yang notabene adalah saingan dari Lockheed Martin, perusahaan pesawat tempur dari Amerika Serikat.â Terlepas dari pencapaian di event tersebut, saya ingin sedikit berbagi âpesanâ juga, menurut saya sebenarnya kita punya potensi SDM yang sangat mumpuni untuk menguasai bidang teknologi tinggi, event ini salah satu pembuktiannya. Jadi jangan pernah pesimis, takut, apalagi berkecil hati apabila punya cita-cita yang tinggi. Apalagi cita-cita tersebut berkaitan dengan program strategis kebangsaan yang memang harus kita kuasai teknologinya untuk membawa kejayaan Ibu Pertiwi di masa depan. Tetaplah jadi pribadi yang ulet dan pantang menyerah. Biasanya para âpemenangâ berbahan-bakar hal tersebut |
detikNews
- detikNews · Berita · Internasional · Kolom · Wawancara · Lapsus · Tokoh · Pro Kontra · Profil · Indeks
- detikSport · Basket · MotoGP · F1 · Raket · Sepakbola · Sport Lain · Galeri · Profil · Fans Area · Indeks
- Sepakbola · Italia · Inggris · Spanyol · Jerman · Indonesia · Uefa · Bola Dunia · Fans Area · Indeks
- detikOto · Mobil · Motor · Modifikasi · Tips & Trik · Konsultasi · Komunitas · OtoTest · Galeri · Video · Forum · Indeks
- detikHot · Celebs · Music · Movie · Art · Gallery · Profile · KPOP · Forum · Indeks
- detikInet · News · Gadget · Games · Fotostop · Klinik IT · Ngopi · Produk Pilihan · Forum · Indeks
- detikFinance · Ekonomi Bisnis · Finansial · Properti · Energi · Industri · Sosok · Peluang Usaha · Pajak · Konsultasi · Foto · TV · Indeks
- detikHealth · Health News · Sexual Health · Diet · Ibu & Anak · Konsultasi · Health Calculator · Foto Balita · Bank Nama Bayi
- detikTravel · Travel News · Destinations · Photos · d'Trips · Hotels · Flights · ACI · d'Travelers Stories
- Wolipop · Fashion · Photos · Beauty · Love & Sex · Home & Family · Wedding · Entertainment · Sale & Shop · Hot Guide · d'Lounge · Indeks
- detikFood · Resep · Tempat Makan · Kabar Kuliner · Halal · Komunitas · Forum · Konsultasi · Galeri · Indeks
- detikSurabaya · Berita · Bisnis · Society · Foto · TV · Indeks
- detikBandung · News · Sosok · Info · Pengalaman Anda · Lifestyle · Iklan Baris · Foto · TV · Info Iklan · Forum · Indeks
Iklan Baris · Blog · Forum · adPoint · Seremonia · Sindikasi · Info Iklan · Suara Pembaca · Surat dari Buncit · detikTV · Cari Alamat
Copyright © 2019 detikcom, All Rights Reserved · Redaksi · Pedoman Media Siber · Karir · Kotak Pos · Info Iklan · Disclaimer